Anda di halaman 1dari 11

ISUE – ISUE PEMBERDAYAAN

MASYARAKAT

DISUSUN OLEH:
1. PUTRI MAHARANI (NIM.PO.71.20.4.17.020)
2. ULFA NOVLIZA (NIM.PO.71.20.4.17.037)

DOSEN PEMBIMBING : AZWALDI, APP, M.Kes

POLTEKKES KEMENKES PALEMBANG


DIV KEPERAWATAN
TAHUN AJAR 2018/2019
Kata Pengantar

Segala puji syukur senantiasa penyusun panjatkan atas kehadiran Tuhan YME,
karena penulis bisa menyelesaikan makalah yang berjudul “ISUE-ISUE
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT” dengan tepat waktu. Makalah ini penyusun susun
sebagaimana materi yang terdapat di dalam mata kuliah pemberdayaan masyarakat.
Materi tersebut penyusun ambil dari berbagai sumber dan beberapa situs dari internet.
Dengan demikian, para pembaca bisa memperluas wawasannya, memahami dan
mengaplikasikan isi makalah dalam kehidupan sehari-hari.
Penulis berharap makalah ini bisa membantu mahasiswa dalam memahami mata
kuliah pemberdayaan masyarakat dan saran yang membangun selalu penyusun harapkan
dalam pembuatan makalah berikutnya dan penulis mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak dalam penyusunan makalah ini.

Palembang, 9 Maret 2019

Penyusun

i
Daftar Isi
Kata Pengantar ............................................................................................................ i
Daftar Isi ..................................................................................................................... ii
Bab I Pendahuluan ..................................................................................................... 1
Bab II Isi ..................................................................................................................... 2
Bab III Penutup ........................................................................................................... 12
Daftar Pustaka ............................................................................................................. 13

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendekatan pemberdayaan masyarakat dalam pembangunan mengandung
arti bahwa manusia ditempatkan pada posisi pelaku dan penerima manfaat dari
proses mencari solusi dan meraih suatu hasil pembangunan, dengan demikian
maka masyarakat harus mampu lagi meningkatkan kualitas kemandirian
mengatasi masalah yang dihadapi upaya-upaya pemberdayaan masyarakat
seharusnya mampu berperan meningkatkan kualitas sumberdaya manusia (SDM)
terutama dalam membentuk dan merubah perilaku masyarakat guna untuk
mencapai taraf hidup yang lebih berkualitas lagi.
Pembentukan dan juga perubahan perilaku tersebut, baik dalam dimensi
sektoral yakni dalam seluruh aspek/sektor-sektor kehidupan manusia; dimensi
kemasyarakatan yang meliputi jangkauan kesejahteraan dari materiil hingga non
materiil; dimensi waktu dan kualitas yakni jangka pendek hingga jangka panjang
dan peningkatan kemampuan dan kualitas untuk pelayanannya, serta dimensi
sasaran yakni dapat menjangkau dari seluruh strata masyarakat.
Pemberdayaan masyarakat tidak lain adalah untuk memberikan motivasi dan
dorongan kepada masyarakat agar mampu menggali potensi dirinya dan berani
bertindak memperbaiki kualitas hidupnya, melalui cara antara lain dengan
pendidikan untuk penyadaran dan pemampuan diri mereka.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud Isue-isue pemberdayaan masyarakat?
2. Apa saja isu-isu Pemberdayaan Masyarakat?

1
BAB II
ISI

A. Definisi Pemberdayaan Masyarakat


Mengacu pada konsep pemberdayaan masyarakat, maka terdapat
berbagai ranah kajian yang dapat dijadikan sebagai isu penelitian. Ranah
kajian ini dapat ditinjau dari dimensi-dimensi yang terdapat dalam proses
pemberdayaan masyarakat itu sendiri. Ledwith (2005) mengemukakan ada
empat dimensi yang dalam pemberdayaan masyarakat, yakni

1. Pemberdayaan personal yang meliputi pembelajaran secara individual,


pengetahuan, kepercayaan diri dan skill.
2. Aksi positif mencakup kegiatan yang berhubungan dengan kemiskinan,
kesehatan, ras, gender, ketidakmampuan dan berbagai aspek diskriminasi
struktur kekuasaan yang dominan.
3. Organisasi kemasyarakatan, mencakup jarak, kualitas dan keefektifan
kelompok masyarakat, hubungan satu sama lain serta dengan lingkungan
yang lebih luas lagi.
4. Partisipasi serta keikutsertaan dalam mensukseskan perubahan dalam
masyarakat.
Mengacu pada pandangan Ledwith di atas, keempat dimensi dalam
pemberdayaan masyarakat tersebut menjadi dasar dalam upaya
pengembangan masyarakat. Barr dan Hashagen (2000) dalam Ledwith
(2005) membuat indikator untuk mengevaluasi pengembangan masyarakat
yang disebut model ABCD model, dimana keempat dimensi pemberdayaan
masyarakat ini menjadi dasar utamanya. Masalah kemandirian masyarakat
merupakan isu yang sangat kompatibel dengan pemberdayaan. Apakah
benar pembangunan yang berorientasi pada pertumbuhan ekonomi telah
menciptakan ketergantungan dan ketidakmandirian masyarakat. Ataukah
ketidakberdayaan yang membuat mereka selalu mengharapkan uluran
tangan dan bantuan pemerintah. Persinggungannya program-program

2
pemberdayaan masyarakat yang dikembangkan pemerintah (seperti Program
IDT, P3DT, PPK, Agropolitan, Minapolitan, Desa Mandiri Pangan, DPM-
LUEP, PUAP, dan lain-lain) dengan kempat dimensi di atas juga
merupakan isu aktual yang dapat diteliti mahasiswa Program MSAP Unlam.
Pada hakikatnya penelitian yang terkait dengan pemberdayaan
masyarakat merupakan kajian terhadap upaya membangun kemampuan
(capacity building) masyarakat dan memberdayakan sumber daya manusia
melalui pengembangan kelembagaan, sarana dan prasarana serta
pengembangan pendampingan, penyuluhan dan pelayanan. Dalam konteks
peranan kelembagaan lokal dan pendampingan dalam kegiatan
pemberdayaan masyarakat merupakan isu aktualuntuk kegiatan penelitian.
Pada berbagai kasus sering terjadi bahwa upaya pemberdayaan yang
dilakukan tidak berhasil mengembangkan kemandirian dan keberdayaan
masyarakat karena tidak memperhatikan atau melibatkan kelembagaan lokal
masyarakat setempat.
Kajian terhadap pemberdayaan masyarakat ini dapat ditelaah pada
dimensi psikologis maupun struktural. Dimensi psikologis ini menekankan
pada unsur kepercayaan diri (trust), kontrol diri dan solidaritas yang tumbuh
dalam diri atau masyarakat. Di sisi lain arah kajian pemberdayaan
masyarakat ini dapat bersifat personal maupun masyarakat. Hubungan
antara dimensi dan aras pemberdayaan ini digambarkan oleh Zubaedi
(2007) sebagai rentang pemberdayaan masyarakat ini meliputi psikologis-
personal, struktural-personal, psikologis-masyarakat, dan struktural-
masyarakat. Mengembangkan pengetahuan, wawasan, harga diri,
kemampuan, kompetensi, motivasi, kreasi, dan kontrol diri. Membangkitkan
kesadaran kritis individu terhadap sruktur sosial politik yang timpang serta
kapasitas individu untuk menganalisis lingkungan kehidupan yang
mempengaruhi dirinya.
Berdasarkan hubungan antara dimensi dan aras pemberdayaan
tersebut, pemberdayaan dari sisi struktural-masyarakat merupakan bentuk
yang paling krusial karena menyangkut aspek yang luas serta berpengaruh

3
terhadap berbagai aspek kehidupan masyarakat. Pada ranah ini partisipasi
masyarakat dalam pembangunan akan berpengaruh luas terhadap
tumbuhnya kemandirian dan keberdayaan masing-masing anggota
masyarakat.

B. Isu-Isu Pemberdayaan Masyarakat


1. Dana yang Kurang Memadai
Perencanaan adalah suatu kegiatan untuk mempersiapkan dan
menentukan sesuatu tujuan yang ingin dicapai dimasa yang akan
datang serta menetapkan program dan tahapan yang akan dilalui
untuk mencapai tujuan tersebut. Kegiatan perencanaan merupakan
titik tolak yang sangat penting untuk mencapai tujuan dari sebuah
kegiatan. Oleh karena itu setiap program kegiatan yang akan
dilaksanakan maka langkah awal adalah melakukan perencanaan
yang matang untuk menentukan kegiatan bersama dalam sebuah
organisasi sehingga tujuan yang telah ditetapkan nantinya akan
tercapai dengan maksimal.
Dalam perencanaan keuangan desa khususnya pengelolaan dana
dibutuhkan sebuah perencanaan program kegiatan yang akan
dilaksanakan bersama dengan masyarakat desa tersebut. Dana Desa
marupakan salah satu pendapatan desa yang bersumber dari
Anggaran Belanja dan Pendapatan Negara (APBN) yang
penggunaannya terintegrasi dengan Anggaran Pendapatan dan
Belanja Desa (APBDesa), oleh
karena itu perencanaan program dan kegiatannya disusun dengan
terlebih dahulu dilaksanakanya Musyawarah Perencanaan dan
pembangunan Desa

2. Kerusakan Lingkungan
Manusia, hewan, dan tumbuhan hidup di lingkungan yang hamper
sepenuhnya berdekatan. Dalam lingkungan ini baik manusia maupun

4
tumbuhan serta hewan di sekitarnya saling berkaitan satu sama lain.
Namun, lingkungan yang menjadi sumber kehidupan mahluk hidup di
sekitarnya justru harus terancam keberadaannya karena factor alam
atau campur tangan manusia.
Jika lingkungan mengalami kerusakan, hal itu akan membuat
masyarakat kekurangan sumber daya alamnya. Sumber daya alam
yang terdapat di lingkungan merupakan salah satu sumber dalam
proses pemberdayaan mayarakat. Apabila, sumber daya alamnya
sendiri mengalami kerusakan, bagaimana masyarakat dapat
berkembang dan diberdayakan. Sebagai contoh hutan, hutan yang
seharusnya ditumbuhi pepohonan yang menghasilkan udara segar dan
tempat hidup erbagai hewan, justru di bakar dan di rusak. Itu
menandakan semakin sedikitnya sumber daya alam akibat kerusakan
lingkungan.

3. Ketertiban Masyarakat yang Masih Kurang


Program pemberdayaan masyarakat ini dilakukan melalui giat-giat
operasional perlindungan masyarakat seperti patrol dan penjagaan
kawasan tertib. Sejumlah kawasan termasuk kawasan tertib yang
mengharuskan masyarakat mematuhi aturan ketertiban di wilayah
tersebut.
Selain tindakan tegas, diperlukan pula sosialisasi kelinmasan di
seluruh wilayah. Diperlukan pula peningkatan sumber daya manusia
(SDM) perlindungan masyarakat. Dan yang terpenting yakni
meningkatkan kesadaran masyarakat tentang sistem keamanan
lingkungan dengan berbagai sosialisasi.

4. Kurangnya Sumber Daya Alam dan Sumber Daya Manusia


Untuk meningkatkan sumber daya manusia maka yang dilakukan
adalah menambah investasi pada komponen masukandan untuk
melihat tingkat kualitas sdm (naik atau turun) maka yang dilihat adalah

5
komponen luarannya( output-nya). Dilihat dari sudut komponen
masukan, kualitas fisik dapat direfleksikan oleh tingkat kesehatan
sedangkan kualitas non fisik dapat diperlihatkan oleh tingkat
pendidikan dan keterampilan seseorang.
Dari komponen luaran kualitas fisik dapat berupa indikator-
indikator fisik kependudukan seperti angka kematian, umur harapan
hidup, ukuran dan bentuk badan, daya dan tenaga fisik, kesegaran
jasmani dan indikator lainnya. Pengeluaran untuk meningkatkan
kualitas sumber daya manusia dapat dikatagorikan sebagai
pengeluaran untuk investasi yaitu investasi pada manusia. Hasil dari
investasi pada manusia akan menambah modal manusia. Modal
manusia adalah modal yang berakumulasi melalui pendidikan
bertahun-tahun, latihan di tempat kerja dan hasil pengalaman yang
terkandung dalam diri tenaga kerja.
Penambahan modal manusia akan memberikan sumbangan
terhadap produktifitasdan kemampuan wiraswasta atau berusaha yang
diterapkan dalam pertanian, dalam produksi rumah tangga, dalam
kegiatan siswa dan mahasiswa dalam mengalokasikan waktu dan
sumber daya pendididkan lainnya dan dalam melakukan migrasi untuk
memperbaiki tingkat kehidupan.

6
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Proses pembangunan senantiasa bertumpu pada pengelolaan dan pengolahan
sumber-sumber daya. Hampir Negara-negara di dunia sangat mengandalkan
kepada potensi sumber daya alamnya untuk meningkatkan kesejahteraan
rakyat.Hanya saja, ketidaksamaan dukungan yang dimiliki Negara-negara,
maka dalam pengelolaan dan pengolahan sumber sumber daya alam sering
menimbulkan permasalahan lingkungan. Sebagaiman diketahui, sumber daya
yang menjadi aset pembangunan memiliki karakter yang tidak sama. Sebab
dalam kenyataannya terdapat sumber daya yang bisa diperbaharui dan tidak
bisa diperbaharui. Meskipun terdapat sumber daya alam yang diperbaharui,
akan tetapi proses pemulihannya memerlukan waktu yang cukup lama serta
barangnya juga tidak sama.
B. Saran
Semoga makalah yang saya susun ini dapat sangat bermanfaat bagi
para pembaca, dan dapat memberikan pengetahuan sedikit tentang
pemberdayaan masyarakat. Kami mengetahui bahwa dalam penyusunan
makalah ini masih sangat banyak terdapat kekurangan baik dari segi
penulisannya, bahasa dan lain sebagainnya. Untuk itu saran dari pembaca
yang bersifat membangun sangat saya harapkan agar dapat terciptannya
makalah yang baik yang dapat memberi pengetahuan yang benar kepada
pembaca. Pesan dari saya mulailah membaca dari hal yang kecil untuk dapat
mengetahui lebih banyak hal yang belum anda ketahui.

7
DAFTAR PUSTAKA

Freire, Paulo. 1984. Pendidikan Sebagai Praktek Pembebasan (Terj. AA.


Nugroho), Jakarta :Gramedia.
Hulu, Yamulia dkk.2018. Pengelolaan Dana Desa dalam Pemberdayaan
Masyarakat Desa. https: //www. researchgate. net/ publication
/327503342_ Pengelolaan_ Dana_ Desa_ dalam_ Pemberdayaan_
Masyarakat_ Desa. diakses pada 11 April 2018.
Pambudy, Rachmat 1998. Sistem Penyuluhan Agribisnis Peternakan. Draft
Disertasi S3 Pasca Sarjana, Bogor : IPB (tidak diterbitkan).

Anda mungkin juga menyukai