D. TIPE-TIPE TUJUAN :
Menurut Peter Drucker, terdapat 8 bidang pokok dimana perusahaan
harus menetapkan tujuan sebagai berikut:
PERTEMUAN 10
KOORDINASI DAN RENTANG MANAJEMEN
C. RENTANG MANAJEMEN
Rentang manajemen sering juga disebut istilah-istilah:
1. Span of control
2. Span of authority
3. Span of attention
4. Span of supervision
Ada dua alasan utama mengapa penentuan rentang manajemen yang tepat
adalah penting:
1. Rentang manajemen, mempengaruhi penggunaan efisien dari manajer
dan pelaksanaan kerja efektif dari bawahan mereka.
2. Ada hubungan antara rentang manajemen di seluruh organisasi dan
struktur organisasi.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Rentang Manajemen:
1. Kesamaan fungsi-fungsi: semakin sejenis fungsi-fungsi yang
dilaksanakan oleh kelompok kerja, rentangan semakin melebar.
2. Kedekatan geografis: semakin dekat kelompok kerja ditempatkan,
secara phisik, rentangan semakin melebar.
3. Tingkat pengawasan langsung yang di butuhkan: semakin sedikit
pengawasan langsung yang dibutuhkan, rentangan semakin melebar.
4. Tingkat koordinasi pengawasan yang di butuhkan: semakin
berkurang koordinasi yang dibutuhkan, rentangan semakin melebar.
5. Perencanaan yang di butuhkan manajer: semakin sedikit perencanaan
yang dibutuhkan, rentangan semakin melebar.
6. Bantuan organisasional yang tersedia bagi pengawas: lebih banyak
bantuan yang diterima pengawas dalam fungsi-fungsi seperti
penarikan, pelatihan dan pengawasan mutu, rentangan semakin
melebar.
Pedoman lainnya yang dapat dipakai untuk menetukan rentang
manajemen mencakup beberapa faktor:
1. Faktor-faktor yang berhubungan dengan situasi.
2. Faktor-faktor yang berhubungan dengan bawahan.
3. Faktor-faktor yang berhubungan dengan atasan.
Pendekatan-pendekatan untuk Pencapaian Koordinasi yang Efektif
Tiga pendekatan untuk koordinasi yang efektif, para manajer menggunakan
metode-metode berikut:
1. Pendekatan I: Teknik-Teknik Manajemen dasar (aturan dan prosedur,
hirarki manajemen, penetapan tujuan dan rencana)
2. Pendekatan II: Meningkatkan Koordinasi Potensial (investasi dalam
sistem informasi vertikal, penciptaan hubungan-hubungan
kesamping)
3. Pendekatan III: Mengurangi Kebutuhan Akan Koordinasi (penciptaan
sumber daya tambahan, penciptaan tugastugas yang dapat berdiri
sendiri)
PERTEMUAN 11
WEWENANG DAN PENDELEGASIAN
A. KONSEP DASAR
Menurut Handoko (2003:212) Wewenang (authority) adalah hak untuk
melakukan sesuatu atau memerintah orang lain untuk melakukan atau tidak
melakukan sesuatu agar tercapai tujuan tertentu.
Ada dua pandangan yang saling berlawanan mengenai sumber wewenang,
yaitu:
1. Teori formal. Pandangan wewenang formal menyebutkan bahwa
wewenang adalah dianugerahkan; wewenang ada karena seseorang di beri
atau dilimpahi atau di warisi hal tersebut.
2. Teori Penerimaan (acceptance theory pf authority) menyanggah
pendapat bahwa wewenang dapat dianugerahkan.
Secara ringkas dapat disimpulkan, wewenang dan tanggung jawab adalah
sama dalam jangka panjang (in the long run). Dalam jangka pendek (in the
short run), bagaimana juga, tanggung jawab seorang manajer hampir selalu
lebih besar dari wewenangnya, karena ini merupakan ciri delegasi.
D. TEORI-TEORI MOTIVASI
Teori motivasi menurut Jones dan George dalam Solihin 2009
1. Teori ekuitas, teori yang memusatkan studinya kepada persepsi yang
dimiliki seseorang mengenai adil tidaknya hasil yang dia peroleh
secara relatif dibandingkan dengan input yang mereka berikan pada
pekerjaan.
2. Teori penetapan tujuan, tujuan yang ingin dicapai oleh masing-
masing anggota organisasi merupakan penentu utama motivasi
mereka dan berbagai kinerja yang mereka tunjukan.
3. Teori pembelajaran, bahwa manajer dapat meningkatkan motivasi
karyawan dan kinerjanya dengan cara menghubungkan hasil yang
akan diterima karyawan dengan kinerja yang dihasilkan melalui
perilaku yang diinginkan oleh organisasi dan menunjang pencapaian
tujuan perusahaan
PERTEMUAN 13
KOMUNIKASI DALAM ORGANISASI
A. KONSEP DASAR
Menurut Handoko (2003:272) bahwa komunikasi adalah proses
pemindahan pengertian dalam bentuk gagasan atau informasi dari
seseorang ke orang lain. Konsep rantai pertukaran informasi mempunyai
unsurunsur sebagai berikut:
1. Suatu kegiatan untuk membuat seseorang mengerti
2. Suatu sarana pengaliran informasi
3. Suatu system bagi terjalinnya komunikasi di antara individu-
individu
B. PROSES KOMUNIKASI
Model komunikasi antar pribadi
pengirim – berita – penerima
Model ini menunjukkan tiga unsur esensi komunikasi. Bila salah satu
unsur hilang, maka komunikasi tidak dapat berlangsung. Sebagai contoh,
seseorang dapat mengirimkan berita tetapi bila tidak ada yang menerima
atau mendengar maka komunikasi tidak akan terjadi.
Tujuan Komunikasi
1. Penerima pesan dapat memahami pesan yang disampaikan oleh
pengirim.
2. Penerima pesan memberikan tanggapan terhadap pesan yang
disampaikan.
3. Membangun hubungan saling menguntungkan
4. Membangun nama baik organisasi
Pola-Pola Komunikasi
1. Komunikasi internal.
Komunikasi jenis ini dilakukan oleh seorang manajer dengan berbagai
pihak di dalam lingkunga organisasi. Pola komunikasi yang dilakukan
dalam komunikasi internal ini bisa berbentuk pola:
a. Komunikasi vertikal (komunikasi antara atasan dan bawahan atau
sebaliknya).
b. Komunikasi horizontal (komunikasi antara manajer dengan
koleganya
c. Komunikasi jaringan (komunikasi antara manajer pemasaran staf
penelitian dan pengembangan untuk mendiskusikan perkembangan
produk.
2. Komunikasi eksternal
Komunikasi eksternal terjadi antara manajer dalam suatu perusahaan
dengan pihak lain diluar perusahaan
D. HAMBATAN KOMUNIKASI
1. Hambatan-hambatan Organisasi
a. Tingkatan Hirarki
b. Wewenang Manajerial
c. Spesialisasi
2. Hambatan- Antar Pribadi, yang terdiri dari :
a. Persepsi Selektif
b. Status / Kedudukan Komunikator
c. Keadaan Membela Diri
d. Pendengaran Lemah
e. Ketidaktepatan Penggunaan Bahasa
E. PENINGKATAN EFEKTIVITAS KOMUNIKASI
Cara-cara untuk mengatasi kesulitan-kesulitan yang dihadapi oleh para
manajer untuk dapat meningkatkan efektivitas komunikasi antara lain:
1. Kesadaran akan kebutuhan komunikasi efektif
2. Penggunaan umpan-balik
3. Menjadi komunikator yang lebih efektif
4. Pedoman komunikasi yang baik
PERTEMUAN
14 P E N G E N D A L I A N DAN PENGAWASAN
A.KONSEP DASAR
Pengendalian manajemen adalah suatu usaha sistematik untuk menetapkan
standar kinerja dengan sasaran perencanaan, mendesain sistem umpan
balik informasi, membandingkan kinerja aktual dengan standar yang telah
ditetapkan, menentukan apakah terdapat penyimpangan dan mengukur
signifikansi penyimpangan tersebut, dan mengambil tindakan perbaikan
yang diperlukan untuk menjamin bahwa semua sumber daya organisasi
yang sedang digunakan sedapat mungkin secara efisien dan efektif guna
mencapai sasaran organisasi.
Berdasarkan batasan tersebut di atas, terdapat empat langkah dalam
pengendalian, yaitu:
1. Menetapkan standar metode untuk mengukuran kinerja
2. Mengukur kinerja
3. Membandingkan kinerja sesuai dengan standar
4. Mengambil tindakan perbaikan
Baik dalam organisasi umum maupun dalam organisasi bisnis terdapat
beberapa faktor yang menuntut perlunya dioperasikan fungsi
pengendalian. Faktor yang dimaksud antara lain:
1. Perubahan dalam lingkungan organisasi
2. Kompleksitas organisasi
3. Kesalahan yang sering terjadi
4. Dampak delegasi wewenang
Proses Pengendalian
Menurut Robbins dan Coulters dalam Solihin 2012 proses pengendalian
terdiri dari 4 aktivitas:
1. Penetapan tujuan proses pengendalian diawali dengan adanya
penetapan terlebih dahulu berbagai tujuan yang ingin dicapai oleh
perusahaan.
2. Pengukuran Merupakan penetapan satuan numerik terhadap suatu
objek yang diukur.
3. Membandingkan Merupakan proses membandingkan kinerja aktual
dengan standar kinerja dan berbagai tujuan yang telah ditetapkan.
4. Tindakan manajerial Melakukan evaluasi terhadap kinerja yang
dicapai organisasi secara keseluruhan maupun pencapaian kinerja
individu.
Objek Pengendalian
Menurut Jones dan George dalam Solihin 2012 membedakan berbagai
objek yang harus dikendalikan tiga kelompok yaitu:
1. Pengendalian output
Pengembangan sistem ini dimulai dengan memilih tujuan atau standar
kinerja yang mereka perkiraan akan dapat mengukur efisiensi, kualitas,
inovasi dan tanggap tidaknya perusahaan terhadap konsumen. Perusahaan
memiliki 3 perangkat pengendalian untuk melakukan pengendalian output,
yaitu: pengukuran kinerja keuangan, penetapan tujuan perusahaan dan
penetapan budget operasi.
2. Pengendalian perilaku
Manajer harus mengendalikan pekerjaan yang dilakukan oleh para
bawahannya dengan melakukan pengawasan secara langsung.
3. Pengendalian budaya perusahaan
Agar perusahaan mampu menyesuaikan diri dengan perubahan lingkungan
yang terjadi, maka budaya perusahaan yang diperlukan adalah budaya
perusahaan yang adaptif yang memungkinkan perusahaan mengembangkan
nilai-nilai baru sesuai dengan tujuan dan strategi perusahaan.
Konsep Pengawasan
Pengawasan manajemen menurut Mockler dalam Handoko 2012 adalah
suatu usaha sistematik untuk menetapkan standar pelaksanaan dengan
tujuan-tujuan perencanaan, merancang sistem informasi umpan balik,
membandingkan kegiatan nyata dengan standar yang telah ditetapkan
sebelumnya.
Tipe-Tipe Pengawasan
1. Pengawasan pendahuluan
Pengawasan pendahuluan atau sering disebut steering controls,
dirancang untuk mengantisipasi masalah-masalah dari standar
atau tujuan dan memungkinkan koreksi dibuat sebelum suatu
tahap kegiatan tertentu diselesaikan.
2. Pengawasan yang dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan kegiatan
atau sering disebut screening control. Proses dimana aspek tertentu
dari suatu prosedur harus disetujui dahulu.
3. Pengawasan umpan balik atau sering disebut past action controls ,
mengukur hasil dari suatu kegiatan yang telah diselesaikan