Anda di halaman 1dari 9

TUGAS MANDIRI UTS

ANALISIS KEBIJAKAN KESEHATAN


DOSEN: dr.NOEGROHO IMAN SANTOSA,SKM,

“ PERENCANAAN YANG BAIK MEMERLUKAN ANALISIS


LINGKUNGAN YANG CERMAT DAN COMPREHENSIVE”

PROGRAM PASCA SARJANA KESEHATAN MASYARAKAT


KELAS : BLOK SUKABUMI_Angkatan XV
TAHUN AKADEMIK 2014/2015
Jelas sekali dalam perencanaan yang baik memerlukan analisa

lingkungan yang cermat dan comprehenshive karena dilihat dari teori dalam

manajemen, perencanaan adalah proses mendefinisikan tujuan organisasi,

membuat strategi untuk mencapai tujuan itu, dan mengembangkan rencana

aktivitas kerja organisasi. Perencanaan merupakan proses terpenting dari

semua fungsi manajemen karena tanpa perencanaan fungsi-fungsi lain—

pengorganisasian, pengarahan, dan pengontrolan—tak akan dapat berjalan.

Rencana dapat berupa rencana informal atau rencana formal.Rencana

informal adalah rencana yang tidak tertulis dan bukan merupakan tujuan

bersama anggota suatu organisasi. Sedangkan rencana formal adalah

rencana tertulis yang harus dilaksanakan suatu organisasi dalam jangka waktu

tertentu.

Rencana formal merupakan rencana bersama anggota korporasi,

artinya, setiap anggota harus mengetahui dan menjalankan rencana itu.

Rencana formal dibuat untuk mengurangi ambiguitas dan menciptakan

kesepahaman tentang apa yang harus dilakukan.

Dengan Analisis lingkungan diantaranya kita mengetahui bagaimana

keadaan perumahannya, bagaimana sanitasinya, bagaimana lingkungan

biologisnya, bagaimana pendapatan penduduknya sehingga tujuan yang akan

dicapai sangat jelas dengan melihat data-data yang ada.


Rencana atau plan adalah dokumen yang digunakan sebagai skema

untuk mencapai tujuan. Rencana biasanya mencakup alokasi sumber daya,

jadwal, dan tindakan-tindakan penting lainnya.Rencana dibagi berdasarkan

cakupan, jangka waktu, kekhususan, dan frekuensi

penggunaannya.Berdasarkan cakupannya, rencana dapat dibagi menjadi

rencana strategis dan rencana operasional.Rencana strategis adalah rencana

umum yang berlaku di seluruh lapisan organisasi sedangkan rencana

operasional adalah rencana yang mengatur kegiatan sehari-hari anggota

organisasi.

Berdasarkan jangka waktunya, rencana dapat dibagi menjadi rencana

jangka panjang dan rencana jangka pendek.Rencana jangka panjang

umumnya didefinisikan sebagai rencana dengan jangka waktu tiga tahun,

rencana jangka pendek adalah rencana yang memiliki jangka waktu satu

tahun.Sementara rencana yang berada di antara keduanya dikatakan memiliki

intermediate time frame.

Stephen Robbins dan Mary Coulter mengemukakan empat tujuan

perencanaan.Tujuan pertama adalah untuk memberikan pengarahan baik

untuk manajer maupun karyawan nonmanajerial. Dengan rencana, karyawan

dapat mengetahui apa yang harus mereka capai, dengan siapa mereka harus

bekerja sama, dan apa yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan
organisasi. Tanpa rencana, departemen dan individual mungkin akan bekerja

sendiri-sendiri secara serampangan, sehingga kerja organisasi kurang efesien.

Tujuan kedua adalah untuk mengurangi ketidak pastian. Ketika seorang

manajer membuat rencana, ia dipaksa untuk melihat jauh ke depan,

meramalkan perubahan, memperkirakan efek dari perubahan tersebut, dan

menyusun rencana untuk menghadapinya.

Tujuan ketiga adalah untuk meminimalisir pemborosan.Dengan kerja

yang terarah dan terencana, karyawan dapat bekerja lebih efesien dan

mengurangi pemborosan.Selain itu, dengan rencana, seorang manajer juga

dapat mengidentifikasi dan menghapus hal-hal yang dapat menimbulkan

inefesiensi dalam perusahaan.

Tujuan yang terakhir adalah untuk menetapkan tujuan dan standar yang

digunakan dalam fungsi selanjutnya, yaitu proses pengontrolan dan

pengevalusasian. Proses pengevaluasian atau evaluating adalah proses

membandingkan rencana dengan kenyataan yang ada. Tanpa adanya

rencana, manajer tidak akan dapat menilai kinerja perusahaan.

Selain keempat hal tersebut, sebagian besar studi menunjukan adanya

hubungan antara perencanaan dengan kinerja perusahaan.


Perencanaan terdiri dari dua elemen penting, yaitu sasaran (goals) dan

rencana itu sendiri (plan).

Sasaran adalah hal yang ingin dicapai oleh individu, grup, atau seluruh

organisasi.Sasaran sering pula disebut tujuan.Sasaran memandu manajemen

membuat keputusan dan membuat kriteria untuk mengukur suatu pekerjaan.

Sasaran dapat dibagi menjadi dua kelompok, yaitu sasaran yang

dinyatakan (stated goals) dan sasaran riil.Stated goals adalah sasaran yang

dinyatakan organisasi kepada masyarakat luas.Sasaran seperti ini dapat

dilihat di piagam perusahaan, laporan tahunan, pengumuman humas, atau

pernyataan publik yang dibuat oleh manajemen. Seringkali stated goals ini

bertentangan dengan kenyataan yang ada dan dibuat hanya untuk memenuhi

tuntutan stakeholder perusahaan. Sedangkan sasaran riil adalah sasaran yang

benar-benar dinginkan oleh perusahaan.Sasaran riil hanya dapat diketahui

dari tindakan-tindakan organisasi beserta anggotanya.

Ada dua pendekatan utama yang dapat digunakan organisasi untuk

mencapai sasarannya.Pendekatan pertama disebut pendekatan

tradisional.Pada pendekatan ini, manajer puncak memberikan sasaran-

sasaran umum, yang kemudian diturunkan oleh bawahannya menjadi sub-

tujuan (subgoals) yang lebih terperinci.Bawahannya itu kemudian

menurunkannya lagi kepada anak buahnya, dan terus hingga mencapai tingkat
paling bawah.Pendekatan ini mengasumsikan bahwa manajer puncak adalah

orang yang tahu segalanya karena mereka telah melihat gambaran besar

perusahaan. Kesulitan utama terjadi pada proses penerjemahan sasaran

atasan oleh bawahan. Seringkali, atasan memberikan sasaran yang

cakupannya terlalu luas seperti “tingkatkan kinerja,” “naikkan profit,” atau

“kembangkan perusahaan,” sehingga bawahan kesulitan menerjemahkan

sasaran ini dan akhirnya salah mengintepretasi maksud sasaran itu .

Dalam menyusun perencanaan analisis lingkungan perlu dilakukan

untuk mengukur sejauh mana factor-faktor yang ada dalam lingkungan

tersebut yang berpengaruh terhadap perencanaan dan tujuan yang ingin

dicapai baik secara langsung maupun tidak langsung, karena dalam

lingkungan sudah dapat dipastikan bisa berupa fisik maupun social yang

mempengaruhi perilaku ataupun kualitas hidup seseorang.

Analisis lingkungan bertujuan untuk menilai apa yang ada dalam

lingkungan organisasi secara keseluruhan yang semuanya dapat

mempengaruhi maju mundurnya organisasi tersebut.

Policy Orientid Role Analisis Internal, berorientasi pada analisis

kebijakan manajemen yang bertujuan memperbaiki kinerja organisasi dengan

memberikan informasi tentang kecenderungan utama yang muncul dalam

lingkungan organisi.
Integrated Strategic Planning Role yang tujuannya memperbaiki semua

kinerja yang ada dalam organisasi dengan menunjuk manajemen tingkat atas

( Direktur Rumah Sakit ) dan manajemen divisi ( Kabag TU ) yang menerima

semua isu baik dari dalaqm maupun dari luar organisasi yang bisa

berpengaruh pada proses perencanaan.

Functional Oriented Role tujuannya adalah untuk memperbaiki kinerja

organisasi dengan menyediakan informasi terhadap lingkungan organisasi

untuk mengukur efektifitas kinerja organisasi tertentu. Peran ini berorientasi

pada masalah tertentu dalam organisasi yang menjadi pokok utama.

Dalam menyusu perencanaan kegiatan di Rumah Sakit perlu dilakukan

analisis lingkungan yang ada baik internal maupun eksternal Antara lain :

Lingkungan internal adalah lingkungan yang ada pada saat ini, berapa

jumlah pegawai yang ada, berapa jumlah bangsal yang ada, berapa kapasitas

tempat tidur yang tersedia, bagaimana keadaan keuangan saat ini, kebutuhan

apa saja yang diperlukan pada saat ini, untuk menentukan tujuan yang ingin

dicapai tahun depan.

Analisis terhadap lingkungan eksternal diarahkan kepada beberapa

factor yang menjadi kunci yang dapat mempengaruhi perencanaan Rumah

Sakit dalam mencapai tujuan pada tahun depan Antara lain :

Lingkungan social, termasuk budaya dan adat istiadat perlu

diperhatikan dalam menyusun perencanaan program kesehatan karena ada


kemungkinan dalam rencana kegiatan yang akan dilaksanakan dapat

bertentangan dengan kondisi social yang ada di masyarakat.

Lingkungan ekonomi, bagaimana pendapatan masyarakat yang ada di

wilayah Rumah Sakit apakah banyak yang Pra sejahtera, sejahtera I atau

sejahtra 2 atau kebanyakan yang mampu sehingga dalam perencanaan

pengadaan bangunanpun sangat berpengaruh, apakah lebih banyak Klas I, II

atau Klas III maupun VIP untuk golongan menengah keatas.

Lingkungan Politik, suhu politik yang ada dalam lingkungan

pemerintahan tertinggi juga dapat mempengaruhi terhadap perencanaan

karena adanya campur tangan dari para pemegang kebijakan dapat

mempengaruhi perencanaan yang telah dibuat atau disusun sebelumnya ( bisa

berubah seketika ).

Perkembangan teknologi juga dapat berpengaruh terhadap

perencanaan karena semakin canggih teknologi semakin tinggi anggaran yang

dibutuhkan dalam pengadaan alat-alat medis yang dibutuhkan maupun sarana

penunjang lainnya dalam pelayanan kesehatan.

Issue kebijakan, issue teraktual kebijakan pemerintah terkait

pencapaian program kesehatan sangat perlu dianalisis untuk dapat mencapai

tujuan rumah sakit yang telah ditentukan.

Data cakupan tentang BOR ( Board Accupancy Rate ) angka hunian di

rumah sakit semakin pendek hari perawatan semakin baik citra rumah sakit
karena pasien cepat sembuh, LOS , TOI merupakan data yang sangat

diperlukan dalam perencanaan mementukan program yang akan dilaksanakan

pada tahun depan untuk lebih meningkatkan tujuan yang telah ditentukan.

Referensi :

1. Nur Prasetyo, IrAwarrnes Training, Environmental Management

System, ISO14001:2004, Dinas kesehatan Kabupaten sukabumi,

tahun 2004

2. Rencana Strategis RSUD Palabuhanratu Kabupaten Sukabumi

tahun 2011-2015.

3. MODUL PELATIHAN PERENCANAAN DAN PENGANGGARANH

KESEHATAN TERPADU (P2KT), DIREKTORAT JENDRAL BINA

KESEHATAN MASYARAKAT DEPARTEMEN KESEHATAN RI

2007

Anda mungkin juga menyukai