Anda di halaman 1dari 13

Pentingnya Pengertian Tujuan Organisasi

Dalam suatu organisasi tujuan merupakan hal utama dalam suatu organisasi.Seperti
pengertiannya bahwa suatu wadah yang menampung dimana orang berkumpul dan bekerjasama
dalam mencapai sesuatu.dari situ sudah dapat kita ambil intisarinya yang utamanya adalah
pencapaian tujuan.Menetapkan tujuan organisasi memberikan arah dan menghindarkan
organisasi dari kekacauan,karna akan terstruktur.Tujuan dapat membantu memotivasi anggota
dengan mengkomunikasikan apa organisasi ini berjuang untuk serta menyediakan dasar
mengakui prestasi dan keberhasilan.Organisasi yang tujuan ditetapkan lebih efektif dalam
merekrut anggota.Dalam tujuan organisasi terdapat 3 tingkatan.
1. Tujuan atau Misi adalah umum,pernyataan luas yang menceritakan mengapa organisi itu
ada.biasanya tidak berubah dari tahun ke tahun dan sering pernyataan pertama dalam konstitusi
2. Tujuan adalah pernyataan yang menjelaskan apa yang organisasi ingin dicapai,yang berasal dari
tujuan ataupun misi.Tujuan adalah ujung kearah mana usaha anda yang akan diarahkan dan
sering berubah dari panjang untuk istilah atau tahun ke tahun,tergantung pada sifat kelompok
3. Tujuan adalah deskripsi dari apa yang harus dilakukan,berasal dari tujua,spesifik yang jelas
laporan tugas terukur yang akan dicapi sebagai langkah kearah menjacapi tujuan.
Mereka berifat jangka pendek dan memiliki batas waktu.Menetapkan tujuan bersama adalah
tatap menjadi sebuah tujuan kelompok.hal ini menciptakan banyak hasil yang positif karena
orang akan mendukung dan bertanggung jawab untuk apa yang akan meraka menciptakan.
Sebelum organisasi menentukan tujuannya, terlebih dulu menetapkan misi / maksud
organisasi. Misi adalah suatu pernyataan umum dan abadi tentang maksud organisasi. Sedangkan
Misi organisasi adalah maksud khas (unik) dan mendasar yang membedakan organisasi dari
organisasi-organisasi lainnya dan mengidentifikasikan ruang lingkup operasi dalam hal produk
dan pasar.
Etzioni mendefinisikan tujuan organisasi sebagai :
1. Suatu pernyataan tentang keadaan yang diinginkan dimana organisasi bermaksud untuk
merealisasikan
2. Pernyataan tentang keadaan di waktu yang akan datang di mana organisasi sebagai kolektifitas
mencoba untuk menimbulkannya



1.  
2.  Usaha-uasaha / kegiatan-kegiatan sekarang diarahkan

Tujuan dapat berupa tujuan umum / khusus , tujuan akhir / tujuan antara. Tujuan Umum
(tujuan strategic) secara operasioanal tidak dapat berfungsi sebelum dijabarkan terlebih dahulu
kedalam tujuan-tujuan khusus yang lebih terperinci sesuai dengan jenjang manajemen, sehingga
membentuk hirarki tujuan.
Berbagai Fungsi Tujuan Organisasi:
1. Pedoman Bagi Kegiatan, melalui penggambaran hasil-hasil di waktu yang akan datang. Fungsi
tujuan memberikan arah dan pemusatan kegiatan organisasi mengenai apa yang harus dan tidak
harus dilakukan
2. Sumber Legitimasi, akan meningkatkan kemampuan organisasi untuk mendapatkan sumber daya
dan dukungan dari lingkungan di sekitarnya
3. Standar Pelaksanaan, bila tujuan dilaksanakan secara jelas dan dipahami, akan memberikan
standar langsung bagi penilaian pelaksanaan kegiatan (prestasi) organisasi
4. Standar Motivasi, berfungsi sebagai motivasi dan identifikasi karyawan yang penting. Dalam
kenyataannya, tujuan organisasi sering memberikan insentif bagi para anggota
5. Dasar Rasional Pengorganisasian, tujuan organisasi merupakan suatu dasar perancangan
organisasi
Tipe-Tipe Tujuan
Klasifikasi tujuan dari Penow bagi organisasi pada umumnya dibedakan menjadi 5 tujuan
menurut “sudut pandangan mereka yang berkepantingan” , yakni :
1. Tujuan Kemasyarakatan (Societal Goals), berkenaan dengan kelas-kelas organisasi luas yang
memenuhi kebutuhan-kebutuhan masyarakat
2. Tujuan Keluaran (Output Goals), berkenaan dengan jenis-jenis keluaran tertentu dalam bentuk
fungsi-fungsi konsumen. Contoh : barang- barang konsumen, jasa-jas bisnis
3. Tujuan Sistem (System Goals), cara pelaksanaan fungsi organisasi tidak tergantung pada barang /
jasa yang diproduksi / tujuan yang diambil
4. Tujuan Produk (Product Goals) / Tujuan Karakteristik Produk, berbagai karakteristik barang-
barang / jasa-jasa produksi
5. Tujuan Turunan (Derived Goals), tujuan digunakan organisasi untuk meletakkan kekuasaanya
dalam pencapaian tujuan lain
Proses Penetapan Tujuan
Merupakan usaha untuk menciptakan nilai-nilai tertentu melalui berbagai kegiatan yang akan
dilaksanakan organisasi. 6 Unsur dasar yang melatarbelakangi penetapan tujuan organisasi
adalah :
1. Barang dan jasa yang diproduksi organisasi akan dapat memberikan berbagai manfaat, paling
sedikit sama dengan harganya
2. Barang dan jasa dapat memuaskankebutuhan konsumen/ langganan
3. Teknologi yang digunakan dalam proses produksi akan menghasilkan barang dan jasa dengan
biaya dan kualitas bersaing
4. Kerja keras dan dukungan seluruh sumber dayanya, organisasi dapat beroperasi dengan baik
5. Pelayanan manajemen akan memberikan public image yang mengguntungkan, sehingga mereka
bersedia menanamkan modal dan menyumbangkan tenaganya untuk membantu sukses organisasi
6. Perusahaan mempunyai konsep diri (self concept) yang dapat dikomunikasikan dan ditularkan
kepada para karyawan dan pemegang saham organisasi.
Bidang-bidang Tujuan
Peter Drucker dan GE mengidentifikasikan 8 bidang pokok di mana perusahaan harus
menetapkan tujuan yaitu sebagai berikut:
1. Posisi Pasar
2. Produkivitas / Efesiensi, adalah rasio antara masukkan (tenaga kerja, peralatan dan keuangan)
dengan keluaran organisasi
3. Sumber Daya Phisik dan Keuangan, tujuan harus ditetapkan dengan memperhatikan mesin dan
peralatan serta penyediaan bahan baku
4. Profitabilitas
5. Inovasi
6. Prestasi dan Sikap Karyawan
7. Prestasi dan Pengembangan Manajer
8. Tanggung Jawab Sosial dan Publik
Kebutuhan Penyeimbangan Tujuan
Hampir semua organisasi mempunyai serangkaian tujuan yang berganda untuk memnihi
permintaan “trade off” dari berbagai pihak berkepentingan yang terlibat dalam operasi
organisasi. Akibatnya, sering menimbulkan konflik antara pihak-pihak tersebut. Dalam proses
pencapaian tujuan, manajemen harus menentukan keseimbangan / campuran optimum tujuan-
tujuan dam memadukan berbagai kepentingan pihak-pihak yang terlibat dalam organisasi.
Perumusan Tujuan
Tujuan dirumuskan dengan mempertimbangkan seluruh kekuatan yang terlibat dalam operasi
organisasi. Perumusan tujuan merupakan Hasil usaha perpaduan untuk memuaskan semua
pihak / himpunan berbagai tujuan individu dan organisasi .
Agar perumusan tujuan efektif manajer perlu memperhatikan beberapa ketentuan sebagao
berikut :
1. Proses perumusan tujuan hendaknya melibatkan individu-individu yang bertanggung jawab
terhadap pencapaian tujuan
2. Manajer puncak (sebagai perumus tujuan umum) hendaknya bertanggung jawab untuk
menurunkan tujuan-tujuan pada tingkatan yang lebih rendah
3. Tujuan harus realistic, diselaraskan dengan lingkungn internal dan eksternal
4. Tujuan harus jelas, beralasan dan bersifat menantang anggota organisasi
5. Tujuan umum hendaknya dinyatakan secara sederhana agar mudah dipahami dan diingat oleh
pelaksana
6. Tujuan bidang fungsional organisasi harus konsisten dengan tujuan umum
7. Manajemen harus selalu meninjau kembali tujuan telah ditetapkan.
BARU

Setiap organisasi di dunia ini memiliki dua mimpi, yakni tetap ada, dan berkembang, baik segi
kualitas maupun kuantitas. Untuk membuat dua mimpi tersebut menjadi nyata, banyak uang
dikeluarkan, dan banyak usaha dilakukan. Namun sebagaimana dicatat oleh Baldoni, seringkali
upaya tersebut, walaupun mulia, tidak fokus kena pada apa yang perlu dilakukan. Banyak
organisasi lupa untuk menghayati satu hal yang amat penting, yang ada di dalam organisasi itu
sendiri, yakni tujuan (purpose).

Tujuan, demikian kata Baldoni, adalah dasar bagi visi organisasi.


Tujuan juga merupakan pedoman nilai untuk melaksanakan misi
praktis organisasi di dalam rutinitasnya. Tujuan organisasi pula yang
menjadi dasar dari kultur organisasi tersebut. “Kultur organisasi”,
demikian tulis Baldoni, “lahir dari organisasi yang memiliki tujuan
jelas, karena tujuan adalah sesuatu yang membentuk kepercayaan
individual dan norma-norma organisasi.” (Baldoni, How to Instill
Purpose, 2011)
Dengan tujuan yang jelas, dan dihayati, organisasi bisa melakukan
hal-hal besar yang mengubah dunia menjadi tempat yang lebih baik.
Dengan tujuan yang jelas dan dihayati, organisasi bisa tetap ada,
walaupun jaman berubah, dan terus berkembang, baik dalam soal
kualitas maupun kuantitas. Dengan adanya tujuan yang jelas dan
dihayati bersama, organisasi bisa mencapai kesuksesan yang
diharapkan.
Terkait dengan para pekerja, sekarang ini, sikap patuh buta atau taat
perintah sudah tidak terlalu dibutuhkan. Setiap organisasi
membutuhkan pekerja yang merasa terlibat dengan tujuan maupun visi
organisasi tersebut. Mereka datang ke tempat kerja dengan semangat,
dan memiliki tujuan yang jelas. Ini semua terjadi karena mereka
merasa dihargai sebagai manusia yang memiliki peran penting dalam
mewujudkan tujuan organisasi.
Di dalam dunia yang terus berubah, hanya ada satu norma yang pasti,
yakni ketidakpastian itu sendiri. Baldoni menyebut ketidakpastian
dunia ini sebagai ambiguitas hidup. Banyak juga orang yang
memandang ketidakpastian hidup ini sebagai sesuatu yang negatif,
yang harus dilenyapkan. Namun sayangnya sikap takut pada
ketidakpastian justru bermuara pada keputusan-keputusan yang
didasarkan pada pikiran sempit, dan tindakan-tindakan yang
reaksioner, yang justru malah merusak organisasi itu sendiri.
Menurut Baldoni para pemimpin besar di dunia ini, baik pemimpin
bisnis maupun politik, menjadikan ambiguitas hidup sebagai teman,
bahkan sahabatnya. Dengan memeluk ambiguitas hidup, kita bisa
melihat kemungkinan-kemungkinan baru yang tak terlihat
sebelumnya, asal kita mau sabar dan cermat. Adanya tujuan organisasi
yang jelas dan dihayati bersama juga membantu kita memeluk
ketidakpastian, dan menangkap kemungkinan-kemungkinan yang
muncul kemudian, yang pada akhirnya mengembangkan organisasi
tersebut.
Sekarang ini banyak pula organisasi yang mengalami krisis
kepemimpinan. Pimpinan hebat di masa lalu gagal melakukan
regenerasi, sehingga ketika ia pergi, organisasi mengalami kesulitan.
Padahal untuk bisa bertahan melalui lintasan waktu dan perubahan
jaman, organisasi membutuhkan kepemimpinan yang tangguh, yang
berbasis pada nilai-nilai yang jelas.
Maka dari itu investasi perlu dilakukan, yakni dalam konteks
pengembangan sumber daya manusia untuk menemukan calon-calon
pemimpin di masa depan. Bahkan orang-orang muda di dalam
organisasi perlu diajak bekerja sama secara langsung dengan para
pemimpin yang ada, supaya terjalin hubungan yang lebih dalam,
sehingga proses transfer nilai, dan refleksi atasnya, bisa terjadi secara
nyata.
Langkah pertama seorang pemimpin adalah memahami dan
menghayati tujuan dari organisasi yang dipimpinnya. Tujuan itu harus
dibadankan, sehingga menjadi satu dengan cara berpikir dan gerak
gerik dirinya. Dengan berpijak pada tujuan yang jelas, seorang
pemimpin bisa mengajak pegawainya untuk terlibat, merasa berarti,
dan bekerja sama untuk mencapai mimpi yang diharapkan. Dengan
bekal semacam itu, ketidakpastian dan ambiguitas hidup bukanlah
ancaman, melainkan justru kesempatan untuk berkembang.
Baldoni menyarankan agar setiap pemimpin organisasi tidak hanya
berkomunikasi dengan menggunakan kata-kata, tetapi juga dengan
perilaku rutin mereka. Perilaku yang terlibat membawa sejuta makna
yang jauh lebih dalam daripada sekedar perintah kata-kata. Inilah
kepemimpinan yang sejati, dan bukan sekedar bos, apalagi birokrat.
Mereka terlibat di dalam semua dimensi kerja organisasinya. Dengan
itu cinta mereka terhadap apa yang mereka kerjakan memancar keluar,
dan menular ke komunitas sekitarnya.
Kesimpulan Baldoni amat penting untuk kita, bahwa tujuan dari suatu
organisasi harus dihayati sampai ke akar-akarnya, dan bukan hanya
sekedar tempelan di ruang kerja, atau kata-kata indah dalam mars
organisasi. Tujuan organisasi bisa menjadi roh yang mendorong
lahirnya kreatifitas, keterlibatan, dan strategi yang efektif untuk
mencapai keberhasilan yang diinginkan. Di dalam semua proses
tersebut, ada satu komponen yang kerap terlupakan, yakni
kemampuan pemimpin untuk menginspirasi seluruh komunitas
organisasinya.
Kita hidup di masyarakat yang amat suka mengukur kemampuan dan
bakat orang. Tak heran banyak orang percaya begitu saja, sampai pada
level naif, pada tes bakat, tes kepribadian, dan tes-tes lainnya. Namun
sebagaimana dicatat oleh Kaufman, ada satu aspek yang amat penting,
yang seringkali terlupakan dalam hidup kita, yakni inspirasi.
(Kaufman, Why Inspiration Matters, 2011) Kemampuan orang untuk
mendapatkan inspirasi, dan untuk menginspirasi orang lain, seringkali
lolos dari berbagai tes-tes yang ada.
Apa itu inspirasi dan mengapa itu begitu penting? Inspirasi adalah
dorongan dalam diri yang membangunkan kita pada kemungkinan-
kemungkinan baru. Inspirasi adalah gejolak dalam diri yang mengajak
kita untuk melampaui pengalaman rutinitas sehari-hari, dan
melampaui batas-batas kita yang telah ada. Dengan inspirasi orang
menjadi terlibat, dan memaksa dirinya untuk bekerja melampaui
kemampuan diri sebelumnya.
Di dalam hidup sehari-hari, orang suka melupakan inspirasi. Itu masuk
akal saja, karena memang inspirasi bukanlah barang rutin, melainkan
barang luar biasa yang datang dan pergi tanpa diduga. Di beberapa
tradisi pemikiran, inspirasi seringkali dikaitkan dengan wahyu supra
natural yang berasal dari Tuhan, ataupun dewa dewi. Namun
penelitian-penelitian terbaru, menurut Kaufman, berhasil
menunjukkan, bahwa inspirasi bisa dikondisikan untuk ada, dan
dampaknya bisa amat luar biasa. (Kaufman, 2011)
Menurutnya ada tiga aspek dasar dari inspirasi, yakni penyadaran,
transendensi, dan motivasi. Inspirasi lahir dari proses penyadaran yang
seringkali terjadi tanpa diduga. Proses tersebut mengangkat kita,
walaupun sesaat, dari keterpakuan kita pada kepentingan maupun
kekuasaan diri (transendensi diri). Pada titik itu kita memperoleh
perspektif yang jernih tentang dunia, dan sadar atas adanya
kemungkinan-kemungkinan baru yang sebelumnya tak terlihat.
Ketika mendapatkan inspirasi orang seperti merasa “kerasukan”, yakni
melihat dunia dengan cara lain, dan merasa mendapatkan visi besar
tentang hidupnya yang sebelumnya tak pernah ia dapatkan. Semua ini
hanya dapat terjadi, jika ada motivasi yang cukup kuat dari individu
untuk menciptakan, dan membuat mimpi terpendam menjadi
kenyataan. Motivasi yang amat kuat akan melahirkan inspirasi yang
tak terduga.
Dalam konteks ini inspirasi melibatkan dua hal, yakni orang yang
terinspirasi oleh sesuatu, bisa mulai suara burung, hujan, dan
sebagainya, lalu dia bertindak atas dasar inspirasi itu. Maka dari itu
menurut Kaufman, orang-orang yang gampang terinspirasi biasanya
memiliki ciri tertentu, yakni keterbukaan mereka pada pengalaman-
pengalaman baru yang sebelumnya tak pernah dialami. Dari
pengalaman baru mereka bisa menyerap hal-hal baru dengan mudah,
dan mengintegrasikan itu semua ke dalam diri mereka.
Logikanya begini. Keterbukaan diri pada pengalaman-pengalaman
baru adalah awal dari inspirasi. Dan dengan keterbukaan tersebut,
orang justru bisa mendapatkan inspirasi dalam hidupnya. Artinya
orang yang terbuka pada inspirasi hidup adalah orang-orang yang
nantinya akan mendapatkan inspirasi tak terduga di dalam hidupnya.
Maka keterbukaan diri adalah sesuatu yang amat penting.
Di sisi lain menurut Kaufman, orang-orang yang inspiratif seringkali
memiliki dorongan kuat untuk menguasai dengan baik apa yang
menjadi profesi atau pekerjaan mereka. Walaupun begitu mereka tetap
bukan individu-individu yang kompetitif. Mereka tidak membutuhkan
panggung sebagai bukti, bahwa mereka lebih baik dari orang lain.
Panggung semacam itu hanya diperlukan oleh orang-orang yang tak
mampu melampaui egoisme dirinya.
Orang-orang yang inspiratif seringkali memiliki motivasi diri yang
amat kuat untuk mengembangkan diri. Mereka tidak terlalu peduli
pada dorongan eksternal. Dampaknya amat besar. Mereka bekerja
bukan untuk alasan-alasan di luar pekerjaan itu sendiri, tetapi demi
dan karena pekerjaan itu sendiri cocok dengan jiwa mereka. Orang-
orang inspiratif adalah orang-orang yang berhasil mentransendensi
egoisme dirinya sendiri.
Secara psikologis juga dapat dikatakan, bahwa orang-orang yang
inspiratif memiliki karakter psikologis yang baik, seperti kepercayaan
pada kemampuan diri mereka, serta optimisme yang tinggi dalam
melihat hidup dan dunia. Orang-orang inspiratif memiliki gudang
inspirasi mereka sendiri. Dengan inspirasi yang ada, mereka mampu
menguasai dengan baik apa yang menjadi pekerjaan mereka, kreatif
dalam menemukan hal-hal baru yang berguna, mampu menyerap hal-
hal baru yang belum mereka ketahui, amat percaya diri, dan optimis di
dalam hidupnya.
Namun sebagaimana diingatkan oleh Kaufman, inspirasi tidak sama
dengan berpikir positif. Orang yang berpikir positif di dalam setiap
keadaan bisa jatuh ke dalam kenaifan tersendiri, sehingga reaksi yang
ia berikan tidak tepat dengan realitas yang terjadi. Sementara orang-
orang yang inspiratif (karena terinspirasi oleh banyak hal) cenderung
memasuki keadaan sementara yang penuh dengan makna dan
spiritualitas, yang berada di luar kontrol mereka sendiri. Pikiran positif
seringkali sifatnya jangka pendek dan disadari, sementara inspirasi
terkait dengan semacam pengalaman mistik, yang penuh dengan
harapan, bahwa ada hal yang lebih baik, lebih baru, dan lebih penting
dari apa yang sudah ada sebelumnya.
Dengan inspirasi yang ada, orang bisa menjadi kreatif, yakni mencipta
hal-hal baru. Dengan inspirasi yang ada, orang bisa melihat
melampaui halangan-halangan yang ada, dan menemukan solusi yang
pas untuk tantangan di depan mata. Konsekuensi logisnya orang-orang
yang inspiratif, karena ia sendiri menemukan banyak inspirasi di
sekitarnya, akan lebih mudah mencapai kesuksesan dalam hidupnya.
Ia akan merasa bahwa hidup yang dijalaninya bermakna, lepas dari
berbagai tantangan yang ada.
Lepas dari semua teori yang ada tentang inspirasi, ada satu hal yang
tetap harus dipegang teguh, bahwa inspirasi datang tak terduga.
Inspirasi tak bisa dipaksakan. Kita hanya bisa berusaha dengan pikiran
terbuka dan motivasi yang kuat. Namun semua itu belum pasti
mendatangkan inspirasi. Kesadaran semacam ini membebaskan kita
dari sikap memaksa diri yang berlebihan.
Namun sebaliknya juga benar, bahwa inspirasi tidak harus bersifat
mistik, atau merupakan pancaran berkah ilahi. Inspirasi menurut
Kaufman paling tepat dipikirkan sebagai “interaksi yang mengagetkan
antara pengetahuan yang telah ada dan informasi baru yang kamu
terima dari dunia.” (Kaufman, 2011) Inspirasi adalah kombinasi ganjil
antara apa yang sudah diketahui sebelumnya dengan informasi baru
yang dialami. Dari kombinasi ganjil itulah lahir percikan-percikan ide
tak terduga.
Kombinasi ganjil tersebut tetap dapat diusahakan, selama orang
menerapkan keterbukaan pikiran, bersikap positif pada pelbagai
peristiwa dunia, bekerja keras di dalam profesi terkait, dan termotivasi
untuk melampaui batas-batas diri yang ada. Yang juga tak kalah
penting adalah orang perlu untuk membaca, mempelajari, dan
memahami kehidupan orang-orang yang inspiratif, seperti para
pemimpin besar dunia, ataupun orang-orang besar lainnya yang telah
mengubah dunia. Kehidupan mereka adalah gudang inspirasi yang
amat berharga.
Dengan terus terbuka pada kemungkinan mendapatkan inspirasi, anda
bisa menjadi pemimpin yang inspiratif. Itu digabungkan dengan
kemampuan untuk memotivasi dan menginspirasi orang lain sejalan
dengan tujuan organisasi (i), kemampuan menyentuh setiap elemen
organisasi secara personal dan manusiawi (ii), kemampuan untuk
belajar dan meningkatkan kemampuan diri (iii), serta keberanian
untuk menantang pola berpikir lama yang mapan dan membuka diri
untuk kreativitas (iv), orang akan menjadi pemimpin hebat yang
mengubah dunia menjadi tempat yang lebih baik untuk semua orang.
(Kaufman, 2011)
Sebagai langkah praktis yang bisa kita lakukan sekarang adalah
menciptakan situasi-situasi yang mendukung setiap orang, apapun
posisinya di dalam organisasi, mampu mendapatkan inspirasi sesering
mungkin, dan menerapkannya menjadi kenyataan. Siapkah andTentang
iklan-iklan ini
BARU

Pengertian, Tujuan, Dan Manfaat Organisasi

Dalam kehidupan sehari-hari, kita tidak mungkin bisa lepas yang namanya organisasi. karena
memang kehidupan itu adalah wujud nyata dari segala jenis organisasi bentukan Tuhan, yang
melibatkan setiap makhluk hidup didalamnya. Namun kali ini saya mencoba menghadirkan
dalam perspektif manusia, karena manusia yang cenderung melakukan dan menjadikan ini
sebagai wadah interaksi sosial dan atau untuk mencapai tujuan yang sama.

Pengertian Organisasi

Organisasi pada dasarnya merupakan tempat atau wadah dimana orang-orang berkumpul,
bekerjasama secara rasional dan sistematis, terkendali, dengan memanfaatkan sumber daya
(dana, material, lingkungan, metode, sarana, prasarana, data) dan lain sebagainya yang
digunakan secara efisien dan efektif untuk mencapai tujuan bersama. diambil dari wikipedia

Selain artian diatas, masih banyak pengertian organisasi yang disampaikan beberapa pakar,
antara lain :
1. Drs. H Malayu S.P. Hasibuan mengartikan organisasi sebagai proses penentuan,
pengelompokan, dan pengaturan bermacam-macam aktivitas yang diperlukan untuk mencapai
tujuan bersama.
2. Stoner mengartikan suatu pola hubungan-hubungan yang melalui mana orang-orang dibawah
pengarahan atasan mengejar tujuan bersama.

Selain pengertian di atas, masih banyak lagi pengertian yang di ungkapkan oleh para tokoh
tentang definisi dari organisasi.

Tujuan Organisasi

Setiap manusia yang memiliki kepentingan dan tujuan yang sama, menciptakan sebuah wadah
atau badan dimana mereka saling berusaha untuk mewujudkan tujuan tersebut. Dan hal ini lah
yang menjadi sebab adanya tujuan dari sebuah organisasi. Tujuan dicerminkan oleh sasaran yang
harus dilakukan baik dalam jangka pendek, maupun jangka panjang.

Tujuan dari sebuah organisasi sangat mempengaruhi kinerja dari organisasi itu sendiri maupun
untuk mencari massa atau anggota baru dalam pengembangan sebuah organisasi dan untuk
menjaga kaderisasi anggota. Kaderisasi bertujuan untuk menjaga sebuah organisasi tetap bisa
bertahan dan eksis dalam jangka waktu yang panjang.

Ada beberapa tingkatan pengelompokan yang mendefinisikan prioritas sebuah tujuan organisasi

1. Tujuan atau Misi umum : Pernyataan luas, atau tujuan dalam skala umum yang
mendefinisikan bagaimana tercipta sebuah organisasi tersebut, biasanya tidak berubah dari tahun
ke tahun dan sering menjadi pernyataan pertama dalam konstitusi sebuah organisasi.
2. Tujuan adalah pernyataan yang menjelaskan apa yang sebuah organisasi itu ingin di capai.
Merupakan bagian dari tujuan dan misi dari sebuah organisasi, tujuan seperti ini bisa seperti ini
bisa berubah dari tahun ke tahun tergantung pada kesepakatan dari kelompok tersebut.
3. Tujuan merupakan deskripsi dari apa yang harus dilakukan berasal dari tujuan, spesifik yang
jelas. laporan tugas terukur untuk mencapai tujuan yang diharapkan dari sebuah kelompok,
biasanya memiliki jangka pendek dan batas waktu tertentu.

Pemilihan tujuan dari setiap organisasi sangat penting, karena dengan hal tersebut, bisa menjadi
semangat kerja, dan rasa bertanggungjawab, komitmen dan motivasi dari setiap anggota dalam
sebuah kelompok.

Manfaat Organisasi

Mengikuti atau menjadi bagian dari sebuah organisasi mempunyai dampak sangat besar untuk
kehidupan, karena dalam sebuah organisasi bisa di ibaratkan sebagai masyarakat dalam lingkup
kecil. Selalu ada masalah yang perlu dipecahkan bersama, sikap saling menjaga dan
bertanggungjawab terhadap keutuhan anggota atau pun mempertahankan sebuah kelompok,
memberikan gambaran sebuah perjuangan panjang, dan ini akan sangat membantu ketika dalam
penyelesaian masalah atau memberikan masukan kepada masyarakat dalam lingkup luas.
Selain itu beberapa manfaat lain yang bisa diperoleh dalam sebuah organisasi antara lain :
1. Tercapainya sebuah tujuan : Organisasi dibentuk dari tujuan-tujuan bersama yang berkaitan,
maka pencapaian tujuan yang dilakukan oleh orang banyak atau dalam artian anggota sebuah
kelompok lebih berpeluang untuk mencapai tujuan yang lebih maksimal dan efektif.
2. Melatih mental bicara di publik : mental berbicara didepan umum tidak setiap orang bisa
peroleh dengan mudah, harus dengan pelatihan lama dan berkala. Sebuah organisasi, kelompok
belajar, atau kelompok studi ilmiah bagi para mahasiswa adalah sebuah wadah yang tepat untuk
pengembangan public speaking.
3. Mudah memecahkan masalah : karena dalam sebuah organisasi permasalahan adalah hal yang
sangat sering terjadi, entah karena perbedaan pendapat atau permasalahan dalam segi fiskal
sebuah kelompok. Pemecahan dari setiap permasalahan yang ada mengajarkan bagaimana harus
bersikap dan menyikapi permasalahan yang ada dalam kehidupan masyarakat yang lebih
kompleks dan majemuk.

Selain hal-hal diatas, masih banyak manfaat organisasi yang bisa diperoleh, namun disini tidak
dijabarkan lebih lanjut, hal lain yang bisa kita dapatkan antara lain :
1. Melatih Leadership
2. Memperluas pergaulan
3. Meningkatkan wawasan dan pengetahuan
4. Membentuk karakteristik seseorang
5. Kuat dalam menghadapi tekanan
6. Mampu mengatur waktu dengan sangat baik
7. Sebagai ajang pembelajaran kerja yang sesungguhnya

Itulah sedikit uraian tentang Pengertian, Tujuan, Dan Manfaat Organisasi yang dapat saya
sampaikan, semoga bisa bermanfaat untuk membuat Indonesia lebih baik. Pahamilah sebelum
membuat atau mencari organisasi yang akan di ikuti, sesuaikan dengan karakteristik dan
kepribadian diri, serta mempunyai tujuan yang sama dan jelas dalam perjalanan sebuah
organisasi.

Jika anda membaca artikel ini mungkin tertarik dengan artikel ini :

Jenis-Jenis Tindakan Pemerintah dalam Menjalankan Pemerintahan

Pemikiran Ekonomi Ibnu Taimiyyah

Pengembangan Instrumen Non-Tes

Anda mungkin juga menyukai