PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Daging ayam merupakan salah satu daging yang memegang peranan
cukup penting dalam pemenuhan kebutuhan gizi masyarakat ,karena banyak
mengandung protein dan zat-zat lainnya seperti lemak,mineral ,vitamin untuk
kelancaran proses metabolisme didalam tubuh .
Menu ayam yang dibalut dengan tepung dan digoreng garing ini sudah
banyak dikonsumsi masyarakat hampir di seluruh belahan dunia. Sehingga
berkembanglah bisnis restauran internasional atau kelas dunia yaitu KFC,
McDonald’s, A&W, dan sebagainya di seluruh dunia.
1
B. Tujuan
1. Tujuan umum
Meningkatkan kesehatan masyarakat dengan cara mencegah atau
menggurangi kasus keracunan dan penyakit melalui makanan (food born
disease)
2. Tujuan khusus
a. Mengetahui Proses pembuatan Ayam Goreng JFC
b. Mengetahui sistem pengedalian mutu proses pembuatan Ayam Goreng JFC
dimulai dari bahan baku, proses produksi hingga produk akhirnya
c. Membuat konsep pengendalian mutu dan HACCP yang dapat diterapkan pada
industri kecil pembuatan ayam goreng JFC.
C. Manfaat
1. Bagi Penulis:
Mengetahui bahaya yang terkandung didalam bahan tambahan atau pada
proses pembuatan ayam goreng JFC
2. Bagi Pedagang :
Memperoleh konsep HACCP dan pengendalian mutu.
2
BAB II
DESKRIPSI PRODUK
Bahan
Ayam Goreng JFC merupakan lauk hewani yang berbahan dasar daging
ayam dengan bumbu sederhana yaitu bawang merah, bawang putih dan merica,
lada dan penggunaan tepung terigu dalam proses pemasakannya membuat produk
makanan ini sekilas tampak seperti Ayam Kentucky dengan rasa krispy.Tahapan
proses pemasakan yaitu, pembumbuan, pelapisan ayam dengan tepung terigu dan
penggorengan sehingga menghasilkan produk yang memiliki cita rasa lezat dan
penampilan yang menarik.
Berikut Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengolahan makanan :
a. Konsumen
Masyarakat umum yang membeli Ayam Goreng JFC.
b. Satuan atau porsi
Satu porsi mendapat satu potong Ayam Goreng JFC + saos sambal + saos
tomat dalam bentuk bungkusan kecil.
c. Pengolahan
1. Pembelian
a. Ayam diterima dari pemasok, ditimbang dengan spesifikasi : segar,
bersih, tanpa isi/ kepala/ kaki/ leher/ ekor, tanpa lemak, sebanyak 6
3
karung 25kg, belum dipotong, dikemas kantong plastik bening
tertutup, tanpa formalin, produk Diva. Diisi dalam karung dan
didistribusikan menggunakan kendaraan roda 2.
b. Bumbu (garam, bawang merah, bawang putih, lada, merica dan air)
dalam bentuk mentah dan belum dipotong atau digiling.
2. Persiapan
a. Ayam yang masih dalam plastik direndam dalam air selama 1,5 jam
(THAWING).
b. Ayam dipotong 10, dibersihkan, dicuci dengan air bersih yang telah
ditampung dalam ember.
c. Tepungterigu dibuka, dituangkan pada wadah aluminium ukuran besar.
d. Bumbu : untuk bawang merah, dan bawang putih, dikeluarkan dari
ruang penyimpanan (kulkas), kemudian dihaluskan dengan blender.
Merica disangrai kemudian digiling dengan alat penggiling bumbu lalu
ditambah garam dan lada kemudian diaduk dengan air.
3. Cara Pembuatan
a. Tiriskan ayam yang telah dicuci.
b. Rendam dan aduk ayam yang telah dipotong ke dalam bumbu yang
telah dihaluskan tadi (MARINATING/ MARINASI) selama 2 jam pada
wadah stainless steel, jangan lupa tutup rapat.
c. Isi dalam plastik bening, diikat, kemudian masukkan dalam kulkas,
bila sudah akan dibawa ke tempat penjualan ayam dikeluarkan dari
kulkas dan dimasukkan dalam coolbox yang sebelumnya telah diisi es
batu.
d. Balutkan daging ayam dengan tepung terigu sampai merata,
e. Goreng daging ayam yang sudah terbalut tepung terigu ke dalam
minyak goreng selama ± 15 menit sampai warna daging ayam kuning
keemasan. Angkat dantiriskan
f. Sajikan di dalam lemari kaca, hanya boleh disediakan selama 2 jam
setelah digoreng (masa expire-nya). Bila lewat dari 2 jam harus
digoreng ulang agar krispi.
4
4. Pendistribusian
a. Pada saat pembelian ayam mentah, diangkut memakai motor.
Ayam beku dalam plastik bening dimasukkan dalam karung bersih
ukuruan 25kg.
b. Pada saat pengangkutan ayam marinasi ke lokasi penjulan,
dimasukkan dalam coolbox. Dibawa menggunakan motor.
c. Pada saat penjualan, ayam yang telah disajikan dimasukkan ke
dalam kantong plastik bening yang telah dilapisi kertas nasi,
menggunakan capit stainless steel.
5
BAGAN PEMBUATAN AYAM JFC
BAWANG MERAH,
BAWANG PUTIH,
TEPUNG TERIGU DAGINGAYAM
MERICA, LADA
PENCUCIAN DAN
MERICA DIBERSIHKAN
PENCUCIAN
HALUSKAN
PENAMBAHAN DAN
PENCAMPURAN
BUMBU
MARINASI /
PERENDAMAN AYAM
PADA BUMBU (2 JAM)
PENYIMPANAN
DALAM KULKAS
PENYAJIAN
PENGANGKUTAN
/PENJUALAN
MEMAKAI COOLBOX
6
BAB III
1. Identifikasi Bahaya
Tabel 1.1. Identifikasi Bahaya Pada Bahan Mentah Goreng JFC (FORMULIR 1)
1 Daging Ayam B, K, F B : Clostridium botulinum, Di simpan dalam suhu beku untuk menghindari
Salmonella,S aereus,E coli terjadinya pembusukan pada daging ayam.
patogenikdan Arcobacter Sp. Proses pembekuan sebaiknya pada suhu -25oC
(Ket : Salmonella dan hingga suhu dari karkas ayam pedaging tersebut
Campylobacter sp. merupakan mencapai -10oC (Badan Standarisasi Nasional,
dua sumber pencemar biologi 1992).
yang paling banyak ditemukan
pada daging ayam (Mead, 2004). - Pemanasan pada suhu > 100°C
7
bawang putih - Simpan pada tempat yang kering.
K : Pestisida
M : Kapang Disangrai
4 Tepung Terigu B, F, M B : Kutu (Sithopillus, Tribolium) - Simpan pada tempat yang kering dan tertutup
rapat.
- Jgn disimpan terlalu lama di gudang, sediakan
sesuai kebutuhan
8
F : Penggumpalan, batu kecil
Simpan pada tempat yang tidak lembab, dan
pengayakan
M : Jamur dan bau apek
K : Ketengikan, heterocyclic
amines,
acrylamide, senyawa hasil reaksi
oksidasi
9
Tabel 1.2 Identifikasi Bahaya Pada Peralatan
1 Talenan B, F, K B: Bacillus Cereus,E.Coli Mencuci talenan sampai bersih menggunakan sabun cuci piring di air
mengalir, memisahkan talenan untuk bahan mentah dan bahan matang.
F: Debu, kotoran,
lalat,rambut,serangga
2 Pisau B B: Bacillus Cereus, E.Coli Mencuci pisau sampai bersih menggunakan sabun cuci piring di air
mengalir setalah pemakaian.
3 Wajan F, K F : Debu Mencuci wajan sampai bersih menggunakan sabun cuci piring di air
penggorengan mengalir.
K : Oksidasi Minyak
4 Loyang/ F F : Debu Mencuci loyang sampai bersih menggunakan sabun cuci piring di air
Baskom mengalir.
Stainless
Steel
5. Capit F, K F : Debu Mencuci capit sampai bersih menggunakan sabun cuci piring di air
mengalir, bila sudah karatan diganti.
K : Karat
6. Sutil F, K F : Debu, sisa Mencuci sutil sampai bersih menggunakan sabun cuci piring di air
penggorengan, oksidasi
10
minyak mengalir, bila sudah karatan diganti.
K : Karat
7. Kompor B, F, K B: Bacillus Cereus, E.Coli Membersihkan kompor hingga bersih secara rutin setelah digunakan
F: Debu, sisa minyak
goreng, rambut,serangga
11
Tabel 1.3 Identifikasi Bahaya Pada Proses
No Proses Bahaya Jenis Bahaya Cara Pencegahan
F : Debu
12
2 Pengolahan B, F B (M): bakteri (bakteri pada kulit (M): pengolah memakai celemek, sarung tangan,
manusia), kontaminasi silang dan penutup kepala; Pengolah mencuci tangan
(menggunakan pisau dan telenan yang sebelum memasak atau menyentuh olahan;
sama untuk memotong bawang dan menggunakan pisau dan telenan yang berbeda untuk
daging ayam) bahan mentah dan bahan matang
F: kontaminan dari tenaga pengolah F: pengolah memakai celemek, sarung tangan, dan
(rambut) penutup kepala serta selalu menjaga hygiene
sanitasi dalam bekerja
13
2. Analisis Resiko Bahaya
Tabel 2. Analisis Resiko Bahaya Pada Bahan Mentah Ayam Goreng JFC
(FORMULIR 2)
No Bahan Kelompok Bahaya Kategori
A B C D E F Resiko
Produk: Ayam Goreng JFC
Bahan mentah
1 Daging ayam ✔ ✔ ✔ ✔ VI
2 Bawang putih ✔ ✔ ✔ ✔ VI
3 Bawang merah ✔ ✔ ✔ ✔ VI
4 Merica ✔ ✔ ✔ III
5 Tepung terigu ✔ ✔ ✔ ✔ VI
7 Air ✔ ✔ ✔ ✔ IV
8. Lada ✔ ✔ ✔ III
9. Garam ✔ ✔ ✔ III
Keterangan :
A. = Makanan untuk konsumen beresiko tinggi( a.l pasien dan gol. Resti )
B. =Mengandung bahan yang sensitif terhadap bahaya Biologi, Mikrobiologi,
Kimia, dan Fisik.
C. = Tidak ada tahapuntuk mencegah/mengilangkan bahaya
D. = Kemungkinan mengalami kontaminasi kembali setelah pengolahan
E. = Kemungkinan penanganan yang salah selama distribusi/ konsumsi
F. = Tidak ada cara untuk mencegah/menghilangkan bahaya oleh konsumen
14
Daging ayam masuk dalam kategori resiko IV dimana mengandung 4
bahaya B s.d F. Daging ayam merupakan salah satu bahan pangan asal ternak
yang mudah rusak (Mbata, 2005). Daging ayam dapat dengan mudah
2000).Sumber pencemaran pada daging ayam dapat berupa cemaran fisik, kimia,
merupakan dua sumber pencemar biologi yang paling banyak ditemukan pada
mencemari daging ayam (Mead, 2004; Baran dan Gulmez, 2000; Doyle
pada rentang suhu 5oC hingga 45 / 470C dengan rentang suhu optimal 35 –
sensitif terhadap panas, tidak terkecuali Salmonella. Proses pasteurisasi pada suhu
72oC selama 15 detik sudah cukup untuk membunuh Salmonella. Salmonella juga
memiliki tingkat sensitivitas yang tinggi pada garam (NaCl), tetapi tahan terhadap
nitrit (NO2) (Luning et al., 2006). Maka penting juga memberi garam pada proses
berasal dari konsumsi bahan pangan asal ternak yang telah terlebih dahulu
terkontaminasi.Daging ayam adalah bahan pangan asal ternak yang paling sering
15
terkontaminasi oleh Campylobacter.Arcobacter terdiri dari empat spesies, yaitu A.
dapat tumbuh pada suhu 15oC tetapi tidak pada suhu 42oC. Infeksi Arcobacter
pada manusia umumnya terjadi karena mengonsumsi bahan pangan asal unggas,
toksin aktif berupa sel vegetatif yang dapat berduplikasi setiap 10 menit di dalam
saluran pencernaan manusia (Labbé, 1989). Daging dan produk olahan daging
adalah bahan pangan yang paling mudah terkontaminasi C.perfringens (Center for
dengan cara menghilangkan bagian yang rusak disimpan di tempat kering. Bahaya
kimia yaitu pestisida, cara menghilangkannya dengan cara dicuci di air mengalir,
begitupun dengan bahaya fisik yaitu apabila bawang sudah busuk dan berwarna
bahaya yaitu B s.d F bahaya biologi yaitu kutu, (Sithopillus, Tribolium) cara
menghilangkannya disimpan pada tempat yang kering dan tertutup rapat. Jangan
16
disimpan terlalu lama di gudang sediakan sesuai kebutuhan. Bahaya fisik yaitu
penggumpalan, batu kecil cara menghilangkannya simpan pada tempat yang tidak
bahaya kimia yaitu bau apek cara menghilangkannya dengan menjemur dibawah
sinar matahari.
F yaitu bahaya kimia kaporit cara menghilangkannya dengan perebusan > 100 o C
yaitu B.s.d F. Bahaya fisik yaitu debu dan bahaya kimia yaitu bau apek cara
17
(Sanitation Standard Operational Procedure) , SOP ( Standard Operational
Procedure ), dan sistem pendukung lainnya.
Untuk menentukan resiko atau peluang tentang terjadinya suatu bahaya,
maka dapat dilakukan penetapan kategori resiko. Dari beberapa banyak bahaya
yang dimiliki oleh suatu bahan baku, maka dapat diterapkan kategori resiko I
sampai VI. Selain itu, bahaya yang ada dapat juga dikelompokkan berdasarkan
signifikansinya. Signifikansi bahaya dapat diputuskan oleh tim dengan
mempertimbangkan peluang terjadinya (reasonably likely to occur) dan
keparahan (severity) suatu bahaya.
18
BAB IV
PENETAPAN CCP
Tabel 4.1 Penetapan Titik Kendali Kritis (TKK/CCP) Pada Bahan MentahAyamGoreng JFC
No. Nama bahan P1 P2 Hasil
19
Tabel 4.2Penetapan Titik Kendali Kritis Pada Tahapan ProsesPembuatan AyamGoreng JFC
20
Thawing Tidak Ya Tidak CCP
Pencucian Ya - - CCP
Pencucian Ya - - CCP
Penggorengan Ya - - CCP
Penyimpanan Ya - - CCP
21
* Proses pada merica ”
Disangrai Ya - - CCP
Pemanasan Ya - - CCP
22
BAB V
23
D. Jenis Data
a. Data primer : diperoleh dari pencatatan terhadap hasil pengamatan
yang dilakukan terhadap pembuata Ayam Goreng JFC.
b. Data sekunder : diperoleh melalui wawancara langsung kepada
pelaksana yang meliputi proses pembelian, perendaman, pemotongan,
persiapan bumbu, pengolahan, pendistribusian, penyajian dan
penjualan makanan.
24