Anda di halaman 1dari 15

TUGAS KELOMPOK

MIKROKONTROLER DAN INTERFACE


(MCS)

OLEH

KELOMPOK 1

1. RAHMAYANA (P3D316074)
2. MEGA SUTRI (P3D316066)
3. M.RAHMAT HAFID (P3D316070)
4. ARHAM (P3D316009)
5. M.ZULKIFLI (P3D316013)
6. M.SAPRI (P3D316002)
7. INDAH (P3D316057)
8. M. ZULFIKAR (P3D316067)
9. ST.HADRA (P3D316079)

D3 TEKNIK ELEKTRO KONSENTRASI ELEKTROMEDIS


PROGRAM PENDIDIKAN VOKASI
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2018
A. MANAGEMENT CONTROL SYSTEM (MCS)
Management Control System (MCS) merupakan gabungan dari
kata management dan control system . Management adalah proses
pengorganisasian, perencanaan, pengintegrasian, dan menghubungkan aktivitas-
aktivitas organisasi untuk mencapai tujuan organisasi. Sedangkan control
system adalah seperangkat sistem formal maupun non formal yang digunakan
oleh management untuk mengendalikan tujuan organisasi. Jika digabungkan
maka management control system diartikan sebagai suatu alat, media, atau sarana
yang digunakan oleh senior manager untuk memastikan bahwa subordinates
manager secara efektif dan efisien tetap berusaha untuk mencapai tujuan
organisasi. Dengan kata lain, fasilitas yang digunakan untuk pencapaian
tujuan management itulah yang disebut management control system. (ICFAI
University, 2006:3-6)
Perkembangan MCS:
1. MCS pertama kali didefinisikan oleh Anthony (1965) sebagai sebuah proses
yang digunakan oleh manajer untuk memastikan bahwa sumber daya telah
didapatkan dan digunakan secara efektif dan efisien dalam pencapaian tujuan
organisasi.
2. Cunningham (1992) memberikan keterangan bahwa MCS harus dapat
menyediakan sistem bahasa dan komunikasi yang berperan penting dalam
pengendalian perilaku dan sosial.
3. Mouritsen (1996) menyebutkan bahwa akuntansi dan keuangan mempunyai
peran yang signifikan dalam suatu MCS.
4. Otley (1999) mendefinisikan MCS sebagai sebuah sistem yang menyediakan
informasi yang berguna untuk manajer salam menjalankan tugas-tugasnya.
5. Spekle (2001) mendefinisikan MCS sebagai kombinasi berbagai sarana dan
proses yang mempengaruhi para perilaku pelaku dalam suatu organisasi untuk
pencapaian tujuan organisasi.(Armesh et al. 2010:195-196)
Menurut Malmi et al (2005) dalam MCS terdiri dari alat-alat dan sistem
yang digunakan oleh manajer untuk memastikan keputusan dan perilaku pegawai
konsisten dengan strategi dan tujuan organisasi dengan mengeluarkan sistem yang
menunjang pengambilan keputusan (decision support system). Dia berpendapat
bahwa MCS merupakah sistem yang terintegrasi dan suatu kebutuhan untuk
mengawal organisasi dari berbagai aspek yang dengan sistem tersebut perilaku
pelaku-pelaku dalam organisasi dapat dikontrol, dari hal-hal yang tidak tercakup
jika dilihat dari aspek akuntansi dan manajemen. MCS yang baik tidak hanya
dapat melakukan kontrol terhadap apa yang terjadi pada internal perusahaan tetapi
juga terhadap perubahan eksternal yang sensitif terhadap perusahaan. Oleh karena
itu Informasi Technologi (IT) menjadi central role dalam proses ini. MCS harus
membantu dalam proses pengintegrasian, memotivasi, memberikan support dalam
proses pengambilan keputusan, pengkomunikasian tujuan, memberikan umpan
balik, dll. (Armesh et al., 2010:195-196).
Hal-hal terpenting dalam MCS adalah:

1. Pertimbangan keputusan
Keputusan Management Control harus didasarkan pada kerangka berpikir
yang berpatokan pada strategi perusahaan.
Keputusan Management Control melakukan pertimbangan atas informasi-
informasi sumber daya baik yang bersifat kuantitatif maupun kualitatif. Dengan
sumber daya yang dimiliki dan kebijakan perusahaan, seorang manajer harus
dapat membuat keputusan yang palint tepat sesuai dengan karakteristik organisasi.
2. Keputusan diambil secara sistematis dan luwes
Keputusan dalam suatu organisasi harus diambil dari sebuah pertimbangan
sistematis dan luwes. Keputusan dalam satu unit harus sesuai atau selaras dengan
seluruh organisasi, dan keputusan dalam tiap-tiap organisasi harus
dikoordinasikan satu sama lain.

3. Cara implementasi strategi


Management Control membantu organisasi agar berjalan sesuai tujuannya.
Sehingga penting untuk memikirkan bagaimana cara mengeksekusi suatu tujuan.
Peraga di bawah ini membantu untuk menjelaskan bagaimana sebuah strategi
dijalankan melalai management control, struktur organisasi, manajemen sumber
daya manusia, dan budaya.
4. Pertimbangan Perilaku
Manusia adalah aset penting dalam organisasi. Tanpa kerja sama dari para
pegawai, seorang manajer tidak dapat menjalankan kebijakan-kebijakannya.
(ICFAI University, 2006:7-8).

mereka dapat memberi kontribusi instruksi secara langsung untuk memenuhi


tujuan organisasi. (Merchant dan Stede, 2012:10).

B. Jenis-Jenis Management Control System (MCS)

1. Keluarga MCS51

Mikrokonktroler ini termasuk dalam keluarga mikrokonktroler CISC.


Sebagian besar instruksinya dieksekusi dalam 12 siklus clock. Mikrokontroler ini
berdasarkan arsitektur Harvard dan meskipun awalnya dirancang untuk aplikasi
mikrokontroler chip tunggal, sebuah mode perluasan telah mengizinkan sebuah
ROM luar 64KB dan RAM luar 64KB diberikan alamat dengan cara jalur
pemilihan chip yang terpisah untuk akses program dan memori data.
Salah satu kemampuan dari mikrokontroler 8051 adalah pemasukan sebuah mesin
pemroses boolean yang mengijikan operasi logika boolean tingkatan-bit dapat
dilakukan secara langsung dan secara efisien dalam register internal dan RAM.
Karena itulah MCS51 digunakan dalam rancangan awal PLC (programmable
Logic Control).

2. AVR

Mikrokonktroler Alv and Vegard’s Risc processor atau sering disingkat


AVR merupakan mikrokonktroler RISC 8 bit. Karena RISC inilah sebagian besar
kode instruksinya dikemas dalam satu siklus clock. AVR adalah jenis
mikrokontroler yang paling sering dipakai dalam bidang elektronika dan
instrumentasi. Secara umum, AVR dapat dikelompokkan dalam 4 kelas. Pada
dasarnya yang membedakan masing-masing kelas adalah memori, peripheral dan
fungsinya. Keempat kelas tersebut adalah keluarga ATTiny, keluarga AT90Sxx,
keluarga ATMega dan AT86RFxx.

3. PIC

PIC ialah keluarga mikrokontroler tipe RISC buatan Microchip


Technology. Bersumber dari PIC1650 yang dibuat oleh Divisi Mikroelektronika
General Instruments. Teknologi Microchip tidak menggukana PIC sebagai
akronim,melaikan nama brandnya ialah PICmicro. Hal ini karena PIC singkatan
dari Peripheral Interface Controller, tetapi General Instruments mempunyai
akronim PIC1650 sebagai Programmabel Intelligent Computer.
PIC pada awalnya dibuat menggunakan teknologi General Instruments 16 bit CPU
yaitu CP1600. * bit PIC dibuat pertama kali 1975 untuk meningkatkan performa
sistem peningkatan pada I/). Saat ini PIC telah dilengkapi dengan EPROM dan
komunikasi serial, UAT, kernel kontrol motor dll serta memori program dari 512
word hingga 32 word. 1 Word disini sama dengan 1 instruki bahasa assembly
yang bervariasi dari 12 hingga 16 bit, tergantung dari tipe PICmicro tersebut.
Silahkan kunjungi www.microchip.com untuk melihat berbagai produk chip
tersebut. Pada awalnya, PIC merupakan kependekan dari Programmable Interface
Controller. Tetapi pada perkembangannya berubah menjadi Programmable
Intelligent Computer. PIC termasuk keluarga mikrokonktroler berarsitektur
Harvard yang dibuat oleh Microchip Technology. Awalnya dikembangkan oleh
Divisi Mikroelektronik General Instruments dengan nama PIC1640. Sekarang
Microhip telah mengumumkan pembuatan PIC-nya yang keenam. PIC cukup
popular digunakan oleh para developer dan para penghobi ngoprek karena
biayanya yang rendah, ketersediaan dan penggunaan yang luas, database aplikasi
yang besar, serta pemrograman (dan pemrograman ulang) melalui hubungan port
serial yang terdapat pada komputer.
C. Arsitektur Mikrokontroler MCS-51
Arsitektur mikrokontroler MCS-51 diotaki oleh CPU 8 bit yang terhubung
melalui satu jalur bus dengan memori penyimpanan berupa RAM dan ROM serta
jalur I/O berupa port bit I/O dan port serial. Selain itu terdapat fasilitas
timer/counter internal dan jalur interface address dan data ke memori eksternal.

Blok sistem mikrokontroler MCS-51 adalah sebagai berikut.

Salah satu tipe mikrokontroler arsitektur MCS-51 yang banyak digunakan saat
ini adalah tipe Atmel 89S51. Tipe ini banyak digunakan karena memiliki fasilitas
on-chip flash memory dan In System Programming. Berikut adalah feature-feature
untuk mikrokontroler tipe 89S51 buatan Atmel.

 4K bytes Flash ROM


 128 bytes RAM
 4 port @ 8-bit I/O (Input/Output) port
 2 buah 16 bit timer
 Interface komunikasi serial
 64K pengalamatan code (program) memori
 64K pengalamatan data memori
 Prosesor Boolean (satu bit – satu bit)
 210 lokasi bit-addressable
 Fasilitas In System Programming (ISP)

MEMORY MAP MIKROKONTROLER MCS-51


PENJELASAN FUNGSI PIN MIKROKONTROLER MCS-51

IC mikrokontroler dikemas (packaging) dalam bentuk yang berbeda. Namun pada


dasarnya fungsi kaki yang ada pada IC memiliki persamaan. Gambar salah satu
bentuk IC seri mikrokontroler MCS-51 dapat dilihat berikut.

Berikut adalah penjelasan fungsi tiap kaki yang biasa ada pada seri
mikrokontroler MCS-51:

a. Port 0

Merupakan dual-purpose port (port yang memiliki dua kegunaan). Pada desain
yang minimum (sederhana) digunakan sebagai port I/O (Input/Output). Pada
desain lebih lanjut pada perancangan dengan memori eksternal digunakan sebagai
data dan address yang di-multiplex. Port 0 terdapat pada pin 32-39.
b. Port 1

Merupakan port yang hanya berfungsi sebagai port I/O, kecuali pada IC 89S52
yang menggunakan P1.0 dan P1.1 sebagai input eksternal untuk timer ketiga (T3).
Port 1 terdapat pada pin 1-8.

c. Port 2

Merupakan dual-purpose port. Pada desain minimum digunakan sebagai port


I/O. Pada desain lebih lanjut digunakan sebagai high byte dari address. Port 2
terdapat pada pin 21-28.

d. Port 3

Merupakan dual-purpose port. Selain sebagai port I/O juga mempunyai fungsi
khusus yang ditunjukkan pada tabel berikut.

PIN FUNGSI KHUSUS


P3.0 RXD ( serial input port )
P3.1 TXD ( serial output port )
P3.2 _INT0 ( external interrupt 0 )
P3.3 _INT1 ( external interrupt 1 )
P3.4 T0 ( timer 0 external input )
P3.5 T1 ( timer 1 external input )
P3.6 _WR ( external data memory
P3.7 write strobe )
_RD ( external data memory read
strobe )
e. PSEN (Program Store Enable)

PSEN adalah kontrol sinyal yang mengijinkan untuk mengakses program


(code) memori eksternal. Pin ini dihubungkan ke pin OE (Output Enable) dari
EPROM. Sinyal PSEN akan 0 pada tahap fetch (penjemputan) instruksi. PSEN
akan selalu bernilai 0 pada pembacaan program memori internal. PSEN terdapat
pada pin 29.

f. ALE (Address Latch Enable)

ALE digunakan untuk men-demultiplex address dan data bus. Ketika


menggunakan program memori eksternal port 0 akan berfungsi sebagai address
dan data bus. Pada setengah paruh pertama memory cycle ALE akan bernilai 1
sehingga mengijinkan penulisan alamat pada register eksternal dan pada setengah
paruh berikutnya akan bernilai satu sehingga port 0 dapat digunakan sebagai data
bus. ALE terdapat pada pin 30.

g. EA (External Access)

Jika EA diberi masukan 1 maka mikrokontroler menjalankan program


memori internal saja. Jika EA diberi masukan 0 (ground) maka mikrokontroler
hanya akan menjalankan program memori eksternal (PSEN akan bernilai 0). EA
terdapat pada pin 31.

h. RST (Reset)

RST pada pin 9 merupakan pin reset. Jika pada pin ini diberi masukan 1
selama minimal 2 machine cycle maka system akan di-reset dan register-register
internal akan berisi nilai default tertentu dan program kembali mengeksekusi dari
alamat paling awal.
i. On-Chip Oscillator

Mikrokontroler MCS-51 telah memiliki on-chip oscillator yang dapat


bekerja jika di-drive menggunakan kristal. Tambahan kapasitor diperlukan untuk
menstabilkan sistem. Nilai kristal yang biasa digunakan pada 89S51/89S52 adalah
sekitar 12 MHz, dan maksimum sampai 24 MHz. On-chip oscillator tidak hanya
dapat di-drive dengan menggunakan kristal, tapi juga dapat digunakan TTL
oscillator.

j. Koneksi Power

Mikrokontroler biasanya beroperasi pada tegangan 3.3 volt atau 5 volt


(tergantung serinya). Pin Vcc terdapat pada pin 40 sedangkan Vss (ground)
terdapat pada pin 20.

D. D. Penggunaan software pada MCS

Software untuk membantu memprogram mikrokontroler MCS-51 sudah


banyak tersedia. Untuk mempermudah maka dapat dipilih software yang
merupakan Integrated Development Environment (IDE) yaitu software yang
merupakan editor sekaligus compiler. Bahkan juga ada yang sekaligus debugger
dan simulator. Salah satunya yang digunakan pada training di PRASIMAX adalah
Read51.

Berikut beberapa cara penggunaan software:

1. User dapat membuat program sistem single file maupun proyek (beberapa file).
Klik menu File lalu pilih New File.

2. Ketik program di window editing. Software menyediakan syntax highlighting


otomatis, sehingga tiap assembly directive akan diberi warna ungu dan tiap
instuksi akan diberi warna biru.

3. User dapat langsung mengcompile program dengan sekali klik icon Build (F9).
Ketika ada kesalahan maka user dapat langsung ditunjukkan letak dan jenis
kesalahan.
4. User dapat melakukan simulasi software untuk melihat hasil kerja program.
Klik IDE mode (F2).

5. User dapat melakukan debugging, bahkan melihat hasil eksekusi per step (per
baris) terhadap kondisi-kondisi register dan memori di mikrokontroler. Klik Step
Into (F8).
Selanjutnya user dapat melakukan download program ke IC mikrokontroler untuk
menguji hasilnya secara real di hardware.

Anda mungkin juga menyukai