Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Para manajer sering membuat kesalahan yang sama yaitu mereka memulai kegiatan-

kegiatan dan membuat keputusan-keputusan tanpa penetapan suatu kerangka tujuan-tujuan

terlebih dahulu, dimana hal ini akan mengarahkan pembuatan keputusan dalam organisasi.

Tujuan itu sendiri adalah suatu hasil akhir, titik akhir, atau segala sesuatu yang akan dicapai.

Seorang manajer personalia mungkin mempunyai tujuan untuk menarik beberapa orang operator

mesin bulan depan, atau seorang mekanik pemiliharaan mempunyai tujuan untuk penyelesaikan

pekerjaan penyetelan mesin minggu ini. Setiap tujuan kegiatan-kegiatan tersebut dapat juga

disebut sasaran atau target. Sebelum organisasi menentukan tujuannya, terlebih dulu menetapkan

misi atau maksud organisasi.

Misi adalah suatu pernyataan umum dan abadi tentang maksud organisasi. Sedangkan

Misi organisasi adalah maksud khas (unik) dan mendasar yang membedakan organisasi dari

organisasi-organisasi lainnya dan mengidentifikasikan ruang lingkup operasi dalam hal produk

dan pasar. Tujuan yang dapat diukur dengan standarnya disebut sasaran atau target. Sehingga

tujuan mempunyai pengertian lebih luas dan sasaran mempunyai pengertian lebih khusus.Ada

tujuan umum, tujuan khusus maupun tujuan akhir. Tujuan umum sifatnya umum dan menyeluruh

dan sifatnya adalah strategis sehingga disebut tujuan strategis (goals).Tujuan umum tersebut

dijabarkan ke dalam tujuan khusus dan tujuan akhir untuk dicapai secara koordinatif oleh satuan-

satuan organisasi yang ada dalam mendukung tercapainya tujuan akhir organisasi tersebut.
1.2. Rumusan Masalah

Ada beberapa hal yang menjadi permasalahan dalam makalah ini yaitu ;

1. Apakah yang dimaksud dengan tujuan organisasi?

2. Apa saja fungsi tujuan organisasi?

3. Apa saja tipe-tipe tujuan organisasi?

4. Bagaimana proses penetapan tujuan organisasi?

5. Bagaimana perumusan tujuan?

1.3. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui tentang tujuan organisasi.

2. Untuk mengetahui fungsi tujuan organisasi.

3. Untuk mengetahui tipe-tipe tujuan organisasi.

4. Untuk mengetahui proses penetapan tujuan organisasi.

5. Untuk mengetahui perumusan tujuan.

1.4. Manfaat Penulisan

Agar menjadi bahan acuan bagi mahasiswa atau mahasiswi ketika akan menuliskan

sebuah karya ilmiah dan pembaca mampu mengaplikasikan dalam tulisan karya ilmiah yang

benar dan sistematis. Memberi pengetahuan kepada setiap pembaca mengenai Penetapan Tujuan

Organisasi.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Tujuan Organisasi.

Tujuan adalah suatu hasil akhir , titik akhir atau segala sesuatu yang akan dicapai. Tujuan

Organisasi merupakan pernyataan tentang keadaan atau situasi yang tidak terdapat sekarang

tetapi untuk dicapai diwaktu yang akan datang melalui kegiatan – kegiatan organisasi. Tujuan

adalah suatu hasil akhir atau segala sesuatu yang akan dicapai. Pendapat para ahli, Etzioni , “

Modern Organization “.“ Suatu pernyataan tentang keadaan yang diinginkan dimana organisasi

bermaksud untuk ”merealisasikan“ dan sebagai ” pernyataan tentang keadaan di waktu yang

akan datang dimana organisasi sebagai kolektifitas mencoba untuk menimbulkannya”.

Unsur penting tujuan adalah :

1. Hasil-hasil akhir yang diinginkan di waktu mendatang,

2. Usaha-usaha atau kegiatan-kegiatan sekarang diarahkan.

Tujuan dapat berupa tujuan umum atau khusus , tujuan akhir atau tujuan antara. Tujuan

Umum (tujuan strategic) secara operasioanal tidak dapat berfungsi sebelum dijabarkan terlebih

dahulu kedalam tujuan-tujuan khusus yang lebih terperinci sesuai dengan jenjang manajemen,

sehingga membentuk hirarki tujuan.

2.2. Fungsi Tujuan Organisasi.

Konsep tujuan organisasi dipandang secara luas mempunyai beberapa fungsi penting

yang bervariasi menurut waktu dan keadaan. Berbagai fungsi tujuan antara lain sebagai berikut:

a. Pedoman bagi kegiatan, melalui penggambaran hasil akhir diwaktu yang akan datang.

Memberikan arah dan pemusatan kegiatan organisasi mengenai apa yang harus atau tidak

dilakukan.
b. Sumber legitimasi, melalui pembenaran kegiatan – kegiatannya. Akan meningkatkan

kemampuan organisasi untuk mendapatkan berbagai sumber daya dan dukungan dari

lingkungan sekitarnya.

c. Standar pelaksanaan, memberikan standar langsung bagi penilaian pelaksanaan kegiatan

(prestasi organisasi).

d. Sumber motivasi, karena sering memberikan insentif bagi para anggota.

e. Dasar rasional pengorganisasian, karena antara tujuan dan struktur organisasi saling

berinteraksi dalam kegiatan – kegiatan untuk mencapai tujuan.

2.3. Klasifikasi Tujuan

Perilaku dalam pencapaian tujuan organisasi dapat dilihat dari maksud diadakannya

pengklasifikasian tujuan yang hendak dicapai oleh organisasi. Klasifikasi tujuan organisasi yang

sering diterapkan dan diterima oleh suatu organisasi adalah klasifikasi tujuan yang dikemukakan

oleh C. Perrow, yang dimaksudkan bagi organisasi pada umumnya.

C. Perrow mengklasifikasikan tujuan organisasi menjadi lima tipe tujuan organisasi, yaitu :

1. Tujuan Kemasyarakatan (Societal Goals).

Yang ditujukan pada masyarakat pada umumnya. Kategori ini berkenaan dengan kelas-

kelas organisasi luas yang memenuhi kebutuhan-kebutuhan masyarakat. Contoh :

memproduksi barang dan jasa, mempertahankan pesanan, mengembangkan dan

mempertahankan nilai-nilai budaya, dan lain-lain.

2. Tujuan Keluaran (Output Goals).

Ditujukan pada publik dalam hubungannya dengan organisasi. Kategori ini berkenaan

dengan jenis-jenis keluaran tertentu dalam bentuk fungsi-fungsi konsumen. Contoh :


barang-barang konsumen, jasa-jasa bisnis, pemeliharaan kesehatan, pendidikan, dan lain-

lain.

3. Tujuan Sistem (System Goals).

Merupakan pernyataan atau cara pelaksanaan fungsi organisasi, tidak tergantung pada

barang atau jasa yang diproduksi atau tujuan yang diambil. Contoh : penekanan pada

pertumbuhan, stabilitas, laba atau cara-cara pelaksanaan fungsi, dan lain-lain.

4. Tujuan Produk (Product Goals).

Atau lebih tepat disebut dengan tujuan karakteristik produk. Merupakan berbagai

karakteristik barang-barang atau jasa-jasa yang diproduksi. Contoh : penekanan pada

kualitas atau kuantitas, gaya, ketersediaan, keunikan, keaneka-ragaman, pembaharuan

produk, dan lain-lain.

5. Tujuan Turunan (Devired Goals).

Merupakan tujuan digunakannya oerganisasi untuk meletakkan kekuasaannya dalam

pencapaian tujuan-tujuan lain. Contoh : maksud politik, pelayanan masyarakat,

pengembangan karyawan, kebijaksanaan-kebijaksanaan investasi dan lokasi pabrik yang

mempengaruhi keadaan ekonomi dan masa depan masyarakat tertentu, dan lain-lain.

Selain menekankan bahwa organisasi mempunyai berbagai tujuan berganda yang sering

bersaingan dan bahkan kadang-kadang bertentangan yang berkolerasi negatif, C. Perrow juga

mengemukakan bahwa tujuan-tujuan suatu organisasi adalah tidak saling terpisah. Artinya

adalah bahwa apa yang dipandang oleh suatu kelompok sebagai tujuan keluaran, dapat dapat

dipandang sebagai tujuan produk oleh kelompok lain. Bagi banyak orang, peningkatan jumlah

para anggota kelompok wanita dan minoritas dalam posisi-posisi administratif jenjang atas
adalah tujuan kemasyarakatan, tetapi bagi pihak lain lebih cenderung sebagai tujuan sistem atau

suatu tujuan turunan.

2.4. Unsur-Unsur Penetapan Tujuan

Merupakan usaha untuk menciptakan nilai-nilai tertentu melalui berbagai kegiatan yang

akan dilaksanakan organisasi. 6 Unsur dasar yang melatarbelakangi penetapan tujuan organisasi

adalah :

1. Barang dan jasa yang diproduksi organisasi akan dapat memberikan berbagai manfaat,

paling sedikit sama dengan harganya.

2. Barang dan jasa dapat memuaskan kebutuhan konsumen atau langganan.

3. Teknologi yang digunakan dalam proses produksi akan menghasilkan barang dan jasa

dengan biaya dan kualitas bersaing.

4. Kerja keras dan dukungan seluruh sumber dayanya, organisasi dapat beroperasi dengan

baik.

5. Pelayanan manajemen akan memberikan public image yang mengguntungkan, sehingga

mereka bersedia menanamkan modal dan menyumbangkan tenaganya untuk membantu

sukses organisasi.

6. Perusahaan mempunyai konsep diri (self concept) yang dapat dikomunikasikan dan

ditularkan kepada para karyawan dan pemegang saham organisasi.

2.5. Bidang – Bidang Tujuan

Peter Drucker dan GE, mengidentifikasikan 8 bidang pokok di mana perusahaan harus

menetapkan tujuan :

1. Posisi Pasar. Perusahaan harus menetapkan tujuan mengenai bagian pasar yang akan

“direbut”. Bagian pasar yang paling baik dapat ditentukan melalui analisa 1) langganan
dan produk atau jasa, 2) segmen pasar (kelompok yang membeli produk atau jasa) dan 3)

saluran distribusi.

2. Produkivitas / Efesiensi, adalah rasio antara masukkan (tenaga kerja, peralatan dan

keuangan) dengan keluaran organisasi. Tujuan produktifitas dapat ditetapkan dalam

beberapa bidang, mencakup metode-metode kerja, kemajuan mesin dan peralatan, dan

peningkatan efisiensi karyawan.

3. Sumber Daya Phisik dan Keuangan, tujuan harus ditetapkan dengan memperhatikan

mesin dan peralatan serta penyediaan bahan baku.

4. Profitabilitas. Tujuan-tujuan laba penting untuk mencapai tujuan-tujuan lain, menyangkut

1) penelitian dan pengembangan yang dibutuhkan untuk inovasi, 2) kekuatan keuangan

untuk mengganti mesin dan peralatan, dan 3) pengupahan yang dibutuhkan untuk

menarik personalia.

5. Inovasi. Ada kebutuhan terus-menerus akan produk atau jasa baru dan inovatif.

Walaupun sesuatu yang baru selalu mengandung resiko, tetapi juga mempunyai

kemungkinan hasil yang tinggi.

6. Prestasi dan Sikap Karyawan. Karyawan operatif melaksanakan sebagian besar pekerjaan

normal dan rutin di setiap organisasi.

7. Prestasi dan Pengembangan Manajer. Kelangsungan hidup banyak organisasi tergantung

pada kekuatan manajemen yang inovatif. Organisasi perlu mentapkan tujuan sehubungan

dengan kualitas pelaksanaan manajemen dan untuk menjamin pengembangan para

manajer di semua tingkatan.


Tanggung Jawab Sosial dan Publik. Tujuan-tujuan ini ditetapkan perusahaan untuk

menangani boikot publik, kegiatan-kegiatan hukum, kegiatan-kegiatan pemerintah, kelompok-

kelompok berkepentingan, dsb.

Hampir semua organisasi mempunyai serangkaian tujuan yang berganda untuk

memenuhi permintaan “trade off” dari berbagai pihak berkepentingan yang terlibat dalam

operasi organisasi. Akibatnya, sering menimbulkan konflik antara pihak-pihak tersebut. Dalam

proses pencapaian tujuan, manajemen harus menentukan keseimbangan atau campuran optimum

tujuan-tujuan dam memadukan berbagai kepentingan pihak-pihak yang terlibat dalam organisasi.

2.6. Perumusan Tujuan

Tujuan dirumuskan dengan mempertimbangkan seluruh kekuatan yang terlibat dalam

operasi organisasi. Perumusan tujuan merupakan Hasil usaha perpaduan untuk memuaskan

semua pihak atau himpunan berbagai tujuan individu dan organisasi. Agar perumusan tujuan

efektif manajer perlu memperhatikan beberapa ketentuan sebagai berikut :

1. Proses perumusan tujuan hendaknya melibatkan individu-individu yang bertanggung

jawab terhadap pencapaian tujuan.

2. Manajer puncak (sebagai perumus tujuan umum) hendaknya bertanggung jawab untuk

menurunkan tujuan-tujuan pada tingkatan yang lebih rendah.

3. Tujuan harus realistis, diselaraskan dengan lingkungn internal dan eksternal.

4. Tujuan harus jelas, beralasan dan bersifat menantang anggota organisasi

5. Tujuan umum hendaknya dinyatakan secara sederhana agar mudah dipahami dan diingat

oleh pelaksana.

6. Tujuan bidang fungsional organisasi harus konsisten dengan tujuan umum.

7. Manajemen harus selalu meninjau kembali tujuan telah ditetapkan.


2.7. Managemen By Objective (MBO)

Management By Objectives atau sering disingkat dengan MBO adalah pendekatan

sistematis dan terorganisir yang menekankan pada pencapaian sasaran organisasi. Dalam jangka

panjang, penerapan MBO ini memungkinkan manajemen untuk mengubah pola pikir organisasi

menjadi lebih berorientasi pada hasil.

Konsep Manajemen by Objective (MBO) atau dalam bahasa Indonesia disebut dengan

“Manajemen berdasarkan Objektif” ini pertama kali dikemukakan oleh Peter Drucker dalam

bukunya yang berjudul “The Practice of Management” pada tahun 1954. Menurut Peter

Drucker, Tujuan Organisasi yang ditetapkan harus melalui proses persetujuan antara Manajemen

dan Karyawannya, bukan dipaksakan dari atas. Cara demikian akan lebih efektif dalam

mendelegasikan otoritas pada sebuah organisasi besar sehingga semua karyawan memahami dan

turut berkomitmen untuk pencapaian sasaran Organisasi tersebut. Sasaran-sasaran dalam

organisasi dibuat secara bertingkat mulai dari Sasaran Organisasi keseluruhan, sasaran divisi,

sasaran departemental hingga sasara individu karyawan itu sendiri.

Perlu diketahui bahwa MBO merupakan pendekatan Manajemen yang berfokus pada

hasil, bukan pada kegiatan atau proses pelaksanaannya. Tugas-tugas yang telah didelegasikan

tidak memiliki Roadmap (Peta Jalan) atau “cara” yang tetap dalam pelaksanaanya.

Pelaksanaannya dilakukan berdasarkan perkembangan situasi dan bersifat dinamis.

Untuk mengidentikasikan dan menetapkan Tujuan organisasinya, Top Manajemen

organisasi biasanya menggunakan Teknik penetapan Tujuan/Sasaran seperti Metode

SMART (Specific, Measurable, Achievable, Relevant dan Time-Specific) ataupun GQM (Goal,

Question dan Metrics).


MBO dapat diterapkan pada berbagai bidang usaha, diantaranya seperti Produksi,

Pelayanan, Pemasaran, Penelitian dan Pengembangan, Kesehatan, Sistem Informasi serta bidang-

bidang usaha Finansial.

a. Keuntungan Penerapan MBO

Prinsip utama MBO adalah kejelasan tanggung jawab dan peran karyawan-karyawan

dalam organisasi sehingga mereka mengerti dengan jelas aktifitas-aktifitas yang harus

dilakukannya untuk mencapai tujuan organisasi. Beberapa keuntungan yang didapat dari

penerapan MBO ini adalah sebagai berikut :

1. Meningkatnya Motivasi Kerja, melibatkan karyawan dalam pengambilan keputusan

tentang tujuan organisasi akan meningkatkan komitmen dan kepuasan kerja bagi

karyawan yang bersangkutan.

2. Adanya Koordinasi dan Komunikasi yang lebih baik, Interaksi dalam menetapkan Tujuan

Organisasi dapat menjaga hubungan baik dan keharmonisan antara Manajemen dan

Karyawannya.

3. Kejelasan Tujuan Organisasi

4. Karyawan atau bawahan memiliki komitmen tinggi terhadap sasaran yang mereka

tetapkan sendiri daripada sasaran/tujuan yang dipaksakan dari orang lain.

b. Langkah-langkah Penerapan MBO

Berikut ini adalah beberapa langkah penting yang harus dilakukan dalam menerapkan

MBO :

1. Menentukan Sasaran dan Tujuan Utama Organisasi

2. Menentukan Sasaran dan Tujuan untuk masing-masing karyawan atau departemen

3. Memantau perkembangan pelaksanaan dan kinerja kerja karyawan


4. Mengevaluasi Kinerja

5. Memberikan umpan balik (Feedback)

6. Memberikan Penghargaan kepada karyawan atau departemen yang mencapai Sasaran

yang ditetapkan tersebut.


BAB III

KESIMPULAN

Tujuan Organisasi merupakan pernyataan tentang keadaaan atau situasi yang tidak

terdapat sekarang tetapi untuk dicapai diwaktu yang akan datang melalui kegiatan – kegiatan

organisasi. Kelompok kami menyimpulkan dalam isi makalah ini bahwa tujuan sangat penting di

dalam perusahaan atau organisasi apapun, karena dengan adanya tujuan, organisasi tersebut

mempunyai tolak ukur atas apa saja yang ingin di capai atau di targetkan sesuai dengan tujuan itu

sendiri. Organisasi tidak bisa berdiri tanpa adanya tujuan adapun sebaliknya tujuan juga tidak

ada kalau tidak adanya organisasi.

Anda mungkin juga menyukai