Termin
Ket :
Khusus untuk pekerjaan konstruksi, serah terima pekerjaan dilakukan sebanyak 2 kali, yaitu serah
terima pertama (PHO) dan serah terima akhir (FHO) setelah dilakukan pemeliharaan. Untuk
menjamin penyedia barang/jasa melaksanakan pemeliharaan, maka diwajibkan jaminan
pemeliharaan atau retensi sebesar 5% dari nilai kontrak.
= (30% x 1 Miliar)
= Rp. 300.000.000
Atau penyedia menyerahkan jaminan pemeliharaan (retensi) senilai 5% dari nilai kontrak, yaituRp.
50.000.000,00 sehingga penyedia dibayar Rp 225.000.000,00. Sifat dari retensi ini berkaitan dengan
Serah Terima Akhir (FHO) setelah dilakukan pemeliharaan. Apabila rekanan tidak melaksanakan
pemeliharaan, maka jaminan atau retensi ini akan disita dan dicairkan ke kas negara/daerah.
Ketentuan pencairan ini tertuang dalam kontrak. Apabila masa kontrak = masa pelaksanaan
pekerjaan, maka tentu saja setelah serah terima pertama, kontrak sudah dinyatakan tidak berlaku
karena masa berlakunya telah selesai sehingga penyedia tidak terikat lagi pada kontrak tersebut. Hal
ini berarti penyedia yang tidak melaksanakan pemeliharaan tidak dapat dihukum atau dikenakan
sanksi sesuai ketentuan dalam kontrak.
Demikianlah ilustrasi mengenai pembayaran kontrak lump sum berdasarkan output based yang telah
ditetapkan dalam kontrak (termin pembayaran).
Ket :
Khusus untuk pekerjaan konstruksi, serah terima pekerjaan dilakukan sebanyak 2 kali, yaitu serah
terima pertama (PHO) dan serah terima akhir (FHO) setelah dilakukan pemeliharaan. Untuk
menjamin penyedia barang/jasa melaksanakan pemeliharaan, maka diwajibkan jaminan
pemeliharaan atau retensi sebesar 5% dari nilai kontrak.