fungsi Manajemen”
December 9, 2012delfistefani 3 Comments
Tugas
“Fungsi-fungsi Manajemen”
Disusun Oleh:
F1D2 11035
UNIVERSITAS HALUOLEO
2011
BAB I
PENDAHULUAN
Pengertian administrasi dapat didekati dari dua pengertian, yaitu sebagai unsur statis
administrasi (organisasi) dan sebagai unsur dinamis administrasi (manajemen).
BAB II
PEMBAHASAN
Pengertian
Perencanaan (planning) adalah memikirkan apa yang akan dikerjakan dengan sumber
yang dimiliki. Perencanaan dilakukan untuk menentukan tujuan perusahaan secara
keseluruhan dan cara terbaik untuk memenuhi tujuan itu. Manajer mengevaluasi
berbagai rencana alternatif sebelum mengambil tindakan dan kemudian melihat
apakah rencana yang dipilih cocok dan dapat digunakan untuk memenuhi tujuan
perusahaan. Perencanaan merupakan proses terpenting dari semua fungsi manajemen
karena tanpa perencanaan, fungsi-fungsi lainnya tak dapat berjalan.
Rencana dapat berupa rencana informal atau rencana formal.Rencana informal adalah
rencana yang tidak tertulis dan bukan merupakan tujuan bersama anggota suatu
organisasi. Sedangkan rencana formal adalah rencana tertulis yang harus
dilaksanakan suatu organisasi dalam jangka waktu tertentu.
Tujuan yang terakhir adalah untuk menetapkan tujuan dan standar yang digunakan
dalam fungsi selanjutnya, yaitu proses pengontrolan dan pengevalusasian. Proses
pengevaluasian atau evaluating adalah proses membandingkan rencana dengan
kenyataan yang ada. Tanpa adanya rencana, manajer tidak akan dapat menilai kinerja
perusahaan.
Selain keempat hal tersebut, sebagian besar studi menunjukan adanya hubungan
antara perencanaan dengan kinerja perusahaan.
Perencanaan terdiri dari dua elemen penting, yaitu sasaran (goals) dan rencana itu
sendiri (plan).
Sasaran adalah hal yang ingin dicapai oleh individu, grup, atau seluruh
organisasi.Sasaran sering pula disebut tujuan.Sasaran memandu manajemen membuat
keputusan dan membuat kriteria untuk mengukur suatu pekerjaan.
Sasaran dapat dibagi menjadi dua kelompok, yaitu sasaran yang dinyatakan (stated
goals) dan sasaran riil.Stated goals adalah sasaran yang dinyatakan organisasi kepada
masyarakat luas.Sasaran seperti ini dapat dilihat di piagam perusahaan, laporan
tahunan, pengumuman humas, atau pernyataan publik yang dibuat oleh manajemen.
Seringkali stated goals ini bertentangan dengan kenyataan yang ada dan dibuat hanya
untuk memenuhi tuntutan stakeholder perusahaan. Sedangkan sasaran riil adalah
sasaran yang benar-benar dinginkan oleh perusahaan.Sasaran riil hanya dapat
diketahui dari tindakan-tindakan organisasi beserta anggotanya.
Ada dua pendekatan utama yang dapat digunakan organisasi untuk mencapai
sasarannya.Pendekatan pertama disebut pendekatan tradisional.Pada pendekatan ini,
manajer puncak memberikan sasaran-sasaran umum, yang kemudian diturunkan oleh
bawahannya menjadi sub-tujuan (subgoals) yang lebih terperinci.Bawahannya itu
kemudian menurunkannya lagi kepada anak buahnya, dan terus hingga mencapai
tingkat paling bawah.Pendekatan ini mengasumsikan bahwa manajer puncak adalah
orang yang tahu segalanya karena mereka telah melihat gambaran besar perusahaan.
Kesulitan utama terjadi pada proses penerjemahan sasaran atasan oleh bawahan.
Seringkali, atasan memberikan sasaran yang cakupannya terlalu luas seperti
“tingkatkan kinerja,” “naikkan profit,” atau “kembangkan perusahaan,” sehingga
bawahan kesulitan menerjemahkan sasaran ini dan akhirnya salah mengintepretasi
maksud sasaran itu (lihat gambar).
Rencana atau plan adalah dokumen yang digunakan sebagai skema untuk mencapai
tujuan. Rencana biasanya mencakup alokasi sumber daya, jadwa, dan tindakan-
tindakan penting lainnya.Rencana dibagi berdasarkan cakupan, jangka waktu,
kekhususan, dan frekuensi penggunaannya.Berdasarkan cakupannya, rencana dapat
dibagi menjadi rencana strategis dan rencana operasional.Rencana strategis adalah
rencana umum yang berlaku di seluruh lapisan organisasi sedangkan rencana
operasional adalah rencana yang mengatur kegiatan sehari-hari anggota organisasi.
Berdasarkan jangka waktunya, rencana dapat dibagi menjadi rencana jangka panjang
dan rencana jangka pendek.Rencana jangka panjang umumnya didefinisikan sebagai
rencana dengan jangka waktu tiga tahun, rencana jangka pendek adalah rencana yang
memiliki jangka waktu satu tahun.Sementara rencana yang berada di antara keduanya
dikatakan memiliki intermediate time frame.
Menurut kekhususannya, rencana dibagi menjadi rencana direksional dan rencana
spesifik.Rencana direksional adalah rencana yang hanya memberikan guidelines
secara umum, tidak mendetail.Misalnya seorang manajer menyuruh karyawannya
untuk “meningkatkan profit 15%.” Manajer tidak memberi tahu apa yang harus
dilakukan untuk mencapai 15% itu. Rencana seperti ini sangat fleksibel, namun
tingkat ambiguitasnya tinggi. Sedangkan rencana spesifik adalah rencana yang secara
detail menentukan cara-cara yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan. Selain
menyuruh karyawan untuk “meningkatkan profit 15%,” ia juga memberikan perintah
mendetail, misalnya dengan memperluas pasar, mengurangi biaya, dan lain-lain.
Terakhir, rencana dibagi berdasarkan frekuensi penggunannya, yaitu single use atau
standing. Single-use plans adalah rencana yang didesain untuk dilaksanakan satu kali
saja. Contohnya adalah “membangun 6 buah pabrik di China atau “mencapai
penjualan 1.000.000 unit pada tahun 2006.” Sedangkan standing plans adalah
rencana yang berjalan selama perusahaan tersebut berdiri, yang termasuk di dalamnya
adalah prosedur, peraturan, kebijakan, dan lain-lain.
Batasan Perencanaan
Manfaat Perencanaan
Ada beberapa manfat yang dapat diperoleh oleh staf dan pimpinan jika organisasi
memiliki sebuah perencnaan. Mereka akan mengetahui:
Sebaliknya, pimpinan dan staf organisasi juga perlu memahami bahwa perencanaan
juga
Dengan perencanaan yang tersusun lengkap, seorang manajer dan seorang staf akan
mengetahui dengan jelas arah sebuah program atau proyek. Mereka akan mengetahui
jenis dan kegiatan yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan program/proyek,
jumlah dan kualifikasi staf yang dibutuhkan untuk melaksanakan program/proyek
tersebut, model pengawasan yang harus dilaksanakan oleh manajer atau mereka yang
diserahi tugas sebagai penanggung jawab program/proyek. Karena perencanaan juga
mengandung keuntungan dan kerugian, para manajer program sebaiknya
mengantisipasi hambatan tersebut pada saat penyusunan rencana. Jika hal tersebut
memang terjadi, hambatan tersebut akan menghambat pelaksanaan program atau
proyek di lapangan. Hal ini harus sudah diwaspadai dan diantisipasi sebelumnya oleh
para penyusun perencanaan.
Langkah-langkah Perencanaan
Langkah awal untuk menyusun perencanaan dapat dimulai dengan sebuah gagasan
atau cita-cita yang terfokus pada situasi tertentu. Sebagai suatu proses, perencanaan
kesehatan mempunyai beberapa langkah :
1. Analisis Situasi
Analisis situasi adalah langkah pertama proses penyusunan perencanaan. Langkah ini
dilakukan dengan analisis data laporan yang dimiliki oleh organisasi (data primer)
atau mengkaji laporan lembaga lain (data sekunder) yang datanya dibutuhkan
observasi dan wawancara. Agar mampu melaksanakan analisis situasi dengan baik,
manajer dan staf sebuah organisasi atau mereka yang diberikan tugas sebagai tim
perencana harus dibekali ilmu epidemiologi, ilmu antropologi, ilmu demografi, ilmu
ekonomi, dan ilmu statistic.
Melalui analisis situasi akan dihasilkan berbagai macam data. Data dianalisis lebih
lanjut menggunakan pendekatanepidemiologi untuk dapat dijadikan informasi
tentang distribusinya di suatu wilayah, berdasarkan kurun waktu tertentu.. Informasi
lain yang perlu dicari adalah bagaimana tanggapan masyarakat tentang kesehatan
masyarakat tersebut dan bagaimana potensi organisasi untuk memeahkannya.
Informasi tersebut dibutuhkan oleh pimpinan untuk mengambil keputusan tentang
bagaimana puskesmas akan mengembangkan program intervensi.
Masalah adalah kesenjangan yang dapat diamati antara situasi/kondisi yang terjadi
dengan situasi/kondisi yang diharapkan, atau kesenjangan yang dapat diukur antara
hasil yang mampu dicapai dengan tujuan yang ingin dicapai.Maslah juga dapat
dirumuskan dalam bentuk hambatan kerja, dan kendala yang dihadapi staf dalam
pelaksanaan kegiatan program.Masalah kesehatan masyarakat adalah suatu penyakit
yang berkembang pada kurun waktu tertentu dan menyerang kelompo-kelompok
masyarakat di suatu masyarakat tertentu. Dengan menggunakan batasan masalah
tersebut dpat dikelompokan ke dalam tiga kategori masalah yaitu masalah kesehatan
masyarakat, masalah manajemen pelayanan kesehatan(masalah program), dan
masalah perilaku (termasuk sikap dan pengetahuan masyarakat tentang penyakit dan
kegiatan program kesehatan).
1. Berapa besar sumber daya yang dimiliki oleh organisasi (potensi organisasi-
How many)?
2. Seberapa jauh masalah kesehatan masyarakat akan dipecahkan (target
program-How far)?
3. Kapan target tersebut akan dicapai (target waktu-When)?
Hambatan geografis (jalan rusak), iklim atau musim hujan, masalah tingkat
pendidikan masyarakat yang masih rendah, sikap dan budaya masyarakat yang tidak
kondusif (masih banyak tabu, salah persepsi, mitos dan sebagainya).Semua kendala
dan hambatan yang bersumber pada lingkungan seperti ini sebaiknya dianalisin pada
saat melakukan kajian terhadap perilaku sehat-sakit masyarakat.Perilaku masyarakat
yang kurang partisipasif merupakan kendala utama pelaksanaan program.
1. Susun semua daftar hambatan. Hambatan mungkin terjadi pada staf atau para
pelaksana, peralatan, informasi, biaya dan waktu, geografis, iklim, dan peran
serta masyarakat.
2. Pilih hambatan kendala yang dapat dihilangkan, mana yang di anggap sebagai
tantangan untuk dimodifikasi atau dikurangi dan mana yang sama sekali tidak
dapat dihilangkan.
3. Kaji kembali tujuan operasional kegiatan yang sudah disusun, tetapi tetap
waspada dengan berbagai hambatan dan kendala di lapangan.
Hambatan (kelemahan) yang bersumber dari dalam organisasi harus dikaji dulu
sebelum KRO disusun. Jika tidak, program yang akan dilaksanakan terhambat oleh
factor internal organisasi. Factor lingkungan di luar organisasi seperti peran serta
masyarakat dan kerjasama lintas sector juga penting di kaji sebagai bagian dari
strategi pengembangan program di lapangan.
Pada saat memasuki fase ini, tim perencana sudah menetapkan tujuan dan target yang
ingin dicapai. Proses perencanaan yang terakhir adalah menetapkan alternative
kegiatan dan sumber daya pendukung. Langkah ini dilakukan sebelum proses
penyusunan RKO. Format senuah RKO yang lengkap terdiri dari:
1. Unsur tujuan
1. Unsur kebijakan
Kebijakan dalam perencanaan harus tercermin didalam strategi yang disusun oleh
pimpinan (manajer) untuk mencapai tujuan program.
1. Unsur prosedur
Dalam konsep perencanaan harus jelas standar operating prosedur setiap kegiatan.
Standar unjuk kerja (standar of performance) harus ada karena akan menjadi
pedomen kerja staf di lapangan. Pembagian tugas dan hubungan kerja antara staf
akan tercermin dalam unsur perencanaan ini.
1. Unsur kemajuan/progress
Didalam perencanaan harus di tulis jelas target atau standar keberhasilan program
yang dipakai untuk melakukan evaluasi keberhasilan kegiatan.
1. Unsur program
Program harus disusun berdasarkan prioritas masalah dan prioritas alternative untuk
mencapai tujuan perencanaan.
Tipe Perencanaan yang Digunakan Manajer
c. Perencanaan Strategi
Manajemen Strategi
Strategi ini digunakan pada tingkat fungsional seperti penelitian dan pengembangan,
sumber daya, manufaktur, pemasaran, dll.
d. Perencanaan Operasional
Perencanaan operasional adalah kebutuhan apa saja yang harus dilakukan untuk
mengimplementasikan perencanaan strategi untuk mencapai tujuan strategi tersebut.
Lingkup perencanaan ini lebih sempit dibandingkan dengan perencanaan strategi.
Kebijaksanaan.
Perencanaan tetap yang menggambarkan tindakan yang diambil pada situasi tertentu
sering disebut : Standard Operating Prosedurs (SOPs)
Perencanaan sekali pakai Digunakan hanya sekali untuk situasi yang unik. Anggaran
menggunakan sumber-sumber untuk mengerjakan aktivitas proyek atau program
Jadwal Proyek
Menetapkan rangkaian kegiatan yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan khusus dan
yang menghubung-hubungkan dengan kerangka waktu yang khusus, target kinerja
dan Sumber Daya.
Pendekatan-pendekatan Perencanaan
1. Perencanaan inside-out dan perencanaan outside-in
3. Perencanaan contingency
1. forecasting
proses pembuatan asumsi-asumsi tentang apa yang akan terjadi pada masa yang akan
datang.è
2. Penggunaan skenario
meliputi penentuan beberapa alternatif skenario masa yang akan dtaang atau keadaan
peristiwa yang mungkin terjadi.è
3. benchmarking
perbandingan eksternal untuk mengevaluasi secara lebih baik suatu arus kinerja dan
menentukan kemungkinana tindakan yang dilakukan untuk masa yang akan datang.
Tujuan: untuk mengetahui apakah orang-orang dan organisasi bekerja dengan baik
dan merencanakan bagaimana menggabungkan ide-ide tersebut dalam
pengoperasiannya.
perencanaan partisipatif yang aktif: perencanaan di mana semua orang yang mungkin
akan memperngaruhi hasil dari perencanaan dan atau akan membantu
mengimplementasikan perencanaan-perencanaan tersebut.
Manfaat Pengorganisasian
1. Pembagian tugas untuk perorangan dan kelompok. Tugas pokok staf dan
prosedur kerja merupakan dokumen dari fungsi pengorganisasian, digunakan
sebagai panduan kinerja staf.
2. Hubungan organisatoris antar manusia yang menjadi anggota atau staf sebuah
organisasi. Hubungan ini akan terlihat pada struktur organisasi.
3. Pendelegasian wewenang. Manajer atau pimpinan organisasi akan
melimpahkan wewenang kepada staf sesuai dengan tugas-tugas pokok yang
diberikan kepada mereka.
4. Pemanfaatan staf dan fasilitas fisik yang dimiliki organisasi. Tugas staf dan
pemanfaatan fasilitas fisik harus diatur dan diarahkan semaksimal mungkin
untuk membantu staf, baik secara individu maupun kelompok mencapai
tujuan organisasi.
Langkah-langkah Pengorganisasian
1. Tujuan organisasi harus dipahami oleh staf. Tujuan organisasi sudah disusun
pada saat fungsi perencanaan.
2. Membagi habis pekerjaan dalam bentuk kegiatan-kegiatan pokok untuk
mencapai tujuan. Dalam hal ini, pimpinan yang mengemban tugas pokok
organisasi sesuai dengan visi dan misi organisasi. Untuk itu, ia membagi tugas
pokoknya pada staf yang ada. Dari sini akan muncul gagasan
departementalisasi, pengembangan bidang-bidang, seksi-seksi dan sebagainya
sesuai dengan kegiatan pokok.
3. Menggolongkan kegiatan pokok kedalam satuan kegiatan yang praktis
(elemen kegiatan). Pembagian tugas pokok ke dalam elemen kegiatan harus
mencarminkan apa yang harus dikerjakan oleh staf.
4. Menetapkan kewajiban yang harus dilaksanakan oleh staf dan menyediakan
fasilitas pendukung yang diperlukan untuk melaksanakan tugasnya.
Pengaturan ruangan dan dukungan alat-alat kerja adalah salah satu contohnya.
5. Penugasan personil yang cakap yaitu memilih dan menempatkan staf yang
dipandang mampu melaksanakan tugas. Bagian ini perlu dipahami oleh
manajer personalia pada saat mengangkat atau memilih staf pejabat atau yang
akan melaksanakan tugas-tugas tertentu organisasi.
6. Mendelegasikan wewenang.
1. Organisasi Garis
Organisasi garis diciptakan oleh Henry Fayol, ciri-ciri struktur organisasi garis adalah
sebagai berikut :
2. Organisasi Fungsional
Pengertian Actuating
Fungsi aktuasi/actuating merupakan usaha untuk menciptakan iklim kerja sama
diantara staf pelaksana program sehingga tujuan organisasi dapat tercapai secara
efektif dan efisien. Fungsi aktuasi tidak terlepas dari fungsi manajemn lainnya.
Fungsi penggerak dan pelaksanaan dalam istilah lainnya yaitu actuating (member
bimbingan), motivating (membangkitkan motivasi), directing (memberikan arah),
influencing (mempengaruhi) dan commanding (memberikan komando atau perintah).
(Muninjaya, G, A, A. 2004).
Hal yang penting untuk diperhatikan dalam pelaksanan (actuating) ini adalah bahwa
seorang karyawan akan termotivasi untuk mengerjakan sesuatu jika :
Fungsi aktuasi haruslah dimulai dari diri manager dengan menunjukkan kepada staf
bahwa dia memiliki tekat untuk mencapai kemajuan dan peka terhadap
lingkungannya. Ia harus memiliki kemampuan kerjasama, harus bersikap obyektif.
1. Koordinasi kegiatan
Untuk setiap kegiatan yang akan diterapkan sesuai rencana, manajemen harus
memastikan bahwa semua kegiatan sebelumnya telah dilaksanakan tepat pada
waktunya. Untuk mengkoordinasi pekerjaan tim kesehatan, pekerja kesehatan yang
bertugas harus :
Sikap ialah suatu cara memandang hidup, suatu cara berpikir, berperasaan dan
bertindak. Oleh karena itu sikap manajer akan berbeda-beda sesuai dengan pola
hidupnya. Beberpa sikap manajer diantaranya yaitu :
Manajer yang mempunyai sikap cara berpikir, berperasaan dan bertindak sesuai
dengan pola-pola kehidupan feodalisme, yaitu suka terikat oleh aturan-aturan tertentu
yang telah teradat dan selalu ingin penghormatan yang serba lebih. Dengan demikian
dalam masyarakat feudal dimana sikap anggota masyarakat sesuai dengan pola hidup
feodalisme akan sukar lahir kepemimpinan demokratis dariad para manajer,
mengingat manajer tersebut hidup dari masyarakat feudal.
Manajer yang bersikap kediktatoran akan berpikir berperasaan dan bertindak sebagai
dictator yang mempunyai kekuasaan mutlak, sehingga bawahan, pekerja akan
menjadi sasaran daripada kekuasaannya.
yaitu komunikasi yang dilakukan dalam organisasi itu sendiri baik antara atasan
dengan atasan atau bawahan dengan bawahan atau antara atasan dengan bawahan
atau sebaliknya.
yaitu komunikasi yang dilakukan baik intern maupun ekstern antar jabatan yang
sama.
yaitu komunikasi yang dilakukan dalam intern organisasi antara atasan dan bawahan
atau sebaliknya dalam suasana formil.
Supervisi dalam bahasa Indonesia disebut juga dengan pengawasan, sehingga suka
timbul kekacauan pengertian dengan kata pengawasan sebagai terjemah dari kata
control. Menurut Terry Supervsi ialah kegiatan pengurusan dalam tingkatan
organisasi dimana anggota manajemen dan bukan anggota manajemen saling
berhubungan secara langsung. Dengan demkian tugas supervisor cukup berat karena
ia harus dapat menemukan kesalahan-kesalahan dan memperbaikinya, serta memberi
petunjuk untuk menyelesaikan sesuatu pekerjaan dan memberi nasehat-nasehat
kepada pegawai yang mengalami kesulitan.
Disiplin ialah latihan pikiran, perasaan, kehendak dan watak untuk melahirkan
ketaatan dan tingkah laku yang teratur. Jenis disiplin ada dua :
Bila kita perhatikan ketiga definisi di atas, maka akan segera tampak bahwa ada tiga
pokok penting dalam definisi-definisi tersebut, yaitu pertama adanya tujuan yang
ingin dicapai; kedua tujuan dicapai dengan mempergunakan kegiatan orang lain;
ketiga, kegiatan-kegiatan orang lain itu harus dibimbing dan diawasi.
Berbagai macam aktivitas yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan dan aktifitas
itu dapat kita tinjau dari sudut proses seperti planning, organizing, actuating,
controlling dan evaluation. Disini yang akan dikupas adalah segala sesuatu yang
berkaitan dengan controlling atau dengan istilah lain yaitu: pengawasan dan
pengendalian (wasdal).
Pengertian Pengawasan
Controlling atau pengawasan adalah fungsi manajemen dimana peran dari personal
yang sudah memiliki tugas, wewenang dan menjalankan pelaksanaannya perlu
dilakukan pengawasan agar supaya berjalan sesuai dengan tujuan, visi dan misi
perusahaan. Pengawasan merupakan fungsi manajemen yang tidak kalah pentingnya
dalam suatu organisasi. Semua fungsi manajemen yang lain, tidak akan efektif tanpa
disertai fungsi pengawasan. Dalam hal ini, Louis E. Boone dan David L. Kurtz
(1984) memberikan rumusan tentang pengawasan sebagai: “the process by which
manager determine wether actual operation are consistent with plans”.
Manfaat Pengawasan
Bila fungsi wasdal dilaksanakan dengan tepat, organisasi akan memperoleh manfaat
berupa:
Dapat mengetahui sejauh mana program sudah dilaukan oleh staf, pakah
sesuai dengan standar atau rencana kerja, apakah sumberdaya telah digunakan
sesuai dengan yang telah ditetapkan. Fungsi wasdal akan meningkatkan
efisiensi kegiatan program.
Dapat mengetahui adanya penyimpangan pada pemahaman staf dalam
melaksanakan tugas-tugasnya.
Dapat mengetahui apakah waktu dan sumber daya lainnya mencukupi
kebutuhan dan telah dimanfaatkan secara efisien.
Dapat mengetahui sebab-sebab terjadinya penyimpangan
Dapat mengetahui staf yang perlu diberikan penghargaan, dipromosikan atau
diberikan pelatihan lanjutan.
Proses Pengawasan
Objek Pengawasan
Dalam melaksanakan fungsi pengawasan manajerial, ada lima jenis obyek yang perlu
dijadikan sasaran pengawasan.
Obyek yang menyangkut kuantitas dan kualitas barang atau jasa. Pengawasan
ini bersifat fisik.
Keuangan
Pelaksanaan program dilapangan
Obyek yang bersifat strategis
Pelaksanaan kerja sama dengan sektor lain yang terkait.
Jenis-jenis Pengawasan
Adanya Rencana
Adanya instruksi-instruksi dan pemberian wewenang kepada bawahan.
Dalam fungsi pengawasan tidak kalah pentingnya adalah sosialisasi tentang perlunya
disiplin, mematuhi segala peraturan demi keselamatan kerja bersama. Sosialisasi
perlu dilakukan terus menerus, karena usaha pencegahan adalah penting untuk
mendapat perhatian.
¨ Standar in-put (masukan): mengukur usaha-usaha kerja yang masuk ke dalam tugas
penampilan.
Kompensasi dan keuntungan dari sistem pengawasan yang baik adalah:
Pengertian Evaluasi
Sebagai bagian dari fungsi manajemen, fungsi evaluasi tidaklah berdiri sendiri.
Fungsi-fungsi seperti fungsi pemantauan dan pelaporan sangat erat hubungannya
dengan fungsi evaluasi. Di samping untuk melengkapi berbagai fungsi di dalam
fungsi-fungsi manajemen, evaluasi sangat bermanfaat agar organisasi tidak
mengulangi kesalahan yang sama setiap kali.
Evaluasi adalah proses pengumpulan dan analisis data secara sistematis yang
diperlukan dalam rangka pengambilan keputusan, GAO (1992:4). Evaluasi akan
menghasilkan umpan balik dalam kerangka efektifitas pelaksanaan kegiatan
organisasi. Menurut Departement of Health & Human Service, evaluasi adalah proses
untuk mengumpulkan informasi. Sebagaimana dengan proses pada umumnya,
evaluasi harus dapat mendefinisikan komponen-komponen fase dan teknik yang akan
dilakukan.
Menurut W. Dunn, istilah evaluasi mempunyai arti yang berhubungan, masing-
masing menunjukkan pada aplikasi beberapa skala nilai terhadap hasil kebijakan dan
program. Secara umum istilah evaluasi dapat disamakan dengan penaksiran,
pemberian angka, dan penilaian kata-kata yang menyatakan usaha untuk menganalisis
hasil kebijakan dalam arti yang lebih spesifik. Evaluasi berkenaan dengan produksi
informasi mengenai nilai atau manfaat hasil kebijakan.
Evaluasi adalah proses penilaian yang sistematis, pemberian nilai, atribut, apresiasi
dan pengenalan permasalahan serta pemberian solusi atas permasalahan yang
ditemukan. Dalam berbagai hal, evaluasi dilakukan melalui monitoring terhadap
sistem yang ada. Namun demikian, evaluasi kadang-kadang tidak dapat dilakukan
dengan hanya menggunakan informasi yang dihasilkan oleh sistem informasi pada
organisasi saja.
Tujuan Evaluasi
Secara umum, jika dihadapkan pada suatu pertanyaan mengapa perlu dilakukan
evaluasi ? maka terdapat beberapa jawaban seperti berikut :
Klasifikasi Evaluasi
Evaluasi kegiatan
Evaluasi program
Evaluasi kebijakan
Evaluasi pengelolaan kebijakan
Evaluasi pengelolaan sumber daya manusia
Evaluasi terhadap sistem dan governance
Evaluasi terhadap struktur, mekanisme, dan prosedur
Evaluasi efisiensi, efektifitas, kehematan, dan kelayakan
Input Evaluation
Evaluasi input yaitu evaluasi untuk menilai suatu program yang belum atau akan
dilaksanakan
Process Evaluation
Output Evaluation
Impact Evaluation
Evaluasi dampak yaitu evaluasi untuk menilai dampak dari hasil pelaksanaan
program
Evaluasi semu
Evaluasi semu adalah evaluasi yang menggunakan pendekatan atau metode deskriptif
untuk menghasilkan informasi yang valid dan dapat dipercaya tanpa berusaha untuk
menanyakan tentang manfaat atau nilai dari hasil-hasil tersebut terhadap individu,
kelompok, atau masyarakat secara keseluruhan.
Evaluasi formal
Evaluasi klarifikatif ini berfokus pada klarifikasi struktur internal dan fungsi dari
suatu program dan kebijakan
Evaluasi monitoring ini sangat tepat digunakan ketika program sudah dalam
pelaksanaan. Evaluasi ini sudah melibatkan pengembangan sistem untuk pemantauan
kemajuan program
Evaluasi ini digunakan untuk menilai hasil dan dampak program yang sudah mapan.
Evaluasi ini dapat digunakan untuk membuat keputusan tentang penghargaan atau
kemanfaatan program. Evaluasi ini disebut juga evaluasi sumatif.
BAB III
PENUTUP
1.1 Kesimpulan
Saran yang dapat penulis sampaikan kepada pihak-pihak yang ingin menjalankan
suatu organisasi sebaiknya harus memahami dengan baik tujuan, proses, maupun
manfaat dari fungsi-fungsi manajemen yang ada karena apabila salah satu fungsi
tidak dijalankan dengan semestinya maka organisasi tersebut tidak akan mencapai
tujuan yang diinginkan.
Daftar Pustaka
http://akhmadsudrajat.wordpress.com/author/akhmadsudrajat.
http://littleworldever.blogspot.com/2011/04/laporan-praktikum-actuating.html
Twitter
Facebook2
Related
Post navigation
« Makalah Pengantar Kependudukan “Perkembangan Penduduk dan
Ketersediaan Pangan”
Data, Jenis-jenis Data dan Skala Pengukuran »
1. Asyahril
Keren .. sering saja buat yang semacam ini .. saya sebagai alumni kesmas
bangga ..
Reply
2. nurfaizinyunus
Reply
o delfistefani
Reply
Leave a Reply
Search
Archives
September 2014
December 2013
June 2013
May 2013
December 2012
November 2012
Categories
Uncategorized
my twitter acc
one person unfollowed me // automatically checked by fllwrs.com 9 hours ago
RT @ddlovato: Sometimes you have to ALLOW yourself to reach new
milestones when your mind wants to quit. Keep pushing yourself.. Your
spiri… 2 days ago
have a safe flight dad, Gob bless, see u really soon :) 2 days ago
one person unfollowed me // automatically checked by fllwrs.com
2 weeks ago
give me more strength, God :'( 2 weeks ago
Day by Day
December 2012
M T W T F S S
« Nov May »
December 2012
M T W T F S S
1 2
3 4 5 6 7 8 9
10 11 12 13 14 15 16
17 18 19 20 21 22 23
24 25 26 27 28 29 30
31
Blog Stats
57,477 dearest visitors :)