SKRIPSI
Oleh :
ILHAM AKBAR M
A111 04 052
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2011
ABSTRAK
Tujuan dari penilitian ini adalah unuk dapat mengetahui seberapa besar
pengaruh pertumbuhan ekonomi dan upah terhadap Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja
(TPAK) Wanita kota Makassar periode 2000-2009. Dengan variable bebas pertumbuhan
ekonomi kota Makassar yang di proxikan dengan tingkat PDRB atas dasar harga konstan
dan upah minimu kota Makassar sedangkan variable terikat adalah Tingkat Partisipasi
Angkatan Kerja (TPAK) Wanita kota Makassar. Data diperoleh dari Badan Pusat
Statistik (BPS) propinsi Sulawesi selatan dengan runtun waktu tahun 2000-2007.
(PDRB) dan Upah Minimum Kota Makassar berpengaruh positif dan singnifikan
iii
ABSTRACT
The purpose of this research is able to transform and find out how much
influence economic growth and wages to the Labor Force Participation Rate (LFPR) for
Women 2000-2009 period the city of Makassar. With free variable of economic growth
in the city of Makassar is proxi the level of GDP at constant prices and wages, while
variable minimu Makassar city is bound to Labour Force Participation Rate (LFPR)
Women Makassar city. Data obtained from the Central Statistics Agency (BPS) in
The results showed that the variables Gross Regional Domestic Product (GDP)
and the Minimum Wage Makassar and singnifikan positive influence on Labour Force
iv
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas
Pertumbuhan Ekonomi Dan Upah Terhadap Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja Wanita
Kota Makassar Periode 2000-2009” untuk digunakan sebagai salah satu syarat untuk
mencapai gelar Sarjana Ekonomi ( SE ) pada Jurusan Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi
Universitas Hasanuddin. Salam dan salawat juga penulis haturkan atas Rasulullah
Muhammad SAW, beserta keluarga dan sahabat yang senantiasa istiqamah di jalan-Nya.
Penulis tentunya tidak akan pernah sanggup menyelesaikan skripsi ini tanpa
didukung dengan doa dan bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu, secara khusus penulis
1. Orang Tua, Ayahanda Mukhtar Tahir dan Ibunda Haslipa atas doa dn kasih
sayangnya. Saudara penulus, Kaka dan adikku, Srihastarti, dan Ratna Dewi
2. Bapak Pimpinan Universitas Hasanuddin, Prof. Dr. dr. Idrus Paturusi, Sp.B.,
Sp.BO.; pimpinan Fakultas Ekonomi, Dr. H. Muhammad Ali, SE. MS., M.A.;
dan pimpinan Jurusan Ilmu Ekonomi, Prof. Dr. Hj. Rahmatia, MA. yang
v
3. Dra. Sri Undai Nurbayani, M. Si. Selaku Penasihat Akademik yang telah
4. Pembimbing I dan Pembimbing II, Dra. Hj. Fatmawati, M. Si. dan Nurhaena
Bakhtiar, SE., M.SE. Atas arahan, masukan dan kebijasanaannya yang sangat
5. Kepada Dosen penguji, Bapak Dr. H. Madris, DPS., M.Si, Dr. H. Abd. Hamin
6. Seluruh dosen di Fakultas Ekonomi yang telah mengisi khasanah keilmuan dan
pengalaman penulis.
7. Staff Jurusan Ilmu Ekonomi Universitas Hasanudin: Pak Parman dan Ibu Ros,
kehidupan penulis: Tante Ida, Om Akib, Om Anas sek.. Nene dua sek.., dan yang
lainnya. Semoga jasa-jasa Kalian dapat kubalas! Doa-doaku akan selalu menyertai
Kalian.
d kalah terus kadang juga g pernah menang, hahaha...), Darsam (tuami Inzaghi
partner, mendingan Zarate hehehe...), Muswar (my bassist, belajar ketukan dulu
yee), Udien (berapami anamu Cess), Sandy (my guitarist, katax seh paling jago se
makassar, hoeek cuih...), , AlKausar (roma merda, forza forza LAZIO), , Ezri
(kapan kita merumput bareng lagi? saya tunggu assistnya ye, hohoho), Mitha (si
anak manis), Mulvi (sahabat paling baik seekonomi, pulx g abis2 men), Wulan
vi
(my vokalis, kapan ngejam bareng lagi nih? M.Arif Nur (ture namax ine, sok
keren lagi kwakakakak...) langgeng ya..., Astri (2 sisi mata uang), Andri (the old
sekampuang G mana S2), Rizal (om kita semua), Nawi (yang suka bingung), Fitri
Oetami (weits.. partner, aga karebax skripsita?), Rika (yang pux sidrap
hahaha...), Odha (g mana Aktanya Udah jadi guru), Adon (masih Jualan aja),
Isnaeni (g mana bisnisnya bro, udah sukseeya), Gaffal (g mana kabarnya papua,
aja2 bro proyekmu), Rias, Idjha, Tiny, Afni , Yakhin, Jikun, Achie, Lela,
Ummul, Haeria, Thamy, Mustaina, Dewi , Lana, Thessa, Arin dan teman-teman
yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu namun turut berarti dalam
cepat), BasrI Ribas (theks atas pinjaman prinnya bro, giman masih ada g batu
baramu ada yang mau beli ha...ha..haa). M Aqzan Alias karaeng hitam putih
Ngintip terus brooooo....... theks atas pinjaman tvnya), Ka`Nawir Stimik (theks
11. Teman-teman di pondok paldana. Ismail Al-farabi (biarpun bagai mana messi
yang no. One, C7 hanya yg kedua broooo), Indra (gimana kelincinya udah di
potong), Mas Endeng alias adrian yang bnyak namanya kpan main bola lagi),
vii
Mukhlis (orang Paling ibuk sedunia...), Coji (jangan tidur terus bro,,,urus
terangkat jadi gurun), Safri (ahlinya bahasa inggris), Komar Sp09 (mantap
12. Modipala etc. Baji (no coment dah...), Wahyu (rajax ikan bolu,
maen futsal), Hozea (my kebyoardis...), Eta (one step again fuckner, kok d
(slamat tinggal sobal, kau kanselalu ada di ingatan kami...), Iin (yang suka
solkar), n Ima (jagox english,,,,,,). Kisah kita g sampe sini fuckner, masih sangat
panjang...
Serta seluruh pihak yang turut mewarnai hari-hari dan hidup penulis yang
mungkin terlupa atau sengaja tidak dicantumkan, thank’s for all, semua pasti ada
kemajuan ilmu pengetahuan, Harapan dan doa semoga diridhai oleh Allah SWT, Amin.
Ilham Akbar M
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
HALAMAN PENGESAHAN ii
ABSTRAK iii
KATA PENGANTAR v
DAFTAR ISI ix
DAFTAR TABEL xi
BAB I PENDAHULUAN
ix
2.7. Studi Empiris..................................................................................................... 35
2.9. Hipotesis.......................................................................................................... 37
BAB IV PEMBAHASAN
BAB V PENUNTUP
5.1 Kesimpulan.....................................……………………………….................. 61
5.2 Saran................................................................................................................. 61
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
x
DAFTAR TABEL
Table 1.1 Penduduk Kota Makassar Berdasarkan Jenis Kelamin Tahun 2005-2008…… 3
Table 1.2 Penduduk Berumur 10 Tahun Menurut Kagiatan Pada Tahun 2005………… 4
Table 4.1.1 Luas kota Makassar di Rinci Menurut Luas Kecamatan Tahun 2009……….. 43
Table 4.1.2 Jumlah Penduduk Kota Makassar Menurut Kecamatan dan Jenis Kelamin,
Tahun 2009……………………………………………………….…………. 44
Tabel 4.1.3 Penduduk Menurut Golongan Umur Dan Jenis Kelamin Kota Makassar,
Tahun 2009……...………….………………………………………………… 45
Table 4.2 Perkembangan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) Wanita Kota
Makassar, 2000-2009………………………………………………………... 49
Tabel 4.3 Produk Domestic Regional Bruto Atas Dasar Harga Konstan 2000 di Kota
Table 4.3.1 Persentase PDRB Atas Dasar Harga Konstan Menurut Lapangan Usaha di
Kota Makassar……………………………………………………………….. 54
xi
DAFTAR GAMBAR
xii
BAB I
PENDAHULUAN
riil atau pendapatan riil perkapita dalam jangka panjang, dengan kata lain sasaran
tidak dapat dihindari. Salah satu masalahya adalah masalah jumlah penduduk
yang besar dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi dan kualitas penduduk yang
begitu rendah. Sejalan dengan jumlah penduduk yang terus meningkat maka
strukturalpun semakin besar hal ini karena struktur ekonomi yang ada belum
mampu menciptakan kesempatan kerja yang sesuai dan dalam jumlah yang cukup
Hal ini di sebabkan karena pertumbuhan penduduk tersebut akan berdampak pada
(TPS) dan Angkatan Kerja (AK), yang tentunya akan memasuki pasar tenaga
kerja. Tetapi apabila pertumbuhan penduduk usia kerja lebih banyak yang masuk
Angkatan Kerja menjadi rendah, dan selanjutnya akan berakibat pada rendahnya
pertumbuhan ekonomi.
apabila di bina dan di pekerjakann sebagai tenaga kerja yang efektif, maka
produksi nasional jika tersedia lapangan pekerjaan yang cukup, tetapi di lain pihak
tradisional dianggap sebagai salah satu faktor positif yang memiliki pertumbuhan
2
ekonomi. Jumlah tenaga kerja yang lebih besar berarti akan menambah jumlah
pasar domestiknya lebih besar. Tetapi apakah hal ini akan memberikan dampak
positif atau negatif, hal itu tergantung pada kemampuan sistem perekonomian sutu
negar untuk menyerap dan secara produktif memanfaatkan tambahan tenaga kerja
tersebut.
Dari data sensus tahun 2010 Pertumbuhan Penduduk di kota Makassar dari
1.193.434 jiwa yang terdiri dari 582.572 laki-laki dan 610.862 perempuan. Jumlah
perempuan kota Makassar lebih besar dari laki-laki seperti yang di perlihatkan
dari data Tabel 1.1 diatas dapat dilihat bahwa pertumbuhan penduduk kota
makassar tahun 2006 sebesar 1.223.540 jiwa atau mengalami kenaikan sebesar
2,52 persen yang terdiri dari laki-laki 601.049 jiwa atau 3,17 dan wanita 1,89.
Tahun 2007 sebesar 1.235.239 terdiri dari laki-laki 604.233 atau 0.53 dan wanita
sebesar 631.006 jiwa atau 1,39. Tahun 2008 penduduk kota makassar mencapai
jumlah 1.253.656 jiwa atau bertunbuh sebesar 1,49 persen yang terdiri dari laki-
3
laki 608.410 atau tumbuh sebesar 0,69 persen dan wanita sebesar 645.246 atau
2,25 persen. Pada tahun 2009 mencapai 1.272.349 jiwa atau mengalami
pertumbuhan sebesar 1,49 yang terdiri dari laki-laki 610.270 atau 0,30 persen dan
Wanita sebagai salah satu sumber daya manusia di pasar tenaga kerja
pada semua sektor. Tidak saja pada keseluruhan pasar kerja tetapi terlebih di
sektor formal telah terjadi proses feminisasi dan status wanita pekerja telah
dan perubahan struktural yang cepat, pasar kerja umumnya juga telah membaik
salah satu faktor yang harus diperhitungkan dalam pembangunan nasional. Data
penduduk makassar adalah 51,2%, lebih besar dari komposisi penduduk laki-laki.
Namun jumlah perempuan yang besar tidak di ikuti dengan jumlah partisipasi
wanita angkatan kerja waita yang lebih sedikit haya mencapai 35,74% dari pada
laki-laki mencapai 66,14%, hal ini dapat kita liha dalam table 1.2 dibaawah ini.
4
Tabel 1.2 penduduk kota makassar berumur 10 tahun menurut kagiatan
pada tahun 2005
Jenis kelamin
Kegiatan Utama Jumlah
Laki-laki (%) Perempuan (%)
Bekerja 263.286 67,66 125.869 32,34 389.155
mencari pekerjaan 39.449 43,09 52.088 56,9 91.537
Sekolah 115.715 49,04 120.262 50,96 235.977
Mengurus Rumah Tangga 5.745 3,17 175.815 96,94 181.360
Lainnya 33.517 89,71 3.849 10,29 37.361
Tenga Kerja 457.712 47,89 477878 50,01 955.590
TPAK 66,14 - 35,74 - 50,30
Sumber; BPS, sensus penduduk 2006
Dari Tabel 1.2 diatas menunjukan bahwa penduduk yang termasuk tenaga
kerja berjumlah 955.590 jiwa yang terdiri dari laki-laki 457.712 dan perempuan
jiwa terdiri dari 263.286 laki-laki dan 125.869 perempuan. Penduduk yang
melakukan kegitan bersekolah sekitar 235.977 jiwa yang terdiri dari laki-laki
115.715 jiwa dan perempuan 120.262 jiwa. Dengan tingginya perempuan yang
unsur keterbatasan dari wanita untuk masuk kepasar tenaga kerja sehingga tingkat
5
Tingginya tingkat pengganguran wanita dari pada laki-laki ini adalah
Sedangkan wanita hanya bertugas untuk mengurus rumah tangga dan akan bekerja
bila penghasilan suami tidak mencukupi atau kurang untuk kebutuhan keluarga.
upah dapat mempengaruhi orang untuk masuk atau tidak kepasar tenga karja,
dimana jika tingkat upah tinggi maka makin banyak masyarakat akan masuk
kedalam pasra tenaga kerja, dan secara otomatis meningkatkan tingkat partisipasi
angkatan kerja.
Selama ini masalah yang sering timbul dalam hal pengupahan adalah
dan pekerja sehingga dalam hal ini diperlukan kebijakan pemerintah untuk
meningkatkan permintaan akan barang dan jasa yang kemudian pada gilirannya
6
dalam rangka itu maka perlu adanya peningkatan taraf pendidikan dan
nasional.
angkatan kerja wanita terutamanya wilayah kota makassar yang merupakan ibu
kota propinsi sulawesi selatan. Oleh karena itu penulis mengangkat judul
7
1.3 Tujuan Penilitian
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
angkatan kerja. Yang termasuk angkatan kerja adalah penduduk yang sedang
bekerja, dan penduduk yang sedang menganggur atau sedang mencari pekerjaan.
Sedangkan yang tergolong bukan angkatan kerja antara lain penduduk yang
jasmani, pensiunan.
Penduduk yang sudah atau sedang bekerja, sedang mencari pekerjaan dan yang
dan penerima pendpatan lain. Batas umur mínimum tenaga kerja yaitu 15 tahun
menghasilkan barang dan jasa baik untuk dirinya sendiri maupun untuk orang
lain.
adalah penduduk dalam usia kerja yang diatur biasanya adalah penduduk yang
9
berusia 15 sampai 65 tahun, tetapi kebiasan yang dipakai di Indonesia adalah
yang berumur di dalam batas usia kerja, baik yang sedang bekerja maupun sedang
mencari pekerjaan dengan batas usia minimum 15 tahun ke atas tanpa batas umur
maksimum.
Dari pengertian di atas dapatlah kita ketahui bahwa tenaga kerja yaitu
meliputi penduduk yang berusia 15 tahun ke atas, baik yang sudah bekerja
maupun yang sedang mencari pekerjaan serta yang melakukan kegiatan lain
seperti sekolah, mengurus rumah tangga dan penerima pendapatan lain yang
menerima pendapatan.
dan penduduk yang berumur dibawah 10 tahun digolongkan bukan tenaga kerja
atau penduduk usia muda. Alasan pemilihan 10 tahun sebagai batas umur batas
mínimum didasarkan kenyataan bahwa dalam batas umur tersebut sudah banyak
mencari pekerjaan, alasan lain penggunaan batas umur yang dikenakan untuk
tenaga kerja umur 10 tahun ke atas oleh badan pusat statistik (BPS), batasan umur
mínimum ini merupkan upaya pemerintah untuk melindungi tenaga kerja dibawah
umur 10 tahu, namun semenjak dilaksanakan Sakernas 2001, batas usia kerja yang
semula 10 tahun dirubah oleh pemerintah menjadi 15 tahun atau lebih mengikuti
batasan umur yang diterapkan oleh pemerintah untuk melindungi tenaga kerja di
10
bawah umur pemerintah juga melaksanakan bebarbagia prongram antara lain
jaminan sosial nasional, dan hanya pegawai negeri yang menerima tunjangan hari
tua dan haya sebagian kecil pegawai dari perusahaan swasta, namun tunjangan ini
biasanya tidak mampu untuk mencukupi kebutuhan mereka. Oleh sebab itulah
mereka yang sudah mencapai usia pensiun biasanya masih tetap aktif dalam
dua golonga yaitu angkatan kerja dan bukan ankatan kerja. Golongan angkatan
yaitu kelompok yang ikut serta dalam pasar tenaga kerja dimana kelompok ini
terbagi mejadi dua golongan yaitu golongan bekerja dan menganggur atau sedang
tiga kelompok yaitu kelompok bersekolah, mengurus rumah tangga (MRT), dan
ini tidak bekerja tetapi secara fisik dan mental mereka mampu bekerja dan
sewaktu-waktu dapat masuk kedalam kelompok angkatan kerja, Oleh karena itu
kelompok ini dapat juga disebutkan sebagai angkatan kerja potensial (Potential
Labor Force).
11
Berdasarkan uraian di atas maka dapat kita simpulkan bahwa tenaga kerja
meliputi angkatan kerja dan bukan angkatan kerja, atau dapat disimpulkan sebagai
berikut:
konsep lobour force approush, maka dapat dilihat pada bagan di bawah ini :
PENDUDUK
Gambar 2.1. Bagan Komposisi Penduduk dan Tenaga Kerja (Simanjuntak, 2000)
karena angkatan kerja merupakan bagian dari pada penduduk dan tenaga kerja
12
Untuk mengetahui pengertian angkatan kerja, penulis mengemukakan
angkatan kerja adalah, Penduduk yang berusia 15 tahun ke atas yang mempunyai
pekerjaan tertentu dalam suatu kegiatan ekonomi dan mereka yang tidak bekerja
Sulistyaningsih 1983) bahwa angkatan kerja adalah bagian dari penduduk usia
penduduk dalam usia kerja yang mempunyai dan yang tidak mempunyai
pekerjaan tapi telah mampu dalam arti sehat fisik dan mental secara yuridis tidak
dari tenaga kerja yang sesungguhnya terlibat, atau berusaha untuk terlibat dalam
Dari definisi tersebut di atas, maka angkatan kerja adalah penduduk yang
telah mencapai usia kerja dengan pengertian apakah mereka bekerja atau tidak,
13
ini sangat dipengaruhi oleh pertumbuhan jumlah penduduk dan kebijaka
pemerintah.
kerja menurut (Simanjuntag 1985) juga termasuk dalam bagian tenaga kerja.
2. Golongan yang mengurus rumah tangga yaitu mereka yang mengurus rumah
b. Mereka yang hidupnya tergantung dari orang lain misalnya karena lanjut
Yang termasuk bukan angkatan kerja seperti yang telah di jelakan di atas
(kecuali yang terakhir yaitu mereka yang hidupnya tergantung dari orang lain)
sewaktu-waktu dapat terjun untuk bekerja. Oleh karena itu kelompok ini dapat
pekerjaan menarik, tingkat upah yang tinggi atau bila keluarga tidak mampu
14
akan kembali ke bangku sekolah bila kondisi pekerjaan tidak menarik atau
ini akan memasuki pasar tenaga kerja jika tingkat upah tinggi atau bila
mereka kembali mengurus rumah tangga apabila terjadi keadaan yang sebaliknya,
golongan penduduk seperti ini disebut angkatan kerja sekunder, yang dibedakan
terhadap angkatan kerja primer yaitu mereka yang secara terus-menerus berada
Jumlah orang bekerja dalam suatu daerah atau wilayah sangat dipengaruhi
oleh berbagai faktor diantaranya faktor demografi, faktor ekonomi, dan faktor
jumlah penduduk maka akan berakibat pada kebutuhan barang dan jasa yang juga
akan meningkat dan hal ini menjadi keharusan bagi sejumlah orang termasuk
wanita untuk bekerja dan mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Faktor ekonomi di tentukan oleh kondisi dan kegiatan ekonomi suatu daerah,
dimana dengan meningkatnya kegiatan ekonomi dalam suatu daerah maka setiap
orang akan tertarik untuk terlibat dalam kegiatan tersebut untuk memperoleh atau
keluarganya. Faktor sosial yaitu faktor sosial di pengaruhi oleh tingkat pendidikan
dan tingkat pelayanan kesehatan. Makin tinggi tingkat pendidikan dan kesehatan
maka akan meningkatkan motivasi orang yang makin kuat untuk memasuki pasar
kerja.
15
Dalam kegiatan produksi, permintaan perusahaan akan tenaga kerja pada
jasa. Dimana permintaan tersebut di pengaruhi oleh kegiatan ekonomi dan tingkat
upah. Proses terjadinya penempatan atau hubungan kerja melalui penyediaan dan
permintaan tenaga kerja dinamakan pasar kerja. Besar jumlah orang yang bekerja
makin tinggi pula permintaan perusahaan terhadap tenaga kerja dan besarnya
permintaan terhadap barang dan jasa tersebut tergantung pada jumlah penduduk
yang menawarkan jasanya untuk kegiatan produksi itu tergantung dari jumlah
penduduk usia kerja yang siap untuk bekerja, sedangkan besarnya permintaan
akan tenaga kerja berasal dari pengusaha tergantung dari kegiatan ekonomi dan
penawaran tenaga kerja disebut pasar kerja. Seseorang memasuki pasar kerja
berarti dia menawarkan jasanya untuk produksi, apakah dia sedang bekerja atau
mencari pekerjaan.
pasar tenaga kerja merupakan suatu posisi tertentu yang terbentuk oleh
16
menyatakan bahwa dalam pasar persaingan sempurna (perfect competition), di
mana tidak ada satupun produsen dan konsumen yang mempunyai pengaruh atau
kekuatan yang cukup besar untuk mendikte harga-harga input maupun output,
upah) ditentukan secara bersamaan oleh segenap harga-harga output dan faktor-
TPAK = x 100%
angkatan kerja (TPAK) adalah, rasio antara jumlah angkatan kerja dengan jumlah
tenaga kerja. Jika golongan tenaga kerja lebih banyak masuk ke golongan
angkatan kerja maka hal ini dapat meningkatkan tingkat partisipasi angkatan
kerja. Sebaliknya jika tenaga kerja lebih banyak yang masuk ke golongan bukan
angkatan kerja maka akan menurunkan jumlah angkatan kerja dan akan
17
penduduk yang masih bersekolah, jumlah penduduk yang mengurus rumah
tangga, umur, tingkat upah. Pendidikan, kegiatan ekonomi dan tinggal yang
ketiga telah meningkat secara dramastis pada tahun 1990 di mana untuk negara-
negara Asia meningkat sampai 4,3%. Tetapi kebanyakan kaum wanita tersebut
dalam hal perolehan imbalan dan peningkatan dalam pekerjaan (Todaro, 2000).
Jumlah angkatan kerja wanita lebih rendah dari pada jumlah angkatan
kerja laki-laki, di mana jumlah tenaga kerja perempuan yang masuk ke dalam
pasar kerja hanya sekitar separuh dari jumlah laki-laki (Suyanto 2006). Tetapi
jumlah wanita yang secara absolute lebih besar dari pada jumalah penduduk laki-
laki, dengan jumlah wanita yang begutu besar maka mereka merupakan potensi
masalah besar. Sebagian dari perbedaan tingkat upah antara wanita dan laki-laki
(ILO, 2003). Diskriminasi itu sering tercermin dalam perlakuan dan persyaratan
18
Menurut perspektif gender perbedaan peran antara perempuan dan laki-
laki berakar pada ideologi gender (Gailey 1987). Ideology gender ini bersumber
dari kontruksi sosial masyarakat. Diyakini bahwa secara biologis perempuan dan
laki-laki itu berbeda maka peran mereka juga harus berbeda. Hal inilah yang
masalah perempuan tetapi bersumber dari luar diri mereka yaitu pandangan
produksi yang dapat dimanfaatkan dan dapat dibayar murah dalam proses
ini telah menetukan persamaan gender dalam masyarakat dimana peranan dan
sosialnya dimana wanita sebagai mitra yang sejajar dengan pria yang mandiri
dalam lingkungan keluarga dan masyarakat. Dengan adanya persamaan hak dan
kewajiban, wanita bersama pria mempunyai kesetaraan hak dan tanggung jawab
yang sama atas kesejahtraan dan kebahagian keluarga. Untuk mewujudkan hal
tersebut maka di perlukan kerja keras di sertai dengan peningkatan kualitas dan
produktivitas tenaga kerja wanita sehingga dapat bersaing di segala sektor tanpa
19
kehidupan keluarga. Pada GBHN tersebut juga di jelaskan bahwa Negara
lebih mendukung upayah mempertinggi harkat dan martabat wanita hingga dapat
semakin berpengaruh dalam masyarakat dan dalam keluarga secara selaras dan
ikut serta dalam dunia kerja untuk meningkatkan kesejahtraan keluarganya. Agar
wanita yang masuk ke dunia kerja tidak didiskriminasi dan dapat bersaing dengan
tenaga kerja laki-laki dalam pasar kerja maka wanita perlu dibekali dengan
pendidikan dan keterampilan yang sesuai dengan kebutuhan pasar. Dengan ikut
sertanya wanita dalam dunia kerja diharapkan wanita tidak melupakan peranannya
dalam keluarga.
20
Masalah pertumbuhan ekonomi dapat dipandang sebagai masalah makroekonomi
dalam jangka panjang yang dapat diukur berdasarkan kemampuan suatu negara
untuk menghasilkan barang dan jasa dari satu periode ke periode lainnya.
ini didasari oleh tiga alasan. Pertama, penduduk selalu bertambah. Bertambahnya
jumlah penduduk ini berarti angkatan kerja juga akan bertambah. Pertumbuhan
ekonomi akan mampu menyediakan lapangan kerja bagi angkatan kerja. Jika
pertumbuhan ekonomi yang mampu diciptakan oleh sutu negara lebih kecil dari
perekonomian harus mampu memproduksi lebih banyak barang dan jasa untuk
yang tinggi.
jangka panjang (Budiono 1999). Dalam pengertian ini teori tersebut harus
21
apabila selama jangka waktu yang cukup panjang tersebut output perkapita
dihasilkan oleh ilmu pengetahuan umat manusia dapat dimanfaatkan secara tepat,
(Jhingan 2000).
dalam jangka panjang, dimana penekanannya pada tiga hal yaitu proses, output
perkapita dan jangka panjang. Pertumbuhan ekonomi adalah suatu “proses” bukan
suatu gambaran ekonomi pada suatu saat. Disini kita melihat aspek dinamis dari
ekonomi adalah perubahan jangka panjang secara perlahan dan mantap, yang
22
terjadi melalui kenaikan tabungan dan produksi. Perkembangan ekonomi dapat
ekonomi.
ekonomi yang dicapai suatu Negara atau Daerah. Dengan adanya pertumbuhan
ekonomi yang dicapai suatu Negara atau Daerah maka semakin mantap pula
dan jasa-jasa. Dengan kata lain pertumbuhan ekonomi lebih menunjukkan pada
23
perubahan yang bersifat kuantitatif dan biasanya diukur dengan menggunakan
Yang dimaksud dengan Gross National Product adalah total nilai pasar
perekonomian selama kurun waktu tertentu biasanya satu tahun. Jadi untuk
GNPt – GNPt-1
Pertumbuhan ekonomi/tahun t = X 100%
GNPt-1
Dimana :
pada suatu saat. Di sini kita melihat aspek dinamis dari suatu perekonomian yaitu
waktu. Ada atau tidaknya pertumbuhan ekonomi dalam suatu Negara dapat di
2. Sumber-sumber produksi.
24
Apakah dalam Negara-negara tersebut ditemukan sumber-sumber
Untuk menghitung nilai barang dan jasa yang diciptakan oleh sesuatu
2. Cara produksi atau cara produk netto, dengan cara ini pendapatan nasional
Karena adanya perubahan harga yang berlaku dari tahun ke tahun. Untuk
25
mengatasi hal ini, dalam membandingkan nilai pendapatan nasional yang dihitung
menurut harga berlaku pada tahun dimana produksi yang sedang dinilai
berikut:
Sementara itu di sisi lain inflasi ini sebenarnya dapat memicu pertumbuhan
(PDRB) tanpa memandang apakah kenaikan itu lebih besar atau lebih kecil dari
26
tingkat pertumbuhan penduduk atau apakah perubahan struktur ekonomi terjadi
atau tidak. Hal ini berarti bahwa pertumbuhan ekonomi daerah secara langsung
Dari definisi diatas dapat kita simpulkan bahwa tolak ukur dari
sumber daya alam dan faktor-faktor produksi. PDRB juga merupakan jumlah dari
nilai tambah yang diciptakan dari seluruh aktivitas ekonomi suatu daerah atau
sebagai nilai produksi barang dan jasa yang dihasilkan oleh suatu daerah.
berlaku maka PDRB dihitung atas harga berlaku pada tahun bersangkutan,
sedangkan berdasarkan harga konstan PDRB dihitung atas dasar harga tetap, atau
kemakmuran ekonomi yang lebih baik, sebab perhitungan output barang dan jasa
2.5 Upah
27
Sementara itu kajian tentang upah minimum yang dilakukan oleh Carl,
Katz, dan Krueger (Menkiw 2000) menemukakan suatu hasil bahwa peningkatan
upah minimum ternyata malah meningkatkan jumlah pekerja. Kajian ini dilakukan
pada beberapa restoran cepat saji di New Jersey dan Pennsylvania Amerika
Serikat. Dalam kajian ini dijelaskan dalam restoran-restoran cepat saji di New
Pennsylvania tidak menaikkan upah minimum pada saat yang sama. Menurut teori
standar, seperti yang diungkapkan oleh Brown Mankiw (2000) bahwa ketika
pengangguran terbuka, hal ini terjadi ketika tingkat upah meningkat maka
semakain banyak orang yang masuk ke pasar tenaga kerja, sehingga jumlah
untuk semua pekerja dari angkatan kerja adalah negatif, kecuali pekerja kerah
putih (white collar). Hal ini sesuai dengan kerangka teoritis bahwa upah minimum
akan mereduksi kesempatan kerja dari pekerja dengan skill yang rendah di sektor
formal.
28
Semakin tinggi tingkat upah yang ditawaran dalam pasar maka semakin
banyak orang yang tegolang ke dalam usia tenaga kerja lebih banyak memilih
masuk ke golongan angkatan kerja dari pada ke golongan bukan angkatan kerja,
adanya peningkatan tingkat upah makah harga waktu yang ditawarkan akan
upah. Semakin tinggi tingkat upah yang ditawarkan dalam pasar kerja, maka
semakin banyak orang yang tertarik masuk ke pasar tenaga kerja, namun
sebaliknya apabila tingkat upah yang ditawarkan rendah maka orang yang
temasuk usia angkatan kerja tidak tertarik untuk masuk ke pasar tenaga kerja dan
lebih memilih untuk tidak bekerja atau lebih memilih masuk ke golongan bukan
angktan kerja.
tingkat upah naik, maka jumlah tenaga kerja yang di tawarkan akan meningkat
dan sebaliknya. Tingkat upah mempunyai peranan langsung terhadap waktu kerja
yang ditawarkan. Pada kebanyakan orang, upah yang tinggi menjadi rangsangan
atau motivasi untuk bekerja, secara umum upah mempunyai korelasi positif dngan
Upah merupakan salah satu faktor yang jika dilihat dari sisi penawaran
29
ketenagakerjaan mempengaruhi terhadap penyerapan tenga kerja. Menurut
Michael (2004) yang menyatakan bahwa semakin tinggi tingkat upah yang
ditawarkan kepada tenaga kerja hal ini akan menurunkan tingat penyerapan tenaga
kerja. tingkat upah yang tinggi dapat meningkatkan kualitas tenga kerja,
sedangkan jika tingkat upah yang ditawarkan rendah akan menyebabkan kualitas
ditentukan oleh tingkat produktifitas, kualitas dan waktu kerja para tenaga keraj
itu sendiri. Dalam menentukan upah kerja biasnya perushaan menetapkan target
pencapaian hasil kerja sesuai dengan jam kerja yang digunakan untuk menentukan
besarnya tingkat produtivitas yang lanyak untuk diupah. Menurut Satria (2004)
Kerja (TPAK). Tingkat upah yang tinggi akan merangsang orang untuk masuk ke
pasar tenga namun dengan tingginya upah yang ditawarkan dalam pasar tenga
kerja yang tidak diikuti dengan pertumbuhan lapangan kerja maka tingkat upah ini
dapat peningkatan laju pertumbuhan angkatan keraj yang lebih besar dibandingka
peningkatan pengguran.
30
2.6 Hubungan Pertumbuhan Ekonomi Terhadap Tingkat Partispasi
Angkatan Kerja
ekonomi tidak lancar, maka jumlah orang yang menjadi pengangguran makin
besar. Sebaliknya, jika perekonomian suatu Negara dalam keadaan makmur maka
menyatakan bahwa terdapat kaitan yang erat antara tingkat pengangguran dengan
GDP (Gross Domestic Product) riil, di mana terdapat hubungan yang negatif
antara tingkat pengangguran dengan GDP riil. Pernyataan ini dapat diartikan
bahwa terdapat hubungan yang positif antara kesempatan kerja dengan GDP
Pada Gambar 2.2 di atas merupakan titik sebar dari perubahan dalam
31
GDP riil pada sumbu vertikal. Gambar ini menunjukkan dengan jelas bahwa
dengan perubahan dalam GDP riil tahun ke tahun, seperti terlihat pada garis titik
menjadi lebih luas sehingga dapat memperkecil jumlah orang yang menganggur.
akan menjadi sempit. Hal ini akan berakibat pada makin kecilnya kesempatan
1981).
artinya menuntut lebih banyak lagi keterlibatan angkatan kerja untuk ikut terlibat
32
Harapan untuk dapat ikut menikmati hasil pembangunan tersebut dinyatakan
tinggi akan mengakibatkan tingginya Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja. Hal ini
dimaksudkan bahwa jumlah mereka yang terlibat dalam pasar tenaga kerja akan
signifikan.
ketidak seimbangan anatara permintaan akan tenaga kerja (demand for labour)
dan penawaran tenaga kerja (supply of labour) pada suatu tingkat upah. Ketidak
(TPAK), dimana jika semakin tinggi tingkat upah yang ditawarkan dalam pasar
tenga kerja maka semakin banyak jumlah penduduk usia kerja yang memilih
33
masuk ke pasar tenga kerja, maka dengan otomatis akan meningkatkan jumlah
hal ini terjadi ketika tingkat upah meningkat maka penduduk usia kerja semakain
banyak yang masuk ke pasar tenaga kerja dan otomatis meningkatkan jumlah
Semakin tinggi tingkat upah yang ditawarkan dalam masyarakat, maka semakin
banyak anggota keluarga yang masuk ke dalam pasar tenaga keraja (simanjuntak
2005).
Tingkat upah yang ditawarkan dalam masyarakat yang terlalu tinggi akan
terbuka. Namun dalam penelitian tengatang upah yang dilakukan oleh Carl, Katz,
dan Krueger (Menkiw 2000) menemukakan suatu hasil bahwa peningkatan upah
minimum ternyata malah meningkatkan jumlah pekerja. Kajian ini dilakukan pada
beberapa restoran cepat saji di New Jersey dan Pennsylvania Amerika Serikat.
Dalam kajian ini dijelaskan dalam restoran-restoran cepat saji di New Jersey
34
meningkatkan upah minimum, sedangkan restoran-restoran cepat di Pennsylvania
tidak mencapai tingkat equlibrium, hal itu dapat menimbulkan kekakuan upah
meningkatkan pengangguran terbuka, hal ini terjasi ketika tingkat upah meningkat
maka semakain banyak orang yang masyuk ke pasar tenaga kerja, sehingga
jumlah angkatan kerja meningkat melebihi jumlah permintaan akan tenaga kerja,
35
Simbolon (2010) meneliti tentang Analisis Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Partisi Angkatan Kerja Wanita di Kota Medan. Hasil penilitian ini
dan signifikan terhadap partisipasi angkatan pekerja wanita di Kota Medan, yaitu
lain berpengaruh negatif, sedangkan 1 (satu) variabel bebas yaitu umur tidak
Kerja Pada Industri Menengah dan Besar di Provisi Sumatera Utara. Hasil
penilitian ini bahwa variable bebas yang terdiri dari tingkat upah, tingkat bunga
kesempatan kerja pada inustri manufaktur skala menengah dan besar di provinsi
Sumatra utara.
Pertumbuhan
Ekonomi
Tingkat Partisipasi
Angkatan Kerja
(TPAK) wanita
Upah Minimum
Gambar 2.3: bagan hubungan antara pertumbuhan ekonomi dan upah minimum
terhadap tingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK) wanita.
36
2.10 Hipotesis
37
BAB III
METODE PENELITIAN
sekunder.
Data yang di pergunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dan
1. Data Kuantitatif yaitu merupakan data time series dari tahun 2000-
2009 yang terdiri data PDRB dalam satuan rupiah, tingkat Upah
Makassar.
2. Data Kualitatif yaitu data yang diperoleh dari berbagai artikel, buku-
38
1. library research (penelitian kepustakaan)
metode analisis yang digunakan adalah model analisis regresi . maka hubungan
Y = f (X1, X2,)
(1)
(2)
(3)
β 0 = Konstanta
39
β 1, β 2 = para meter yang hendak diukur
1. uji F
(valid) jika nilai F hitung sama atau lebih besar dari nilai F table.
2. Uji t
signifikansi tertentu. Dikatakan singnifikan jika nilai t-hitung lebih besar dari
2. Upah yakni Upah Mínimum Propinsi, yang merupakan standar upah yang
2009.
40
3. Tenaga Kerja wanita adalah Penduduk Usia Kerja yakni wanita yang
jumlah angkatan kerja wanita dengan jumlah wanita yang masuk usia
kerja.
41
BAB IV
PEMBAHASAN
Sulawesi Selatan pada koordinat 119 24,17,29” – 119 32” 31”, 03” Bujur Timur
dan antara 5º 30, 81 - 5º 14’ 6, 49” Lintang selatan dengan ketinggian yang
bervariasi antara 0 – 25 m dari permukaan laut, dengan suhu antara 22º C sampai
dengan 32º C dan curah hujan antara 2000 – 3000 mm dengan rata-rata hujan 108
ekonomi di Kawasan Timur Indonesia, dan telah berkembang dengan cukup pesat,
pertahun.
42
4.1.1 Luas Wilayah
Secara keseluruhan Kota makassar memiliki luas 175,77 Km² yang terdiri
Tabel 4.1.1 Luas kota Makassar di Rinci menurut Luas Kecamatan dan
Tahun 2009
No. Kecamatan Luas (Km2) Persentase (%)
1 Mariso 1,82 1,04
2 Mamajang 2,25 1,28
3 Tamalate 18,18 11,50
4 Rappocini 9,23 5,25
5 Makassar 2,52 1,43
6 Ujung Pandang 2,63 1,50
7 Wajo 1,99 1,13
8 Bontoala 2,10 1,19
9 Ujung Tanah 5,94 3,38
10 Tallo 8,75 3,32
11 Panakukang 13,03 9,70
12 Manggala 24,14 13,73
13 Biringkanaya 48,22 27,43
14 Tamalanrea 31,84 18,11
Jumlah 175,77 100,00
Sumber : BPS kota Makassar, dalam angka 2010
Pada Tabel diatas dapat terlihat bahwa luas Kota Makassar menurut
Kecamatan Bontoala, Kematan Wajo dan yang terakhir adalah Kecamatan Mariso
43
4.1.2 Keadaan Penduduk
Penduduk suatu wilayah merupakan salah satu sumber daya yang dimiliki
menurut kecamatan, Pada Tabel diatas dapat kita melihat komposisi penduduk
Kota makassar menurut kecamatan dan jenis kelamin tahun 2009, jumlah
penduduk kota makassar sebesar 1.272.349 jiwa yang terdiri dari jumlah laki-laki
sebanyak 610.270 jiwa atau 47,96 persen dari jumlah penduduk dan jumlah
wanita sebanyak 662.079 jiwa atau 52,04 persen. Ini berarti bahwa rasio jenis
44
kelamin penduduk kota makassar yaitu sekitar 92,17 persen, yang berarti setiap
yang paling banyak bermukim berada pada kecamatan Tamalate yang sekitar
154.464 jiwa yang terdiri dari 74.745 jiwa laki-laki dan 79.719 jiwa perempuan.
ujung pandang dimana jumlah penduduknya hanya mencapai 29.064 jiwa yang
Tabel 4.1.3 Penduduk Menurut Golongan Umur Dan Jenis Kelamin Kota
Makassar, tahun 2009
Kelompok Laki- Jumlah
No (%) Wanita (%) (%)
Umur laki (Jiwa)
1 0–4 67.309 11,02 56.306 8,50 123.615 9,72
2 5–9 63.494 10,40 66.162 9,99 129.656 10,19
3 10 – 14 61.488 10,08 56.040 8,46 .528117 9,23
4 15 – 19 60.285 9,88 72.389 10,93 132.674 10,43
5 20 – 24 66.806 10,95 87.280 13,18 154.086 12,11
6 25 – 29 .27256 9,22 71.356 10,78 127.628 10,03
7 30 – 34 55.521 9,09 56.561 8.54 112.082 8,80
8 35 – 39 45.491 7,45 52.304 7,89 97.795 7,69
9 40 – 44 37,014 6,07 29.526 4,46 66.540 5,23
10 45 – 49 25.729 4,22 29.164 4,40 54.893 4,31
11 50 – 54 18.456 3,02 24.183 3,65 42.639 3,35
12 55 – 59 15.296 2,51 19.563 2,95 34.859 2,73
13 60 – 64 18.558 3,04 17.179 2,59 35.737 2,81
14 65 + 18.551 3,04 24.066 3,63 42.617 2,34
Total 610.270 100,00 662.079 100,00 1.272.349 100,00
Sumber : BPS, Kota Makassar dalam angka 2010
Pada Tabel 4.1.3 diatas dapat kita lihat bahwa komposisi penduduk kota
makassar menurut umur kelompok terbesar adalah kelompok umur 20-24 tahun
45
yang merupakan usia produktif yang sangat mendukung pengembangan ekonomi
wilayah. Jumlah penduduk wanita kota makassar yang mencapai jumlah 662.079
jiwa dimana komposisi penduduk wanita ini sebagian besar berusia produktif.
dimana kelomopok yang paling besar adalah kelompok umur 20-24 tahun sebesar
87.280 jiwa atau sekitar 13,18 persen dari jumlah penduduk wanita, yang diikuti
dengan kelompok umur 15-19 tahun dengan jumla 72.389 jiwa atau 10,93 persen,
selanjudnya kelompak umur 25-29 dengan jumlah 71.356 jiwa atau 10,78 persen,
sedangkan kelompok penduduk wanita yang paling rendah adalah berumur 60-64
sebesar 17.179 jiwa atau hanya meningkat 2,59 persen dari jumlah penduduk
Pada Tabel 4.1.3 diatas dapat kita lihat jumlah laki-laki sebear 610.270
jiwa dimana jika dilihat gambaran komposisi penduduk laki-laki sebagian besar
berada pada usia yang tidak prouktif dimana jumalah laki-laki yang paling besar
adalah berumur 0-4 tahun yang berjumlah 67.309 jiwa atau 11,02 persen, yang
diikuti oleh kelompok umur 20-24 tahun yang berjumlah 66.806 jiwa atau 10,95
persen, kelompok umur 5-9 tahun yang berjumlah 63.494 jiwa atau 10,40 persen,
kelompok umur 10-14 tahun sebesar 16.488 atau 10,08 persen, umur 25-29 tahun
27.256 jiwa atau 9,22 persen, dan kelompok umur yang paling rendah adalah
berumur 55-64 sebesar 15.296 jiwa atau hanya 2,51 persen dari jumlah laki-laki.
Ini menunjukan bahwa jumlah penduduk yang masuk usia produktif lebih banyak
Jumlah penduduk Kota Makassar tentu saja akan terus tumbuh seiring
46
pendidikan dan kebudayaan di Kawasan Timur Indonesia, dan pesatnya
cukup besar. Implikasi pertumbuhan penduduk yang cukup cepat tersebut tentu
bekerja maupun yang sedang mencari pekerjaan. Jumlah wanita yang bekerja
dalam suatu daerah atau wilayah sangat dipengaruhi oleh berbagai foktor
diantaranya faktor demografis, faktor sosial, faktor ekonomi, faktor agama dan
budanya.
Faktor demografi yaitu, dimana jumlah tenaga kerja wanita yang bekerja di
pengaruhi oleh jumlah dan umur penduduk, karena dengan jumlah penduduk yang
tinggi akan berakibat pada kebutuhan akan barang dan jasa akan meningkat dan
inilah yang menjadi keharusan bagi sejumlah orang termasuk wanita untuk
keluarganya, hal ini terjadi karena kondisi pendapatan kepala keluarganya yang
47
tidak mencukupi kebutuhan keluarganya, selain itu kegiatan ekonomi suatu daerah
juga dapat mempengaruhi wanita untuk bekerja, semakin tinggi kegiatan ekonomi
suatu daerah maka semakin banyak wanita yang ingin ikut dalam kegitan ekonomi
keluarganya.
Faktor sosial, yaitu jumlah wanita yang bekerja dipengaruhi oleh tingkat
pendidikan, tingkat pelayanan kesehatan, agama dan budaya. Bagi tenaga kerja
pelayanan kesehatan bagi tenaga kerja wanita makan ini akan meningkatkan
motivasi wanita untuk dapat ikut serta dalam dunia kerja. Jumlah wanita yang
bekerja di sautu wilayah juga di pengaruhi oleh agama dan budanya dimana
masih banyak yang percaya bahwa yang wajib untuk bekerja dan mencari nafkah
adalah kaum laki-laki, sedangkan kaum wanita hanya dapat bekerja dirumah dan
tingkat angkatan kerja wanita dari pada laki-laki. Dengan rendahnya tingkat
angkatan kerja wanita maka akan mengurangi tingkat partisipasi angkatan kerja.
dan jasa yang dihasilkan oleh perusahaan, sehingga semakin tinggi pula
permintaan perusahaan terhadap tenaga kerja untuk ikut terlibat dalam kegiatan
penduduk.
48
Besarnya penawaran tenaga kerja wanita dalam masyarakat yaitu wanita
yang menawarka jasanya untuk kegiatan produksi tersebut tergantung dari jumlah
wanita usia kerja yang siap masuk ke dalam kelompok angkatan kerja, sedangkan
besarnya permintaan akan tenaga kerja yang berasal dari perusahaan tergantung
dari kegiatan ekonomi dan besarnya permintaan penduduk terhadap barang dan
jasa yang dihasilkan oleh perusahan, proses ini terjadinya penempatan atau
hubungan kerja melalui permintaan dan penawaran tenaga kerja yang terjadi di
pasar tenaga kerja. Sesorang wanita memasuki pasar tenaga kerja berarti dia
menawarkan jasanya untuk ikut dalam kegiatan produksi, baik apakah dia sedang
Pasar tenaga kerja berfungsi untuk menyalurkan tenaga kerja wanita dan
49
Pada Tabel 4.2 dapat terlihat keadaan perkembangan Tingkat Partisipasi
mengalami kenaikan terus namun pada tahun 2008 mengalami peurunan sekita
0,77 persen dari tahun sebelumnya. Kenaikan Penduduk usia kerja wanita yang
terbesar terjadi pada tahun 2009 dimana jumlah penduduk usia kerja wanita
mencapai angka 502.619 atau mengalami kenaikan sekitar 6,97 persen dari tahun
sebelumnya.
Walaupun ada penurunan pada jumlah penduduk usia kerja wanita namun
angkatan kerja wanita tetap menagalami kenaikan. pada tahun 2005 angkatan
kenaikan dari tahun sebelumnya sekitar 8,73 persen dan yang terendah
kenaikannya terjadi pada tahun 2003 dimana angkatan kerja wanita tecatat sebesr
jumlah angkatan kerja wanita dengan jumlah usia kerja wanita. pada tahun 2000
mencapai angka 29,76. pada tahun 2001 mencapai angka 32,21 atau mengalami
kenaikan sekitar 8,23 persen, selanjudnya pada tahun 2002 tingkat partisipasi
angkatan kerja wanita mengalami kenaikan yang mencapai angka 34,28 atau
wanita mengalami kenaikan terus diman kenaikan terbesar terjadi pada tahun
2009 dimana TPAK Wanita mencapai angka 44,67 atau mengalami kenaikan
50
sekitar 8,98 persen dan kenaikan terendah terjadi pada tahun 2007 yang
mencanpai 40,99 atau hanya mengalami kenaikan sekitar 2,86 persen dari tahun
sebelumnya.
tahunnya hal ini disebabkan oleh meningkatnya angkatan kerja wanita terus
menerus dari tahun ketahun dan dengan adanya perubahan keyakinan bahwa yang
dapat mencari nafkah bukan hanya laki-laki saja yang mencari nafkah tetapi
wanita juga mempunyai hak dan kewajiban untuk mencari nafkah dan
Salah satu cara untuk melihat tingkata pertumbuhan ekonomi yang dicapai
Regional Bruto (PDRB) yang sekaligus juga mencerminkan potensi ekonomi yang
dimiliki oleh daerah tersebut. Produk Domestic Regional Bruto merupakan nilai
dari seluruh barang dan jasa yang di produksi oleh suatu daerah dalam kurun
1. Segi produksi
barang dan jasa yang dihasilkan oleh unit-unit produksi dalam suatu wilayah
51
2. Segi pendapatan
yang diterima oleh faktor-faktor produksi karena ikut sertanya dalam proses
3. Segi pengeluaran
dilakukan oleh rumah tangga, pemerintah dan lembaga swasta non profit,
investasi serta ekspor netto (ekspor dikurang impor) yang biasanya dilihat
dibedakan atas dasar harga berlaku dan atas dasar harga konstan. Adapun defenisi
dari pembagian Produk Domestik Regional Bruto tersebut adalah sebagai berikut :
1. Produk Domestik Regional Bruto atas harga berlaku adalah jumlah nilai
barang dan jasa (komoditi) atau pendapatan, atau pengeluaran yang dinilai
sesuai sesuai dengan harga yang berlaku pada tahun yang bersangkutan,
2. Produk Domestic Regional Bruto Bruto atas dasar harga konstan adalah nilai
barang dan jasa (komoditi) atau pendapatan atau pengeluaran yang dinilai
dipergunakan adalah PDRB atas dasar harga konstan periode tahun 2000-2009
52
Tabel 4.3 Produk Domestic Regional Bruto Atas Dasar Harga
Konstan 2000 Di kota Makassar, Tahun 2000-2009
PDRB atas Dasar Harga Konstan
Tahun Persentase %
tahun 2000 (Millar Rupiah)
2000 7.114.355,27 -
2001 7.633.905,12 7.30
2002 8.178.880,13 7,14
2003 8.882.254,69 8,60
2004 9.785.333,89 10,17
2005 10.492.540,67 7,16
2006 11.341.848,21 8,09
2007 12.261.538,92 8,11
2008 13.561.827,18 10,52
2009 14.789.187,68 9,20
Sumber : BPS Makassar, PDRB Makassar, 2000-2009
Regional Bruto (PDRB) atasa dasar harga konsan tahun 2000 di kota Makassar
selama periode tahun 2000-2009 mengalami kenaikan terus dari tahun ketahun.
kita dapat melihat pada tahun pada tahun 2000 PDRB kota Makassar mencapai
Rp8.178.880,13 atau mengalami kenaikan 7,14 persen, pada tahun 2002 PDRB
persen, tahun 2003 mencapai Rp. 8.882.254,69 atau mengalami kenaikan sekitar
8,60 persen, pada tahun 2004 PDRB kota makassar sebesar 9.785.333,89 atau
Pada tahun 2008 kenaikan PDRB atas harga konstan Kota Makassar
mengalami kenaikan yang paling besar selama tahun 2000-2009 dimana PDRB
persen dari tahun sebelumnya. Dengan meningkatnya PDRB Kota Makassar ini
53
menunjukan bahwa akivitas perekonomian Kota Makassar mengalami
perkembangan terus.
Manfaat lain dari Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) adalah untuk
melihat peranan masing-masing sektor terhadap total PDRBnya. Pada tabel 4.2.1
Makassar adalah sektor perdagan resturan dan hotel Yang selanjutnya diikuti
Tabel 4.3.2 Persentase PDRB Atas Dasar Harga Konstan Menurut Lapangan
Usaha Di Kota Makassar
Lapangan
2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009
Usaha
Pertanian 1,44 1,35 1,28 1,08 1,00 0,95 0,89 0,79 0,73 0,68
Pertambangan/
Penggaluan
0,01 0,02 0,02 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01
Industri
26,74 26,15 25,74 24,59 23,57 23,56 23,13 22,48 21,76 21,18
Pengelolaan
Listrik,
2,13 2,35 2,27 2,10 1,82 2,00 1,95 1,94 1,99 1,99
gas,dan air
Bangunan 7,60 7,38 7,51 7,64 7,68 7,78 7,80 7,85 8,34 8,60
Perdagangan
Restaura 27,65 27,53 28,55 28,94 28,19 28,44 28,39 28,73 29,29 29,56
& Hotel
Angkutan &
Komunikasi
13,95 14,83 14,35 15,29 15,91 15,98 15,92 16,20 16,14 16,17
Keungan,
Persewaan &
Jasa
7,18 7,08 7,08 7,97 10,18 9,84 10,19 10,47 10,55 10,79
Perusahaan
Jasa-jasa 13,26 13,31 13,21 12,39 11,63 11,44 11,73 11,53 11,19 11,02
Sumber : BPS Makassar, Struktur ekonomi kota Makassar, 2000-2009
54
Pada Tabel di atas kita dapat melihat persentase PDRB menurut lapangan
usaha kota Makassar periode tahun 2000-2009 dimana sektor perdagangan dan
hotel yang paling besar contribusinya terhadap PDRB kota makassar dimana yang
tertinggi mencapai 29,56 persen pada tahun 2009, dan paling rendah 27,53 pada
tahun 2001. Dan sekor yang besar menyumbang terhadap PDRB setelah
perdagangan dan hoterl adalah sektor industri pengelolaan diman pada tahun 2000
mencapai 26,74, dan mengalami penurunan dari tahun ketahun hingga mencapai
nilai 21,18 persen pada tahun 2009. Sektor angkutan dan komunikasi mencapai
16,20 persen pada 2007, dan paling rendah pada tahun 2000 yang mencapai 13,95
dalam PDRB dimana yang terringgi mencapai 13,31 persen pada tahun 2001
sedangkan yang terendah pada tahun 2009 mencapai 11,02 persen. Sedangkan
Bruto kota Makassar yaitu sektor pertambangan dan penggalian yang hanya
kerjanya. Sejak bergulirnya era tahun 1980-an, pola hubungan industrial telah
seperti kondisi kesehatan, keselamatan kerja perlakuan yang tidak adil dan
55
Peningkatan upah minimum sebenarnya dapat merangsang orang untuk
masuk di pasar tenaga kerja, sehingga jumlah angkatan kerja semakin meingkat
TPAK yang diakibatkan dari peningkatan upah minimum yang terlalu cepat dan
tinggi yang tidak diikuti dengan laju pertumbuhan lapangan kerja maka akan
Pada Tabel 4.2. diatas dapat kita lihat tingkat upah minimum kota
Makassar selama tahun 2000-2009, mengalami kenaikan terus dari tahun ketahun.
Dimana pada tahun 2000 upah minimum di kota makassar sebesar Rp200.000,-
atau naik skitar 50 persen. Dan pada tahun 2003 dan 2004 mengalami kenaikan
56
pada tahun 2009 upah minmu kota Makassar mencapai angka Rp1.000.000,-
perbulan.
Least Square (OLS) adalah suatu metode analisis kuantitatif yang digunakan
Dalam analisis regresi ini yang menjadi varibel terikat (dependent) adalah
tingkat partisipasi angkatan kerja wanita (Y). sedangkan untuk variable bebasnya
(independent) adalah PDRB (X1) dan Upah minimum (X2) yang merupaka data
time series selama 10 tahun yang dimulai sejak tahun 2000-2009. Setelah
dan melalui bantuan program SPSS versi 17, maka di peroleh hasil sebagai
berikut :
F-hitung = 323,986
57
Adjusted R2 = 0,986
Besarnya konstanta pada persamaan diatas adalah -4.238, ini berarti bahwa
pada saat tidak ada pengaruh dari PDRB dan Upah Minimum maka jumlah tingkat
partisipasi angkatan kerja (TPAK) wanita kota makassar akan turun sebesar 4.238
persen.
parsial dengan asumsi bahwa variabel lainnya adalah konstan, maka dapat dilihat
pada koefisien regresinya. Untuk PDRB (X1), koefisien regresinya sebesar 0,136.
Hal ini berarti bahwa setiap kenaikan PDRB sebesar 1 persen akan menaikkan
Tingkat Patisipasi Angkatan Kerja Wanita sebesar 0,136 persen. Atau sebaliknya
menunjukkan angka 0,042, hal ini berarti bahwa setiap kenaikan Upah minimum
Angkatan Kerja Wanita sebesar 0,042 persen atau sebaliknya dengan asumsi
varaibel terikat secara persial maka dilakukan uji-t. dengan derajat kepercayaan
yang digunakan yakni sebesar 0,05 persen, dikatan signifikan jika t-hitung lebih
58
Hasil perhitungan regresi menunjukkan bahwa variabel PDRB (X1)
diperoleh nilai t-hitung sebesar 3,081 (t-tabel1,895), ini menunjukkan bahwa nilai
t-hitung lebih besar dari pada nilai t-tabel, hal ini berarti bahwa PDRB
1,916 (t-tabel 1,895). Keadaan ini menunjukkan bahwa nilai t-hitung lebih besar
dari pada nilai t-tabel, yang berarti bahwa Upah minimum mempunyai pengaruh
Dikatakan signifian jika F-hitung lebih besar dari F-tabel, hasil regresi
menunjukkan nilai F-hitung 323,986 (F-tabel 4,78), hal ini menunjukan bahwa
nilai F-hitung lebih besar dari nilai F-tabel, ini berartih bahwa variabel bebas
yang nyata dan signifikan terhadap peningkatan Tigkat Partisipasi Angkatan Kerja
terikat, maka dapat dilihat pada uji analisis R Squared (R2), hasil regresi
59
variasi naik turunnya peningkatan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja Wanita
dipengaruhi oleh PDRB dan Upah minimum, sedangkan sisanya sekitar 0,011
60
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Wanita.
5.2. Hasil uji F menunjukan bahwa PDRB dan Upah mimum mempunyai
Kerja (TPAK) wanita, dimana hal ini dapat terlihat dari hasil uji F dimana
nilai F-hitung lebih besar dari pada F-tabel yaitu F hitung = 321.485 > F
tabel = 4.76.
5.3. Saran
Dari kesimpulan di atas, maka yang perlu disarankan sesuai dengan hasil
dalam kegiatan ekonomi maka salah satu upaya yang harus dilakukan
dan kuantistas agar para wanita dapat besaing dalam dunia kerja. dengan
61
pertumbuhan ekonomi dapat terus mendorong ketersediannya lapangan
rumah tangga, karena dengan anggapan ini wanita pasti akan membatasi
berkurang.
dan keadaan ekonomi daerah agar tidak terjadi kekuatan upah yang
3. Penulis berharap agar penilitian ini dapat di lanjutkan oleh pihak lainnya
62
DAFTAR PUSTAKA
Suryahadi, Asep. 2003. Minimum Wage Policy and Its Impact on Employment in
The Urban Formal Sector. BIES.
Suryahadi, Asep. 2003. Minimum Wage Policy and Its Impact on Employment in
The Urban Formal Sector. BIES.
Syafril, Salim Djasni dan Hidayat Wahyu. Ilmu Pengetahuan Sosial Ekonomi.
Jakarta :Bumi Aksara, 1999
http://www.google. Com.
http://www. Repository.usu.ac.id
Dokumen-dokumen :
-------------------------,Tahun 2000-2009. Sulawesi Selatan Dalam Angka, BPS,
Makassar
-------------------------,Tahun 2000-2009. Makassar Dalam Angka, BPS, Makassar.
TAHUN
TPAK WANITA TINGKAT TPAK WANITA TINGKAT
PDRB PDRB
KOTA UPAH KOTA UPAH
MAKASSAR MINIMUM MAKASSAR MINIMUM
Variables Entered/Removed
Variables Variables
Model Entered Removed Method
a
1 x2, x1 . Enter
Model Summary
Total .027 9
b. Dependent Variable: y
a
Coefficients
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
a. Dependent Variable: y