Anda di halaman 1dari 14

SASARAN DAN RENCANA

Dian Wulandari (202001062)


Program Studi Administrasi Rumah Sakit
Institut Ilmu Kesehatan Pelamonia Makassar
Dosen Pengampuh : Ibu Mangindara, SKM., M.Kes

PENDAHULUAN
Ketika mendengar istilah sasaran dan rencana maka hal tersbeut menunjukkan
bahwa terdapat suatu hal yang perlu dilakukan untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
Dalam suatu organisasi, istilah sasaran dan rencana sudah tidak asing lagi. Keduanya
merupakan dasar daripada organisasi untuk terus beroperasi dan mengembakan diri.
Setiap organisasi memiliki tujuan dan sasaran yang berbeda. Tujuan adalah
penjabaran visi dan misi, dan merupakan hal yang akan dicapai atau dihasilkan oleh
organisasi/perusahaan. Sedangkan sasaran organisasi setingkat lebih rinci dari tujuan.
Sasaran merupakan pernyataan operasional dari keinginan yang lebih jelas sekaligus
menyajikan tahap-tahap spesifik untuk mencapai tujuan tertentu. Sasaran (goal)
organisasi merupakan suatu keadaan atau kondisi yang ingin dicapai oleh suatu
organisasi.
Setiap unit organisasi merumuskan sasarannya dari tujuan organisasi. Dengan kata
lain usaha-usaha yang dilakukan oleh setiap satuan kerja organisasi diarahkan kepada
pencapaian tujuan organisasi. Dengan demikian ada kesatuan visi, tujuan jangka panjang,
menengah, dan pendek dalam organisasi keseluruhan.
Dalam penetapan visi dan tujuan baik itu jangka panjang, menengah dan pendek
tentu memerlukan perencanaan yang matang. Perencanaan itu sendiri merupakan langkah
awal yang menunjukkan bahwa organisasi tersebut serius untuk berproses, mencegah

1
atau menghindari faktor-faktor yang dapat menyebabkan kegagalan, serta mengantisipasi
setiap tantangan yang akan dihadapi dalam menjalankan usaha. Rencana usaha harus
dibuat karena Perencanaan merupakan titik awald ari suatu kegiatan, sekali gagal dalam
perencanaan maka akan mengalami kesulitan dalam pelaksanaan.
Oleh karena itu, dalam kesempatan ini saya akan membahas terkait sasaran itu
sendiri, jenis-jenis sasaran, karakteristik sasaran yang baik, pendekatan penyusunan
sasaran, faktor kontigensi dalam perencanaan, perencanaan dalam hirarki organisasi dan
pendekatan perencanaan.

PEMBAHASAN
A.Definisi Sasaran
Sasaran merupakan pernyataan operasional dari keinginan yang lebih jelas
sekaligus menyajikan tahap-tahap spesifik untuk mencapai tujuan tertentu. Sasaran
(goal) organisasi merupakan suatu keadaan atau kondisi yang ingin dicapai oleh
suatu organisasi.
Menurut Etzioni, (1985:8) sasaran atau tujuan organisasi ialah keadaan yg
dikehendaki pada masa yang akan datang yang senantiasa dikejar oleh organisasi
agar dapat direalisasikan. Suatu organisasi dapat mempunyai lebih dari satu
sasaran pada saat yang bersamaan. Selain itu, sasaran organisasi ditentukan oleh
para pimpinan organisasi dan saling berkait satu sama lain. Sedangkan menurut
Hill, 1991, sasaran organisasi merupakan kondisi suatu hubungan yang ingin
diwujudkan. Kemudian menurut KBBI, sasaran organisasi adalah sesuatu yang
menjadi tujuan.
Jadi dapat diambil kesimpulan bahwa sasaran adalah penjabaran tujuan,
yaitu suatu yang akan dihasilkan / dicapai oleh organisasi. Agar sasaran dapat
dicapai dengan efektif, maka sasaran harus dibuat spesifik, terukur, jelas
kriterianya.

2
B. Jenis – Jenis Sasaran
Jenis sasaran organisasi ada dua antara lain sebagai berikut:
1. Sasaran Resmi (Official Goal)
Sasaran ini adalah kondisi yang secara resmi dinyatakan ingin dicapai oleh
organisasi, biasanya tertulis, abstrak (tidak jelas), tidak terukur, berisi:
kegiatan, alasan pembentukan, norma/nilai yang mendasari yang berguna
untuk pengakuan formal Misi organisasi.
2. Sasaran Sebenarnya (Actual Goal)
Sasaran yang sebenarnya diinginkan, merupakan sasaran yang secara aktual
dicoba dicapai oleh organisasi.

Kemudian, ada beberapa jenis sasaran aktual diantara sebagai berikut:


1. Sasaran Lingkungan (Environment Goal)
Sasaran lingkungan adalah kondisi dimana organisasi bisa memuaskan
orang atau organisasi lain yang terdapat  pada lingkungannya, sehingga
mendapat pengakuan.
2. Sasaran Output (Output Goal)
Mencerminkan jenis usaha/kegiatan & menunjukkan bentuk/banyaknya
output secara umum identifikasi kebutuhan konsumen.
3. Sasaran Sistem (System Goal)
Sasaran ini berhubungan dengan pemeliharaan organisasi Contoh: ukuran,
bentuk, iklim, dll.
4. Sasaran Produk (Product Goal)
Sasaran produk ini menggambarkan karakteristik produk/jasa yang
diberikan oleh organisasi kepada konsumen, seperti halnya keuinkan, corak,
keanekaragaman, mutu dan lainnya
5. Sasaran Bagian (Sub unit Goal)

3
Sasaran ini menggambarkan sasaran satuan kerja, yang merupakan bagian
dari suatu organisasi

Kemudian berdasarkan waktunya, ssasaran dapat dibedakan menjadi 3


antara lain sebagai berikut:
1. Sasaran jangka pendek, ditujukan untuk sasaran dalam waktu dekat, yaitu
antara tiga bulan hingga satu tahun. Sasaran ini biasanya diterapkan pada
beberapa item sasaran, misalnya rekruitmen tenaga kerja, membangun
sistem kerja, pengenalan produk baru atau persentase target penjualan
produk yang ingin dicapa
2. Sasaran jangka menengah, ditujukan untuk sasaran dalam waktu satu
hingga lima tahun mendatang. Sasaran ini biasanya diterapkan pada
beberapa bidang sasaran. Contohnya, Manajer produksi menargetkan
sasaran produksi untuk diekspor sebesar 1 ton dalam 2 tahun, Manajer
pemasaran menargetkan sasaran penjualan sebesar 7 persen dalam 3 tahun,
Manajer keuangan menargetkan sasaran pengembalian investasi sebesar 5
persen dalam 4 tahun
3. Sasaran jangka panjang, ditujukan untuk sasaran dalam jangka waktu yang
lama, umumnya lima tahun mendatang atau lebih. Contohnya, menargetkan
penambahan gedung barupa data tahun kesembilan sejak awal berdirinya.

C.Karakteristik Sasaran yang Baik


Adapun karakteristik sasaran yang baik antara lain sebagai berikut: 
1. Diungkapkan dalam hal hasil yang ingin dicapai daripada dalam tindakan
untuk mencapainya
2. Terukur dan kuantitatif
3. Memiliki jangka waktu yang jelas
4. Menantang, akan tetapi juga tidak mustahil untuk dicapai

4
5. Tertulis
6. Dikomunikasikan kepada semua anggota organisasi yang diperlukan.

D.Pendekatan Penyusunan Sasaran


Ada dua jenis pendekatan yaitu pendekatan tradisional (traditional goal
setting) dan pendekatan dengan menggunakan MBO (Management by Objectives)
1. Pendekatan Tradisional
Pendekatan Tradisional dalam penetapan tujuan menjelaskan bahwa
perumusan dan penetapan tujuan dilakukan oleh manajer tingkat puncak
(top level of management) untuk kemudian tujuan itu diturunkan lagi
menjadi tujuan bagi manajer di tingkat bawahnya secara spesifik.
Pendekatan ini dikemukakan oleh Robbins (2002) dinamakan dengan mean-
ends chain. Artinya, tujuan yang lebih tinggi (higher levels goals) atau
tujuan akhir (ends) terkait dengan tujuan di bawahnya. Dengan demikian
pencapaian tujuan di bawah akan sangat berarti (means) bagi pencapain
tujuan diatasnya
2. Management by Objectives (MBO)
Management by Objectives (MBO) pertama kali diperkenalkan oleh
Peter F. Drucker pada akhir tahun 1950-an, akan tetapi hingga hari dinilai
masih efektif dalam kegiatan perencanaan perusahaan. MBO sering kali
diterjemahkan sebagai manajemen berdasarkan sasaran atau manajemen
berdasarkan tujuan dilakukan berdasarkan asumsi mendasar bahwa apa
yang terjadi di lapangan belum tentu sesuai dengan apa yang dipahami oleh
pimpinan.
Agar proses MBO dapat tercapai ,ada empat faktor yang perlu
disepakati oleh pimpinan dan bawahan, diantaranya:
a. Tujuan yang dicapai oleh setiap bagian/bawahan (subordinates)
b. Perencanaan yang akan dilakukan

5
c. Standar pengukuran keberhasilan pencapaian tujuan dalam setiap
kegiatan
d. Prosedur untuk mengevaluasi keberhasilan pencapaian tujuan.

Adapun kekuatan dari Pendekatan MBO antara lain sebagai berikut:


a. MBO melakukan integrasi fungsi perencanaan dan pengawasan ke
dalam suatu sistem rasional dalam manajemen.
b. MBO mendorong organisasi untuk menentukan tujuan dari tingkat
atas hingga tingkatan manajemen
c. MBO memfokuskan pada hasil akhir dariapada niat baik maupun
faktor personal
d. MBO mendorong adanya manajemen diri dan komitmen dari setiap
orang melalui partisipasi pada setiap langkah manajemen dalam
penentuan tujuan.

Selain kekuatan, pendekatan MBO juga memiliki kelemahan antara


lain sebagai berikut :
a. MBO dianggap terlalu menyederhanakan kegiatan dengan berusaha
untuk menyelesaikan segala sesuatu
b. MBO secara cepat akan ditolak oleh manajer yang memiliki gaya
otoriter dan oleh mereka yang menerapakan birokrasi yang tidak
fleksibel dan ketat
c. MBO memerlukan banyak waktu dan usaha dalam implementasinya
d. MBO dapat menjadi tantangan bagi manajer yang kurang memiliki
kualifikasi yang baik

E. Faktor Kontingensi Dalam Perencanaan

6
Ada tiga faktor kontingensi yang mempengaruhi pilihan rencana antara lain
sebagai berikut:
1. Tingkat organisasi.
Untuk sebagian besar manajer tingkat bawah melakukan
perencanaan operasional sedangkan manajer tingkat atas melakukan
perencanaan
strategis.
2. Tingkat ketidakpastian lingkungan
Ketika tingkat ketidakpastian tinggi, rencana harus spesifik, namun
fleksibel. Manajer harus siap untuk mengubah rencana seiring dengan
mengimplementasikan rencana tersebut. Kadang-kadang, mereka bahkan
mungkin harus meninggalkan rencana tersebut.
3. Faktor kontingensi terakhir berkaitan dengan jangka waktu rencana
Konsep komitmen mengatakan bahwa rencana harus memiliki
jangka waktu yang cukup untuk memenuhi komitmen yang dibuat saat
rencana tersebut disusun. Perencanaan untuk jangka waktu yang terlalu
panjang atau terlalu pendek adalah perencanaan yang tidak efisien dan tidak
efektif.

F. Perencanaan Dalam Hirarki Organisasi


Hierarki tujuan merupakan serangkaian tujuan yang berhubungan satu sama
lain, sehingga setiap tingkatan tujuan ditunjang oleh tujuan di bawahnya. Ketika
suatu organisasi secara keseluruhan dilaksanakan sebagaimana mestinya, jaringan
yang terintegrasi sampai rantai terakhir akan tercipta.
Hal ini berarti bahwa tingkatan tujuan yang lebih tinggi secara jelas
berhubungan dengan tingkatan tujuan yang lebih rendah sebagai kekuatan untuk
men encapai tujuan tersebut.  Hierarki tujuan perencanaan meliputi hal berikut:
1. Perencanaan strategis

7
Menurut George A. Stainer dan John B. Miner 1997, perencanaan
strategis (strategic planning) adalah proses pemilihan tujuan-tujuan
organisasi, kebijakan, dan program-program strategis yang diperlukan
untuk menjamin bahwa strategi dan kebijakan telah diterapkan.
Jadi, perencanaan strategis merupakan proses perencanaan jangka
panjang yang disusun dan digunakan untuk menentukan dan mencapai
tujuan-tujuan organisasi.
Ada tiga alasan pentingnya perencanaan strategis, yaitu:
a. Memberikan kerangka dasar untuk menentukan bentuk perencanaan
lainnya,
b. Mempermudah pemahaman bentuk perencanaan lainnya, dan
c. Permulaan bagi pemahaman dan penilaian kegiatan-kegiatan manajer
dan organisasi.
Rencana yang dirancang memenuhi tujuan-tujuan organisasi yang
lebih luas dan melaksanakan misi yang memberikan alasan khusus
keberadaan organisasi. Strategi adalah program umum untuk pencapaian
tujuan-tujuan organisasi dalam pelaksanaan misi, sedangkan program
menyangkut peranan aktif, sadar, dan rasional manajer dalam perumusan
strategi organisasi. Strategi memberikan pengarahan terpadu bagi organisasi
dan berbagai tujuan organisasi, dan memberikan pedoman pemanfaatan
sumber daya organisasi yang digunakan untuk mencapai tujuan.
Strategi dapat juga berarti pola tanggapan organisasi terhadap
lingkungan sepanjang waktu, yang berarti bahwa setiap organisasi selalu
mempunyai strategi walaupun tidak dirumuskan secara eksplisit. Strategi
menghubungkan sumber daya manusia dan berbagai sumber daya lainnya
dengan tantangan dan risiko yang harus dihadapi dari lingkungan di luar
perusahaan.
Perencanaan strategis dihasilkan oleh tingkat hierarki yang lebih
tinggi dari organisasi yang berkaitan dengan tujuan jangka panjang serta

8
strategi dan tindakan untuk mencapai tujuan tersebut. Perencanaan ini
merupakan proses eksekutif/top manajer dalam meramal arah jangka
panjang dari suatu satuan dengan menetapkan target spesifik pada kinerja,
dengan mempertimbangkan kondisi internal dan eksternal untuk melakukan
tindakan perencanaan yang dipilih. Hal ini biasanya dilakukan dalam
organisasi pada tingkat manajerial, atau tingkat tertinggi perintah, yang
dilakukan dengan cara taktik dan prosedur yang digunakan untuk mencapai
tujuan tertentu atau diberikan perencanaan jangka panjang lebih dari 5
tahun.
2. Perencanaan taktis/taktik
Perencanaan taktis ada dalam setiap area fungsional bisnis, termasuk
sumber daya tertentu. Perkembangannya terjadi pada tingkat organisasi
menengah, bertujuan untuk efisiensi penggunaan sumber daya yang tersedia
untuk jangka menengah proyeksi.
Bagian taktis merupakan proses yang berkelanjutan, yang bertujuan
dalam waktu dekat, merampingkan pengambilan keputusan dan
menentukan tindakan. Bagian ini dilakukan secara sistemik karena
merupakan totalitas yang dibentuk oleh sistem dan subsistem, seperti yang
terlihat dari sudut pandang sistemik. Apakah interaktif, dan proyek mana
yang harus fleksibel dan menerima penyesuaian dan koreksi. Teknik ini
memungkinkan pengukuran siklus dan evaluasi dijalankan secara dinamis
dan interaktif serta mengoordinasikan berbagai kegiatan untuk mencapai
tujuan yang diinginkan dari efisiensi. Tujuan tersebut mengidentifikasi
tugas-tugas pokok yang diperlukan untuk mencapai sasaran strategis.
3. Perencanaan Operasional (operational plans)
Uraian lebih terperinci tentang Tata Cara Rencana Operasional
terdiri atas dua tipe, yaitu sebagai berikut.
a. Rencana Sekali Pakai (single use plans)

9
Rencana sekali pakai adalah serangkaian kegiatan terperinci
yang kemungkinan tidak berulang dalam bentuk yang sama pada
waktu yang akan datang. Rencana sekali pakai dikembangkan untuk
mencapai tujuan-tujuan tertentu dan tidak digunakan kembali jika
telah tercapai.
Contoh: perencanaan perusahaan untuk membangun gudang
baru karena perluasan usaha memerlukan rencana sekali pakai
khusus bagi proyek tersebut walaupun perusahaan telah membangun
sejumlah gudang lain pada waktu yang lalu.
Tipe-tipe rencana sekali pakai antara lain sebagai berikut:
1) Program, meliputi serangkaian kegiatan yang relatif luas, yang
menunjukkan langkahlangkah pokok untuk mencapai tujuan,
satuan atau para anggota organisasi yang bertanggung jawab
atas setiap langkah, dan urutan waktu setiap langkah
2) Proyek, yaitu rencana sekali pakai yang lebih sempit dan
merupakan bagian terpisah dari program. Setiap proyek
mempunyai ruang lingkup yang terbatas, arah penugasan yang
jelas dan waktu penyelesaian
3) Anggaran (budget), yaitu laporan sumber daya keuangan
disusun untuk kegiatan tertentu dalam jangka waktu tertentu.
Anggaran merupakan peralatan pengawasan kegiatan
organisasi dan komponen penting dari program dan proyek.
Anggaran memerinci pendapatan dan pengeluaran dan
memberikan target bagi kegiatan, seperti penjualan, biaya
departemen atau investasi baru.
b. Rencana Tetap (standing plans)
Rencana tetap merupakan pendekatan standar untuk
penanganan situasi yang dapat diperkirakan dan terjadi berulang-
ulang. Rencana tetap akan terus diterapkan sampai perlu diubah

10
(modifikasi atau dihapuskan). Rencana tetap memungkinkan para
manajer menghemat waktu yang digunakan untuk perencanaan dan
pembuatan keputusan karena situasi-situasi yang sama ditangani
secara konsisten. Wujud umum rencana tetap, antara lain sebagai
berikut:
1) Kebijakan (policy), adalah pedoman umum pembuatan
keputusan, yang merupakan batas bagi keputusan,
menentukan hal-hal yang dapat dibuat dan menutup halhal
yang tidak dapat dibuat. Kebijakan menyalurkan pemikiran
para anggota organisasi agar konsisten dengan tujuan
organisasi.
2) Prosedur Standar, adalah kebijakan yang dilaksanakan dengan
pedoman yang lebih terperinci, yang disebut juga metode
standar (standard operating procedure/SOP), yang berguna
untuk: (a) menghemat usaha manajerial; (b) memudahkan
pendelegasian wewenang dan penempatan tanggung jawab;
(c) menimbulkan pengembangan metode operasi yang lebih
efisien; (d) memudahkan pengawasan; (e) memungkinkan
penghematan personalia; (f) membantu kegiatan organisasi;
(g) aturan (rules or regulation), adalah pernyataan (ketentuan)
bahwa kegiatan tertentu harus atau tidak boleh dilakukan
dalam situasi tertentu.

G. Pendekatan Perencanaan
Secara umum pendekatan perencanaan ada 2 yaitu pendekatan tradisional
dan pendekatan yang melibatkan lebih banyak anggota organisasi dalam proses
perencanaan.

11
1. Dalam pendekatan tradisional (top-down), perencanaan dilakukan
sepenuhnya oleh manajer tingkat atas yang sering dibantu oleh departemen
perencanaan formal, yakni sekelompok orang-orang spesialis perencanaan
yang memiliki tanggung jawab untuk membantu berbagai perencanaan
organisasi. Dalam pendekatan ini, rencana yang dikembangkan oleh
manajer tingkat atas mengalir ke bawah melalui tingkatan organisasi
lainnya, seperti halnya pendekatan tradisional untuk penetapan tujuan. Saat
mereka mengalir turun melalui organisasi, rencana tersebut disesuaikan
dengan kebutuhan tertentu dari setiap tingkatan organisasi. Meskipun
pendekatan ini membuat perencanaan manajerial terjadi secara menyeluruh
sistematis dan terkoordinasi. Meskipun pendekatan tradisional (top-down)
ini digunakan oleh banyak organisasi, pendekatan ini bisa efektif hanya jika
manajer memahami pentingnya menciptakan dokumen yang benar-benar
digunakan oleh anggota organisasi, bukan dokumen yang terlihat
mengesankan tapi tidak pernah digunakan.
2. Pendekatan lainnya dalam perencanaan adalah yang melibatkan lebih
banyak anggota organisasi dalam proses perencanaan. Dalam pendekatan
ini, rencana yang tidak diturunkan dari satu tingkat ke yang berikutnya,
melainkan disusun oleh anggota organisasi di berbagai tingkat dan dalam
berbagai unit kerja untuk memenuhi kebutuhan spesifik mereka. Ketika
anggota organisasi lebih aktif terlibat dalam perencanaan, mereka melihat
bahwa rencana lebih dari sekedar sesuatu yang ditulis di atas kertas. Mereka
benar-benar bisa melihat bahwa rencana digunakan untuk mengarahkan dan
mengkoordinasikan pekerjaan.
Dalam website Studi Manajemen disebutkan bahwa pendekatan
perencanaan ada 4 jenis, antara lain sebagai berikut:
1. Bottom up approach
Pendekatan ini dilakukan dengan cara menyerap data dan informasi
dari struktur paling bawah organisasi kemudian dirumuskan oleh pimpinan

12
menjadi sebuah rencana utuh. Pendekatan ini menaruh perhatian khusus
kepada para anggota organisasi yang lebih banyak mengetahui kondisi kerja
di lapangan.
2. Top down approach
Ini adalah kebalikan dari Bottom up approach, yaitu pimpinan
organisasi yang terlebih dulu merumuskan rencana kemudian dipaparkan
kepada anggota dibawah kepemimpinannya. Pimpinan organisasi bertujuan
agar semua yang terlibat dalam organisasi bisa mengikuti rumusan
perencanaan yang telah dibuatnya.
3. Interactive approach
Kondisi interactive approach ini adalah penyusunan rencana yang
dilakukan secara bersamaan oleh pimpinan dan anggota organisasi. Mereka
duduk bersama dalam satu forum untuk membahas secara rinci rumusan
rencana yang akan ditetapkan. Namun pada organisasi besar, pendekatan ini
dilakukan dengan cara menetapkan perwakilan dari anggota yang
representatif untuk merumuskan rencana bersama pimpinan.
4. Dual-level approach
Pendekatan ini maksdunya adalah pimpinan dan anggota menyusun
rumusan rencana mereka masing-masing kemudian disatukan menjadi
rencana utuh. Pimpinan akan menyusun rencananya sendiri, begitu juga
dengan anggota. Mereka akan bertemu pada satu forum untuk mneyatukan
rumusan perencanaan. Pendekatan ini cenderung berisiko benturan
pemikiran antara pimpinan dan anggota.

PENUTUP
Kesimpulan
Setelah membahas terakit sasaran dan rencana, maka dapat ditarik kesimpulan
bahwa keduanya saling berkaitan satu sama lain dalam mencapai tujuan suatu organisasi.

13
Sasaran dapat dikatakan sebagai tujuan yang hendak dicapai oleh suatu organisasi.
Rencana adalah langkah dasar atau awal dalam proses pencapaian tujuan organisasi.
Dengan demikian, bisa diumpamakan bahwa sasaran adalah visi sedangkan rencana
adalah misi dari suatu organisasi. Semakin efektif perencanaan atau misi dari suatu
organisasi maka sasaran atau visi daripada organisasi juga akan tercapai. Sebaliknya, jika
perencanaan yang dilakukan sudah bermasalah sedari awal maka hal tersebut akan
menyebabkan masalah yang lebih besar dalam proses pencapaian tujuan organisasi
tersebut.

DAFTAR PUSTAKA
Veronica, A. (n.d.). Bab I Pendahuluan. Makalah Perencanaan Bisnis, 1 - 18.
Najmi, Y. (n.d.).. Makalah sasaran Organisasi, 1-12.
Admin, S. (2022, April 16). Jenis Perencanaan. Tingkatan Organisasi, Hierarki Tujuan,
Perencanaan Operasional dan Strategis.
Alfin, D. (2016). Pengantar Manajmen. Perencanaan Dalam Organisasi, 5.
Manajemen, S. (2012, September 10). Pendekatan Perencanaan.
Studocu. (2022). Management Business Ringkasan Pendekatan Dalam Penetapan Tujuan.
Pendekatan dalam Penetapan Tujuan.

14

Anda mungkin juga menyukai