PENGINDERAAN JAUH
ACARA III
Pengenalan Bentuk-Bentuk Penggunaan Lahan pada Berbagai Jenis Citra
Penginderaan Jauh
A. Tujuan
dan citra.
B. Dasar teori
Definisi penginderaan jauh (PJ) atau remote sensing (RS) dalam Indarto (2014:3)
dapat dijumpai di berbagai literatur. Remote berarti dari jauh, sedangkan sensing
berarti mengukur. Jadi, remote sensing berarti mengukur dari jauh atau mengukur
tanpa menyentuh objek yang diukur. Salah satu definisi penginderaan jauh menurut
Rango (1996) dalam Indarto (2014:3), pengideraan jauh adalah ilmu dan seni untuk
memperoleh informasi tentang suatu objek, luasan, atau tentang fenomena melalui
analisis data yang diperoleh dari sensor. Dalam hal ini, sensor tidak berhubungan
langsung dengan objek atau benda yang menjadi target.
Citra merupakan salah satu dari beragam hasil proses penginderaan jauh.
Definisi citra banyak dikemukakan oleh para ahli, salah satu di antaranya pengertian
tentang citra menurut Hornby (1974) dalam Sutanto (1994: 5) dapat dibagi menjadi
lima, berikut ini tiga di antaranya :
Sensor non fotografik masih dapat dirinci menjadi sensor peminadi (pelarik/penyiam
susuan lensa pada kamera dan kemudian mengenai lapisan film yang peka
cahaya. Variasi warna yang muncul pada gambar yang dihasilkan tergantung
pada :
a. Sistem lensa, diafragma, dan filter yang digunakan untuk menerima cahaya.
Proses fotografik:
2. Sensor Non-Fotografik
pandang sesaat) yang masuk ke dalam sistem lensa, dan kemudian mendeteksi
Citra foto sendiri dapat kita bedakan menjadi beberapa macam, yakni (TIM
SISWAPEDIA, 2016) :
dibedakan menjadi 3 macam yaitu foto ultraviolet, foto ortokromatik dan foto
pankromatik.
a. Foto Ultraviolet merupakan foto yang dicetak dengan menggunakan
spektrum gelombang ultraviolet dengan panjang gelombang 0,29
sehingga cocok untuk membedakan antara dua zat, misalnya untuk melihat
tumpahan minyak di laut, mengetahui jaringan jalan aspal dll.
b. Foto Ortokromatik merupakan foto yang dicetak dengan menggunakan
hijau (sekitar 0,4 – 0,56 mikrometer). Dari sini banyak objek yang bisa
nampak jelas dan bisa melihat objek di bawah permukaan air hingga
kedalaman kurang lebih 20 meter. Foto ini sangat cocok untuk mempelajari
daerah pantai.
menjadi dua macam yaitu pankromatik hitam-putih dan foto infra merah.
Berdasarkan arah sumbu kamera, citra foto dapat dibedakan menjadi dua
a. Foto tegak merupakan foto yang diambil tegak lurus terhadap permukaan
menjadi dua macam yaitu foto agak condong (cakrawala masih nampak)
Berdasarkan warna yang digunakan, citra foto dibedakan menjadi dua, yaitu
foto berwarna semu dan foto berwarna asli.
a. Foto bewarna semu akan menghasilkan warna yang berbeda dengan warna
aslinya.
a. Foto udara merupakan foto yang dibuat dari pesawat atau balon udara.
b. Foto satelit atau foto orbital merupakan foto yang dibuat dari satelit.
menggunakan satelit. Dan istilah yang dikenal yaitu citra satelit. Citra nonfoto dapat
kita bedakan menjadi 3 jenis yaitu (TIM SISWAPEDIA, 2016) :
1. Berdasarkan Spektrum Elektromagnetik
a. Citra infra merah termal merupakan citra yang dibuat dengan spektrum
b. Citra radar dan citra gelombang mikro merupakan citra yang dibuat
dengan spektrum gelombang mikro.
lahan merupakan istilah yang berkaitan dengan jenis kenampakan yang ada di
permukaan bumi. Pada sektor pertanian lahan digunakan orang untuk areal
persawahan, kebun dan ladang sedangkan untuk bidang lainnya lahan digunakan
Anonim (2014) adalah segala macam campur tangan manusia, baik secara permanen
ataupun secara skil terhadap suatu sekumpulan sumber daya alam dan sumber daya
buatan, yang secara keseluruhan disebut lahan, dengan tujuan untuk mencukupi
ataupun keduanya.
Berikut adalah penjelasan mengenai pertanian lahan basah dan lahan kering (Sari,
2015) :
memanfaatkan lahan basah. Lahan basah yang dimaksud pada pertanian lahan
basah ini adalah lahan yang kontur tanahnya merupakan jenis-jenis tanah yang
memang selalu terisi dan memilki kandungan air yang tinggi serta memiliki ciri-
ciri air tanah yang baik. Tanaman yang paling banyak ditanam dan juga
membutuhkan sebuah lahan yang selalu memiliki kandungan air tetap, agar bisa
Sumber air dari sebuah pertanian dengan lahan basah ini biasanya bisa
berupa sumber air alami, seperti lokasi rawa-rawa dan juga daerah hutan bakau,
dimana berlokasi dekat denan sumber air, sehingga wilayahnya selalu memiliki
genangan air, ataupun merupakan sebuah lahan yang memang sengaja dialiri
oleh aliran air, seperti saluran irigasi. Selain dimanfaatkan sebagai sebuah lahan
pertanian, terkaang lahan basah seperti ini juga dilakukan sebuah konversi
mejadi dataran kering. Lahan basah yang sudah dikonversi menjadi sebuah
dataran kering biasanya akan dimanfaatkan sebagai sebuah lahan pertanian
kering, ataupun dimanfaatkan sebagai kepentingan pendirian bangunan, baik
lahan basah. pertanian lahan kering merupakan jenis pertanian yang dilakukan
pada sebuah lahan yang kering, yaitu lahan yang memilki kandungan air yang
rendah, bahkan ekstrimnya adalah lahan kering ini merupakan jenis lahan yang
cenderung gersang, dan tidak memiliki sumber air yang pasti, seperti sungai,
Pertanian lahan kering ini merupakan jenis pertanian yang lahannya banyak
terdapat di Negara Indonesia. Iklim di Indonesia juga kebanyakan beriklim
tropis, hal ini disebabkan karena cuaca yang panas, sehingga membuat banyak
sumber air yang berkurang dan juga sedikit. Namun demikian, biasanya sebuah
d. Memiliki kontur tanah yang cenderung labil dan mudah mengalami erosi.
resapan air.
lainnya.
j. Memiliki letak yang cukup jauh dari sumber air alami ataupun buatan,
seperti sungai, danau dan saluran irigasi.
penduduk.
n. Berada pada ketinggian 500 hingga 1500 meter diatas permukaan laut.
Bahan :
1. Citra pankromatik hitam putih sebagai obyek analisis citra.
2. Citra inframerah sebagai obyek analisis citra.
citra.
4. Plastik transparan untuk mendeliniasikan Citra ASTER Sangabriel.
D. Langkah kerja
1. Mempersiapkan alat-alat yang akan digunakan seperti HVS, bolpoint, dan
penggaris.
foto udara dan citra, tabel tingkat kemudian pengenalan obyek pada berbagai
jenis foto dan citra, serta tabel hasil identifikasi bentuk penggunaan lahan pada
kenampakan.
4. Mengisikan pada tabel berbagai kenampakan pada citra yang telah diamati.
Hasil
Tabel 1 Hasil Pengamatan Tingkat Kerumitan Obyek pada Foto Udara dan Citra
Tingkat Kerumitan
No. Jenis Skala
M S SL
1. Pankromatik
- √
Hitam Putih
2. Inframerah - √
3. Multispektral
(ASTER- - √
Sangabriel)
Keterangan :
M : Mudah
S : Sedang
SL : Sulit
Tabel 2 Tingkat Kemudian Pengenalan Objek pada Berbagai Jenis Foto Udara dan
Citra
FU. Pankromatik
FU Inframerah (IR) ASTER-Sangabriel
Jenis Obyek Hitam-Putih
M S SL M S SL M S SL
Tubuh
√ √ √
Perairan
Pemukiman √ √ √
Vegetasi √ √ √
Lahan
√ √ √
Pertanian
Jalan √ √ √
Batuan/Tanah √ √ √
Sawah √ √ √
Keterangan :
M : Mudah
S : Sedang
SL : Sulit
Tabel 3 Hasil Identifikasi Bentuk Penggunaan Lahan pada Citra dan Foto Udara
Pankromatik Hitam
Penggunaan Inframerah ASTER-Sangabriel
No. Putih
Lahan
TA S AM M TA S AM M TA S AM M
Sawah
1. √ √ √
Irigasi
2. Sungai √ √ √
3. Gisik √ √ √
Laut
4. √ √ √
Terbuka
Hutan
5. √ √ √
Mangrove
Keterangan :
TA : Tidak ada
S : Sulit
AM : Agak mudah
M : Mudah
Pembahasan
diidentifikasi. Namun, dalam hal ini, tingkat kesulitan analisis kenampakan tergolong
sedang. Hal tersebut disebabkan oleh sulitnya membedakan kenampakan yang satu
dengan yang lain karena tidak memiliki perbedaan warna dan kedetailan yang
kurang. Menurut dasar teori yang saya peroleh, citra ini menggunakan spektrum
berwarna.
tubuh perairan, vegetasi, lahan pertanian, dan sawah. Tubuh perairan yang
tertangkap citra, berada di bagian kiri citra dan berukuran besar. Tubuh perairan
berukuran cukup besar dan berkelok atau meandering. Sungai tersebut tergolong
sungai tua karena berbentuk meander dan memiliki gosong pasir serta point bar.
Gosong pasir dapat dilihat pada salah satu kelokan yang sedikit menjorok ke tengah.
Sedangkan point bar berada di salah satu kelokan bagian dalam karena adanya
pengendapan material yang terbawa oleh arus sungai. Selain itu, sungai memiliki
rona yang gelap. Hal tersebut disebabkan karena air memiliki penyerapan energi
sinar matahari yang besar sehingga memiliki warna atau rona yang gelap daripada
petakan-petakan lahan pada citra. Selain itu terdapat vegetasi atau pepohonan yang
kenampakan yang paling dominan adalah vegetasi. Pada zona vegetasi memiliki
penyerapan yang tinggi karena penyerapan kanopi daun yang tinggi untuk
berfotosintesis sehingga memiliki rona gelap dan tekstur yang cukup kasar.
sulit diidentifikasi, antara lain pemukiman, jalan, dan batuan atau tanah. Hal tersebut
dikarenakan kenampakan lahan yang saling berimpitan dan tidak memiliki
perbedaan warna sehingga sulit diidentifikasi. Kenampakan jalan berbentuk
pemukiman dan tanah sendiri sangat sulit ditemukan sehingga jaringan atau
aksesibilitas juga sulit ditemukan karena mayoritas jalan atau jaringanbiasanya
pertanian sehingga dapat ditemukan sawah irigasi dan sungai sebagai sumber air
pertanian. Hal itu membuktikan bahwa daerah tersebut merupakan wilayah mata
pencaharian penduduk sekitar yang mayoritasnya sebagai petani. Lahan pada citra
tergolong lahan basah karena lahan pertanian sendiri sangat membutuhkan lahan
basah dan memiliki tanah dengan kesuburan yang tinggi. Tanah pada lahan
pertanian basah ini memiliki kandungan air yang tinggi. Lahan pertanian sangat
membutuhkan sebuah lahan yang memang selalu terisi dan memilki kandungan air
yang tinggi serta memiliki ciri-ciri air tanah yang baik. Tanaman yang paling banyak
ditanam dan juga dibudidayakan pada sebuah lahan basah adalah tanaman padi,
yang membutuhkan sebuah lahan yang selalu memiliki kandungan air tetap, agar
bisa tumbuh dan akhirnya akan memberikan hasil panen yang berlimpah. Lahan
pertanian pada citra dikatakan lahan basah karena lahan pertanian dekat dengan
perairan dan batuan atau tanah. Hal tersebut dikarenakan kenampakan yang
Igir-igir terjadi karena adanya erosi akibat curah hujan dan suhu tinggi di daerah
tersebut. Sungai pada citra juga termasuk sungai tua karena sungai tersebut
berbentuk meander. Sungai yang tertangkap pada citra berukuran kecil dan gelap.
Seperti yang dijelaskan sebelumnya, bahwa air memiliki penyerapan yang tinggi
tanah dan batuan kemungkinan memiliki tekstur pasir karena di daerah topografi
jaringan. Jaringan pada citra pankromatik hitam putih sangat sulit karena warna
pemukiman dan warna jaringan hampir sama yaitu berwarna abu-abu cerah.
Pemukiman sendiri berada di bagian atas citra. Pemukiman memiliki warna cerah
karena atap pemukiman terbuat dari seng mengingat daerah tersebut berada di
sekitar lereng. Untuk mengatasi suhu yang rendah, maka penduduk membuat
bangunan atap dengan bahan dasar seng supaya merasa hangat. Selain itu bahan
baku seng mudah memantulkan energi sinar matahari sehingga kenampakan
Vegetasi yang ditemukan hanya sedikit, yaitu berada di bagiat atas citra. Sawah
irigasi pun sulit ditemukan karena bentuk dan warna yang sulit dibedakan. Namun
penduduk yang jarang ditemukan dan dekat dengan sumber mata air di lereng
gunung. Apabaila diamati, petakan sawah terdapat di bagian atas namun sedikit ke
tengah walaupun tidak begitu jelas.
Gambar 3 Citra Satelit ASTER Sangabriel
Citra ASTER Sangabriel memiliki tingkat kerumitan yang sedang. Citra ini
memiliki resolusi yang tinggi sehingga kenampakan yang ada sangat detail. Namun
kesulitan dalam hal ini disebabkan oleh cakupan wilayah yang tertangkap pada citra
sangat luas sehingga kenampakan pemukiman dan sekitarnya sangat kecil sehingga
Kenampakan yang mudah diidentifikasi pada Citra ASTER Sangabriel antara lain,
tubuh perairan, vegetasi dan jaringan. Deliniasi kenampakan pada CITRA ASTER
Sangabriel untuk tubuh perairan berwarna biru, vegetasi berwarna hijau, dan
jaringan berwarna merah. Deliniasi kenampakan pada citra diberikan kode sesuai
yang tertera pada lampiran II.
A.2.2.1
Pada citra, terdapat suatu bentuklahan yaitu bentuklahan vulkanik. Pada citra,
terbentuknya relief kasar dan topografi tinggi dengan kemiringan lereng yang
curam. Proses erosi pada bagian hulu terjadi sangat kuat disebabkan oleh curah
hujan yang tinggi sehingga membentuk lembah-lembah sungai yang curam dan
rapat. Igir-igir sangat runcing, saling tegak lurus satu sama lain dengan pola
mengikuti aliran sungai-sungainya. Dilihat dari foto udara, tekstur citra pada
topografi yang lebih tinggi umumnya kasar tetapi seragam pada ketinggian yang
sama. Sebaliknya semakin ke bawah semakin halus. Topografi dataran tinggi tersebut
didominasi oleh vegetasi yang mungkin ditumbuhi lumut ataupun berbagai jenis
tanaman. Hal ini disebabkan oleh suhu yang rendah yang meningkatkan kelembaban
udara. Variasi vegetasi juga disebabkan oleh ketinggian tempat. Biasanya pada hutan
ditemukan atau semakin pendek. Sungai pada citra juga tergolong sungai tua karena
sungai tersebut berasal dari mata air yang muncul di tekuk lereng.
A.1.2.4.1.4.1
Waduk tunggal biasanya digunakan untuk memenuhi salah satu kebutuhan saja
seperti tenaga listrik, irigasi, pengendali banjir atau lainnya. Di sekitar waduk tunggal
terdapat kenampakan permukiman. Hal tersebut mungkin digunakan sebagai
sumber air penduduk untuk di konsumsi mengingat daerah waduk jauh dari daerah
pertanian.
A.1.1.2.1.2.1
C.1.1.1.1.2.2
memungkinkan karena letak danau tersebut berada di bawah lereng topografi tinggi.
Pada saat gunungapi tersebut mengalami erupsi, maka kemungkinan lava yang
keluar membentuk suatu cekungan sehingga pada saat hujan, danau terisi air. Pada
B.1.1.1.1.1.1
merupakan lahan kering karena lahan pertanian ini berada di sekitar pemukiman
penduduk yang cukup tinggi. Hal tersebut sesuai dengan dasar teori yang saya
peroleh yaitu beberapa ciri dari lahan kering antara lain memiliki kadar air yang
cenderung terbatas, memiliki kontur tanah yang cenderung labil dan mudah
mengalami erosi, dan lokasi lahan kering yang biasanya berdekatan dengan
pemukiman penduduk. Tanah pada daerah tersebut termasuk mudah berubah akibat
D.5 Jaringan
D.2 (Pemukiman)
batuan atau tanah. Seperti yang terlihat di deliniasi, Pemukiman berada di sekitar
jalan raya yang mengelompok namun sulit dibedakan dengan adanya batuan atau
tanah karena ukuran kenampakan yang sangat kecil menyebabkan identifikasi
kenampakan sulit. Pemukiman berada di bagian kaki lereng karena terdapat sumber
mata air yang berasal dari tekuk lereng. Pola pemukiman penduduk menyebar
abu-abu cerah mungkin disebabkan oleh bahan baku atap rumah yang terbuat dari
seng. Seng memiliki sifat pantulan tinggi dan menyerap panas. Hal ini dipengaruhi
oleh topgrafi sekitarnya yang berupa dataran tinggi sehingga penduduk memilih
bahan baku seng sebagai atap rumah yang dapat menyerap panas dan
aksesibilitas penduduk dari tempat satu ke tempat yang lain dengan pola
memanjang.
F. Kesimpulan
Citra pankromatik hitam putih, citra inframerah, dan citra ASTER Sangabriel
memiliki ciri dan kegunaan yang berbeda. Citra yang paling detail antara satu objek
dengan objek yang lain adalah citra ASTER. Penggunaan lahan sebagai lahan
pertanian ditemukan pada citra inframerah (IR), citra pankromatik hitam putih
digunakan sebagai pertanian, pemukiman dan topografi, sedangkan citra ASTER
persawahan. Lahan yang paling baik untuk pertanian adalah lahan yang tertangkap
pada citra inframerah sedangkan yang tidak cukup baik untuk lahan pertanian adalah
lahan yang berada pada citra ASTER Sangabriel. Karena, lahan pertanian pada citra
ASTER Sangabriel jauh dari sumber air yang ada. Kenampakan sungai pada citra-citra
tersebut tergolong mudah dan semuanya merupakan sungai berstadium tua apabila
dilihat dari karakteristiknya. Pada citra ASTER Sangabriel ditemukan kenampakan lain
seperti danau vulkanik dan waduk tunggal yang merupakan sumber air dari
penduduk. Selain itu, ditemukan pula bukit pasir pada puncak gunungapi yang juga
G. Daftar Pustaka
Indarto. 2014. Teori dan Praktek Pengideraan Jauh. Yogyakarta: Penerbit ANDI.
Linchwatin, Titin. 2014. Pengenalan Jenis-Jenis Citra. Diakses pada hari Senin, 27
Purwoko, Agus. 2009. Analisis Perubahan Fungsi Lahan di Kawasan Pesisir dengan
Sari, Maya. 2015. Pertanian Lahan Basah dan Lahan Kering. Diakses pada hari Rabu,