Anda di halaman 1dari 11

PENGARUH PIJAT OKSITOSIN MENGGUNAKAN AROMATERAPI EKSTRAK

DAUN MINT (Mentha pipereta L.) TERHADAP


PRODUKSI ASI PADA IBU POST PARTUM
DI RSUD SOLOK TAHUN 2018

MANUSKRIP

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar


Sarjana Terapan Kebidanan

Oleh :

ELYSA DARWIS
NIM : 1715301295

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
FORD DE KOCK BUKITTINGGI
TAHUN 2019
PENGARUH PIJAT OKSITOSIN MENGGUNAKAN AROMATERAPI EKSTRAK
DAUN MINT (Mentha pipereta L.) TERHADAP
PRODUKSI ASI PADA IBU POST PARTUM
DI RSUD SOLOK TAHUN 2018

Elysa Darwis, Dr.Ns.Hj. Evi Hasnita, S.Pd. M.Kes, Hj. Adriani, S.Kp.M Kes

ABSTRAK

Air susu ibu (ASI) adalah makanan yang paling sesuai untuk bayi karena mengandung zat-
zat gizi yang diperlukan oleh bayi untuk tumbuh dan berkembang. ASI bermanfaat untuk menjaga
ketahanan tubuh bayi karena mengandung zat anti infeksi. ASI mengandung zat gizi lengkap
seperti karbohidrat berupa laktosa, lemak yang banyak, protein utama berupa lactabumin yang
mudah dicerna, kandungan vitamin dan mineral.Masalah produksi ASI adalah alasan ibu tidak
memberikan ASI yang akan berdampak negatif pada kehidupan bayi. Ini bisa disebabkan oleh
faktor hormonal, keyakinan psikologis atau keibuan dalam memberikan ASI kepada bayinya. Pijat
oksitosin menggunakan ekstrak daun mint aromaterapi adalah salah satu alternatif untuk
meningkatkan produksi susu. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh
pemijatan oksitosin menggunakan ekstrak daun mint aromaterapi terhadap produksi ASI di Rumah
Sakit Umum Solok pada tahun 2018. Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Umum Solok.
Penelitian ini menggunakan Quasi Experiments. Populasi penelitian ini adalah 20 ibu postpartum.
Teknik pengambilan sampel adalah dengan menggunakan teknik accidental sampling.
Pengumpulan data dilakukan dengan observasi dan dianalisis secara univariat dan bivariat. Hasil
analisis univariat mengungkapkan bahwa setelah pijat oksitosin dengan ekstrak daun mint
aromaterapi, ada peningkatan frekuensi rata-rata menyusui bayi dari 4,40 menjadi 8.00,
peningkatan frekuensi rata-rata bayi BAK dari 2,6 menjadi 4,7 kali, dan peningkatan dalam rata-
rata durasi tidur 13,5 menjadi 17. Hasil analisis bivariat menunjukkan korelasi yang signifikan
dengan frekuensi menyusui bayi 0,000, frekuensi bayi BAK 0,33, durasi tidur 0,000 karena nilai p
<0,05, terdapat efek pijatan oksitosin menggunakan ekstrak aromaterapi daun mint pada produksi
ASI.

ABSTRACT

Mother's milk (ASI) is the most suitable food for babies because it contains nutrients
needed by babies to grow and develop. Breast milk is useful for maintaining the baby's body
resistance because it contains anti-infective substances. ASI contains complete nutrients such as
carbohydrates in the form of lactose, lots of fat, the main protein in the form of easily digested
lactabumin, vitamins and minerals. The problem of breast milk production is the reason mothers do
not give breast milk which will have a negative impact on the life of the baby. This can be caused
by hormonal factors, psychological or maternal beliefs in giving breast milk to her baby. Oxytocin
massage using aromatherapy mint leaf extract is one alternative to increase milk production. The
aim of the study was to determine the effect of oxytocin massage using aromatherapy mint leaf
extract on breast milk production in Solok General Hospital in 2018. This research was conducted
in Solok General Hospital. This study used Quasi Experiments. The population of this study were
20 postpartum mothers. The sampling technique is by using accidental sampling techniques. Data
collection is done by observation and analyzed univariate and bivariate.

Kata kunci : Pijat Oksitosin, Aromaterapi, Produksi ASI, Ibu Post partum
Keywords : Oxytocin Massage, Aromatherapy, Breast Milk Production, Postpartum
PENDAHULUAN pemberian ASI pada waktu satu jam pertama
Air susu ibu (ASI) adalah makanan setelah lahir (Depkes, 2016). Berdasarkan data
yang paling sesuai untuk bayi karena Dinas Kesehatan Sumatera Barat, cakupan
mengandung zat-zat gizi yang diperlukan oleh pemberian ASI eksklusif di Provinsi Sumatera
bayi untuk tumbuh dan berkembang. ASI Barat tiga tahun terakhir cenderung mengalami
bermanfaat untuk menjaga ketahanan tubuh peningkatan tahun 2016 cakupannya adalah
bayi karena mengandung zat anti infeksi. ASI 76,2% dengan target 85.0%, dan cakupan ASI
mengandung zat gizi lengkap seperti eksklusif tahun 2017 adalah 79,1% dengan
karbohidrat berupa laktosa, lemak yang target 90,0%. Hal ini menunjukkan bahwa
banyak (asam lemak tak jenuh ganda), protein Provinsi Sumatera Barat belum mencapai
utama berupa lactabumin yang mudah dicerna, target program nasional.. Di RSUD Solok,
kandungan vitamin dan mineral (Hanum,dkk cakupan ASI ekslusif masih berada pada angka
2015). Nutrisi dalam ASI mencakup hampir 75% di tahun 2017. Pemberian ASI pada bayi
200 unsur zat makanan. Pemerintah telah berawal dari pemberian kolostrum.
menetapkan Peraturan Pemerintah No 33 Pemberian ASI ekslusif dapat
Tahun 2012 Tentang Pemberian Asi Eksklusif, dipengaruhi beberapa faktor antara lain ASI
Peraturan Pemerintah tersebut menyatakan tidak bisa keluar pada hari pertama pasca
bahwa setiap bayi harus mendapatkan ASI melahirkan, pengaruh promosi susu pengganti
ekskusif yaitu ASI yang dberikan kepada bayi ASI, kesulitan bayi dalam menghisap, keadaan
sejak dilahirkan selama 6 (enam) bulan, tanpa puting susu ibu dan ibu merasa ASI yang
menambahkan dan/atau mengganti dengan dikeluarkan sedikit (Siregar, 2004).
makanan atau minuman lain (Kemenkes, Pengeluaran ASI dapat dipengaruhi oleh
2012). hormon prolaktin dan hormon oksitosin. Pijat
ASI adalah hadiah terindah dari ibu oksitosin merupakan salah satu solusi untuk
kepada bayi yang disekresikan oleh kedua bela mengatasi ketidaklancaran produksi ASI. Pijat
kelenjar payudara ibu berupa makanan alamiah oksitosin adalah pemijatan pada sepanjang
atau susu terbaik bernutrisi dan berenergi yang tulang belakang (vertebrae) dan merupakan
tinggi dan mudah dicerna dan mengandung usaha untuk merangsang hormon oksitosin
komposisi nutrisi yang seimbang dan setelah melahirkan (Delima,Mera dkk. 2016)
sempurna untuk tumbuh kembang bayi yang Hormon oksitosin akan keluar melalui
bersedia setiap saat, siap disajikan dalam suhu rangsangan ke puting susu melalui isapan
kamar dan bebas dari kontaminasi (Wiji, mulut bayi atau melalui pijatan pada tulang
2013). belakang ibu bayi, dengan dilakukan pijatan
Data dari badan kesehatan dunia pada tulang belakang ibu akan merasa tenang,
(WHO) tahun 2016 masih menunjukkan angka rileks, meningkatkan ambang rasa nyeri dan
rata-rata pemberian ASI ekslusif di dunia mencintai bayinya, sehingga dengan begitu
sebesar 38%. United Nation International hormon oksitosin keluar dan ASI pun cepat
Children’s Emergency Fund (UNICEF) keluar (WBW, 2007).
menyebutkan bahwa memberikan ASI Pijat oksitosin dapat dilakukan dengan
eksklusif sampai usia 6 bulan dapat mencegah menggunakan aromaterapi yang dapat
kematian 1,3 juta anak berusia di bawah 5 merangsang reflek oksitosin. Dengan
tahun. Suatu penelitian di Ghana yang dilakukan pemijatan menggunakan
diterbitkan dalam judul Pediatrics aromaterapi ini ibu merasa rileks, kelelahan
menunjukkan bahwa 16% kematian bayi dapat setelah melahirkan akan segera hilang,
dicegah melalui pemberian ASI pada bayi sehingga dengan begitu hormon oksitosin akan
sejak hari pertama kelahiran. Sekitar 21.000 keluar (Mardiyaningsih, 2010). Selain untuk
kematian bayi baru lahir (usia di bawah 28 merangsang reflek let down manfaat pijat
hari) di Indonesia dapat dicegah melalui oksitosin menggunakan aromaterpi adalah
memberikan kenyaman pada ibu, mengurangi RSUD Solok tahun 2017 adalah , Pasien
bengkak ( engorgement), mengurangi rawatan sebanyak 2.212 orang yang terdiri dari
sumbatan ASI, merangsang pelepasan hormon 1.956 pasien rawatan kebidanan, 131 pasien
oksitosin, mempertahankan produksi ASI ginekologi dan 125 kunjungan KB. Untuk
ketika ibu dan bayi sakit (Depkes RI, 2007) catatan persalinan terdiri dari persalinan
Aromaterapi didefinisikan sebagai pervaginam 532 orang dan 732 pasien dengan
terapi menggunakan senyawa aromatik atau persalinan secara sectio caesaria. Pada hari
senyawa yang mudah menguap (volatile) senin tanggal 20 Agustus 2018, pasien yang di
untuk mengobati, mengurangi atau mencegah rawat di ruang kebidanan RSUD solok
suatu penyakit, infeksi dan kegelisahan dengan sebanyak 25 orang. Ibu nifas yang di rawat
cara menghirupnya (Muchtaridi, 2003). sebanyak 18 orang, yang terdiri dari 14 orang
Aromaterapi dapat dihasilkan dari ibu post sectio caesaria, 4 orang pasien
berbagai macam tumbuhan yang mengandung persalinan pervaginam. Penulis menemukan
minyak atsiri. Salah satu tumbuhan yang dari 10 orang responden ibu nifas didapatkan
mengandung minyak atsiri adalah daun mint ( hasil 5 orang diantaranya telah memberikan
Mentha piperita L.) Kandungan utama dari susu formula pada bayinya.
minyak daun mint (Mentha piperita L.) adalah Sebagian dari ibu post partum mengatakan
menthol, menthone dan metil asetat, dengan bahwa ASI yang keluar pada beberapa hari
kandungan menthol tertinggi (73,7-85,8%) pertama setelah melahirkan masih kurang.
(Hadipoentyanti, 2012; Padalia et al, 2013). Sebagian besar ibu merasa cemas anaknya
Selain itu, kandungan monoterpene, tidak cukup mendapatkan Asi karena produksi
menthofuran, sesquiterpene, triterpene, ASI yang masih sedikit, dan ibu juga takut
flavonoid, karotenoid, tannin dan beberapa bayinya akan kuning. Karena kecemasan ibu
mineral lain juga ditemukan dari minyak daun post partum ini, beberapa ibu post partum
mint (Mentha piperita L.) (Liest, 1998 cit Patil memilih memberikan pendamping ASI.
et al, 2012). Menthol berkhasiat sebagai obat Pada tahun 2017 Umbasari melakukan
karminatif (penenang), antispasmodic penelitian tentang efektivitas pijat oksitosin
(antibatuk) dan diaforetik (menghangatkan dan terhadap pengeluaran ASI dan didapatkan hasil
menginduksi keringat). Minyak Mentha nilai p= 0,006. Dari penelitian ini maka dapat
piperita L. mempunyai sifat mudah menguap, dilihat terdapat pengaruh pijat oksitosin
tidak berwarna, berbau tajam dan terhadap rerata waktu pengeluaran ASI.
menimbulkan rasa hangat diikuti rasa dingin Sehubungan dengan itu maka peneliti
menyegarkan (Hadipoentyanti, 2012). tertarik untuk meneliti lebih lanjut tentang
Penggunaan aromaterapi ekstrak daun pengaruh pijat oksitosin menggunakan
mint pada pijat oksitosin dapat mempercepat aromaterapi ekstrak daun mint terhadap
terjadinya rangsangan keluarnya hormon produksi ASI pada ibu post partum di ruang
oksitosin. Sebagaimana ditulis Lun, et al kebidanan RSUD Solok.
(2002) dalam European Journal of
Neuroscience, bahwa perawatan pemijatan METODE PENELITIAN
menggunakan aromaterpi ekstrak daun mint Jenis penelitian yang digunakan adalah
berulang bisa meningkatkan produksi hormon metode quasi eksperiment dengan rancangan
oksitosin. Pengaruh dari pijat oksitosin penelitian non-equivalent control gruop
menggunakan ekstrak aromaterpi daun mint design. Dimana penelitian ini bertujuan untuk
itu sendiri bisa dilihat reaksinya setelah 6-12 melihat pengaruh pijat oksitosin menggunakan
jam pemijatan (Lun, et al 2002). aromaterapi ekstrak daun mint terhadap
RSUD Solok merupakan RS rujukan peningkatan produksi ASI. Dimana pijat
regional. Survei awal yang dilakukan di RSUD oksitosin menggunakan aromaterapi ekstrak
Solok, di dapatkan data jumlah persalinan di daun mint sebagai variable independen dan
produksi ASI yang di ukur dari frekuensi bayi
BAK, frekuensi bayi menyusu, dan lama tidur
bayi sebagai variabel dependen. Data yang HASIL PENELITIAN &
diperoleh dari hasil eksperiment diolah dengan PEMBAHASAN
uji statistik T-Test yaitunya Independent-
sample-T-test Penelitian ini terdiri dari dua Analisa Univariat
kelompok, yaitu kelompok intervensi dan 1. Rerata Frekuensi bayi menyusu, Frekuensi
kelompok kontrol. Bayi BAK dan Lama Tidur Bayi pada
Pada desain non-equivalent control kelompok kontrol
gruop design, kelompok intervensi dinilai a. Frekuensi Bayi menyusu
dahulu kondisi produksi ASI yang dilihat dari Tabel 5.1
frekuensi BAK, frekuensi menyusu, dan lama Rerata Frekuensi Bayi Menyusu Kelompok
tidur, kemudian dilakukan intervensi pijat Kontrol Pada Ibu Post Partus
oksitosin menggunakan aromaterapi ekstrak di RSUDSolok
daun mint, setelah dilakukan pijat oksitosin Tahun 2018
selama 3 hari dinilai lagi kondisi produksi ASI Hari Pertama Hari Ke Tiga
Me Std.Dev 95% CI Mea Std.Dev 95% CI
ibu. Kemudian pada kelompok kontrol di nilai an iasi n iasi
Low Upp Low Upp
kondisi awal produksi ASI setelah 3 hari tanpa er er er er
diberi perlakuan dinilai lagi kondisi prosuksi 4,43 1,41 3,36 5,40 5,8 0,735 5,34 6,42
ASI. (Riyanto, 2011)
Populasi adalah keseluruhan objek
Berdasarkan tabel 5.1 dapat diketahui
penelitian atau objek yang diteliti
bahwa rata- rata frekuensi bayi menyusu di hari
(Notoatmodjo, 2012). Populasi pada penelitian
pertama pada responden yang tidak dilakukan
ini adalah semua ibu post partum yang
pijat oksitosin menggunakan aromaterapi ekstrak
mempunyai bayi di ruangan kebidanan RSUD
daun mint adalah jarang, yaitu 4,4 kali dan di hari
Solok Tahun 2018.
ketiga rata- rata frekuensi bayi menyusu pada
Sampel merupakan bagian populasi
kelompok kontrol ini masih jarang, yaitu 5,8 kali.
yang akan diteliti atau sebagian jumlah dari
karakteristik yang dimiliki oleh populasi
(Hidayat, 2014). Penentuan sampel dilakukan b. Frekuensi Bayi BAK
dengan tahapan penentuan besar sampel Tabel 5.2
dengan menggunakan ukuran sampel untuk Rerata Frekuensi Bayi BAK Kelompok Kontrol
penelitian eksperimen sederhana, yang Pada Ibu Post Partusdi RSUDSolok
menggunakan kelompok eksperimen dan Tahun 2018
kelompok kontrol. Jumlah sampel yang Hari Pertama Hari Ke Tiga
digunakan yaitu sebanyak 20 orang ibu nifas Me Std.Dev 95% CI Mea Std.Dev 95% CI
yang menyusui dari jumlah populasi, yaitu 10 an iasi Low Upp n iasi Low Upp
er er er er
orang ibu nifas pada kelompok intervensi dan 2,6 1,437 1,45 3,55 4.7 2,355 3,32 6,72
10 orang ibu nifas untuk kelompok kontrol.
(Hidayat, 2014) Berdasarkan tabel 5.2 dapat diketahui
Teknik pengambilan sampel bahwa rata- rata frekuensi bayi BAK di hari
menggunakan Acidental sampling yaitu ibu pertama pada responden yang tidak dilakukan
nifas yang mempunyai bayi dan memenuhi pijat oksitosin menggunakan aromaterapi ekstrak
kriteria pemilihan dimasukan dalam penelitian daun mint adalah jarang, yaitu 2,6 kali dan pada
jumlah subjek yang diperlukan terpenuhi. hari ke tiga rata- rata frekuensi BAK bayi sudah
Tempat penelitian yang digunakan adalah sering yaitu 4.7 kali.
RSUD Solok khususnya dirawatan kebidanan.
tidak dilakukan pijat oksitosin menggunakan
c. Lama Tidur Bayi aromaterapi ektrak daun mint, produksi asinya
Tabel 5.3 berkurang sehingga bayi tidak mendapatkan
Rerata Lama Tidur Bayi Kelompok Kontrol cukup asi yang dilihat dari frekuensi menyusu
bayi yang masih jarang, dan lama tidur bayi
Pada Ibu Post Partus di RSUDSolok Tahun 2018
belum cukup. Hal ini disebabkan karena tidak
Hari Pertama Hari ke Tiga adanya rangsangan dari dalam, sehingga
Me Std.Dev 95% CI Mea Std.Dev 95% CI kolostrum ibu lama untuk keluar ditambah
an iasi Low Upp n iasi Low Upp dengan kondisi ibu pasca operasi yang belum
er er er er
13,6 0,917 13,12 14,44 15,6 0,785 14,62 15,74 stabil. Selain itu, produksi ASI juga dipengaruhi
oleh faktor pikiran dan perasaan ibu. Kehadiran
Berdasarkan tabel 5.3 dapat diketahui orang-orang tersayang yang mendukung pada
bahwa rata- rata lama tidur bayi di hari pertama saat kelahiran bayi, sangat membantu dalam
pada responden yang tidak dilakukan pijat membuat ibu rileks sehingga asi cepat keluar dan
oksitosin menggunakan aromaterapi ekstrak daun ibu tidak mengalami masalah dalam menyusui
mint adalah kurang, yaitu 13,6 jam dan pada hari bayi.
ke tiga belum rata- rata lama tidur bayi masih
kurang yaitu 15,60 jam. 2.Rerata Frekuensi bayi menyusu, Frekuensi
Berdasarkan tabel 5.3 dapat Bayi BAK dan Lama Tidur Bayi pada
diketahui bahwa rata- rata lama tidur bayi di hari kelompok Intervensi
pertama pada responden yang tidak dilakukan
pijat oksitosin menggunakan aromaterapi ekstrak a. Frekuensi Bayi menyusu
daun mint adalah kurang, yaitu 13,6 jam dan Tabel 5.4
pada hari ke tiga belum rata- rata lama tidur bayi Rerata Frekuensi Bayi Menyusu KelompokPijat
masih kurang yaitu 15,60 jam. Oksitosin Menggunakan Aromaterapi Ekstrak
Setelah melahirkan siibu cenderung Kayu Manis di RSUDSolok Tahun 2018
merasa cemas terhadap produksi ASI yang
Hari Pertama Hari Ke Tiga
dimilikinya. Tanpa disadari hal tersebut dapat Me Std.Dev 95% CI Mea Std.Dev 95% CI
menyebabkan produksi ASI pada ibu berkurang. an iasi Low Upp n iasi Low Upp
Hal tersebut sesuai dengan penelitian er er er er
yang dilakukan oleh Emy Suryani, dkk (2013) 4,78 2,23 3,16 6,39 8,00 1,240 7,09 8,87
tentang pengaruh pijat oksitosin terhadap
produksi ASI ibu post partum di wilayah Berdasarkan tabel 5.4 dapat diketahui
kabupaten Klaten, dimana terjadi peningkatan bahwa rata- rata frekuensi bayi menyusu pada
frekuensi BAK, frekuensi bayi menyusu dan lama responden sebelum dilakukan pijat oksitosin
tidur bayi setelah dilakukan pijat oksitosin. menggunakan aromaterapi ekstrak daun mint
Penelitian yang dilakukan Hiyana dkk adalah jarang, yaitu 4,78 kali dan setelah
(2016) dengan judul pengaruh pijat oksitosin dilakukan pijat oksitosin menggunakan
terhadap produksi asi pada ibu nifas di RSUD Dr. aromaterapi ekstrak daun mint, frekuensi bayi
Tjitrowardojo Purworejo dengan hasil penelitian menyusu meningkat yaitu menjadi lebih sering (8
menunjukkan bahwa ada pengaruh pijat oksitosin kali).
terhadap produksi ASI pada ibu nifas dengan
hasil penelitian dari 10 orang responden, setelah
dilakukan intervensi sebanyak 9 orang (90%)
produksi ASI nya lancar dengan nilai p value
0,016.
Asumsi peneliti terhadap hasil penelitian
bahwa pada kelompok kontrol yaitu ibu yang
oksitosin menggunakan aromaterapi ekstrak daun
mint menjadi cukup yaitu 17 jam. Dengan ini
b. Frekuensi Bayi BAK dapat dikatakan bahwa setelah dilakukan pijat
Tabel 5.5 oksitosin menggunakan aromaterapi ekstrak daun
Rerata Frekuensi Bayi BAK Kelompok Pijat mint rata- rata bayi mendapatkan cukup ASI dari
Oksitosin Menggunakan Aromaterapi Ekstrak ibunya, karena produksi ASI ibu meningkat dan
Kayu Manisdi RSUDSolok Tahun 2018 produksi ASI ibu juga lancar setelah dilakukan
pijat oksitosin menggunakan aromaterapi ektrak
Hari Pertama Hari Ke Tiga daun mint.
Me Std.Dev 95% CI Mea Std.Dev 95% CI Guyton & Hall, mengatakan pijatan pada
an iasi Low Upp n iasi Low Upp
er er er er tulang belakang neurotransmitter akan
2,7 0,847 2,00 3,2 7,4 1,634 6,17 846 merangsang medulla oblongata langsung
mengirim pesan ke hypothalamus di hypofise
Berdasarkan tabel 5.5 dapat diketahui posterior untuk mengeluarkan oksitosin sehingga
bahwa rata- rata frekuensi bayi BAK pada menyebabkan buah dada mengeluarkan air
responden sebelum dilakukan pijat oksitosin susunya. Dengan pijatan di daerah tulang
menggunakan aromaterapi ekstrak daun mint belakang ini juga akan merileksasi ketegangan
adalah jarang, yaitu 2,7 kali dan setelah dilakukan dan menghilangkan stress dan dengan begitu
pijat oksitosin menggunakan aromaterapi ekstrak hormon oksitosoin keluar dan akan membantu
daun mint, frekuensi BAK bayi meningkat yaitu pengeluaran air susu ibu, dibantu dengan isapan
menjadi lebih sering (7,4 kali). bayi pada puting susu pada saat segera setelah
bayi lahir dengan keadaan bayi normal
c.Lama Tidur Bayi Penelitian ini sejalan dengan penelitian
Tabel 5.6 yang dilakukan oleh Tiur Wulan Mayang sari
Rerata Lama Tidur Bayi Kelompok Pijat (2017) yang juga melakukan penelitian untuk
OksitosinMenggunakan Aromaterapi Ekstrak melihat pengaruh pijat oksitosin terhadap
Kayu Manis di RSUDSolok Tahun 2018 produksi ASI ibu menyusui, yang dinilai dari
frekuensi bayi menyusu, lama tidur bayi,
Hari Pertama Hari ke Tiga frekuensi bayi BAK dan frekuensi bayi BAB,
Me Std.Dev 95% CI Mea Std.Dev 95% CI didapatkan dari 30 sampel ibu menyusui 53%
an iasi Low Upp n iasi Low Upp
er er er er
bayi mendapatkan cukup ASI
14,5 1,17 13,90 15,53 17,0 1,057 17,30 18,70 Dewi Umbarsari (2017) juga melakukan
penelitian mengenai efektifitas pijat oksitosin
terhadap pengeluaran ASI, di dapatkan hasil ada
Berdasarkan tabel 5.6 dapat pengaruh pijat oksitosin terhadap pengeluaran
diketahui bahwa rata- rata lama tidur bayi pada ASI.
responden sebelum dilakukan pijat oksitosin Asumsi peneliti dari hasil penelitian
menggunakan aromaterapi ekstrak daun mint adalah pijatan oksitosin mampu membantu
adalah kurang, yaitu 14,5 jam dan setelah peningkatan produksi ASI sehingga bayi
dilakukan pijat oksitosin menggunakan menyusu lebih sering, bayi sering BAK dan bayi
aromaterapi ekstrak daun mint, lama tidur bayi memiliki waktu yang cukup dalam tidur.
telah cukup bagi bayi yaitu dengan rata- rata 17 Kebanyakan ibu menyusui di hari pertama merasa
jam. cemas bayinya tidak akan mendapatkan ASI yang
Dari hasil ini dapat disimpulkan bahwa cukup, selain itu ibu juga cemas bayi akan kuning
setelah dilakukan pijat, rerata frekuensi bayi karena tidak cukup mendapatkan ASI.
menyusu menjadi meningkat atau lebih sering, Salah satu intervensi yang dapat dilakukan
frekuensi bayi BAK dari jarang juga menjadi oleh petugas adalah melakukan pijat oksitosin
sering dan lama tidur bayi setelah dilakukan pijat menggunakan aromaterapi ekstrak daun mint
dalam upaya merangsang hormon oksitosin yang terhadap produksi ASI yang dilihat dari
berperan dalam reflek aliran (let down reflek) frekuensi bayi menyusu, dengan nilai sig (nilai
yang bermanfaat untuk produksi ASI yang akan p) 0,000. Jadi P < 0,05.
semakin meningkat. Ibu dapat memikirkan untuk
menyusui bayinya sehingga reflek aliran ini
segera muncul. Tetapi jika pikiran ibu stress, b. Frekuensi BAK
cemas dengan keadaannya, ini merupakan salah Tabel 5.8
satu faktor penghambat.
Analisis Independent-Sample-T-TestPengaruh
Faktor lain yang juga tak kalah mempengaruhi
dalam keberhasilan menyusui adalah faktor Pijat Oksitosin Menggunakan Aromaterapi
sosial, atau dukungan dari orang-orang sekitar ekstrak KayumanisTerhadap Produksi ASI
ibu. Jika lingkungan sosial ibu kurang di RSUD Solok Tahun 2018
mendukung terhadap pemberian ASI,
menganggap ASI ibu masih kurang, ASI tidak VARIABEL N Mean Stand. Mean Sig.
cukup, Susu formula lebih baik, maka hal ini Deviasi Difference (P-
value)
akan mempengaruhi pikiran ibu untuk tidak Kontrol 10 4.7 2,355 -2,300
segera menyusui bayi. Selanjutnya, sesuai 0.033
Pijat Oksitosin 10 7,4 1,634 -2,300
karakteristik responden, yaitu umur dan
Menggunakan
pendidikan ibu, menurut peneliti tidak terlalu Aromaterapi
berpengaruh terhadap waktu produksi ASI ibu Ekstrak Kayu
Manis
Berdasarkan tabel 5.8 dapat dilihat bahwa,
Analisa Bivariat rerata frekuensi BAK pada responden tanpa di
a. Frekuensi Menysusu pijat oksitosin menggunakan aromaterapi ekstrak
daun mint adalah 4.7 kali dan pada responden
Tabel 5.7
yang dilakukan pijat oksitosin menggunakan
Analisis Independent-Sample-T-TestPengaruh
aromaterapi ekstrak daun mint rerata frekuensi
Pijat Oksitosin Menggunakan Aromaterapi
bayi BAK adalah 7,4 kali. Setelah dilakukan uji
ekstrak Kayumanis Terhadap Produksi
statisti, yaitu independent-sample-T-Test
ASIdi RSUD Solok Tahun 2018
didapatkan hasil p-value = 0,033, dan dapat
VARIABEL N Mean Stand. Mean Sig. diartikan terdapat pengaruh pijat oksitosin
Deviasi Difference (P- menggunakan aromaterapi ekstrak daun mint
value) terhadap produksi ASI yang dilihat dari frekuensi
Kontrol 10 5,8 0,735 -2,100
0.000 bayi BAK.
Pijat Oksitosin 10 8,0 1,247 -2,100
Menggunakan
Aromaterapi
Ekstrak Kayu
Manis
Berdasarkan tabel 5.7 dapat dilihat
bahwa, rerata frekuensi bayi menyusu pada
responden tanpa di pijat oksitosin menggunakan
aromaterapi ekstrak daun mint adalah 5,8 dan
pada responden yang dilakukan pijat oksitosin
menggunakan aromaterapi ekstrak daun mint
rerata frekuensi bayi menyusu adalah 8,0 .
Kemudian setelah dilakukan uji statistik, dapat
dilihat terdapat pengaruh pijat oksitosin
menggunakan aromaterapi ekstrak daun mint
mempengaruhi refleks oksitosin (Siswosudarmo
c. Lama Tidur and Emilia, 2008, Eglash et al., 2008).
Tabel 5.9 Pada tahun 2013 Emy Suryani, dkk
Analisis Independent-Sample-T-TestPengaruh melakukan penelitian tentang pengaruh pijat
Pijat Oksitosin Menggunakan Aromaterapi oksitosin terhadap produksi ASI ibu post partum
ekstrak Kayumanis Terhadap Produksi ASI di wilayah Klaten, dengan hasil peningkatan berat
badan nilai p = 0,001, frekuensi BAK nilai p =
di RSUD Solok Tahun 2018
0,001, frekuensi menyusu nilai p = 0,001 dan
lama tidur bayi dengn hasil nilai p = 0,001. Jadi
VARIABEL N Mean Stand. Mean Sig.
Deviasi Difference (P-
ada pengaruh pijat oksitosin terhadap frekuensi
value) BAK, frekuensi menyusu dan lama tidur bayi,
Kontrol 10 15,6 0,785 -2,800 dimana hal ini menggambarkan bahwa pijat
0.000 oksitosin meningkatkan produksi ASI.
Pijat Oksitosin 10 18,0 1,054 -2,800
Menggunakan Kemudian Venny Vidayanti (2015) juga
Aromaterapi meneliti tentang pengaruh pijat punggung
Ekstrak Kayu menggunakan minyak esensial lavender terhadap
Manis
produksi ASI di Senopati Bantul, di dapatkan
Berdasarkan tabel 5.9 dapat dilihat bahwa,
nilai p= 0,006 jhasil penelitian ini adalah
rerata lama tidur bayi pada responden tanpa di
bermakna atau ada pengaruh.
pijat oksitosin menggunakan aromaterapi ekstrak
Wahida Yuliana, dkk (2016) meneliti
daun mint adalah 15,6 jam dan pada responden
tentang efektifitas pijat punggung menggunakan
yang dilakukan pijat oksitosin menggunakan
minyak esensial lavender terhadap produksi ASI
aromaterapi ekstrak daun mint rerata lama tidur
pasca salin, didapatkan hasil nilai p=0,007.
bayi adalah 18 jam. Dari tabel juga dapat dilihat
Asumsi peneliti terhadap hasil penelitian
terdapat pengaruh pijat oksitosin menggunakan
bahwa terdapat pengaruh pijat oksitosin terhadap
aromaterapi ekstrak daun mint terhadap produksi
waktu pengeluaran kolostrum, hal ini disebabkan
ASI yang dilihat dari lama tidur bayi, dengan
adanya rangsangan dari perlakuan pijatan
nilai sig (nilai p) 0,0000. Jadi nilai p < 0,05.
oksitosin, dimana hormon oksitosin
Berdasarkan hasil penelitian di dapatkan
menyebabkan kontraksi sel mioepitel, seperti
hasil terdapat pengaruh pijat oksitosin
pada otot polos yang melapisi duktus payudara.
menggunakan aromaterapi ekstrak mint terhadap
Oksitosin memeras susu keluar dari alveoli
produksi ASI dengan nilai ρ value 0,0000 untuk
payudara berlaktasi ke dalam duktus kemudian
frekuensi bayi menyusu, 0,033 untuk frekuensi
keluar dari putting susu. Dengan ini maka
bayi BAK dan 0,0000 untuk lama tidur bayi. Dari
produksi ASI akan mengalami peningkatan.
hasil nilai p yang di dapatkan ini, berarti nilai ρ <
Kemudian penggunaan aromaterapi ekstrak daun
0,05 , jadi dapat di simpulkan bahwa ada
mint mampu membuat responden lebih nyasman
pengaruh pijat oksitosin menggunakan
dan rilex, sehingga membantu dapam
aromaterapi ekstrak daun mint terhadap
peningkatan hormon okssitosin dan tentunya
pdroduksi ASI.
produksi ASI akan meningkat juga. Responden
Penelitian ini sesuai dengan teori bahwa
yang dilakukan pijat menggunakan aromaterapi
hormon oksitosin yang berasal dari kelenjar
ekstrak daun mint benar-benar merasakan rileks
hipofisis posterior berperan dalam mengeluarkan
setelah dipijat.
ASI. Oksitosin dihasilkan bila ujung saraf sekitar
Dalam hal ini dapat disimpulkan bahwa
payudara dirangsang oleh hisapan, oksitosin
hormon oksitosin akan teransang disaat ibu
masuk ke dalam darah menuju payudara.
merasa rileks dan memikirkan untuk menyusui
Kejadian ini disebut refleks pengeluaran ASI atau
bayinya. Sehingga banyak orang mengenal
milk ejection (Let-down reflex). Refleks oksitosin
hormon ini dengan sebutan love hormone atau
lebih rumit dibanding refleks prolaktin. Pikiran,
hormon cinta. ASI yang sudah dibentuk pada
perasaan dan sensasi ibu akan sangat
masa kehamilan, dibawah pengaruh kerja hormon sehingga ibu tahu manfaat dari pijat
prolaktin, tidak akan terangsang keluar setelah oksitosin dan mengetahui bahwa pijat
kelahiran, jika hormon oksitosinnya tidak tersebut dapat meningkatkan produksi ASI
teransang. ibu.
2. Bagi peneliti
KESIMPULAN Hasil penelitian ini menambah
Berdasarkan hasil penelitian dan pengetahuan dan pengalaman penelitian
pembahasan yang telah dilakukan maka dapat tentang pengaruh pijat oksitosin
ditarik kesimpulan sebagai berikut : menggunakan aromaterapi ekstrak daun
mint terhadap produksi.
1. Hasil rata- rata frekuensi bayi menyusu 3. Bagi institusi
pada responden sebelum dilakukan pijat Hasil penelitian ini dapat dijadikan
oksitosin menggunakan aromaterapi ekstrak sebagai gambaran dan penentu kebijakan
daun mint adalah jarang, yaitu 4,40 kali dan dalam pelaksanaan pijat oksitosin pada ibu
setelah dilakukan pijat oksitosin post sectio caesar. Diperlukan upaya
menggunakan aromaterapi ekstrak daun promosi dan srategi dan lebih efektif lagi
mint, frekuensi bayi menyusu meningkat untuk lebih meningkatkan pelaksanaan
yaitu menjadi lebih sering (8 kali). program di lapangan.
2. Hasil rata- rata frekuensi bayi BAK pada
responden sebelum dilakukan pijat 4. Bagi tempat penelitian
oksitosin menggunakan aromaterapi ekstrak Diharapkan kepada pihak RSUD
daun mint adalah jarang, yaitu 2,6 kali dan Solok, untuk selalu meningkatkan kuailtas
setelah dilakukan pijat oksitosin layanan kepada klien.
menggunakan aromaterapi ekstrak daun 5. Bagi peneliti selanjutnya
mint, frekuensi BAK bayi meningkat yaitu Perlu dilakukan penelitian yang
menjadi lebih sering (4,7 kali). lebih lanjut terhadap variabel yang lain
3. Hasil rata- rata lama tidur bayi pada terhadap pengaruh pijat oksitosin.
responden sebelum dilakukan pijat
oksitosin menggunakan aromaterapi ekstrak DAFTAR PUSTAKA
daun mint adalah kurang, yaitu 13,5 jam
dan setelah dilakukan pijat oksitosin Bobak, Lowdermik & Jensen. 2004. Buku Ajar
menggunakan aromaterapi ekstrak daun Keperawatan Maternitas. Edisi $. Jakarta
mint, lama tidur bayi telah cukup bagi bayi Delima, Mera, dkk. 2016. Pengaruh Pijat
yaitu dengan rata- rata 17 jam. OksitosinTerhadap Peningkatan Produksi
4. Setelah di uji statistik di dapatkan hasil, ASI Ibu Menyusui di Puskesmas plus
terdapat pengaruh pijat oksitosin Mandiangin. Jurnal IPTEKS Terapan VOL.
menggunakan aromaterapi ekstrak daun 9, NO. i4, November 2016: 282-293
mint terhadap produksi ASI dengan nilai ρ Depkes RI.2016. Profil Kesehatn Indonesia.
value 0,000 untuk frekuensi bayi menyusu, Jakarta
0,033 untuk frekuensi bayi BAK dan 0,000 Dinkes Sumatera Barat. 2015. Profil Kesehtan
untuk lama tidur bayi. Dari hasil P yang di Sumatera Barat 2014. Padang: Dinas
dapatkan ini nilai ρ < 0,05 Kesehatan
Fikawati, Sandra, dkk. 2015. Gizi Ibu dan Balita.
SARAN Jakarta : Rajawali Pers
1. Bagi responden Hanum, Sri Mukhodim Faridah, dkk. 2015.
Diharapkan ibu post partum lebih Efektivitas Pijat Oksitosin Terhadap
meningkatkan pemahaman tentang manfaat Produksi ASI. Jurnal Midwiferi, Vol 1, No.1
pijat oksitosin dan mau melaksanakannya
Hidayat, Aziz Alimul. 2014. Metodologi Penelitian UNICEF. 2017. Tracking Progress for
Kebidanan dan Teknik Analisis Data. Jakarta Breastfeeding Policies and Programmes.
: Salemba Medika WHO- UNICEF
Jaelani. 2009. Aromaterapi. Jakarta : Yayasan WBW. 2007. Early Initiation of Breastfeeding Can
Pustaka Save More Than One Million Babies Press
Kemenkes-RI. 2012. Infodatin ASI, Situasi dan Release. World Breastfeeding Week :
Anailisis ASI Ekslusif.Jakarta : Kemenkes- Malaysia
RI Wiji, dkk. 2015. Pengaruh Aromaterapi Bitter
Kurniasari, Fitri, dkk. 2017. Pemanfaatan Orange Terhadap Nyeri Dan Kecemasan
Aromaterapi Pada Berbagai Produk. Jurnal Fase Aktif Kala 1. University Research
Pengabdian Kepada Masyarakat- Dimas Coloquium. Vol 2
Budi, VOL.1, NO. 2, Oktober 2017: 13-17 Varney , Hellen, dkk. 2008. Buku Ajar Asuhan
Mardiansyih, dkk. 2010. Efektifitas Kombinasi Kebidanan. Jakarta : EGC
Teknik Marmet dan Pijat Oksitosin
Terhadap Produksi ASI Ibu Post Sectio
Cesarea di RS Wilayah Jawa Tengah. Jawa
Tengah
Maryunani, Anik. 2012. Inisiasi Menyusui Dini,
Asi Ekslusif dan Manajemen Laktasi.
Jakarta : TIM
Mayasari, Tiur Wulan dkk. 2017. Pengaruh Pijat
Oksitosin Terhadap Produksi ASI Ibu
Menyusui. Jurnal Keperawatan, VOL. 9
NO. 1, Maret 2017: 24-29
Notoatmodjo.2012. Prosedur Metodologi
Penelitian Kesehatan. Jakarta. Rhineka
Cipta
Riyanto, Agus. 2011. Aplikasi Metodologi
Penelitian Kesehatan. Yogyakarta : Nuha
Medika
Soetjiningsih. 2012. ASI Petunjuk Untuk Tenaga
Kesehatan. Jakarta : EGC
Sofiani, Valentine, dkk. 2017. Pemanfaatan
Minyak Atsiri pada Tanaman Sebagai
Aromaterapi dalam Sediaan Farmasi. Jurnal
Farmaka VOL. 15, NO. 2, Halaman: 119-130

Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Kuantitatif,


Kualitatif dan R & D. Bandung : Alfabeta
Sulaksono, Supriadi. 2013. 10 Manfaat dan Efek
Samping Cinnamon Esensial Oil.. Diakses
pada tanggal 20 Agustus 2018
Suryani, Emy, dkk. 2013. Pengaruh Pijat Oksitosin
Terhadap Produksi ASI ibu Post Partum di
BPM Wilayah Kabupaten Klaten. Jurnal
Terpadu Ilmu Kesehatan VOL.2 NO. 2,
November 2013: 123-128

Anda mungkin juga menyukai