PERTEMUAN 9
MANAJEMEN RAPAT
RAPAT
Rapat atau sering disebut dengan meeting merupakan kegiatan rutin bagi sebuah organisasi. Kegiatan rapat
yang efektif dan efisien akan berdampak pada keberhasilan organisasi.
Menurut Nunung dan Ratu Evy dalam (Priansa dan Garnida, 2013) Rapat merupakan suatu alat komunikasi
antara pimpinan kantor dengan stafnya. Webster’s New World Dictionary menyatakan bahwa rapat merupakan
pertemuan orang-orang untuk membahas atau memutuskan persoalan –persoalan
PERENCANAAN RAPAT
Rapat yang berlangsung baik dilaksanakan dengan persiapan yang baik pula, Berikut adalah tahapan dalam
penyelenggaraan rapat:
1. Membuat Surat Undangan Rapat
Undangan dibuat jauh hari sebelum rapat dimulai,
Undangan rapat lengkap berisi: a. Hari, tanggal, Jam
b. Tempat Rapat
c. Acara rapat atau bahan materi yang akan dibahas didalam rapat
2. Persiapan Ruangan Rapat
Pengaturan tata ruang rapat yang baik sangat besar pengaruhnya terhadap keberhasilan dalam rapat. Tata ruang
rapat harus disesuaikan dengan jumlah peserta rapat dan maksud rapat.
3. Alat-alat Tulis
Dalam rapat yang cukup besar perlengkapan alat-alat tulis sangat peting. Alat tulis yang diperlukan
diantaranya: a. Map dan kertas HVS
b. Jadwal rapat
c. Dokumen yag akan dibahas dalam rapat
d. Peralatan menulis dan Buku note
e. Dan kebutuhan lainnya sesuai dengan kepentingan rapat itu sendiri.
4. Perlengkapan Rapat
Perlengkapan yang dibutuhkan untuk rapat berupa Komputer atau laptop, sound system, infokus, video,
whiteboard, alat perekam dan peralatan lainnya. Agar rapat berjalan dengan lancar, pastikan peralatan tersebut
siap dipakai sebelum rapat berlangsung.
5. Akomodasi
Untuk penyelengaraan rapat yang cukup lama, maka perlu dipersiapkan akomodasi antara lain hotel atau
penginapan dan transportasi untuk para peserta rapat.
6. Konsumsi
Hidangan makanan dan minuman saat peserta datang akan menimbulan kesan penyambutan yang baik.
Pelayanan dan penyajian makanan dan minuman sebaiknya
a. Tidak Mengganggu jalannya rapat
b. Memperhatikan kebersihan
7. Kesehatan
Kesehatan dalam penyelenggaraan rapat yang cukup lama perlu disediakan ruangan kesehatan untuk mencegah
terhambatnya pelaksanaan rapat akibat ada peserta yang sakit.
PELAKSANAAN RAPAT
Pelaksanaan rapat tergantung seluruh pihak yang berkepentingan dengan rapat itu sendiri. Berikut kegiatan
teknis selama berlangsungnya rapat.
1. Membuka Rapat
Hal-hal yang harus dikemukakan dalam sebuah rapat adalah:
a. Acara rapat
b. Tata tertib rapat (bersifat fleksibel)
c. Motivasi ( pentingnya masalah yang akan dibahas)
d. Pengenalan masalah atau persoalan masalah yang akan dibahas
e. Tujuan diadakan rapat
f. Tanggapan-tanggapan atau saran
2. Berlangsungnya Rapat
Selama rapat berlangsung pemimpin rapat harus dapat mengatur jalannya rapat agar tertib. Masalah yang
dihadapi dalam rapat harus dapat diatasi, seperti terjadinya perdebatan yang berkepanjangan, adanya monopoli
pembicaraan oleh salah seorang peserta rapat, tidak konsentrasinya peserta rapat.
Selama rapat, sekretaris bertanggungjawab untuk membuat catatan rapat. Terdapat dua bentuk catatan rapat,
yakni:
a. Verbatim
Catatan lengkap semua pembicaraan dalam rapat tanpa ditambahi atau dikurangi
b. Notula
Catatan yang berisi pokok-pokok pembicaraan yang dibahas dalam rapat.
3. Menutup Rapat
Rapat yang telah berlangsung beberapa waktu pada akhirnya akan ditutup. Apabila dalam rapat belum
ditemukan keputusan maka pemimpin rapat dapat menunjuk tim khusus untuk menyelesaikan masalah tersebut.
Akan tetapi bila dalam rapat tersebut tidak ditemukan hambatan dan telah menghasilkan keputusan maka
diakhir rapat, pemimpin rapat atau diwakili oleh notulen dapat membacakan hasi dari pertemuan/ rapat tersebut
dan memberikan kesempatan kepada peserta rapat untuk mengemukakan hal-hal yang sekiranya belum
tercakup dalam hasil keputusan rapat.
PENGENDALIAN RAPAT
Agar pembahasan suatu masalah dalam rapat tidak keluar dari konteksnyadan tidak terjadi perdebatan yang
berkepanjangan, jenis-jenis pengendalian yang bias dilakukan:
1. Pengendalian Terbatas
Pengendalian ini merupakan pengendalian rapat yang memberikan kesempatan secara bebas kepada para
peserta rapat untuk mengemukakan pendapatnya secara bergantian. Model pengendalian seperti ini terkesan
demokratis, namun dapat memberikan peluang kepada para peserta rapat yang ingin memonopoli pembicaraan
dalam rapat.
2. Pengendalian Ketat
Pengendalian secara ketat adalah pengendalian rapat yang tidak memberikan kesempatan bertanya atau
mengeluarkan pendapat kepada para pesertanya. Para peserta rapat boleh mengeluarkan pendapat hanya seijin
pimpinan rapat dengan waktu dan jumlah penanya yang sudah ditentukan. Model ini terkesan otoriter dan kaku
sehingga para peserta rapat kurang bebas dalam mengeluarkan pendapatnya
3. Pengendalian Gabungan
Pengendalian rapat yang menggabungkan antara bebas terbatas dengan ketat adalah pengendalian rapat yang
memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada peserta rapat untuk mengeluarkan pendapatnya dan apabila
keadaan sebuah mulai kurang terkendali, pimpnan rapat langsung menggunakan cara pengendalian ketat
sehingga keadaan normal kembali
NOTULEN RAPAT
Notulen atau notula bermana catatan singkat mengenai jalannya persidangan (rapat) serta hal yang dibicaakan
dan diputuskan. Susunan notulen disajikan agar para notulis dapat dengan mudah mengerti bagaimana cara
penulisan notulen dengan baik dan benar. Berikut susunan notulen rapat yang disajikan secara sederhana:
1. Bagian Kepala Notulen
Kepala notulen merupakan bagian-bagian yang petama kali harus diinat dalam penulisan tanpa tertinggal.
Adapun kepala notulen terdiri atas:
a. Nama dan tema yang dibahas d. Tempat pelaksanaan
b. Hari dan tanggal acara dilaksanakan e. Susunan acara
c. Waktu pelaksanaan f. Pihak yg terlibat rapat (ketua,wakil,sekretaris,notulis dan peserta)
2. Bagian isi Notulen
Isi Notulen merupakan suatu bagian dari susunan notulen yang isinya berupa hal-hal yang dianggap penting
dalam kegiatan tersebut. Susunan sistematikanya sebagai berikut:
a. Kata pembuka c. Pembacaan keputusan dari hasil
b. Pembahasan d. Waktu (jam) penutupan
3. Bagian Akhir Notulen
Bagian akhir notulen merupakan penulisan atau penjelasan tentang hal yang berada pada akhir penulisan
notulen. Susunan sistematikanya sebagai berikut:
a. Nama jabatan b. Tanda tangan c. Nama pejabat
4. Penandatanganan
Penandatanganan merupakan kumpulan tanda tangan orang yang dianggap penting terhadap
pertanggungjawaban acara yang dilaksanakan. Notulen yang ditandatangani oleh pejabat dibuat dalam ukuran
folio dengan menggunakan kop resmi. Notulen ditandatangani oleh ketua, wakil ketua, sekretaris dan notula.
PERTEMUAN 10
KOMUNIKASI PERKANTORAN
PENGERTIAN KOMUNIKASI
Menurut Bovee, Komunikasi adalah proses mengirim dan menerima pesan dan dikatakan efektif apabila pesan
tersebut dapat dimengerti dan menstimulasi tindakan atau mendorong orang lain untuk bertindak sesuai dengan
pesan tersebut.
Menurut Robbins, Komunikasi adalah proses pemindahan data dan memahami makna yang dimaksudkan.
Dari keempat fungsi komunikasi di atas tidak ada ada fungsi yang lebih penting dari yang lain. Setiap proses
komunikasi akan melibatkan lebih dari satu fungsi yang ada.
Contoh: Apabila agar seorang staf administrasi keuangan dapat bekerja secara efektif dan efisien, supervisor
sebaiknya menggunakan komunikasi yang dapat mengontrol, memotivasi dan memberikan informasi kepada
mereka.
KOMUNIKASI ORGANISASI
Bentuk komunikasi
Formal
Komunikasi yang sudah direncanakan masing- masing bagian (surat, email, memo) mengikuti suatu
prosedur organisasi.
Komunikasi kasual yang terjadi antar anggota organisasi (email, face to face, telephon) yang tidak
mengikuti prosedur suatu organisasi
Informal
Komunikasi yang sudah direncanakan dengan pihak luar (surat, laporan, pidato, memo, website,
maupun press release)
Komunikasi kasual yang berlangsung dengan pelanggan, penyalur, investor (email, face toface,
telephon)
Komunikasi Formal
Komunikasi yang dilakukan berdasarkan rentang atau struktur organisasi perusahaan, baik berupa downward,
upward, atau horizontal flow. Walaupun dalam kenyataanya keberadaan strukstur tersebut tidak akan dapat
menghalangi seluruh komponen organisasi berkomunikasi satu sama lain.
a. Downward (Komunikasi atas ke bawah)
Contohnya pimpinan memberikan instruksi, petunjuk, informasi, penjelasan, perintah, pengumumamn,
rapat.
b.Upward (Komunikasi yang terjadi dari bawah ke atas)
Contohnya: staf memberikan laporan, saran–saran, pengaduan, kritikan, kotak saran kepada pimpinan.
c. Horizontal (Komunikasi mendatar, antara anggota staff dengan anggota staff)
Berlangsung tidak formal, antara lain dengan komunikasi vertikal yang formal. Komunikasi terjadi tidak
dalam suasana kerja.
Komunikasi Informal
Adalah komunikasi yang terjadi di antara seluruh bagian organisasi sebagai perwujudan kebutuhan manusia
sebagai insan sosial. Menurut penelitian komunikasi yagn terjadi di suatu organsasi kurang lebih 80%
berlangsung dalam bentuk ini. Bahkan perkembangan teknologi memungkinkan banyak eksekutif berusaha
mendapatkan informasi dari tangan pertama untuk memberikan tanggapan yang lebih cepat atas suatu masalah
yang terjadi di lapangan dalam jaringan komunikasi informal.
HAMBATAN KOMUNIKASI
Menurut Robbins, ada empat hambatan komunikasi yang akan mempengaruhi kualitas komunikasi yang kita
lakukan:
1. Perbedaan bahasa dan persepsi
2. Gangguan komunikasi
a. Gangguan emosional
misalnya; perbedaan nilai-nilai serta harapan yang berbeda antara pengirim dan penerima pesan,
sehingga menimbulkan emosi di atas pemikiran-pemikiran dari si pengirim maupun si penerima pesan
yang hendak disampaikan.
b. Gangguan fisik
misalnya: gangguan kesehatan (cacat tubuh misalnya orang yang tuna wicara), gangguan alat
komunikasi dan sebagainya.
3. Overload informasi
4. Penyaringan yang tidak tepat
Dari hambatan diatas ada beberapa kiat yang dapat dilakukan untuk meminimalisir dampak hambatan
tersebut, yaitu:
1. Melakukan pendekatan yang berpusat pada audiens Hal utama yang harus dilakukan dalam berkomunikasi
adalah memfokuskan diri pada audiens yang akan dituju, dengan melakukan ini komunikasi yang dilakukan
dapat dipastikan efektif, karena kita akan berusaha menyajikan pesan atau informasi lebih berarti pada sisi
penerima untuk mendapatkan feedback yang diharapkan atas terjadinya komunikasi
2. Mengembangkan iklim komunikasi yang terbuka
3. Komitmen untuk berkomunikasi secara etis
4. Menggunakan pesan yang singkat dan efektif.
PERTEMUAN 11
BUDAYA ORGANISASI
UNSUR KERJASAMA
1. Dua Orang atau Lebih
Artinya kerjasama akan ada kalau ada minimal dua orang/pihak yang melakukan kesepakatan. Oleh karena itu,
sukses tidaknya kerjasama tersebut ditentukan oleh peran dari kedua orang atau kedua pihak yang bekerjasama
tersebut.
2. Aktivitas
Menunjukkan bahwa kerjasama tersebut terjadi karena adanya aktivitas yang dikehendaki bersama, sebagai alat
untuk mencapai tujuan dan ini membutuhkan strategi (bisnis/usaha).
3. Tujuan dan Target
Merupakan aspek yang menjadi sasaran dari kerjasama usaha tersebut, biasanya adalah keuntungan baik secara
financial maupun nonfinansial yang dirasakan atau diterima oleh kedua pihak.
4. Jangka Waktu Tertentu
Menunjukkan bahwa kerjasama tersebut dibatasi oleh waktu, artinya ada kesepakan kedua pihak kapan
kerjasama itu berakhir. Dalam hal ini, tentu saja setelah tujuan atau target yang dikehendaki telah tercapai.
JENIS KERJASAMA
Terdapat enam jenis kerjasama, antara lain:
1. Tim Formal
Sebuah tim yang dbibentuk oleh organsasi sebagai bagian dari tim formal
2. Tim Vertikal
Sebuah tim formal yang terdiri dari seorang manajer dan beberapa orang bawahannya dalam rantai komando
organisasi formal.
3. Tim Horizontal
Sebuah tim formal yang terdiri dari beberapa karyawan dari tingkat hirarki yang hampir sama tetapi berasal dari
area keahlian yang berbeda.
4. Tim dengan Tugas Khusus
Sebuah tim yang dibentuk di luar organisasi formal untuk menangani sebuah proyek dengan kepentingan atau
kreativitas khusus.
5. Tim Mandiri
Sebuah tim yang terdiri dari lima hingga dua puluh orang pekerja dengan beragam keterampilan yang menjalani
rotasi pekerjaan untuk menghasilkan sebuah produk atau jasa secara lengkap, dan pelaksanaannya diawasi oleh
seorang annggota terpilih.
6. Tim Pemecahan Masalah
Biasanya terdiri dari lima hingga dua belas karyawan yang dibayar perjam dari departemen yang sama, dimana
mereka bertemu untuk mendiskusikan cara memperbaiki kualitas, efisiensi, dan lingkungan kerja.
TUJUAN KERJASAMA
1. Kesatuan Tujuan
Setiap anggota tim memiliki kesamaan visi,misi dan program kerja.
2. Efisiensi
Setiap anggota tim menyelesaikan tugas atau pekerjaan secara cepat,cermat dan tepat tanpa pemborosan dan
kecerobohan.
3. Efektif
Setiap anggota tim memiliki tujuan yang jelas, memiliki keterampilan yang memadai, memiliki komitmen,
saling percaya, memiliki komunikasi yang baik, memiliki kemampuan bernegoisasi, dan memiliki kemampuan
yang tepat.
MANFAAT KERJASAMA
1. Meningkatkan Efisiensi Kerja
Setiap orang dalam tim mungkin memiliki pemikiran yang berbeda-beda. Namun tim kerja ini harus memahami
target dalam kelompok dan memiliki satu visi yang sama dalam bekerja. Jika terjalin kerjasama yang baik,
maka efisiensi kerja jadi meningkat. Setiap anggota akan menjalankan fungsinya secara bersamaan sesuai
tanggung jawab masing-masing, sehingga pekerjaan yang menumpuk dapat cepat diselesaikan.
2. Ide Kreatif Bermunculan
Bekerjasama dalam tim dapat saling berkomunikasi untuk bertukar pikiran. Kreativitas pun akan dilatih karena
terdapat diskusi untuk membahas berbagai gagasan yang menarik nantinya. Anggota lain juga bisa
mendapatkan ide terbaik yang pada akhirnya menciptakan solusi yang optimal secara bersama-sama.
3. Beban Kerja Menjadi Lebih Ringan
Suatu pekerjaan besar pasti akan terasa mudah jika dikerjakan oleh beberapa orang. Meski setiap orang
memiliki tugas masing-masing sesuai jobdesk yang dibagikan oleh atasan, semuanya akan saling melengkapi
untuk mencapai tujuan bersama.
4. Stress kerja berkurang
Dengan adanya tim kerja makaakan mengurangi tingkat stress serta beban kerja berkurang karena didelegasikan
kepada tim.
5. Sebagai media aktualisasi diri
Aktualisasi diri adalah ketepatan seseorang di dalam menempatkan dirinya sesuai dengan kemampuan yang ada
di dalam dirinya.
DIMENSI TIM
Terdapat empat Dimensi Tim yang efektif, antara lain:
1. Dimensi Personal
a.Tim yg efektif memiliki komitmen yg dalam satu dengan yang lain.
b.Segenap tim saling menularkan anthusiasme.
c.Setiap orang rindu memberi kontribusi demi mencapai tujuan bersama.
2. Dimensi Relational
a.Tim yang efektif berkomunikasi secara terbuka dan jujur.
b.Mereka berkolaborasi dengan kesediaan untuk saling melengkapi demi mencapai tujuan bersama.
c.Mereka memanage konfliks secara bijak.
3. Dimensi Strategis
a.Tim yang efektif fokus kepada visi yg menjadi pendorong untuk terus maju bersama.
b.Mereka menyepakati dan mengikuti sasaran yang jelas.
4. Dimensi Proses
a.Tim yang efektif sangat terbuka terhadap perubahan.
b.Mereka memiliki kesadaran yang kuat akan keterkaitan segenap anggota tim.
PERTEMUAN 13
NEGOSIASI DAN KONFLIK DI PERKANTORAN
PENGERTIAN
Negosiasi dan Konflik di perkantoran sering terjadi, namun demikian para pipinan pada umumnya tidak
menyukai konflik dan sering kali tidak mengetahui cara mengatasi konflik ketika konflik itu benar-benar
terjadi. Keterampilan bernegosiasi hendaknya dimiliki oleh setiap pegawai untuk mempengaruhi oranglain atau
pihak-pihak yang berpengaruh terhadap pengambilan keputusan atau jalinan hubungan pekerjaan.
Konflik Menurut Rue dan Byar dalam (Priansa dan Garnida,2013) adalah suatu kondisi perilaku yang tidak
tersembunyi atau tidak disembunyikan dimana satu pihak ingin memenangkan kepentingannya sendiri di atas
kepentingan pihak lain.
PENYEBAB KONFLIK
Beberapa sebab terjadinya konflik dalam negosiasi adalah:
1. Lebih fokus kepada orang dan posisi daripada masalah yang ada
2. Adanya agenda tersembunyi atau rasa saling tidak percaya terhadap pegawai lain
3. Manipulasi dan perilaku agresif Keinginan untuk menang tanpa memperdulikan apapun resikonya
4. Megejar sasaran yang terlalu tinggi dan tidak realistis
5. Tidak bersedia meluangkan waktu untuk berbicara dari hati ke hati
6. Kurang jelasnya peran atau tingkat otoriras
7. Kriteria subyektif yang ingin digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan atau proses pengambilan
keputusan yang tidak jelas
TIPE KONFLIK
1. Terlalu bergantung dengan satu sama lain
Tipe konflik satu ini biasanya terjadi ketika seorang pegawai bergantung pada orang lain dalam menyelesaikan
pekerjaan. Masalahnya, setiap divisi di tempat kerja idealnya memang saling berkaitan sehingga susah untuk
tidak bergantung dengan satu sama lain. Misalnya, divisi keuangan yang sangat bergantung pada divisi sales.
Jika divisi sales terlambat memberikan angka penjualan bulanan, divisi keuangan pasti akan telat pula
menyusun anggara finansial.
2. Perbedaan gaya bekerja
Setiap anggota tim pasti memiliki gaya bekerja yang berbeda-beda. Ada yang lebih suka bekerja dengan
pendekatan team-oriented, tapi ada juga yang lebih memilih mengerjakan segala sesuatunya sendiri karena
dirasa lebih cepat. Perbedaan gaya kerja ini yang dapat memicu konflik. pimpinan harus bisa memahami gaya
kerja masing-masing pegawai sehingga tahu langkah atau pendekatan apa yang harus diambil jika misalnya
terjadi konflik.
3. Konflik kepemimpinan
Sama seperti gaya bekerja, setiap pemimpin pasti memiliki gaya kepemimpinan yang berbeda-beda pula.
Terlebih jika perusahan memiliki co-founders, perbedaan gaya memimpin pasti akan lebih terasa. Misalnya,
Founder menerapkan gaya kepemimpinan dengan pendekatan langsung dan personal, sedangkan co-founder
lebih suka dengan komunikasi yang terbuka.
4. Konflik kepribadian
tipe konflik ini paling sering terjadi di dunia kerja. Umumnya, konflik yang terkait kepribadian bisa terjadi
karena munculnya persepsi terhadap karakter, tindakan, atau motif seseorang
5. Perbedaan latar belakang personal
Dalam ilmu komunikasi, ada yang disebut dengan frame of reference dan field of experience. Apabila frame of
reference mengacu pada pengetahuan yang dimiliki seseorang, maka field of experience adalah pengalaman
yang pernah dilaluinya. Kedua hal ini membentuk latar belakang kehidupan seseorang, yang tentu berbeda-beda
pada tiap orang. Perbedaan inilah yang kerap menimbulkan konflik karena setiap pekerja tidak memahami betul
latar belakang personal pekerja lain. Karenanya, luangkan waktu untuk sering berkumpul dengan pegawai.
PETA KONFLIK
Konflik yang dapat dikendalikan secara cerdas dan profesional dapat mendorong pekerja lebih bersikap
dinamis, semangat, kritis dan responsif terhadap perubahan lingkungan. Individu tersebut akan berusaha
mengidentifikasi masalah yang ada sehingga pada akhirnya mampu melakukan pengambilan keputusan secara
tepat. Pengambilan keputusan yang tepat akan mempengaruhi tingkat efektivitas organisasi.
Berikut adalah hubungan antara tingkat konflik dan efektifitas organisasi (Laksmi et all, 2015)
PERTEMUAN 14
PENATAAN LINGKUNGAN PERKANTORAN
Lingkungan kerja adalah kehidupan sosial, psikologi, dan fisik dalam perusahaan yang berpengaruh terhadap
pekerja dalam melaksanakan tugasnya. Pegawai akan menghasilkan kinerja dan produktivitas kerja yang
optimal jika nyaman dalam bekerja.
Tata ruang Kantor adalah pengturan ruangan kantor serta penyusunan alat-alat dan perabotan sesuai dengan
luas lantai dan ruangan kantor yang tersedia untuk memberikan sarana bagi pegawai.
ASAS TATA RUANG KANTOR
1. Asas jarak terpendek 4. Asas perubahan susunan tempat kerja
2. Asas rangkaian kerja 5. Asas integrasi kegiatan
3. Asas penggunaan segenap ruangan 6. Asas keamanan dan kepuasan pegawai