Anda di halaman 1dari 18

PEMBAHASAN KASUS

Ruang penyakit dalam di RS Swasta memiliki kapasitas SDM yang


memadai. Jumlah perawat 20 orang dengan kualifikasi pendidikan Ners 8
orang perawat, Diploma tiga 12 orang perawat. kepala ruangan dengan
kualifikasi pendidikan Nersdan sudah memiliki sertifikat kepemimpinan
dan manajemen keperawatan. Fasilitas ruang sudah lengkap, RS sudah
terakreditasi ISO. Masalah yang sering terjadi diruang interna yaitu
penggunaan APD yang tidak sesuai. Banyaknya perawat dalam
melakukan pelayanan tidak menerapkan penggunaan APD tidak sesuai
dengan kasus pada penyakit dalam (contohnya penggunaan APD pada
pasien dengan penyakit khusus). Peningkatan mutu pelayanan sudah di
perhatikan melalui penggolongan dan adanya perhatian khusus terhadap
pasien dengan resiko infeksi penyebaran nosokomial di rumah sakit
Kepala ruang mencoba menyusun perencanaan untuk mengelola
permasalahan yang ada di unitnya. Kepala ruangan merencanakan
tentang pemberlakuan Standar Operasional Prosedur (SOP). Indikator
mutu umum di RS Swasta sudah memenuhi persyaratan dan tidak adanya
permasalahan dalam hal ini.
A. Fungsi Manajerial

Fungsi manajemen adalah elemen-elemen dasar yang akan selalu ada dan
melekat di dalam proses manajemen yang akan dijadikan acuan oleh manajer
dalam melaksanakan kegiatan untuk mencapai tujuan.

1. Perencanaan (planning)

Perencanaan adalah memikirkan apa yang akan dikerjakan


dengan sumber yang dimiliki.

Untuk kasus diatas kepala ruangan dituntut untuk :

a. Kepala ruangan merencanakan tentang pemberlakuan


SOP tetapi masih ada beberapa perawat dalam
memberikan pelayanan Asuhan Keperawatan pada
pasien tidak sesuai dengan SOP yang berlaku di
ruangan tersebut.

b. Penyelenggaraan asuhan keperawatan pada pasien di


timnya

c. Menentukan tenaga perawat sesuai dengan unit atau


shiff.

2. Pengorganisasian (organizing)

Pengorganisasian adalah keseluruhan pengelompokan orang-


orang, alat-alat, tugas-tugas, kewenangan dan tanggung jawab
sehingga tercipta suatu organisasi yang dapat digerakan
sebagai suatu kesatuan dalam rangka mencapai tujuan yang
telah ditetapkan.Dalam kasus di atas

a. Jumlah perawat 20 orang :


1. Kepala ruangan dengan kualifikasi pendidikan Ners dan
sudah memiliki sertifikat kepemimpinan dan manajemen
keperawatan.
2. Perawat dengan pendidikan Ners ada 8 orang
3. Perawat dengan pendidikan Diploma 3 (D3) ada 12
orang
b. Fasilitas ruang sudah lengkap

Struktur Organisasi Ruangan

Kepala Ruangan

Perawat Primer

Perawat Pelaksana

Tugas masing-masing personil diatas antara lain adalah :


1. Kepala ruangan
a. Menyusun perencanaan untuk mengelola permasalahan
yang ada di unitnya
b. Mengorganisir pembagian tim dan pasien
c. Memberi pengarahan kepada setiap perawat kepada
seluruh kegiatan yang ada di ruangannya,
d. Melakukan pengawasan terhadap seluruh kegiatan yang
ada di ruangannya,
e. Melakukan audit asuhan dan pelayanan keperawatan di
ruangannya, kemudian menindak lanjutinya.
2. Perawat Primer
a. Mengatur adual dinas timnya yang dikoordinasikan
dengan kepala ruangan,
b. Melakukan pengkajian, perencanaan, pelaksanaan,
evaluasi asuhan keperawatan bersama-sama anggota
timnya,
c. Memberi pengarahan pada perawat pelaksana tentang
pelaksanaan asuhan keperawatan.
3. Perawat Pelaksana
a. Membuat rencana harian asuhan keperawatan yang
menjadi tanggungjawabnya.
b. Melaksanakan asuhan keperawatan dengan melakukan
interaksi dengan pasien dan keluarganya
c. Melaporkan perkembangan kondisi pasien kepada
Perawat primer.
3. Pengarahan (directing)

Fungsi pengarahan selalu berkaitan erat dengan perencanaan


kegiatan keperawatan di ruang rawat penyakit dalam (ruang
rawat inap) dalam rangka menugaskan perawat untuk
melaksanakan mencapai tujuan yang telah ditentukan.

Pengarahan diruang rawat penyakit dalam dapat dilakukan


dalam beberapa kegiatan yaitu program motivasi, manajemen
konflik, pendelegasian, supervisi dan komunikasi efektif.

a. Program Motivasi

Program motivasi dimulai dengan membudayakan cara berfikir


positif bagi setiap SDM dengan mengungkapkannya melalui
pujian (reinforcement) pada setiap orang yang bekerja bersama-
sama. Kebersamaan dalam mencapai visi, dan misi merupakan
pendorong kuat untuk fokus pada potensi masing-masing
anggota.

b. Manajemen konflik

Kepala ruangan memberikan pengarahan kepada para


anggotanya (Perawat Primer dan Perawat Pelaksana) agar
pada saat memberikan Asuhan keperawatan kepada klien harus
berdasarkan SOP atau Stndar Operasional Prosedur karena
apabila tidak berdasarkan SOP maka pasien akan merasakan
kerugian.
c. Supervisi

Pengawasan merupakan hal yang penting dilakukan untuk


memastikan pelayanan dan asuhan keperawatan berjalan
sesuai standar mutu yang ditetapkan. Pelayanan tidak diartikan
sebagaipemeriksaan dan mencari kesalahan, tetapi lebih pada
pengawasan partisipatif yaitu perawat yang mengawasi
pelaksanaan kegiatan memberikan penghargaan pada
pencapaian atau keberhasilan dan memberi jalan keluar pada
hal-hal yang belum terpenuhi.

d. Pendelegasian

Pendelegasian adalah melakukan pekerjaan melalui orang lain


agar aktifitas organisasi tetap berjalan. Pendelegasian
dilaksanakan melalui proses sebagai berikut sesuai dengan
kasus diatas :
1. Identifikasi keterampilan dan tingkat pendidikan yang
diperlukan untuk melaksanakan tugas.
2. Pilih orang yang mampu melaksanakan tugas yang
didelegasikan
3. Evaluasi kinerja setelah tugas selesai
4. Pengevaluasian (evaluating)

Proses pengawasan dan pengendalianperforma perusahaan


untuk memastikan bahwa jalannya perusahaan sesuaidengan
rencana yang telah ditetapkan. Seorang manajer dituntut
untukmenemukan masalah yang ada dalam operasional
perusahaan, kemudianmemecahkannya sebelum masalah itu
menjadi semakin besar.Kepala ruangan bersama-sama
memecehakan masalah/ konflik yang terjadi di ruangan agar
perawat dapat memberikan Asuhan Keperawatan kepada klien
dengan benar

A. Analisis SWOT

1. Situasi Kasus
a. Ruang penyakit dalam RS. Swasta memiliki mengalami
permasalahan penggunaan APD yang tidak sesuai.
b. Jumlah SDM perawat 20 orang dengan kualifikasi pegawai
Ners 8 Orang, Diploma 12 orang.
c. Kepala Ruangan dengan kualifikasi pendidikan Ners dan
sudah memiliki sertifikat kepemimpinan dan manajemen
keperawatan.
d. Rumah sakit terakreditasi ISO, Fasilitas ruang lengkap.
e. Beberapa perawat memberikan pelayanan asuhan
keperawatan tidak sesuai SOP.
f. Banyaknya perawat dalam melakukan pelayanan tidak
menerapkan penggunaan APD tidak sesuai dengan kasus
pada penyakit dalam (contohnya penggunaan APD pada
pasien dengan penyakit khusus).
g. Peningkatan mutu pelayanan kurang di perhatikan melalui
penggolongan dan kurangnya perhatian khusus terhadap
pasien dengan kondisi resiko jatuh, dekubitus juga
nosokomial di ruang penyakit dalam.

2. Kajian Kasus

a. Banyaknya perawat dalam melakukan pelayanan tidak


menerapkan penggunaan APD tidak sesuai dengan kasus
pada penyakit dalam (contohnya penggunaan APD pada
pasien dengan penyakit khusus).

b. Peningkatan mutu pelayanan kurang di perhatikan melalui


penggolongan dan kurangnya perhatian khusus terhadap
pasien dengan kondisi resiko jatuh, dekubitus juga
nosokomial di ruang penyakit dalam.

3. Analisa Data

Strength Weekness Opportunity Threats


1. Jumlah 1. Beberapa 1. Kepala 1. Adanya
perawat 20 perawat ruangan persaingan
orang dengan memberikan mencoba dengan
kualifikasi pelayanan menuyususn rumah sakit
pendidikan; asuhan perencanaan lain.
Ners = 8 keperawatan perubahan 2. Tuntutan
orang dan D3 tidak sesuai dengan yang tinggi
= 12 orang dengan SOP. penerapan dari klien dan
2. Kepala 2. Perawat SOP. keluarga
ruangan dalam 2. Adanya untuk
dengan melakukan kesempatan mendapatkan
kualifikasi pelayanan untuk pelayanan
pendidikan menerapkan melanjutkan yang
Ners dan penggunaan jenjang profesional.
sudah APD tidak pendidikan 3. Tuntutan dari
memiliki sesuai sampai Ners. klien dan
sertifikat dengan 3. Adanya keluarga
kepemimpina kasus pada pelatiahan untuk
n dan penyakit penerapan mendapatkan
manajemen dalam. pemakaian fasilitas dan
keperawatan. 3. Peningkatan APD. kenyamanan
3. Fasilitas mutu 4. Adanya team pelayanan.
ruang pelayanan penilai 4. Adanya
lengkap. kurang di sebagai persaingan
4. Rs sudah perhatikan supervisor dengan
terakreditasi pelaksanaan masuknya
ISO. pelayanan perawat
keperawatan. asing.

4. Matriks SWOT
INTERNAL STRENGTH: WEAKNESS:

1. Jumlah perawat 20 1. Beberapa perawat


orang dengan memberikan
kualifikasi pelayanan asuhan
pendidikan; Ners = keperawatan tidak
8 orang dan D3 = sesuai dengan
EKTERNAL 12 orang SOP.
2. Kepala ruangan 2. Perawat dalam
dengan kualifikasi melakukan
pendidikan Ners pelayanan
dan sudah memiliki menerapkan
sertifikat penggunaan APD
kepemimpinan dan tidak sesuai
manajemen dengan kasus
keperawatan. pada penyakit
3. Fasilitas ruang dalam.
lengkap. 3. Peningkatan mutu
4. Rs sudah pelayanan kurang
terakreditasi ISO. di perhatikan
OPPORTUNITY: STRATEGI SO: STRATEGI WO:

1. Kepala ruangan 1. Menerapkan 1. Mengadakan


mencoba pemakaian APD pelatihan sesuai
menuyususn sesuai dengan sop dengan SOP baru
perencanaan yang berlaku agar yang akan
perubahan dengan tidak terjadi diterapkan agar
penerapan SOP. penyebaran memperoleh
2. Adanya penyakit. sertifikat.
kesempatan untuk 2. Mempertahankan 2. Mengadakan
melanjutkan akreditasi rumah penilaian terhadap
jenjang pendidikan sakit. ruangan dalam
sampai Ners. 3. Memberdayakan pelaksanaan
3. Adanya team SDM yang ada di pelayanan
penilai sebagai ruangan untuk keperawatan;
supervisor mengembangkan misalnya dalam hal
pelaksanaan pemberian asuhan pemberian asuhan
pelayanan keperawatan. keperawatan.
keperawatan. 3. Melakukan sharing
dengan setiap
pegawai agar tidak
ada kesalahan
komunikasi atau
prasangka buruk di
setiap anggota.
THREATS: STRATEGI ST: STRATEGI WT:

1. Adanya 1. Mempertahankan 1. Meningkatkan


persaingan dan meningkatkan fasilitas rumah sakit
dengan rumah fasilitas yang sudah agar meningkatkan
sakit lain. ada untuk kepuasan kunjungan.
2. Tuntutan yang klien. 2. Mendukung
tinggi dari klien 2. Memberdayakan kebijakan dari
dan keluarga tenaga keperawatan kepala ruangan dan
untuk yang ada untuk lebih sering
mendapatkan memberikan berkomunikasi agar
pelayanan yang pelayanan yang tidak terjadi salah
profesional. diinginkan klien. penafsiran dalam
3. Tuntutan dari 3. Mendukung tenaga tindakan yang
klien dan perawat untuk menurunkan
keluarga untuk melanjutkan jenjang kepuasan klien.
mendapatkan pendidikan agar 3. Mendisiplinkan
fasilitas dan dapat bersaing perawat untuk
kenyamanan dengan perawat memberikan asuhan
pelayanan. asing. keperawatan yang
4. Adanya 4. Mendukung tenaga profesional sesuai
persaingan perawat yang ingin dengan SOP
dengan melanjutkan 4. Menciptakan tenaga
masuknya pendidikan ke perawat yang
perawat asing. jenjang yang lebih mampu dengan
tinggi. perawat asing.

5. Prioritas Masalah
Proses untuk memprioritaskan masalah dengan metode pembobotanyang
memperhatikan aspek :
1. Magnetude (Mg) : Kecenderungan besar dan seringnya masalah
terjadi
2. Severy (Sv) : Besarnya kerugian yang ditimbulkan dari masalah
3. Manageability (Mn) : Berfokus pada keperawatan sehingga dapat
diatur untuk perubahan
4. Nursing consent (Nc) : Melibatkan pertimbangan dan perhatian perawat
5. Affability (Af) : Ketersediaan sumber daya alam
Rentang nilai yang digunakan adalah 1-5 :
1. Sangat penting :5
2. Penting :4
3. Cukup penting :3
4. Kurang penting :2
5. Sangat kurang penting : 1
No. Masalah Mg Sv Mn Nc Af Skor Keterangan
1. Pemberian 5 4 4 4 3 20 I
asuhan
keperawatan
tidaksesuai SOP
2. Kurangnya 4 4 3 4 2 17 II
Perhatian
khusus terhadap
pasien dalam
penganggulanan
nosokomial

Prioritas Masalah

1. Pemberian asuhan keperawatan tidak sesuai SOP.


2. Kurangnya Perhatian khusus terhadap pasien dalam
penganggulanan nosokomial.
6. Fish Bone Analisis

1. Pengunaan APD pada asuhan keperawatan tidak sesuai SOP

MAN MONEY MATERIAL

Kepala ruangan menganggap - -


ada sabotase dari anggota

PROBLEM

METHODE MACHINE ENVIRONMENT

- - Suasana kerja tidak


kondusif

2. Kurangnya Perhatian khusus terhadap pasien dalam


penganggulanan nosokomial.

MAN MONEY MATERIAL

Perawat melaksanakan - Belum adanya


tindakan tidak sesuai perhatian khusus
prosedur penangulanan
nosokomial.

PROBLEM

METHODE MACHINE ENVIRONMENT

- - -
6. Plan Of Action (POA)

No. Masalah Strategi Sub Kegiatan Tujuan Sasaran Metode Waktu Biaya PJ
1. Pengunaan Pembuatan Menganalisis Umum: Kepala Membuat SOP Minggu Rumah Kepala
APD Tidak
SOP kekurangan mengurangi ruangan, baru yang ke-1 Sakit Ruangan
sesuai SOP
perawatan SOP lama, ketidakefektifan pasien. sesuai dan
.
dan mengganti hal- pengunaan bekerjasama
pengunaan hal yang tidak APD dengan
APD pada sesuai dengan Khusus: anggota tim
pasien prosedur Agar klien untuk
penyakit merasa menganalisa
dalam dan nyaman dan kekurangan
pasien butuh penyakit dapat SOP
perhatian ditangani sebelumnya.
khusus sesuai
kebutuhan
2. Kurangnya Melakukan Menilai tindakan Umum: Kepala Membuat SOP Minggu Rumah Kepala
Perhatian
penilaian yang dilakukan Meningkatkan Ruang, Sesuai ke-2 Sakit Ruangan
khusus
terhadap tenaga oleh perawat penangulanan Perawat dengan
pasien dalam
keperawatan dalam terhadap Ruangan permasalahan
penganggulan
an nosokomial dan pelayanan nosokomial
mengkaji apakah sudah Khusus:
dan memperhatikan memberikan
pembuatan mengenai perhatian
SOP pencegahan khusus
penerapan nosokomial. terhadap
penangulan Membuat SOP pasien dengan
an bersama tim di penyakit dalam
nosokomial ruangan agar tidak
di rumah adanya
sakit penularan
7. Alternatif Penyelesaian Konflik

Setelah prioritas masalah didapatkan maka suatu seleksi penyelesaian atau


strategi-starategi eksternal dan eksternal guna mendapatkan strategi yang
akan digunakan terlebih dahulu untuk menyelesaikan masalah dengan
mempertimbangkan kemampuan, kemudahan, kesiapan dan daya ungkit
strategi. Seleksi penyelesaian masalah menggunakan pembobotan CARL
yaitu:
C: Cappability = Kemampuan melaksanakan alternative
A: Acceability = Kemudahan menggunakan alternative
R: Readiness = Kesiapan dalam melaksanakan alternative
L: Leverage = Daya ungkit alternative dalam penyelesaian masalah
Rentang penilaian 1-5 yaitu:
5 = Sangat mampu
4 = Mampu
3 = Cukup mampu
2 = Kurang mampu
1 = Tidak mampu

No. Alternatif Penyelesaian C A R L Skor Ket


Masalah
1. Membuat SOP 4 4 3 4 192 I
penggunaan APD dalam
pelayanan sesuai
kebutuhan.
2. Meningkatkan perhatian 4 3 3 3 108 II
khusus pada kasus
nosokomial agar tidak
terjadi penularan pada
klien lain di ruang penyakt
dalam.
Hasil scoring diatas merupakan penyelesaian masalah dari yang tertinggi sampai yang
terendah didapatkan, yaitu:

I. Membuat SOP penggunaan APD dalam pelayanan sesuai kebutuhan.


II. Meningkatkan perhatian khusus pada khasus nosokomial agar tidak terjadi
penularan pada klien lain di ruang penyakit dalam.

Untuk mengatasi masalah di atas dapat dilakukan alternatif yang lain yaitu:

1. kompromi/negoisasi

Strategi ini dapat dilakukan dengan cara menyatukan pihak yang terlibat konflik
dengan cara meningkatkan kerja sama dan keseimbangan serta
mengembangkan kemampuan penyelesaian masalah yang tepat dengan cara
mengumpulkan data yang akurat dan mengambil pandangan suatu kesepakatan
bersama. Dapat juga dilakukan dengan cara menyatukan pihak-pihak yang
bersangkutan secara langsung kepada pihak lain agar terjadi kesamaan
pandangan diantara mereka. Dengan demikian akan terbuktiada atau tidaknya
sabotase yang dilakukan oleh perawat seperti dugaan kepala ruangan.

2. Kompetisi

Kompetisi Sebagai menggunakan kekuasaan yang terkait dengan tugas stafnya


melalui upaya meningkatkan motivasi antar staf, sehingga timbul rasa
persaingan yang sehat dengan cara pimpinan, perawat dapat
3. Peran Kepemimpinan Dalam Manajemen Keperawatan

Peran kepemimpinan dalam manajemen keperawatanyang tepat diterapkan oleh


kepala ruangan diruangan adalah sebagai negosiator, penasihat.

Peran kepemimpinan yang dapat diterapkan dalam kasus diatas yaitu


pengarahan, pengarahan merupakan hubungan kepala ruangan dalam
kepemimpinan yang mengikat anggota timnya agar dapat meyumbangkan tenga
secara efektif sehingga tujuan keperawatan dapat tercapai, pengarahan ini juga
dapat membuat kerja sama yang lebih efisien dalam tim sehingga meminimalisir
kesalahan dalam komunikasi antar anggota tim.

Kepala ruangan juga dapat menjadi motivator bagi anggota timnya, kepala
ruangan harus bisa menciptakan iklim motivasi yang kondusif sehingga
membawa dampak yang dapat meningkatkan kinerja perawat yang menimbulkan
kepuasan pasien dalam pelayanan

Anda mungkin juga menyukai