Anda di halaman 1dari 27
CICENDO ef PROGRAM MANAJEMEN BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN PUSAT MATA NASIONAL RUMAH SAKIT MATA CICENDO BANDUNG TAHUN 2019 PUSAT MATA NASIONAL RUMAH SAKIT MATA CICENDO Jalan Cicendo No. 4 Bandung - 40117, Telepon (022)-4231280/81 Faksimile (022)-4201962 Website : www.cicendoeyehospital.org KATA PENGANTAR Puji Syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, berkat rahmat dan karunianya program manajemen bahan berbahaya dan beracun PMN RS Mata Cicendo Bandung tahun 2019 ini dapat tersusun dan terselesaikan sesuai dengan ketentuan yang berlaku Baik atau tidaknya mutu pelayanan di Rumah Sakit tergantung pada seluruh karyawan dan khususnya staf Instalasi Keselamatan dan Kesehatan Kerja Rumah Sakit, oleh karena itu diharapkan pedoman ini dapat membantu dalam upaya peningkatan Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Rumah Sakit Program manajemen bahan berbahaya dan beracun PMN RS Mata Cicendo Bandung tahun 2019 ini disusun sebagai acuan pelaksanaan seluruh kegiatan manajemen bahan berbahaya dan beracun di Instalasi Keselamatan dan Kesehatan Kerja Rumah Sakit sehingga terciptanya lingkungan Rumah Sakit yang sehat, aman dan nyaman guna terselenggaranya pelayanan kesehatan mata yang paripumna. Demikianlah semoga Program manajemen bahan berbahaya dan beracun PMN RS Mata Cicendo Bandung tahun 2019 ini dapat terlaksana dan mencapai target yang ditetapkan. Kepala Ingtalasi K3RS SATRIA WIDYATAMA BUDIARTO, SKM NIP 198908122014021001 DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR DAFTAR ISI ©ane ak ens PENDAHULUAN LATAR BELAKANG . TUJUAN KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN 5.1 PERENCANAAN BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN (83) 5.2 PENGADAAN BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN (B3) 5.3 PENERIMAAN BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN 5.4 PENDISTRIBUSIAN BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN 5.5 PENGGUNAAN DAN PENANGANAN BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN 5.6 PENYIMPANAN DAN PENGAMANAN BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN DAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN 5.7 PEMBUANGAN BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN DAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN 5.8 PERALATAN MINIMAL UNTUK BEKERJA DENGAN BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN 5.9 PROSEDUR PENANGANAN TUMPAHAN BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN 5.10 PENANGANAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN PENANGANAN DAN PEMBUANGAN LIMBAH OBAT SITOSTATIKA 5.11 SURVEILANCE-CHECK LIST 5.12 MATERIAL SAFETY DATA SHEET (MSDS) 5.13 LABEL/SIMBOL UNTUK BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN DAN LIMBAHNYA, SASARAN SKEDUL ( JADWAL ) PELAKSANAAN KEGIATAN 00.0.0... EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN . 19 20 24 24 4. PENDAHULUAN Pelayanan Kesehatan dikembangkan dengan terus mendorong peran serta aktif masyarakat termasuk dunia usaha. Usaha perbaikan kesehatan masyarakat terus dikembangkan antara lain melalui pencegahan dan pemberantasan penyakit menular, penyehatan lingkungan, perbaikan gizi, penyediaan air bersih, penyukuhan kesehatan serta pelayanan kesehataan ibu dan anak. Perlindungan terhadap bahaya pencemaran darimanapun juga perlu diberi perhatian khusus. Sebagaimana termaktub dalam Undang-undang No. 9 tahun 1990 tentang Pokok- pokok Kesehatan, bahwa setiap warga berhak memperoleh derajat kesehatan yang setinggi-tingginya. Ketentuan tersebut menjadi dasar bagi pemerintah untuk menyelenggarakan kegiatan yang berupa pencegahan dan pemberantasan penyakit, Pencegahan dan penanggulangan pencemaran, pemulihan kesehatan, penerangan dan pendidikan kesehatan kepada masyarakat (Siregar, 2001). Dalam Undang-undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Pokok-Pokok Kesehatan menyebutkan bahwa setiap warga negara Indonesia berhak memperoleh derajat kesehatan yang setinggi- tingginya. Oleh Karena itu Pemerintah menyelenggarakan usaha-usaha dalam lapangan pencegahan dan pemberantasan penyakitpencegahan dan penanggulangan Pencemaran, pemulihan kesehatan, penerangan dan pendidikan kesehatan pada rakyat dan lain sebagainya (Karmana dkk, 2003), Disamping peraturan-peraturan tersebut secara bertahap dan berkesinambungan Departemen Kesehatan terus mengupayakan dan menyediakan dan untuk pembangunan instalasi pengelolaan limbah rumah sakit melalui anggaran pembangunan maupun dari sumber bantuan dana lainnya. Dengan demikian sampai saat ini sebagian rumah sakit pemerintah telah dilengkapi dengan fasilitas pengelolaan limbah, meskipun perlu untuk disempurnakan. Namun disadari bahwa pengelolaan limbah rumah sakit masih perlu ditingkatkan pemasyrakatan terutama dilingkungan masyarakat rumah sakit. Dalam profil kesehatan Indonesia, Departemen Kesehatan, 1997 diungkapkan seluruh RS di Indonesia berjumlah 1090 dengan 121.996 tempat tidur. Hasil kajian terhadap 100 RS di Jawa dan Bali menunjukkan bahwa rata-rata produksi sampah sebesar 3,2 Kg per tempat tidur per hari. Sedangkan produksi limabh cair sebesar 4168 liter per tempat tidur per hari. Analisa lebih jaun menunjukkan, produksi sampah (limbah padat) berupa limbah domestik sebesar 76,8 persen dan berupa limbah infektius sebesar 23,2 persen. Diperkirakan secara nasional produksi sampah (limbah padat) RS sebesar 376.089 ton per hari dan produksi air limbah sebesar 48.985,70 ton per hari. Dari gambaran tersebut dapat dibayangkan betapa besar potensi RS untuk mencemari lingkungan dan kemungkinannya menimbulkan kecelakaan serta penularan penyakit. Rumah sakit menghasilkan limbah dalam jumlah besar, beberapa diantaranya membahyakan kesehatan di lingkungannya. Di negara maju, jumlah limbah diperkirakan 0,5 - 0,6 kilogram per tempat tidur rumah sakit per hari. Pembuangan limbah yang berjumlah cukup besar ini paling baik jika dilakukan dengan memilah- milah limbah ke dalam pelbagai Kategori. Untuk masing-masing jenis kategori diterapkan cara pembuangan limbah yang berbeda. Usaha peningkatan dan pemeliharaan Kesehatan harus dilakukan secara terus menerus, sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan di bidang kesehatan, maka usaha pencegahan dan penanggulangan pencemaran diharapkan mengalami kemajuan. 2. LATAR BELAKANG Rumah sakit adalah sarana upaya kesehatan yang menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan yang meliputi pelayanan rawat jalan, rawat inap, pelayanan gawat darurat, pelayanan medik dan non medik yang dalam melakukan proses kegiatannya tidak terpisahkan dari penggunaan Bahan berbahaya dan beracun Bahan Berbahaya dan Beracun yang selanjutnya disingkat dengan B3 adalah bahan yang karena sifat dan atau konsentrasinya dan atau jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak langsung dapat mencemarkan dan atau merusak lingkungan hidup, dan atau dapat membahayakan lingkungan hidup, Kesehatan, kelangsungan hidup manusia serta makhluk hidup lainnya Pengelolaan Bahan berbahaya dan beracun di rumah sakit adalah rangkaian kegiatan mulai dari perencanaan, pengadaan, penerimaan, penyimpanan sampai pendistribusian Bahan berbahaya dan beracun (B3) dan limbah Bahan berbahaya dan beracun di rumah sakit Banyak kasus terkait Bahan berbahaya dan beracun terjadi di rumah sakit. Kasus tersebut_umumnya berkaitan dengan kesalahan manusia ketika menangani atau kontak dengan Bahan berbahaya dan beracun tersebut mulai dani penerimaan, penyimpanan, pendistribusian, pemakaian sampai penanganan limbahnya serta penatalaksanaan jka terjadi kontaminasi/paparan/tumpahan. Pengelolaan Bahan berbahaya dan beracun dan limbahnya yang tidak baik akan memicu risiko terjadinya kecelakaan kerja dan penularan penyakit bahkan pencemaran lingkungan. Dalam mengantisipasi kemungkinan bahaya atau risiko kecelakaan atau keracunan akibat Bahan berbahaya dan beracun, maka sangat peru dibutuhkan kemampuan SDM yang berkualitas dan memahami tugas dan fungsinya terutama dalam mengelola Bahan berbahaya dan beracun. Segala upaya dilakukan_ berkaitan dengan pengelolaan Bahan berbahaya dan beracun yang baik dan benar. 3. TUJUAN 1. Mengidentifikasi, mengontrol, memitigasi dan mengevaluasi pengelolaan Bahan berbahaya dan beracun dan limbah Bahan berbahaya dan beracun agar aman untuk asien, keluarga pasien, pengunjung, petugas dan lingkungan 2. Mencegah kecelakaan akibat kerja dan penyakit akibat kerja karena pengelolaan bahan berbahaya dan beracun dan pencemaran limbah Bahan berbahaya dan 4 beracun bagi pasien, keluarga pasien, pengunjung, petugas dan lingkungannya. 3. Melaksanakan pemantauan lingkungan dan kondisi tempat kerja yang aman dari Bahan berbahaya dan beracun dan limbah Bahan berbahaya dan beracun. 4. Memastikan implementasi pengelolaan Bahan berbahaya dan beracun dan limbah Bahan berbahaya dan beracun—sesuai_prosedur _—serta penatalaksanaan/penanganan apabila terjadi kontaminasi/paparan Bahan berbahaya dan beracun dan limbah Bahan berbahaya dan beracun sesuai Material Safety Data Sheet (MSDS). KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN Perencanaan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) Pengadaan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) Penerimaan Bahan Berbahaya dan Beracun (83) Pendistribusian Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) Penggunaan dan Penanganan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) Penyimpanan dan Pengamanan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) dan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) Pembuangan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) PAREN S Prosedur Penanganan Tumpahan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) Penanganan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN Bahan berbahaya dan beracun (B3) yang ada di rumah sakit di identifikasi menurut ‘Standar dan Ketentuan yang berlaku yaitu: ‘+ Menurut Standar JCI: 1. Bahan Kimia dan Limbahnya ( Chemicals and chemicals waste ) 2. Obat Kemoterapi, hazmat lain dan limbahnya ( Chemotherapeutic & other hazard and waste ) 3. Material radioaktif dan limbahnya ( Radioactive materials and waste ) 4, Limbah Medis ( Regulated medical waste ) + Menurut Peraturan Pemerintah RI Nomor 74 tahun 2001 4. Mudah meledak ( explosive ) Pengoksidasi ( oxidizing ) ‘Sangat mudah sekali menyala ( extremely flammable ) Sangat mudah menyala (highly flammable ) Mudah menyala ( flammable ) 2. 3. 4 5 6. Amat sangat beracun (extremely toxic ) 7. Sangat beracun ( highly toxic ) 8. Beracun ( moderately toxic ) 9. Berbahaya (harmful ) 1 0. Korosif ( corrosive ) " 12 13, 14, 15, Bersifat irtasi ( irtant ) Berbahaya bagi lingkungan ( dangerous to the environment ) Karsinogenik ( carcinogenic ) Teratogenik (teratogenic ) Mutagenik ( Mutagenic ) 5.1. PERENCANAAN BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN (B3) a Perencanaan kebutuhan 83 Medis dibuat oleh Kepala Instalasi Farmasi dan B3 Non Medis dibuat oleh Ka. Sub. Bag. RT, Ka. IPSRS, Ka. Instalasi Kesehatan Lingkungan berdasarkan permintaan dari satuan kerja, mutu dan harga produk, pemakaian tahun sebelumnya, sisa yang ada di gudang, serta dana yang tersedia Perencanaan kebutuhan B3 Medis dibuat awal tahun untuk kebutuhan 1 (satu) tahun dan perencanaan kebutunan B3 Non Medis dibuat setiap satu Tahun sekaii Perencanaan kebutuhan B3 Medis dimintakan izin prinsip ke Direktur Medik dan Keperawatan, kemudian diajukan ke Anggaran untuk persetujuan anggaran, kemudian ke Pejabat Pembuat Komitmen dan persetujuan ke Direktur Utama sebagai Kuasa Pengguna Anggaran (KPA). Setelah disetujui olen KPA diteruskan ke Unit Layanan Pengadaan (ULP) Pokja Barang Perencanaan kebutuhan B3 Non Medis dimintakan jjin prinsip Direktur Umum, SDM dan Pendidikan, kemudian diajukan ke Anggaran untuk persetujuan anggaran, kemudian ke Pejabat Pembuat Komitmen dan persetujuan ke Direktur Utama sebagai Kuasa Pengguna Anggaran (KPA). Setelah disetujui oleh KPA diteruskan ke Unit Layanan Pengadaan (ULP) Pokja Barang. 5.2. PENGADAAN BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN (B3) Pengadaan Bahan berbahaya dan beracun dilakukan oleh ULP berdasarkan rencana kebutuhan dari Instalasi terkait, pengadaan bisa secara langsung atau Pelelangan. Pemesanan Bahan berbahaya dan beracun dilakukan kepada Distributor Terdaftar Bahan berbahaya dan beracun yang telah mendapat izin dari Dirjen Perdagangan Dalam Negeri, Kementrian Perdagangan dan mendapat Penunjukan dari Produsen Bahan berbahaya dan = beracun —_untuk menyalurkan secara langsung kepada Pengguna Akhir atau Pengecer Terdaftar. Distributor harus memiliki SIUP Farmasi dan Penyalur Alat Kesehatan (PAK). Instalasi Farmasi membuat Surat Pesanan untuk Bahan berbahaya dan beracun Medis yang disetujui dan ditanda tangani oleh Kepala Instalasi Farmasi dan Pejabat Pembuat Komitmen, Untuk B3 Non Medis, Gudang Non Medik membuat Surat Pesanan di tandatangani oleh Ka. Bag Umum dan Direktur 4. Umum, SDM dan Pendidikan Surat Pesanan Bahan berbahaya dan beracun Medis yang diserahkan kepada distributor disertai form/lembar permintaan MSDS. 5.3. PENERIMAAN BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN a b, Barang yang datang akan diterima oleh Tim PPHP/ Pejabat Penerima Barang. Bahan berbahaya dan beracun yang diterima harus disertai dengan MSDS untuk masing-masing Bahan berbahaya dan beracun, MSDS yang diberikan antara lai Identiikasi produk dan perusahaan Komposisi dan informasi masing-masing bahan terkandung Identifikasi Hazard ( Bahan berbahaya dan beracun) Pertolongan pertama apabila terpapar Pertolongan pertama apabila timbul api Pertolongan apabila terjadi kecelakaan Penanganan dan Penyimpanan Perlindungan dirt 9. Sifat Fisika dan Kimia 10. Stabilitas 11. Informasi Toksikologi 12. Informasi Ekologi 13. Pembuangan berisi PNORRONG 14. Informasi Transportasi 1. Informasi Regulasi 16._Informasi lain yang diperlukan Tim Panitia Penerima Hasil Pekerjaan akan mencocokkan Bahan berbahaya dan beracun yang diterima dengan Surat Pesanan dan Faktur/ Surat Jalan (dokumen penerimaan) dan membubuhkan tanda tangan penerimaan barang pada Faktur! Surat Jalan tersebut. Tim Panitia Penerima Hasil Pekerjaan akan melakukan serah terima barang dengan Gudang Farmasi / Gudang Umum. Gudang mencocokkan barang yang diterima dengan dokumen penerimaan dan Surat Pesanan , membubuhkan tanda tangan dan melakukan penyimpanan barang 5.4. PENDISTRIBUSIAN BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN Pendistribusian 63 medis dilakukan sesuai permintaan / kebutuhan user menggunakan Formulir Permintaan Barang/ amprahan Pendistribusian 83 Non medis dari Gudang Umum dilakukan sesuai permintaan user menggunakan Formulir Permintaan Barang/ amprahan. Pendistribusian Bahan berbahaya dan beracun, dimana Bahan berbahaya dan beracun selanjutnya akan dikelola oleh unit yang menggunakan. d. Pendistribusian Bahan berbahaya dan beracun harus disertai label nama B3, pemberian informasi dan MSDS kepada usernya dan apabila ada masalah dalam penanganannya 83 Medis bisa menghubungi Instalasi Farmasi pesawat 133, dan B3 Non medis ke pesawat 257. 5.5. PENGGUNAAN DAN PENANGANAN BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN @. Penggunaan dan penanganan Bahan berbahaya dan beracun dan limbah Bahan berbahaya dan beracun harus sesuai prosedur untuk masing-masing Bahan berbahaya dan beraoun b. Ventilasi yang benar dan pemasangan exhaust van ditempat bekerja dengan 83 mengurangi petugas dari paparan kontaminan yang ada di udara. c. Petugas yang bekerja dengan Bahan berbahaya dan beracun dan limbahnya harus menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) selama bekerja sesuai yang tercantum di MSDS Bahan berbahaya dan beracunnya. d. Gunakan Bahan berbahaya dan beracun secukupnya, jangan beriebihan yang sehingga bersisa Unit Kerja yang bekerja dengan gas etilen oksida, formaldehid harus selalu imonitor untuk memastikan tidak ada -gas yang terlepas di ruang kerja. f. Petugas yang bekerja dengan Bahan berbahaya dan beracun dan limbah Bahan berbahaya dan beracun harus di training tentang Bahan berbahaya dan beracun dan penggunaan MSDS 9g. Alat Pelindung Diri Alat Pelindung Diri ( APD ) yang disiapkan Rumah Sakit terkait Penggunaan dan Penanganan Bahan Berbahaya dan Beracun : Sepatu Boot Tutup kepaia/pelindung kepala Gaun pelindung/Apron/Gown Masker/Respirator Googles Handeshoenigioves or ona 5.6.PENYIMPANAN DAN PENGAMANAN BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN DAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN a. Penyimpanan Bahan berbahaya dan beracun dilakukan di Gudang khusus untuk Bahan berbahaya dan beracun dan setiap B3 harus berlabel_ nama bahan, ada tanda khusus/simbol Bahan berbahaya dan beracun, Baca petunjuk yang tertera pada kemasan. Label Bahan berbahaya dan beracun dijaga tidak boleh rusak sehingga tidak terbaca karena dapat terjadi kesalahan yang membahayakan. b. Penyimpanan limbah 83 dilakukan di TPS 83 yang memiliki izin sebagai penyimpanan limbah B3, diberi label dan simbol limbah B3 ¢. Letakkan bahan sesuai ketentuan pada ruang sesuai petunjuk, Bahan berbahaya dan beracun mudah terbakar seperti Alkohol, Formalin, dil disimpan dalam Gudang Tahan Api, diberi label “Dilarang merokok’, simbol "Mudah terbakar" dan tersedia Alat Pemadam Api Ringan (APAR) didekat tempat penyimpanan, d. Jangan menyimpan bahan yang mudah bereaksi di tempat yang sama. Bahan berbahaya dan beracun disimpan bersama dengan Bahan berbahaya dan beracun yang sifatnya sama, seperti mudah terbakar dengan mudah terbakar. . Bahan berbahaya dan beracun yang dipindahkan ke wadah lain harus diberi label, kecuali habis dipakai dalam satu hari. Label bertulis namalisi, sifat, tanggal diterima dan kalau ada tanggal kadaluarsa dari Bahan berbahaya dan beracun, f. Jangan menyimpan Bahan berbahaya dan beracun melebihi pandangan mata, hindari menyimpan di rak bagian paling atas dan dibawah bak cuci. 9. Pastikan bekerja dengan aman, menggunakan APD yang sesuai, sesuai prosedur dalam pengambilan dan penempatan bahan, hindari terjadinya tumpahan/bocor/pecahnya botol h. Penempatan APAR kelas ABC dekat lokasi dimana Bahan berbahaya dan beracun disimpan atau digunakan serta penempatan petugas terfatih tentang cara penggunaan Bahan berbahaya dan beracun i. Penyimpanan Bahan berbahaya dan beracun dilakukan dengan memperhatikan syarat-syarat penyimpanan sesuai dengan MSDS ( Material Safety Data Sheet ) yang diletakkan dekat Bahan berbahaya dan beracun j. Jangan menyimpan B3 dalam jumlah banyak karena berisiko terjadi tumpahan. k. Perhatian dan segera diperbaiki apabila ada : + Kerusakan pada tempat penyimpanan "Ada tumpahan = Suhu yang terlalu panas atau terialu dingin = Tidak ada label penting untuk Bahan berbahaya dan beracun = Cahaya yang kurang atau tidak ada cahaya = Sampah yang menumpuk = Cara penyimpanan Bahan berbahaya dan beracun yang tidak betul 5.7. PEMBUANGAN BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN DAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN a. Membuang Bahan berbahaya dan beracun kadaluarsa dan limbah Bahan berbahaya dan beracun dengan aman akan mencegah pencemaran lingkungan. b. Wadah limbah non medis dimasukkan dalam kantong plastik wama hitam \Wadah limbah infeksius dimasukkan dalam kantong plastik wama kuning d. Jangan membuang Bahan berbahaya dan beracun atau limbah Bahan berbahaya dan beracun ke tempat bak cucian, saluran air/selokan, ketanah atau ke dalam sampah. Wadah limbah Bahan berbahaya dan beracun harus compatible, limbah tidak boleh bereaksi dengan wadah dan tidak boleh mengkorosif wadah + Wadah tempat limbah Bahan berbahaya dan beracun harus diberi label dan simbol. + Wadah berisi campuran harus dituliskan inci masing-masing isinya seperti 1 gallon aseton, 0,5 gallon etil asetat e. Wadah limbah Bahan berbahaya dan beracun harus selalu tertutup dan tidak boleh diisi sampai penuh atau 3/4 di ikat untuk mencegah tumpah. Disimpan ditempat yang khusus penyimpanan sementara (TPS) limbah B3. {._ Limbah Bahan berbahaya dan beracun harus dipisah sesuai dengan sifatnya dan tidak boleh dicampur (mudah terbakar, korosif, oksidator, dil) ada 2 TPS Limbah B3 yaitu TPS Limbah infeksius dan TPS Limbah B3 Umum. 5.8.PERALATAN MINIMAL UNTUK BEKERJA DENGAN BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN @. Penggunaan exhaust van dan ventilasi yang memenuhi persyaratan keamanan akan melindungi petugas dari paparan yang ada di udara, b. Alat Pelindung Diri (APD) seperti kacamata pengaman, apron, sarung tangan (gloves), respirator, masker, dil; harus tersedia dan digunakan sesuai rekomendasi MSDS Bahan berbahaya dan beracun. 5.9.PROSEDUR PENANGANAN TUMPAHAN BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN a. Tumpahan Bahan berbahaya dan beracun dapat ditangani dengan baik apabila telah disiapkan semua yang diperlukan dan diketahui dengan baik. b. Lokasi terjadi tumpahan cc. Jumiah materi yang tumpah ‘+ Jumiah sedikit materi yang tumpah : penanganan oleh petugas kebersinan dengan pengawasan penanggung jawab ruangan. ‘+ jumlah sedang materi yang tumpah : penanganan oleh unit terkait, perlu Tim KaRS ‘+ Jumiah besar yang tumpah : penanganan oleh Instalasi Kesehatan Lingkungan bekerjasama dengan Tim KRS , perlu investigasi Sifat kimia dan fisika dari bahan yang tumpah Sifat berbahaya dari bahan yang tumpah ‘APD yang diperlukan ‘Tempat diletakkan spill kit dan jenis spill kit MSDS dan Spill Kit harus diletakkan ditempat yang mudah dilihat dan mudah segera diperoleh. Setiap orang harus mengetahui keberadaan MSDS dan Spill Kit Pastikan Spill Kit masih terisi lengkap dan dalam kondisi yang baik. i. Petugas yang bekerja dengan Bahan berbahaya dan beracun dan limbah Bahan berbahaya dan beracun harus diberikan pelatinanitraining bagaimana bekerja dengan Bahan berbahaya dan beracun dan bagaimana menangani apabila zyeasp ae Tipe a. c terpapar atau terjadi tumpahan Bahan berbahaya dan beracun dan limbah Bahan berbahaya dan beracun spesifik dengan tempat dimana dia bekerja. j. Bahan berbahaya dan beracun dan limbah B3 yang tumpah atau tercecer harus dibersinkan menggunakan spill kit. k. Spill Kit sebaiknya berisi * Zat penetralisir seperti Natrium karbonat atau Natrium bikarbonat atau Natrium bisulfit untuk yang bersifat asam: atau asam untuk B3 dan limbahnya yang bersifat basa. ‘+ Absorben seperti bantal atau tanggul, kertas tissue atau karbon, lap atau busa + Sekop, pel, alat pelindung diri dan wadah menampung bahan yang tumpah |. Alat-alat dan bahan yang telah dipergunakan untuk membersihkan tumpahan Bahan berbahaya dan beracun dan limbah Bahan berbahaya dan beracun juga dianggap dan diperlakukan sebagai limbah Bahan berbahaya dan beracun kit yang harus tersedia di rumah sakit 2 “Infectious spill kif’ terdiri dari 1. Apron (1 buah) Gloves (2 pasang) Masker penutup wajah (face shields) dan mata (googles) (@1 buah) Air bersih (1 botol) Disinfektan cair ( 1 botol ) Kantong plastik kuning (2 buah) ‘Sekop dan pengikis (1 buah) Wadah limbah benda tajam (1 buah) Tissue kertas absorben atau bahan katun bekas (minimal 3 potong) Larutan deterjen Tanda bahaya dan isolasi (yellow tape)untuk mengkarantina daerah berbahaya (dengan spill sock dan spill pillows) "Chemical spill kit” terdiri dari 1. Apron (1 buah) 2. Gloves (2 pasang) 3. Masker penutup wajah (face shield) dan kacamata pelindung (googles) (@1 buah) Air bersih (1 botol) Air (1 botol ) Kantong plastik (2 buah) ‘Sekop dan pengikis (1 buah) Tissue kertas absorben atau bahan katun bekas (minimal 3 potong) . Larutan deterjen 10. Tanda bahaya dan isolasi (yellow tape)untuk mengkarantina daerah berbahaya (dengan spill sock dan spill pillows) “Infectious spill kit’ diletakkan di "Nurse Station” setiap ruang pelayanan pasien an oer .HMHRwHK 2s earoan "Chemicals spill kif’, "Mercury spill kit’ + MSDS bahan kimia_ berbahaya diletakkan di "Nurse Station" setiap ruang pelayanan pasien, Instalasi atau unit kerja yang menggunakan Bahan berbahaya dan beracun dan menghasilkan limbah Bahan berbahaya dan beracun. 5.9.1. PROSEDUR PENANGANAN TUMPAHAN BAHAN KIMIA 5.9.2. a. Perhatikan dan kenali jenis/sifat kimia dan fisika dari tumpahan B3 b. Menyiapkan "Chemical Spill Kit c. Pemasangan tanda bahaya safety line untuk mengkarantina daerah berbahaya d. Pergunakan APD yang sesuai dengan tumpahan : apron, sarung tangan, masker, tutup pala, gloves dan sepatu pelindung/sepatu boots . Tumpahan cairan diserap dengan kain majun, tissue atau bahan penyerap lain. Angkat dengan penjepit dan buang ke kantong plastik kuning Lakukan berulang hingga bersih f. Bilas permukaan bekas tumpahan menggunakan deterjen sampai bersih dan buang ke kantong plastik kuning, ikat. PROSEDUR PENANGANAN TUMPAHAN AIR RAKSA/ MERKUR! @. Tidak ada seorangpun yang berada di area terjadi tumpahan merkuri, matikan AC atau sistem ventilasi lain agar tidak terhirup uap merkuri b. Siapkan "Mercury spill kit c. Gunakan masker ,baju dan sepatu yang sudah tidak terpakai yang apabila terpapar bisa langsung dibuang d. Buka perhiasan dari metal yang ada dibadan agar tidak bereaksi dengan merkuri e. Gunakan sarung tangan latex, jangan menyentuh air raksa/merkuri f. Apabila ada pecahan kaca ,ambil dengan kertas tisu dan masukkan dalam klip plastik dan diberi label "Limbah Merkuri" g. Kumpulkan serakan merkuri dengan potongan-potongan karton tebal . Butiran merkuri dapat menyebar jauh dan dalam ukuran kecil-kecil, gunakan senter untuk mencari apalagi dalam ruangan gelap. Taburkan serbuk sulfur atau zink karena merkuri akan berwama lebih gelap bereaksi dengan suffur atau zink sehingga lebin mudah terlihat fh. Ambil butiran merkuri menggunakan pipet tetes atau syringe dan masukkan dalam wadah/kontainer plastik yang tidak mudah pecah lalu masukkan kedalam klip plastik, obat besar dan amankan, beri label *Limbah Merkur’ i, Masukkan semua bahan dan alat yang dipakai dan terpapar merkuri kedalam kantongimbah dan diberi label "Limbah Merkur” untuk dimusnahkan j, Bersihkan area bekas tumpahan dengan deterjen k. Perhatikan jangan sampai terhirup uap merkuri 10 5.10. | Ruangan tempat tumpah merkuri dibuka ventilasi selama 24 jam setelah berhasil dibersinkan agar terjadi pertukaran udara m.Jangan menggunakan "vacuum cleaner” atau sapu untuk membersihkan tumpahan mercury !. PENANGANAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN PENANGANAN DAN PEMBUANGAN LIMBAH OBAT SITOSTATIKA a. Obat-obat sitostatika yang sudah rusak dan atau kadaluarsa dikumpulkan di farmasi dan di tampung di TPS B3 dan diangkut/diserahkan oleh pihak ketiga untuk dimusnahkan di insinerator. b. Limbah obat sitostatika dibawa ketempat penampungan sementara (TPS 83) di rumah sakit menggunakan troley khusus limbah infeksius untuk dimusnahkan di insinerator oleh pihak ketiga. ¢. Limbah cair bahan kimia tidak boleh langsung dibuang ke saluran air tetapi harus ditampung dahulu, dikumpulkan baru dikirim ke penampungan sementara untuk dimusnahkan oleh pihak ketiga. PENANGANAN LIMBAH INFEKSIUS/LIMBAH DI LABORATORIUM a. Limbah infeksius masuk dalam kantong plastik kuning dan diberi label kuning bertuliskan “Biohazard” atau “Limbah Medis". b, Limbah diangkut menggunakan troley khusus limbah infeksius, dibawa ke tempat penampungan sementara (TPS 83) di rumah sakit untuk dimusnahkan di insinerator oleh pihak ketiga. PROSEDUR PENANGANAN LIMBAH BENDA TAJAM a. Limbah benda tajam dibuang kedalam wadah khusus untuk limbah benda tajam (safety box) bertuliskan “biohazard” atau ‘Limbah Benda Tajam’. b. Limba diangkut menggunakan troley khusus limbah infeksius, dibawa ke tempat penampungan sementara (TPS 83) di rumah sakit untuk dimusnahkan di insinerator oleh pihak ketiga METODE PELAPORAN INSIDEN a. Insiden yang dilaporkan adalah kejadian yang sudah terjadi, potensial terjadi ataupun nyaris terjadi yang dibuat oleh semua petugas rumah sakit yang pertama menemukan kejadian atau terlibat dalam kejadian atau Petugas yang mendapat laporan dari pihak lain seperti tamu atau Pengunjung. b. Pencegahan/penanganan segera dalam 24 jam apabila terjadi insiden di rumah sakit untuk mengurangi dampak atau akibat yang tidak diharapkan. c. Pelaporan insiden dibuat sesegera mungkin setelah kejadian dengan mengisi formulir pelaporan insiden yang dapat dilihat pada gambar 3 (pelaporan paling lambat 2 x 24 jam), d. Penyerahan laporan kepada atasan langsung pelapor atau ke Tim K3RS a apabila kejadian terjadi pada area-area netral (koridor, taman, area parkir). Laporan harus diserahkan pada Tim K3RS. @. Pelaksanaan investigasi insiden dilakukan segerasetelah_laporan siterima dan dilakukan oleh tim investigasi insiden (pelaksanaan investigasi paling lambat 2 x 24 jam). Laporan insiden menggunakan formulir RCA. f. Pembentukan tim investigasi sesuai dengan kebutuhan, tim investigasi dapat terdiri dari Tim K3RS saja, atau melibatkan satker terkait bila insiden termasuk kategori accident/emergency. Pelaporan investigasi harus disimpan di area dan Tim K3RS. Penyampaian informasi insiden harus dilakukan langsung ke area, dan area-area lain yang memiliki potensi bahaya yang sama. Informasi insiden harus menyebutkan lokasi insiden, kejadian, dampak pada korban, hari dan tanggal tanpa perlu menyebutkan nama yang bersangkutan untuk menghindari kejadian serupa i. Peninjauan terhadap identifikasi bahya resiko setelah melakukan RCA. j. Pelaporan hasil RCA, Rekomendasi dan Pembelajaran kepada Direksi k. “Perbaikan dan Pembelajaran” sebagai rekomendasi untuk umpan balk kepada unit kerja terkait. |. Pembuatan analisa dan tren kejadian di masing-masing satuan kerja m. Lembar laporan insiden terlampir di halaman berikut 5.11. SURVEILANCE-CHECK LIST a, Monitoring dalam bentuk ronde ke setiap satuan kerja dilakukan setiap minggu pada hari Rabu oleh Tim K3RS. . Monitoring dilakukan terhadap program Tim K3RS yang dilaksanakan disetiap unit kerja ¢. Khusus untuk program terkait Bahan berbahaya dan beracun dilakukan dengan melakukan pemantauan dan mengisi /simbol tanda (checklist) pada Formulir Monitoring Pengelolaan Bahan berbahaya dan beracun dan limbah Bahan berbahaya dan beracun Gambar 5 4. Hasil checklist kemudian dianalisa /dievaluasi untuk ditindak lanjuti_ sebagai bahan rekomendasi terhadap pihak = manajemen untuk —_dilakukan Perubahan dan perbaikan terhadap fasilitas terkait Bahan berbahaya dan beracun dan limbah Bahan berbahaya dan beracun 5.12, MATERIAL SAFETY DATA SHEET (MSDS) a. MSDS / LDKB merupakan kumpulan data keselamatan bahan dan satuan kerja seperti terlampir di petunjuk dalam penggunaan Bahan berbahaya dan beracun yang disusun secara ringkas, skematik dan dalam bahasa Indonesia agar mudah dimengerti dan dipahami. b, Semua bahan kimia mempunyai MSDS. 2 5.13. c. MSDS memuat sifat-sifat dari Bahan berbahaya dan beracun termasuk sifat fisik dan sifat kimia serta informasi keamanan sebagai salah satu upaya untuk mencegah atau mengurangi risiko akibat penggunaan/bekerja dengan Bahan berbahaya dan beracun atau apabila terjadi tumpahan Bahan berbahaya dan beracun d. MSDS berisi data : Nama material, Rumus kimia, Nama dagang, Wujud material, Pictogram, Sifat bahaya bila terkena, Alat Pelindung Diri, Tingkat bahaya, Cara penyimpanan dan penanganan, Pertolongan pertama, Mengatasi tumpahan, Mengatasi kebakaran + Hubungi IGD dan Tim K3RS apabila terjadi Kecelakaan akibat kerja atau Penyakit Akibat Kerja e. Distribusi MSDS : MSDS di distribusikan ke satuan kerja terkait yang menangani Bahan * B3 (pengadaan, penyimpanan, pendistribusian dan pemakaian 83) dan Limbah B3 (pengumpul B3 / Tempat penyimpanan Limbah B3 (terlampir). {. Pemanfaatan MSDS: Semua staf yang bekerja dengan B3, hams membaca dan memahami MSDS Bahan Berbahaya dan Beracun yang ada di satuan kerjanya, melakukan pertolongan pertama bila ada kecelakaan dan segera ke IGD untuk mendapatkan pertolongan dengan membawa lembar MSDS LABELISIMBOL UNTUK BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN DAN LIMBAHNYA Label adalah setiap keterangan mengenai Bahan berbahaya dan beracun / Limbah Bahan berbahaya dan beracun yang memuat informasi tentang produsen Bahan berbahaya dan beracun / Limbah Bahan berbahaya dan beracun, identitas dan kuantitas Bahan berbahaya dan beracun/Limbah Bahan berbahaya dan beracun ‘Simbol Bahan berbahaya dan beracun merupakan gambar yang menunjukkan klasifikasi Bahan berbahaya dan beracun. 2B Tabel 1. SIMBOL / PIKTOGRAM BAHAYA, SIFAT BAHAYA, KATA SIGNAL DAN PERNYATAAN BAHAYA SIFAT BAHAYA 1 | Mudah Meledak SINYAL Berbahaya ———— KATA PERNYATAAN BAHAYA | Mudah meledak, bahaya ledakan | massa Aerosol mudah menyala Cairan dan Uap mudah menyala Padatan mudah menyala Dapat menyebabkan atau ‘meningkatkan nyala,oksidator Dapat menyebabkan atau ‘meningkatkan nyala,oksidator Dapat menyebabkan atau ‘meningkatkan nyala,oksidator Gas Mudah Menyaia | Berbahaya | Gas mudah menyala || Aeroso! Mudah Berbanaye || Menyata | | | 2 | cairan muda Berbanaya Menyala || padatan mudah Berbanaya || Menyaia Gas Pongoksidasi erbanaya Cairan Pengoksida Berbanaya 3 Padatan Berbanaya Pengoksicasi Gas Bertekanan Peringatan Berisi gas bertekanan, dapat ‘meledak jika dipanaskan Korosif Terhadap | Logam eS 5 Dapat menyebabkan korosif terhadap logam cry KATA eaE rr Sp ford, iteselereen on las Berbahaya | Kulit —: Fatal/Beracun bila kontak —— ete aba eae Toksisitas Akut | Se at eee Scores | Simona Inhalasi : Berbahaya bila terhirup canbe, | uecyercnet as rh Bipias nan tM = vfs veel | peyesen Menyebakan iritasi kulit sider | eee erst sre ide - mata | epanbealady eb iearcs actly | leona reba ma | — exten Relea einen Se ae eta rt [one lasers | | Sarton Bartanaye | papatmenyebabhan russian ene | Karsinogerisitas Berbahaya. | Dapat menyebablan banker ers fechowan: | pepe stesanan tel orp ‘kulit, | kulit 15 | Tonsetas rrhasap | Barbshaya | papat mervek eras sau pin Reproduksi | | | 6 | Bahaya Aspirasi | Berbahaya | Mungkinfatalberbahaya apabila | tertelan dan masuk saluran nafas | | | | 1 ~ fee | | | | | | 7. | Bahaya terhadap Berbahaya_| Bahan padatieairan/gasjika |_| kesehatan sampai | kontaklinhalaslorat || tingkat tertentu [eae L J S.BAHAYA TERHADAP LINGKUNGAN AKUATIK Pemberian simbol dan label sangat penting untuk mengidentifikasi dan mengklasifikasi Bahan berbahaya dan beracun. | sirateanava | pikToGRam ya] PERNYATAAN BAHAYA siNYAL | essa | ai 1. | Bahaya Toksisitas | Peringatan | Sangat beracun terhadap kehidupan | Akut Pada akuatic | Lingkungan Akuatik ie |e gee Peringatan | Sangat beracun terhadap kehidupan akuatik dengan efek jangka panjang 16 KETENTUAN PEMASANGAN SIMBOL. Simbol pada kemasan Bahan berbahaya dan beracun harus memenuhi ketentuan sebagai berikut: 1, Simbol Bahan berbahaya dan beracun berupa sticker atau lainnya yang dapat menempel dengan baik pada kemasan, mudah penggunaannya, tahan lama, tahan terhadap air dan tahan terhadap tumpahan isi kemasan Bahan berbahaya dan beracun 2. Jenis simbol yang dipasang harus sesuai dengan karakteristik bahan yang dikemasnya atau diwadahinya 3. Simbol dipasang pada sisi-sisi kemasan yang tidak terhalang oleh kemasan lain dan mudah dilihat; 4, Simbol tidak boleh terlepas atau dilepas dan diganti dengan simbol lain sebelum kemasan dikosongkan dan dibersihkan dari sisa-sisa Bahan berbahaya dan beracun dan beracun; 5. Kemasan yang telah dibersihkan dari Bahan berbahaya dan beracun dan akan dipergunakan kembali 6. untuk mengemas Bahan berbahaya dan beracun harus diberi label “KOSONG*. ‘Simbol pada tempat penyimpanan kemasan Bahan berbahaya dan beracun harus ditandai dengan simbol mengikuti ketentuan sebagai berikut: 1. Simbol Bahan berbahaya dan beracun berupa sticker atau lainnya yang dapat ‘menempel dengan baik pada tempat penyimpanan 2, Simbol juga terbuat dari bahan yang tahan terhadap air, goresan dan bahan kimia yang mungkin mengenainya (misainya bahan plastik, kertas, atau plat logam); 3. Simbol dipasang pada bagian luar tempat penyimpanan kemasan Bahan berbahaya dan beracun yang tidak terhalang; 4. Jenis simbol yang dipasang harus sesuai kiasifikasi Bahan berbahaya dan beracun yang disimpannya; dan 5. Ukuran minimum simbol yang dipasang adalah 25 cm x 25 cm atau lebih besar, sehingga tulisan pada simbol dapat terlihat jelas dari jarak 20 meter. Label Bahan berbahaya dan beracun merupaken uraian singkat yang menunjukkan antara lain klasifikasi dan jenis Bahan berbahaya dan beracun. Label berfungsi untuk memberikan informasi tentang produsen Bahan berbahaya dan beracun, identitas Bahan berbahaya dan beracun serta kuantitas Bahan berbahaya dan beracun. Label harus mudah terbaca, jelas terlihat, tidak mudah rusak, dan tidak mudah terlepas dari kemasannya. 7 Tabel 2. SIMBOL LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN Limbah Infeksius Limbah benda tajam Limbah Radiologi denis Limbah | Wama wadah Kuning Kuning+ safety box | Simbol Label Tempat sampah dengan injakan, dilapisi_ sebelah dalam dgn kantong plastik kuning, label ‘infectious waste” + simbol limbah “biohazard”, Wadah limbah benda tajam “sharp container / safety box", Label “limbah benda tajam” + simbol “biohazard”. Tempat sampah dengan injakan, dillapisi sebelah dalam dengan _kantong lasik warna merah, label limbah _radioakti’ + ‘simbol limbah radioaktif 18 SASARAN Ruang lingkup bahan berbahaya dan beracun yang digunakan di rumah sakit adalah bahan kimia yang mempunyai sifat infeksius, citotoksik, dan Kimiawi. Satuan kerja yang menggunakan bahan berbahaya dan beracun meliputi: 1. Instalasi Patalogi Klinik (Laboratorium) Instalasi Radiologi Instalasi Farmasi Instalasi Gizi (Ruang Pengolahan Makanan) Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Instalasi Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit Instalasi Rawat Inap Instalasi Bedah OK Instalasi Rawat Jalan 10. Instalasi Gawat Darurat 11, Instalasi sterilisasi dan Laundry © @rN eee on 12, Bagian umum, sub bag rumah tangga 13. Ruang Central Gas Medis 14, Ruang Genset 15. Ruang Pengolahan Air Bersih 19 7. ‘SKEDUL ( JADWAL ) PELAKSANAAN KEGIATAN Untuk mengetahui tingkat risiko dari pengelolaan bahan berbahaya dan beracun dapat dilihat pada tabel risiko yang disusun tahun 2019. TABEL RISK REGISTER PMN RUMAH SAKIT MATA CICENDO TAHUN 2019 SEVERITY/MPACT PROBABILITY | RANKING ne INSIGN MODE karast | SANGAT SANGAT sxor | aise: | KATEGORI RISIKO IFIKAN | MINOR | Rate | MaloR |"RopK | JARANG | JaRANG | SERING | SERING | SELALU | RISIKO | 7 | parTaR 6s : | LEMARI PENYIAPANAN SESUAT : 5 2 7 sereweuncan DENGAN PERGYARATAN erate BERHUBUNGAN "KELENGKAPAN MSDS. 3 ‘ z BERBAHA YA DAN | KELENGKAPAN LABEL 4 4 16 3 BERACUN ['KELENGKAPAN SIMEOL - + r fe 18 3 PENGGUNAAN APD cael F 10 [aac KELENGKAPAN SPILL Kit + ® o z PEMILAHAN + ® PEWADAHAN a 4 8 BeRHUBUNGAN | PENGANGKUTAND 1 7 2 ° DENGAN LIMBA PENYIMPANAN SEMENTARA 1 4 aed 10 PEMBUANGAN AKHIR 1 1 1 10 PO 2 1 2 @ 3 PENGETAHUAN. 4 = See 16 3 ERHUBUNGAN ~ [DENGAN OURS! | peeaey ‘ 3 2 ‘ 20 7.4. RENCANA JANGKA PENDEK TAHUN 2019 KEGIATAN | TAHUN 2019 No | PROGRAM aa t . Perencanaan Bahan berbahaya dan beracunt Y Pengadaan Bahan berbahaya dan beracun * Penerimaan Bahan berbahaya dan beracun ¥ Penyimpanan Bahan berbahaya dan beracun qv 01 PELAYANAN Pendistribusian Bahan berbahaya dan. | beracun v f. Penggunaan Bahan berbahaya dan beracun v g. Pembuangan dan pemusnahan Bahan : | berbahaya dan beracun serta Limbahnya y a. Pelatihan pemahaman dan pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun Vv | b. Pelatinan pertolongan pertama apabila 02 |som | terpapar Bahan Berbahaya dan Beracun Vv | fb. Pelatihan penggunaan Spil Kit a | 1. Pelatihan MSDS y Perencanaan dan pengadaan APD y Perencanaan dan pengadaan Spil Kit V . Wadah dan lemari tempat penyimpanan 03 PERALATAN | Bahan berbahaya dan beracun v t Label dan Simbol Bahan berbahaya dan beracun dan limbahnya v 7.2, RENCANA JANGKA PANJANG TAHUNAN | No PROGRAM KEGIATAN 2019 | 2020 | 2021 | 2022 a. Perencanaan Bahan Berbahayal V | Vv | Vv | v dan Beracun b. Pengadaan Bahan berbahaya dan beracun v v Vv v ©. Penerimaan Bahan berbahaya| | dan beracun Heleva ve yy d. Penyimpanan Bahan eee berbahaya dan beracun v v Pree e. Pendistribusian Bahan berbahaya dan beracun S| f Penggunaan Bahan ; berbahaya dan beracun Te | g. Pembuangan dan pemusnahan| =) | | a Bahan berbahaya dan beracun | Y | ¥ | ¥ | serta Limbahnya | a. Pelatihan pemahaman 02 som dan pengelolaan Bahan v v Berbahaya dan Beracun 21 Peilatihan pertoiongan pertama apabila —_terpapar Bahan Berbahaya dan Beracun Pelatihan penggunaan Spil Kit | y Pelatinan MSDS q 03 PERALATAN . Seluruh unit kerja yang bekerja ‘Seluruh —_—petugas bekerja dengan berbahaya dan beracun dan limbahnya menggunakan APD dengan Bahan berbahaya dan beracun dan limbahnya sudah memiliki Spil Kit Seluruh unit kerja__memil wadah dan lemari tem penyimpanan Bahan berbahay: dan beracun sesuai peraturar perundangan Tersedia dar teraplikasikannya Label dan V Simbol Bahan berbahaya dar beracun dan limbahnya diseluru rumah sakit RENCANA PELATIHAN Pelatihan B3 RS diselenggarakan satu tahun sekali dengan sasaran seluruh perwakilan satuan kerja sebagai penanggung jawab pelaksanaan K3 diarea kerjanya Pelatihan Bahan berbahaya dan beracun juga diberikan untuk Pihak ketiga yang ada di PMN Rumah Sakit Mata Cicendo, Materi Pelatihan Bahan berbahaya dan beracun 1. Teori Bahan berbahaya dan beracun & limbah Bahan berbahaya dan beracun, kebijakan & peraturan-peraturan 2. Dampak dari Bahan berbahaya dan beracun dan limbah Bahan berbahaya dan beracun. ‘Simbol dan tanda Bahan berbahaya dan beracun. Prosedur2 terkait pengelolaan Bahan berbahaya dan beracun. 5. Emergency Response System dan Komunikasi dari Bahan berbahaya dan beracun dan limbah Bahan berbahaya dan beracun. 6. Penggunaan APD pada pengelolaan Bahan Berbahaya & limbah Bahan berbahaya dan beracun MSDS dan penerapannya 8. Penggunaan Spill Kit 9. Sistem monitoring dan pelaporan. 2 Pasien dan Keluarga pasien Memberikan informasi kepada pasien tentang Bahan berbahaya dan beracun yang ada di rumah sakit serta limbah Bahan berbahaya dan beracun berupa Pembuatan poster dan rambu-rambu yang ditempatkan di Satker pelayanan ; seperti penempatan rambu evakuasi, exit, B3, larangan merokok, penting, dil nomor telepon Tabel pelatihan bahan berbahaya dan beracun untuk semua satuan kerja terkait yang ada di PMN Rumah Sakit Mata Cicendo dapat dilihat di Tabel 5. Tabel 5 feat WaKTU | No | PELATIHAN PESERTA | NARASUMBER eee] Tw.1 ]1w.2] Tw.3] Tw.4 elatinan bahan | ~~ inst. Farmasi, BPLH, Jasa | erbahaya dan Instalasi Kesling, — Medivest beracun disatuan | y IPSRS, bag. Umum, 1 kerja penghasil B3 Rawat Inap, Rawat jalan Jeeeael| Pelatihan bahan | [inst. BPLH, Jasa berbahaya dan | Farmasi, Instalasi_ Medivest beracun di satuan v | Kesling, 2. kerja pemakaiB3 | | IPSRS, bag. Umum, Rawat Inap, Rawat Jalan t \ Farmasi, Instalasi 3. Pemahaman MSDS v Kesling, Pelatihan per Ee tama apabila | terpapar Bahan 4 berbahaya dan beracun| 7 Prakter spill kit, eye wash dan emergency | | \shower) 23 8. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN No. | Kegiatan Pelaksanaan Frekwensi Laporan | | 0 Pengawasan fe | | 'SPiFarmasi Pengawasan —_—|_Laporan 1 | Inspeksi 7 Form. Inspeksi Setiap bulan | semester sea eee | Instalasi KSRS iF | Laporan fe eee Form. Inspeksi Setiap 2 minggu | semester ‘C Instalasi K3RS LL L aporan Bei) aitecee © Form. Inspeksi 2 Setiap bulan semester 9, PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN Hasil pelaksanaan kegiatan disampaikan kepada Direktur Umum, SDM, dan Pendidikan untuk kemudian di teruskan kepada Direktur utama setiap 6 (Enam) bulan. Laporan kegiatan tersebut juga dapat ditembuskan kepada bagian/ unit/ instalasi terkait rencana tindak lanjut. Bandung, Kepala Instalasi K3RS Januari 2019 SATRIA WIDYATAMA BUDIARTO, SKM NIP 198908122014021001 Pry

Anda mungkin juga menyukai