PENDAHULUAN
1
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Ade Maria Ulfa tahun 2015
tentang Penetapan Kadar Klorin (Cl2) Pada Beras Menggunakan Metode
Iodometri. Hasil penelitian menunjukan bahwa sampel yang dianalisis
terdapat kandungan klorin pada beras dengan pencucian ketiga terdapat
kandungan klorin sebesar 0,08 %, kandungan klorin pada saat suhu nasi
780C adalah sebesar 0,0020 %. Kesimpulan dalam penelitian ini adalah
kandungan klorin akan tetap ada pada beras sebelum dan sesudah
dimasak, hanya mengalami penurunan kadar klorin. (Ade Maria Ulfa
2015).
penelitian juga dilakukan oleh Nugraha Edhi Suyatma, Ph.D, Dr. Ir.
Dede R. Adawiyah, M. Si, beserta timnya dari Fakultas Teknologi
Pertanian, Institut Pertanian Bogor bahwa terdapat 9 merek beras pandan
wangi yang beredar di pasaran ternyata kandungan pandan wanginya
hanya sebesar 25 – 30% saja. Varietas beras terkenal lain seperti
rojolele, cianjur, ramos hingga IR 64 pun tak lepas dari praktik
pengoplosan dan penambahan bahan pemutih Klorin (Auditya, 2009).
Kecamatan Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang merupakan
daerah penghasil beras dan sebahagian masyarakat nya bekerja sebagai
petani. Jenis varietas padi yang merupakan bibit unggul dan mempunyai
kilang padi beras yang banyak membuat daerah Kecamatan Lubuk
Pakam Kabupaten Deli Serdang mengirim hasil berasnya ke semua
daerah di Sumatera Utara khusunya Kota Medan.i
Peraturan Menteri Pertanian Nomor 32 tahun 2007 tentang
Penggunaan Bahan Kimia Berbahaya Pada Proses Penggilingan Padi,
Huller Dan Penyosongan Beras dijelaskan bahwa tidak menggunakan zat
kimia tunggal atau campuran berbahaya terhadap kesehatan dalam
proses penggilingan padi, huller dan penyosongan beras.
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 33 Tahun 2012
tentang Bahan Tambahan Pangan, bahwa penggunaan bahan tambahan
pangan jenis pemutih(klorin) tidak termasuk dalam Bahan Tambahan
Pangan jenis pemutih.
Berdasarkan hal tersebut, maka peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul Analisa Kadar Klorin (Cl2) Pada Beras Medium
yang diperjual belikkan Di Pasar Tradisional Lubuk Pakam.
2
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukan diatas, maka
penulis ingin mengetahui apakah ada atau tidaknya zat klorin (Cl2) pada
beras medium yang diperjual belikkan di pasar tradisional Lubuk Pakam.
3
Bab II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Beras
Beras merupakan makanan pokok di penduduk dunia seperti
(China, India, Indonesia, Pakistan, Bangladesh, Malaysia, Thailand dan
Vietnam). Beras adalah pangan yang populer untuk negara tersebut
sama seperti gandum yang populer di negeri Barat yaitu (eropa, Amerika
Serikat) dll. Mereka mengkonsumsi beras dalam bentuk nasi atau bubur
nasi. Lalu ada juga beras yang diolah dalam bentuk lain seperti tepung
beras dll.
Kebiasaan mengkonsumsi beras dalam bentuk nasi terbentuk
melalui sejarah zaman dahulu. Beras di pilih menjadi makanan pokok
karena sumber daya alam Indonesia yang melimpah dalam jumlah yang
cukup, mudah pengolahaan nya (Hariyadi 2006)
Beras suatu bahan makanan yang merupakan sumber energi bagi
tubuh manusia. Zat gizi yang terkandung dalam beras mempunyai kalori
yang cukup tinggi termasuk karbohidrat, protein dan vitamin B1 sehingga
bermanfaat bagi tubuh (Norlatifah 2012)
Beras yang mempunyai cita rasa nasi yang enak mempunyai
hubungan dengan selera dan preferensi konsumen serta akan
menentukan harga beras. Secara tidak langsung, faktor mutu beras di
klasifikasikan berdasarkan nama atau jenis (brand name) beras atau
varietas padi. Respons konsumen terhadap beras bermutu sangat tinggi.
Agar konsumen mendapatkan jaminan mutu beras yang ada di pasaran
maka dalam perdagangan beras harus diterapkan sistem standardisasi
mutu beras. Beras harus diuji mutunya sesuai dengan Standar Nasional
4
Indonesia(SNI) mutu beras giling pada laboratorium uji yang terakreditasi
dan di buktikan berdasarkan sertifikat hasil uji (Darniadi dkk, 2007).
Secara umum beras giling harus memenuhi persyaratan bebas
hama dan penyakit, bebas bau (apek/asam) atau pun bau asam lainnya,
bebas dari campuran bekatul, dan bebas dari tanda-tanda adanya bahan
kimia yang membahayakan.
Standart Nasional Indonesia untuk proses beras giling bertujuan
mengantisipasi terjadi nya manipulasi mutu beras dipasaran, terutama
karena pengoplosan atau pencampuran antar kualitas atau antar
varietas. Tujuan pengujian mutu beras adalah untuk melakukan
pengukuran atau identifikasi secara kuantitatif terhadap karakter fisik
beras dan menentukan klasifikasi mutu beras yang diinginkan pasar dan
konsumen (Darniadi dkk, 2007)
5
kimia yang membahayakan dan merugikan konsumen. (SNI no
6128:2015)
6
Bahan Tambahan Pangan adalah bahan yang tidak dikonsumsi
langsung sebagai makanan dan tidak merupakan bahan baku pangan.
dan penambahannya kedalam pangan ditujukan untuk mengubah sifat-
sifat makanan seperti bentuk, tekstur, warna, rasa, kekentalan. dan
aroma, untuk mengawetkan, atau untuk mempermudah proses
pengolahan Secara khusus kegunaan BTP di dalam pangan adalah
untuk:
7
14. Pengawet
15. Pengembang
16. Pengemulsi
17. Pengental
18. Pengeras
19. Penguat rasa
20. Peningkat volume
21. Penstabil
22. Peretensi warna
23. Perisa
24. Perlakuan tepung
25. Pewarna
26. Propelan
27. Sekuestran. (Permenkes No 33 tahun 2012)
2.5 Klorin.
Klorin (Cl2) merupakan salah satu unsur yang ada di bumi dan
jarang ditemui dalam bentuk bebas. Pada umumnya klorin di jumpai
dalam bentuk terikat degan unsur atau senyawa lain membentuk garam
natrium klorida (NaCl) atau dalam bentuk ion klorida lain. Klorin pertama
kali di identifikasi oleh seorang ahli farmasi dari Swedia, Carl Whilhem
Scheele pada tahun 1774, dengan meneteskan sedikit larutan asam
klorida (HCl) pada lempeng mangan oksida (MnO2) yang menghasilkan
gas berwarna kuning kehijauan. Pada tahun 1810 Sir Humphrey Davy,
seorang ahli kimia Inggris menyatakan bahwa gas kuning kehijauan pada
percobaan Scheele adalah sebuah unusur dan menamakan chlorine yang
beras dari bahasa Yunani khloros yang berarti hijau. (Effendi H. 2003)
2.5.1 Sifat Fisik Dan Kimia Klorin (Cl2)
Klor pada tekanan dan temperatur normal (biasa) bersifat sebagai
gas dan dalam tekanan rendah mudah sekali mencair. Klor tidak terdapat
bebas di alam, tetapi terdapat dalam senyawa terutama berikatan dengan
logam membentuk garam seprti logam natrium (membentuk garam NaCl),
atau dengan magnesium membentuk garam MgCl2 (Brady, 1999).
sifat klorin Keterangan
8
Pada suhu kamar Berwarna kuning kehijauan
Berat molekul 70,9 dalton
Titik didih -340C
Titik beku -1010C
Gaya berat 1,56 pada titik didih
Tekanan uap air 5,168 mmHg pada 200C
Berat jenis gas 2,5
Daya larut dalam air 0,7% pada 200C
Tabel 2.2 sifat fisik klorin (sinuhaji 2009)
9
Dampak mengkonsumsi beras yang mengandung klorin tidak
terjadi sekarang. Bahaya untuk kesehatan akan muncul 15-20 tahun
mendatang. Khususnya jika kita mengkonsumsi beras tersebut secara
terus menerus (Stefi 2007).
10
Licin dan tercium bau kimia Kesat dan tidak berbau
Jika dicuci, warna air hasil cucian Jika dicuci, warna air hasil cucian beras
beras keliatan bening keruh
Jika beras direndam selama 3 hari Jika beras direndam selama 3 hari, beras
tetap bening dan tidak berbau akan menimbulkan bau tidak sedap
Tabel 2.3. Ciri beras pemutih dan tidak dengan pemutih (Norlatifah, 2012).
Va\\\
Kadar Klorin Beras Medium Titrasi Iodometri
11
BAB III
METODE PENELITIAN
12
3.3 Populasi dan sampel
3.3.1 Populasi
Seluruh beras jenis medium yang diperjual belikkan dipasar
tradisional Lubuk pakam
3.3.2 Sampel
Sampel penelitian ini diambil sebanyak 5 sampel beras medium
dengan merek berbeda yaitu: cap Topi, cap Boneka, cap Elang Mas, cap
Beras Siudang, dan Cap Tiga Ketupat yang dijual di pasar tradisional
Lubuk Pakam.
2 Tabung Reaksi - -
4 Plastik - -
6 Neraca Analitik - -
7 Rak Tabung - -
8 Cawan -
11 Batang Pengaduk - -
12 Kertas Saring - -
3.4.2 Bahan :
13
5 merek berbeda pada beras medium di pasar tradisional Lubuk Pakam.
14
Timbang 1 gram kanji dengan alat neraca analitik. Lalu
masukkan ke dalam gelas kimia. Tambahkan aquadest sebanyak 100
ml, homogenkan lalu didihkan. Kemudian dinginkan lalu masukkan ke
dalam botol reagen dan beri label
7. Asam Asetat (CH3COOH) 1:1
Pipet 100 ml asam asetat pekat ke dalam gelas kimia dan
tambahkan dengan aquadest 100 ml, homogenkan dan beri label
8. Asam Sulfat (H2SO4) 2 N
15
a) Timbang sampel 10 gram, kemudian di giling halus, dimasukkan
ke dalam erlenmeyer.
b) Tambahkan 50 ml aquadest dengan pipet volume. Tambahkan 2
gr Kalium Iodida dan 10 ml Asam Asetat .
c) Tutup Erlenmeyer dengan plastik.
d) Lakukan titrasi dengan larutan Na2S2O3 0,01 N sampai berwarna
kuning muda.
e) Tambahkan larutan indikator amilum 1 ml, dan proses titrasi
dilanjutkan hingga warna biru hilang.
f) Catat hasil titrasi tersebut
Titrasi Kadar klorin secara kuantitatif ditentukan dengan rumus :
(𝑉1−𝑉2)×𝑁 ×𝐵𝑀 𝐶𝑙 2
×100%
𝑔
Ket : V1 : Volume titrasi sampel
V2 : Volume titrasi blanko
N : Normalitas Na2S2O3 =
BM : Berat molekul klorin(Cl2) = 35,46
g : Berat sampel
16
DAFTAR PUSTAKA
17
Stefi, 2007. Beras Putih Berpemutih. www.suarapembaruan.com Diakses 22
April 2018
Wongkar, dkk 2014. Analisis Klorin pada Beras yang Beredar di Pasar Kota
Manado.JurnalIlmiahFarmasi, 3(3): 2302-2493.
18