Anda di halaman 1dari 3

BAB IV

PEMBAHASAN

Pasien ini merupakan perempuan usia 63 tahun, dengan diagnosis ROSC pascahenti
jantung, CKD stage V, CHF, DM, dan Oedem pulmo. Dari alloanamnesis didapatkan keterangan
bahwa pasien merupakan pasien penderita DM dan CKD yang telah rutin menjalani Hemodialisa
rutin 1x perminggu. 4 hari sebelum masuk ICU pasien menjalani hemodialisa rutin di RSUD
Panembahan Senopati dan dirawat bangsal penyakit dalam. 3 Hari setelah perawatan di bangsal
pasien mengalami perburukan keadaan dan mengalami henti jantung. Kemudian dilakukan
resusitasi jantung-paru, dan respon dengan kembali ke sirkulasi spontan (ROSC). Pasien
dipindahkan ke ICU dan terintubasi endotracheal, terpasang ventilator kemudian dilakukan
pemeriksaan laboratorium dengan hasil anemia (Hb: 10.9), leukositosis (17.92), peningkatan
ureum (106mg/dL) ,kreatinin ( 4.81 mg/dL), hipoalbumin (2.8gr/dL) dan analisis gas darah
menunjukkan asidosis metabolic berat (pH : 7.148; pO2: 401.0 ; pCO2 : 29.6; HCO3 : 10.3; BE
: -19; SO2 : 100; TCO2 : 11). 7 hari setelah pasien dirawat di ICU dilakukan trakeostomi, keadaan
pasien mulai membaik dan pasien di pindahkan ke bangsal rawat inap. 1 hari setelah pasien
dirawat di bangsal rawat inap keadaan pasien semakin memburuk saturasi oksigen 76%. Pasien di
pindahkan kembali ke ruang ICU dengan kesadaran koma, tekanan darah 130/70 mmHg, laju nadi
116 x/mnt, kecepatan respirasi 14 x/mnt on ventilator dan suhu tubuh 36,7 C. Pemeriksaan kepala
didapatkan konjunctiva anemis, pupil isokor diameter 3/3 mm, refleks cahaya +/+. Pemeriksaan
thoraks didapatkan vesikuler +/+, rhonki +/+ , wheezing -/-. Abdomen didapatkan acites dan
ekstremitas superior dan inferior didapatkan edema.

Cardiac arrest yang terjadi pada pasien ini diduga terjadi karena gangguan hydrogen ion
yaitu asidosis berat yang dapat terjadi pada pasien diabetes, diare, resusitasi lama, penyakit ginjal,
syok. Manajemen ventilasi dan oksigen pada pasien ini menggunakan ventilator dengan RR
14x.menit, VT 420, PS 10, PEEP 6, FiO2 80% SaO2 98% sesuai dengan Panduan AHA
mengajurkan pemberian fraksi oksigen inspirasi ditritrasi deng memlihara satorasi oksiken arteri
(SaO2) lebih dari 94% dan PaO2 sekitar 100 mmHg.2 Inisiasi bantuan ventilasi mekanik
dianjurkan dengan volume ventilation dengan volume tidal 6-8 mL/kg predicted body weight, laju
napas 10-14 kali/ menit dengan memlihara Pa CO2 35-40 mmHg. Pemantauan gula-darah yang
dilakukan setiap 24 jam karena banyak dilaporkan adanya hubungan antara kadar gula darah tinggi
pasca henti jantung dengan kelainan neurologi.
Menejemen airway di icu yang dilakukan yaitu ET dan Tracheostomi. Pada pasien ini
tracheostomi terpasang pada hari ke-7 setelah pemasangan ET dikarenakan pada pasien ini
membutuhkan bantuan jalan nafas yang lama dan menghindari stenosis subglotis pada pemakaian
ET jangka panjang.
BAB V

KESIMPULAN

Pasien perempuan berusia 63 tahun dengan riwayat DM dan CKD grade V mengalami
cardiac arrest kemudian dilakukan manajemen resusitasi jantung-paru dan mengalami ROSC.
Setelah dilakukan pemeriksaan analisis gas darah didapatkan hasil asidosis metabolic berat yang
diduga penyebab utama henti jantung pada pasien. Tujuan perawatan pasca henti jantung di ICU
diantaranya untuk

Anda mungkin juga menyukai