9 MANAJEMEN RAPAT
Rapat atau sering disebut dengan meeting merupakan kegiatan rutin bagi
sebuah organisasi. Kegiatan rapat yang efektif dan efisien akan berdampak
pada keberhasilan organisasi.
Menurut Nunung dan Ratu Evy dalam (Priansa dan Garnida, 2013) Rapat
merupakan suatu alat komunikasi antara pimpinan kantor dengan stafnya.
Webster’s New World Dictionary menyatakan bahwa rapat merupakan
pertemuan orang-orang untuk membahas atau memutuskan persoalan -
persoalan
PERENCANAAN RAPAT
Rapat yang berlangsung baik dilaksanakan dengan persiapan yang baik
pula, Berikut adalah tahapan dalam penyelenggaraan rapat:
1. Membuat Surat Undangan Rapat Undangan dibuat jauh hari sebelum
rapat dimulai, Undangan rapat lengkap berisi:
a. Hari, tanggal, Jam
b. Tempat Rapat
c. Acara rapat atau bahan materi yang akan dibahas didalam rapat
PELAKSANAAN RAPAT
Pelaksanaan rapat tergantung seluruh pihak yang berkepentingan dengan
rapat itu sendiri. Berikut kegiatan teknis selama berlangsungnya rapat.
Pelaksanaan rapat tergantung seluruh pihak yang berkepentingan dengan
rapat itu sendiri. Berikut kegiatan teknis selama berlangsungnya rapat.
1. Membuka Rapat
Hal-hal yang harus dikemukakan dalam sebuah rapat adalah:
a. Acara rapat
b. Tata tertib rapat (bersifat fleksibel)
c. Motivasi ( pentingnya masalah yang akan dibahas)
d. Pengenalan masalah atau persoalan masalah yang akan dibahas
e. Tujuan diadakan rapat
f. Tanggapan-tanggapan atau saran
2. Berlangsungnya Rapat
Selama rapat berlangsung pemimpin rapat harus dapat mengatur jalannya
rapat agar tertib. Masalah yang dihadapi dalam rapat harus dapat diatasi,
seperti terjadinya perdebatan yang berkepanjangan, adanya monopoli
pembicaraan oleh salah seorang peserta rapat, tidak konsentrasinya
peserta rapat. Selama rapat, sekretaris bertanggungjawab untuk membuat
catatan rapat. Terdapat dua bentuk catatan rapat, yakni:
a. Verbatim Catatan lengkap semua pembicaraan dalam rapat tanpa
ditambahi atau dikurangi
b. Notula Catatan yang berisi pokok-pokok pembicaraan yang dibahas
dalam rapat.
3. Menutup Rapat
Rapat yang telah berlangsung beberapa waktu pada akhirnya akan ditutup.
Apabila dalam rapat belum ditemukan keputusan maka pemimpin rapat
dapat menunjuk tim khusus untuk menyelesaikan masalah tersebut. Akan
tetapi bila dalam rapat tersebut tidak ditemukan hambatan dan telah
menghasilkan keputusan maka diakhir rapat, pemimpin rapat atau diwakili
oleh notulen dapat membacakan hasi dari pertemuan/ rapat tersebut dan
memberikan kesempatan kepada peserta rapat untuk mengemukakan hal-
hal yang sekiranya belum tercakup dalam hasil keputusan rapat.
PENGENDALIAN RAPAT
Agar pembahasan suatu masalah dalam rapat tidak keluar dari
konteksnyadan tidak terjadi perdebatan yang berkepanjangan, jenis-jenis
pengendalian yang bisa dilakukan:
1. Pengendalian Terbatas
Pengendalian ini merupakan pengendalian rapat yang memberikan
kesempatan secara bebas kepada para peserta rapat untuk
mengemukakan pendapatnya secara bergantian. Model pengendalian
seperti ini terkesan demokratis, namun dapat memberikan peluang
kepada para peserta rapat yang ingin memonopoli pembicaraan dalam
rapat.
2. Pengendalian Ketat
Pengendalian secara ketat adalah pengendalian rapat yang tidak
memberikan kesempatan bertanya atau mengeluarkan pendapat
kepada para pesertanya. Para peserta rapat boleh mengeluarkan
pendapat hanya seijin pimpinan rapat dengan waktu dan jumlah
penanya yang sudah ditentukan. Model ini terkesan otoriter dan kaku
sehingga para peserta rapat kurang bebas dalam mengeluarkan
pendapatnya
3. Pengendalian Gabungan
Pengendalian rapat yang menggabungkan antara bebas terbatas
dengan ketat adalah pengendalian rapat yang memberikan
kesempatan seluas-luasnya kepada peserta rapat untuk mengeluarkan
pendapatnya dan apabila keadaan sebuah mulai kurang terkendali,
pimpnan rapat langsung menggunakan cara pengendalian ketat
sehingga keadaan normal Kembali
MACAM-MACAM RAPAT
Rapat dapat dibedakan menjadi beberapa macam, tergantung pada segi
peninjauannya:
1. Tujuan Rapat
Menurut tujuannya, rapat dibedakan menjadi:
a. Rapat penjelasan Rapat penjelasan bertujuan untuk memberikan
penjelasan kepada para anggota tentang kebijakan yang diambil oleh
pimpinan organisasi.
b. Rapat pemecahan masalah Bertujuan untuk mencari pemecahan
tentang suatu masalah yang sedang dihadapi
c. Rapat Perundingan Bertujuan menghindari timbulnya suatu
perselisihan, mencari jalan tengah agar tidak saling merugikan
kedua belah pihak
2. Sifat Rapat
Menurut sifatnya, rapat dibedakan menjadi:
a. Rapat Formal Rapat diadakan dengan suatu perencanaan terlebih
dahulu, menurut ketentuan yang berlaku, dan peserta secara resmi
mendapat undangan
b. Rapat Informal Rapat diadakan tidak berdasarkan suatu
perencanaan, dan dapat terjadi setiap saat, kapan saja dan dimana
saja.
c. Rapat Terbuka Rapat yang hanya dihadiri oleh setiap anggota.
Materi yang dibahas menyangkut masalah-masalah yang masih
bersifat rahasia
d. Rapat Tertutup Rapat hanya dihadiri oleh peseta tertentu dan
biasanya yang dibahas menyangkut masalah yang masih bersifat
rahasia
3. Jangka Waktu
Menurut jangka waktu, rapat dibedakan menjadi:
a. Rapat Mingguan Rapat yang diadakan sekali seminggu, membahas
masalah-masalah yang bersifat rutin yang dihadapi oleh manajer.
b. Rapat Bulanan Rapat yang diadakan sebulan sekali, untuk
membahas masalah hal-hal atau peristiwa yang terjadi pada bulan
lalu.
c. Rapat Semesteran Rapat yang diadakan sekali setiap semester yang
bertujuan untuk mengadakan evaluasi hasil kerjasama enam bulan
yang lalu dan mengambil langkah-langkah selanjutnya untuk enam
bulan kedepan
d. Rapat tahunan Rapat yang diadakan setiap tahunnya, misalnya rapat
Dewan Komisaris, RUPS
4. Frekuensi Rapat Menurut frekuensinya, rapat dibedakan menjadi:
a. Rapat rutin Rapat yang sudah ditentukan waktunya ( Mingguan,
bulanan, tahunan)
b. Rapat insidental Rapat yang tidak berdasarkan jadwal. Tergantung
pada masalah yang dihadapi.
NOTULEN RAPAT
Notulen atau notula bermana catatan singkat mengenai jalannya
persidangan (rapat) serta hal yang dibicaakan dan diputuskan.
Susunan notulen disajikan agar para notulis dapat dengan mudah mengerti
bagaimana cara penulisan notulen dengan baik dan benar. Berikut susunan
notulen rapat yang disajikan secara sederhana:
1. Bagian Kepala Notulen Kepala notulen merupakan bagian-bagian yang
petama kali harus diinat dalam penulisan tanpa tertinggal. Adapun kepala
notulen terdiri atas:
a. Nama dan tema yang dibahas
b. Hari dan tanggal acara dilaksanakan
c. Waktu pelaksanaan
d. Tempat pelaksanaan
e. Susunan acara
f. Pihak yang terlibat rapat ( ketua, wakil sekretaris, notulis dan peserta)
2. Bagian isi Notulen Isi Notulen merupakan suatu bagian dari susunan
notulen yang isinya berupa hal-hal yang dianggap penting dalam kegiatan
tersebut. Susunan sistematikanya sebagai berikut:
a. Kata pembuka
b. Pembahasan
c. Pembacaan keputusan dari hasil
d. Waktu (jam) penutupan
3. Bagian Akhir Notulen Bagian akhir notulen merupakan penulisan atau
penjelasan tentang hal yang berada pada akhir penulisan notulen. Susunan
sistematikanya sebagai berikut:
a. Nama jabatan
b. Tanda tangan
c. Nama pejabat
4. Penandatanganan Penandatanganan merupakan kumpulan tanda tangan
orang yang dianggap penting terhadap pertanggungjawaban acara yang
dilaksanakan. Notulen yang ditandatangani oleh pejabat dibuat dalam
ukuran folio dengan menggunakan kop resmi. Notulen ditandatangani oleh
ketua, wakil ketua, sekretaris dan notula.
PERTEMUAN 10
KOMUNIKASI PERKANTORAN
Pengertian Komunikasi
Menurut Bovee,
Komunikasi adalah proses mengirim dan menerima pesan dan dikatakan
efektif apabila pesan tersebut dapat dimengerti dan menstimulasi tindakan
atau mendorong orang lain untuk bertindak sesuai dengan pesan tersebut.
Menurut Robbins,
Komunikasi adalah proses pemindahan data dan memahami makna yang
dimaksudkan.
Fungsi komunikasi menurut Scott dan Mitchell ada 4 fungsi yaitu :
1. Fungsi kontrol
2. Fungsi motivasi
3. Fungsi emosi
4. Fungsi informasi
Fungsi komunikasi menurut Scott dan Mitchel
1. Fungsi control,
setiap organisasi mempunyai hierarki dengan wewenang yang
menyertainya. komunikasi formal dapat dilakukan untuk mengontrol
karyawan dengsn menanyakan ulang deskripsi pekerjaannya, kepada
siapa melaporkan hasil pekerjaannya, dan hal-hal lain yang
membutuhkan komunikasi dengan atasan mereka.
2. Fungsi Motivasi
Fungsi ini dilakukan melalui pemberian feedback kepada bawahan
mengenai apa yang telah mereka kerjakan, sebaik apa mereka
mengerjakannya, dan apa yang seharusnya dilakukan untuk
meningkatkan kinerja mereka di masa depan.
3. Fungsi Emosi
Pada dasarnya salah satu tujuan bekerja adalah melaksanakan
interaksi sosial. Salah satu bentuk interaksi sosial adalah
komunikasi di mana masing – masing anggota organisasi dapat
mengekspresikan emosi yang negatif. misalnya frustasi atau tidak
puas dengan pekerjaan yang dikerjakannya selama ini kepada teman
sekerja.
4. Fungsi Informasi
Fungsi ini berhubungan dengan memperlancar pengambilan
keputusan yang dapat dilakukan oleh pihak manajemen. Dengan
mentransfer data dan alternaif pilihan yang ada, individu atau
organisasi akan mudah dalam mengambil keputusan.
Dari keempat fungsi komunikasi di atas tidak ada ada fungsi yang
lebih penting dari yang lain. Setiap proses komunikasi akan
melibatkan lebih dari satu fungsi yang ada.
Komunikasi organisasi
Bentuk komunikasi
FORMAL
1. Komunikasi yang sudah direncanakan masingmasing bagian (surat,
email, memo) mengikuti suatu prosedur organisasi.
2. Komunikasi kasual yang terjadi antar anggota organisasi (email,
face to face, telephon) yang tidak mengikuti prosedur suatu
organisasi
INFORMAL
1. Komunikasi yang sudah direncanakan dengan pihak luar (surat,
laporan, pidato, memo , website, maupun press release)
2. Komunikasi kasual yang berlangsung dengan pelanggan, penyalur,
investor (email, face to face, telephon)
Komunikasi Formal
Komunikasi yang dilakukan berdasarkan rentang atau struktur organisasi
perusahaan, baik berupa downward, upward, atau horizontal flow.
Walaupun dalam kenyataanya keberadaan strukstur tersebut tidak akan
dapat meng halangi seluruh komponen organisasi berkomunikasi satu sama
lain.
a. Downward (Komunikasi atas ke bawah) Contohnya pimpinan
memberikan instruksi, petunjuk, informasi, penjelasan, perintah,
pengumumamn, rapat.
b.Upward (Komunikasi yang terjadi dari bawah ke atas) Contohnya: staf
memberikan laporan, saran–saran, pengaduan, kritikan, kotak saran kepada
pimpinan.
c. Horizontal (Komunikasi mendatar, antara anggota staff dengan anggota
staff) Berlangsung tidak formal, antara lain dengan komunikasi vertikal
yang formal. Komunikasi terjadi tidak dalam suasana kerja.
Komunikasi Informal
Adalah komunikasi yang terjadi di antara seluruh bagian organisasi
sebagai perwujudan kebutuhan manusia sebagai insan sosial. Menurut
penelitian komunikasi yagn terjadi di suatu organsasi kurang lebih 80%
berlangsung dalam bentuk ini. Bahkan perkembangan teknologi
memungkinkan banyak eksekutif berusaha mendapatkan informasi dari
tangan pertama untuk memberikan tanggapan yang lebih cepat atas suatu
masalah yang terjadi di lapangan dalam jaringan komunikasi informal.
Hambatan komunikasi
Menurut Robbins, ada empat hambatan komunikasi yang akan
mempengaruhi kualitas komunikasi yang kita lakukan:
1. Perbedaan bahasa dan persepsi
2. Gangguan komunikasi
a. Gangguan emosional misalnya; perbedaan nilai-nilai
serta harapan yang berbeda antara pengirim dan penerima
pesan, sehingga menimbulkan emosi di atas
pemikiranpemikiran dari si pengirim maupun si penerima
pesan yang hendak disampaikan.
b. Gangguan fisik misalnya: gangguan kesehatan (cacat
tubuh misalnya orang yang tuna wicara), gangguan alat
komunikasi dan sebagainya.
3. Overload informasi
4. Penyaringan yang tidak tepat.
Dari hambatan diatas ada beberapa kiat yang dapat dilakukan untuk
meminimalisir dampak hambatan tersebut, yaitu:
1. Melakukan pendekatan yang berpusat pada audiens Hal utama yang
harus dilakukan dalam berkomunikasi adalah memfokuskan diri pada
audiens yang akan dituju, dengan melakukan ini komunikasi yang
dilakukan dapat dipastikan efektif, karena kita akan berusaha
menyajikan pesan atau informasi lebih berarti pada sisi penerima
untuk mendapatkan feedback yang diharapkan atas terjadinya
komunikasi
2. Mengembangkan iklim komunikasi yang terbuka
3. Komitmen untuk berkomunikasi secara etis
4. Menggunakan pesan yang singkat dan efektif.
PERTEMUAN 11
BUDAYA ORGANISASI
Budaya organisasi
merupakan salah satu peluang untuk membangun Sumber Daya Manusia
melalui aspek perubahan sikap dan perilaku yang diharapkan mampu
menyesuaikan diri dengan tantangan yang sedang berjalan dan yang akan
datang. Budaya organisasi merupakan suatu kekutan sosial yang tidak
tampak, yang dapat menggerakkan orang-orang dalam suatu organisasi
untuk melakukan aktivitas kerja.
3. Kedisiplinan
Kedisiplinan merupakan budaya organisasi yang melekat yang
dimana pun berada, dimana disiplin merupakan karakter dari orang-
orang sukses yang dapat menghargai waktu.
4. Inovasi
Budaya organisasi biasanya akan mendorong anggota team untuk
melahirkan suatu ide-ide kreatif dan inovasi baru untuk tujuan
organisasi yaitu kemajuan organisasi.
Cara Merubah Budaya Organisasi
Perubahan budaya paling mungkin terjadi bila kebanyakan atau semua
kondisi berikut ini ada:
1. Suatu krisis dramatis
Inilah kejutan yang menghancurkan status quo dan mengemukakan
pertanyaan mengenai relevansi budaya yang ada. Contoh dari krisis ini
mungkin berupa suatu kemunduran finansial yang mengejutkan, hilangnya
pelanggan utama, atau terobosan teknologis yang dramatis oleh pesaing.
2. Pergantian kepemimpinan
Kepemimpinan puncak yang baru, yang dapat memberikan suatu perangkat
alternatif dari nilai-nilai kunci, dapat dipersepsikan sebagai lebih mampu
dalam menanggapi krisis itu. Yang pasti disini adalah eksekutif kepala
dari organisasi itu tetapi itu juga mungkin perlu mencakup semua posisi
manajemen senior. Mempekerjakan dirut dari luar pada IBM (Louis
Gerstner) dan General Motor (Jack Smith) melukiskan upaya untuk
memperkenalkan kepemimpinan baru.
3. Organisasi yang muda dan kecil
Makin muda organisasi itu, akan makin kurang berakar budayanya. Sama
halnya, lebih mudah bagi manajemen untuk mengkomunikasikan nilai-
nilainya yang baru bila organisasi itu kecil. Sekali lagi ini membantu
menjelaskan kesulitan yang dihadapi korporasi multimiliardolar dalam
mengubah budayanya.
4. Budaya lemah
Makin luas suatu budaya dianut dan makin tinggi kesepakatan di kalangan
anggota mengenai nilai-nilainya, akan makin sulit mengubah budaya itu.
Sebaliknya, budaya lemah lebih mudah menerima perubahan dari pada
budaya yang kuat.
PERTEMUAN 12
KERJASAMA DALAM TIM DI PERKANTORAN
kerja sama adalah sebuah sistem pekerjaan yang dikerjakan oleh dua
orang atau lebih untuk mendapatkan tujuan yang direncanakan bersama.
Kerja sama dalam tim kerja menjadi sebuah kebutuhan dalam mewujudkan
keberhasilan kinerja dan prestasi kerja.
Kerja sama dalam tim kerja akan menjadi suatu daya dorong yang
memiliki energi dan sinergisitas bagi individuindividu yang tergabung
dalam kerja tim. Komunikasi akan berjalan baik dengan dilandasi
kesadaran tanggung jawab tiap anggota.
UNSUR KERJASAMA
1. Dua Orang atau Lebih
Artinya kerjasama akan ada kalau ada minimal dua orang/pihak yang
melakukan kesepakatan. Oleh karena itu, sukses tidaknya kerjasama
tersebut ditentukan oleh peran dari kedua orang atau kedua pihak
yang bekerjasama tersebut.
2. Aktivitas
Menunjukkan bahwa kerjasama tersebut terjadi karena adanya
aktivitas yang dikehendaki bersama, sebagai alat untuk mencapai
tujuan dan ini membutuhkan strategi (bisnis/usaha).
3. Tujuan dan Target
Merupakan aspek yang menjadi sasaran dari kerjasama usaha
tersebut, biasanya adalah keuntungan baik secara financial maupun
nonfinansial yang dirasakan atau diterima oleh kedua pihak.
4. Jangka Waktu Tertentu
Menunjukkan bahwa kerjasama tersebut dibatasi oleh waktu, artinya
ada kesepakan kedua pihak kapan kerjasama itu berakhir. Dalam hal
ini, tentu saja setelah tujuan atau target yang dikehendaki telah
tercapai.
JENIS KERJASAMA
Terdapat enam jenis kerjasama, antara lain:
1. Tim Formal
Sebuah tim yang dbibentuk oleh organsasi sebagai bagian dari tim
formal
2. Tim Vertikal
Sebuah tim formal yang terdiri dari seorang manajer dan beberapa
orang bawahannya dalam rantai komando organisasi formal.
3. Tim Horizontal
Sebuah tim formal yang terdiri dari beberapa karyawan dari tingkat
hirarki yang hampir sama tetapi berasal dari area keahlian yang
berbeda.
4. Tim dengan Tugas Khusus
Sebuah tim yang dibentuk di luar organisasi formal untuk menangani
sebuah proyek dengan kepentingan atau kreativitas khusus.
5. Tim Mandiri
Sebuah tim yang terdiri dari lima hingga dua puluh orang pekerja
dengan beragam keterampilan yang menjalani rotasi pekerjaan untuk
menghasilkan sebuah produk atau jasa secara lengkap, dan
pelaksanaannya diawasi oleh seorang annggota terpilih.
6. Tim Pemecahan Masalah
Biasanya terdiri dari lima hingga dua belas karyawan yang dibayar
perjam dari departemen yang sama, dimana mereka bertemu untuk
mendiskusikan cara memperbaiki kualitas, efisiensi, dan lingkungan
kerja.
TUJUAN KERJASAMA
1. Kesatuan Tujuan
Setiap anggota tim memiliki kesamaan visi,misi dan program kerja.
2. Efisiensi
Setiap anggota tim menyelesaikan tugas atau pekerjaan secara
cepat,cermat dan tepat tanpa pemborosan dan kecerobohan.
3. Efektif
Setiap anggota tim memiliki tujuan yang jelas, memiliki
keterampilan yang memadai, memiliki komitmen, saling percaya,
memiliki komunikasi yang baik, memiliki kemampuan bernegoisasi,
dan memiliki kemampuan yang tepat.
MANFAAT KERJASAMA
1. Meningkatkan Efisiensi Kerja
Setiap orang dalam tim mungkin memiliki pemikiran yang berbeda-beda.
Namun iim kerja ini harus memahami target dalam kelompok dan memiliki
satu visi yang sama dalam bekerja. Jika terjalin kerjasama yang baik,
maka efisiensi kerja jadi meningkat. Setiap anggota akan menjalankan
fungsinya secara bersamaan sesuai tanggung jawab masing-masing,
sehingga pekerjaan yang menumpuk dapat cepat diselesaikan.
2. Ide Kreatif Bermunculan
Bekerjasama dalam tim dapat saling berkomunikasi untuk bertukar
pikiran. Kreativitas pun akan dilatih karena terdapat diskusi untuk
membahas berbagai gagasan yang menarik nantinya. Anggota lain juga
bisa mendapatkan ide terbaik yang pada akhirnya menciptakan solusi yang
optimal secara bersama-sama.
3. Beban Kerja Menjadi Lebih Ringan
Suatu pekerjaan besar pasti akan terasa mudah jika dikerjakan oleh
beberapa orang. Meski setiap orang memiliki tugas masing-masing sesuai
jobdesk yang dibagikan oleh atasan, semuanya akan saling melengkapi
untuk mencapai tujuan bersama.
4. Stress kerja berkurang
Dengan adanya tim kerja makaakan mengurangi tingkat stress serta beban
kerja berkurang karena didelegasikan kepada tim.
5. Sebagai media aktualisasi diri
Aktualisasi diri adalah ketepatan seseorang di dalam menempatkan dirinya
sesuai dengan kemampuan yang ada di dalam dirinya.
DIMENSI TIM
Terdapat empat Dimensi Tim yang efektif, antara lain:
1. Dimensi Personal
a.Tim yg efektif memiliki komitmen yg dalam satu dengan yang lain.
b.Segenap tim saling menularkan anthusiasme.
c.Setiap orang rindu memberi kontribusi demi mencapai tujuan bersama.
2. Dimensi Relational
a.Tim yang efektif berkomunikasi secara terbuka dan jujur.
b.Mereka berkolaborasi dengan kesediaan untuk saling melengkapi demi
mencapai tujuan bersama.
c.Mereka memanage konfliks secara bijak.
3. Dimensi Strategis
a.Tim yang efektif fokus kepada visi yg menjadi pendorong untuk terus
maju bersama.
b.Mereka menyepakati dan mengikuti sasaran yang jelas.
4. Dimensi Proses
a.Tim yang efektif sangat terbuka terhadap perubahan.
b.Mereka memiliki kesadaran yang kuat akan keterkaitan segenap anggota
tim.
PERTEMUAN 13
NEGOSIASI DAN KONFLIK DI PERKANTORAN
Negosiasi dan Konflik di perkantoran sering terjadi, namun demikian para
pipinan pada umumnya tidak menyukai konflik dan sering kali tidak
mengetahui cara mengatasi konflik ketika konflik itu benar-benar terjadi
Keterampilan bernegosiasi hendaknya dimiliki oleh setiap pegawai untuk
mempengaruhi oranglain atau pihak-pihak yang berpengaruh terhadap
pengambilan keputusan atau jalinan hubungan pekerjaan
Konflik Menurut Rue dan Byar dalam (Priansa dan Garnida,2013)
adalah suatu kondisi perilaku yang tidak tersembunyi atau tidak
disembunyikan dimana satu pihak ingin memenangkan kepentingannya
sendiri di atas kepentingan pihak lain.
PENYEBAB KONFLIK
Beberapa sebab terjadinya konflik dalam negosiasi adalah:
1. Lebih fokus kepada orang dan posisi daripada masalah yang ada
2. Adanya agenda tersembunyi atau rasa saling tidak percaya terhadap
pegawai lain
3. Manipulasi dan perilaku agresif Keinginan untuk menang tanpa
memperdulikan apapun resikonya
4. Megejar sasaran yang terlalu tinggi dan tidak realistis
5. Tidak bersedia meluangkan waktu untuk berbicara dari hati ke hati
6. Kurang jelasnya peran atau tingkat otoriras
7. Kriteria subyektif yang ingin digunakan sebagai dasr pengambilan
keputusan atau proses pengambilan keputusan yang tidak jelas
TIPE KONFLIK
1. Terlalu bergantung dengan satu sama lain
Tipe konflik satu ini biasanya terjadi ketika seorang pegawai bergantung
pada orang lain dalam menyelesaikan pekerjaan. Masalahnya, setiap divisi
di tempat kerja idealnya memang saling berkaitan sehingga susah untuk
tidak bergantung dengan satu sama lain. Misalnya, divisi keuangan yang
sangat bergantung pada divisi sales. Jika divisi sales terlambat
memberikan angka penjualan bulanan, divisi keuangan pasti akan telat
pula menyusun anggara finansial.
2. Perbedaan gaya bekerja
Setiap anggota tim pasti memiliki gaya bekerja yang berbeda-beda. Ada
yang lebih suka bekerja dengan pendekatan team-oriented, tapi ada juga
yang lebih memilih mengerjakan segala sesuatunya sendiri karena dirasa
lebih cepat. Perbedaan gaya kerja ini yang dapat memicu konflik.
pimpinan harus bisa memahami gaya kerja masing-masing pegawai
sehingga tahu langkah atau pendekatan apa yang harus diambil jika
misalnya terjadi konflik.
3. Konflik kepemimpinan
Sama seperti gaya bekerja, setiap pemimpin pasti memiliki gaya
kepemimpinan yang berbeda-beda pula. Terlebih jika perusahan memiliki
co-founders, perbedaan gaya memimpin pasti akan lebih terasa. Misalnya,
Founder menerapkan gaya kepemimpinan dengan pendekatan langsung dan
personal, sedangkan co-founder lebih suka dengan komunikasi yang
terbuka.
4. Konflik kepribadian
tipe konflik ini paling sering terjadi di dunia kerja. Umumnya, konflik
yang terkait kepribadian bisa terjadi karena munculnya persepsi terhadap
karakter, tindakan, atau motif seseorang.
5. Perbedaan latar belakang personal
Dalam ilmu komunikasi, ada yang disebut dengan frame of reference dan
field of experience. Apabila frame of reference mengacu pada pengetahuan
yang dimiliki seseorang, maka field of experience adalah pengalaman yang
pernah dilaluinya. Kedua hal ini membentuk latar belakang kehidupan
seseorang, yang tentu berbeda-beda pada tiap orang.
Perbedaan inilah yang kerap menimbulkan konflik karena setiap pekerja
tidak memahami betul latar belakang personal pekerja lain. Karenanya,
luangkan waktu untuk sering berkumpul dengan pegawai.
PETA KONFLIK
Konflik yang dapat dikendalikan secara cerdas dan profesiona dapat
mendorong pekerja lebih bersikap dinamis, semangat, kritis dan responsif
terhadap perubahan lingkungan. Individu tersebut akan berusaha
mengidentifikasi masalah yang ada sehingga pada akhirnya mampu
melakukan pengambilan keputusan secara tepat. Pengambilan keputusan
yang tepat akan mempengaruhi tingkat efektivitas organisasi.
Berikut adalah hubungan antara tingkat konflik dan efektifitas
organisasi (Laksmi et all, 2015)
PERTEMUAN 14
PENATAAN LINGKUNGAN PERKANTORAN
Lingkungan kerja adalah kehidupan sosial, psikologi, dan fisik dalam
perusahaan yang berpengaruh terhadap pekerja dalam melaksanakan
tugasnya. Pegawai akan menghasilkan kinerja dan produktivitas kerja yang
optimal jika nyaman dalam bekerja.
Selain itu ditinjau dari ruang lingkup kantor, tata ruang kantor dapat
dibedakan menjadi beberapa bagian sebagai berikut:
1. Tata Ruang Pribadi
Tata ruang pribadi digunakan untuk berbagai aasan seperti prestis dan
status. Misalnya ruangan bagi atasan. Selain itu pegawai memerlukan
private office untuk berkonsentrasi dalam pekerjaan atau bekerja dengan
menggunakan alat-alat atau material yang mahal. Sehingga memerlukan
ruangan sendiri.