Anda di halaman 1dari 3

Kisah si Clempung

Ada sebuah cerita berjudul Si Clempung, Clempung adalah orang yang sangat miskin ia tinggal
berdua bersama istrinya. Pada suatu hari kepala desa memberikan pengumuman kepada
masyarakat karena akan diadakan upacara ngaben.

Kepala Desa :”Clempung kamu datang ke balai desa karena akan diadakan pemungutan
iuran.”

Clempung :”Baik, Bli.”

Kesokan harinya, Clempung pergi ke balai desa. Sesampai disana ia berbicara dengan Kepala
Desa.

Kepala Desa :”Nah Clempung, karena ada upacara ngaben kamu akan dikenakan iuran
sebesar 2000 uang bolong.

Clempung :”Tapi saya tidak memiliki uang sebanyak itu…”

Kepala Desa :” Kamu saya kasih waktu 3 hari untuk membawa uang tersebut, jika kamu tidak
membawa uang tersebut kamu akan diusir dari desa ini.”

Clempung :”Oke Bli…”

Setelah selesai acara, Clempung pulang ke rumahnya, Clempung menyadari dirinya tidak
memiliki uang sebanyak itu, oleh karena itu ia berdiskusi dengan istrinya.

Clempung :”Haduh…. Men Bongkenge (Nama Istrinya), 3 hari lagi desa akan memungut
iuran, saya tidak memiliki 2000 uang bolong. Kalau mau minjam tidak dipercaya, kalau mencuri
saya gak berani. “

Bongkenge :”Kamukan punya 1 ekor anjing gadaikan saja anjing itu.”

Clempung :”Saran yang bagus, kalau gitu saya gadaikan anjing saya.”

3 hari telah berlalu, tibalah waktunya membayar iuran di balai desa. Kepala Desa menunggu
Clempung sangat lama. Ternyata Clempung hanya dapat mengumpulkan 100 uang bolong,
Clempung kemudian menyimpan 100 uang bolong tersebut di mulutnya, kemudian ia
membawa anjingnya ke balai desa.

Kepala Desa :”Clempung! Kok kamu lama sekali datangnya, semua tetanggamu sudah datang
cuma kamu yang baru datang.”
Clempung :” Maaf Bli, saya terlambat datang karena saya nyari pinjaman, tapi gak dapat…”

Kepala Desa :”Oh…. Jadi kamu gak membawa uang iuran?”

Clempung :”Iya saya tidak membawa uang iuran, tetapi Bli sebaiknya percaya sama saya.”

Kepala Desa :”Sekarang saya suruh kamu untuk ngeluarin uang apa yang kamu lakukan?”

Clempung :”saya akan menggadaikan anjing saya.”

Kepala Desa :”Untuk apa saya beli anjing?”

Clempung :”Begini Bli, anjing saya bisa mengeluarkan uang. Karena Bli orang kaya pasti
sering makan daging, jika Bli memberikan daging dan nasi kepada anjing ini maka uang akan
keluar dari pantatnya.”

Kepala Desa :”Nah, coba kamu keluarkan uang dari pantatnya.”

Clempung :”Oke, tapi tadi pagi anjing saya baru makan sedikit jadi uang yang keluar pasti
sedikit kurang lebih sekitar 100 uang bolong.”

Kepala Desa :”Kalau itu benar saya beli anjing kamu seharga 2000 uang bolong.”

Kemudian Kepala Desa memanggil para Gusti untuk menyaksikan Si Clempung mengeluarkan
uang dari pantat anjingnya. Setelah semuanya mendekat disedotlah pantat anjingnya,
penuhlah mulut Si Clempung dengan uang, setelah itu dimuntahkan 100 uang bolong dari
mulut si Clempung.

Kepala Desa :”Ternyata benar, yaudah saya beli anjing kamu seharga 2000 uang bolong.”

Clempung :”Terima kasih Bli.”

Kepala Desa merawat anjing Clempung dengan baik, setiap hari anjing tersebut banyak diberi
makan daging. 2 hari kemudian Kepala Desa pergi menemui Clempung karena diadakan
upacara ngaben.

Kepala Desa :”Clempung, besok kamu bawa golok ke balai desa untuk masak – masak.”

Clempung :”Oke Bli besok saya bawa.”

Keesokan harinya Clempung datang ke balai desa dengan membawa golok. Setelah selesai
kerja bakti Clempung bersama tetangganya makan siang bersama. Setelah makan siang
Clempung membantu mengangkat wadah. Akhirnya selesailah upacara ngaben massalnya.
Ternyata Kepala Desa memiliki banyak utang, kemudian Kepala Desa teringat dengan anjing
yang dia beli dari Si Clempung yang bisa mengeluarkan uang, Kepala Desa pun memberi
makan anjingnya agar uang yang keluar lebih banyak.

Kepala Desa :”Mengapa harus susah, saya buatkan masakan enak untuk anjing saya, agar
uang yang keluar lebih banyak.”

Setelah memberi makan anjingnya, Kepala Desa mengudang seluruh keluarganya untuk
melihatnya mengeluarkan uang dari pantat anjing tersebut.

Kepala Desa :”Keluargaku sekalian, saksikanlah anjing yang bisa mengeluarkan uang.”

Saat seluruh keluarganya berkumpul Sang Kepala Desa dengan semangatnya menyedot
pantat anjing tersebut dengan keras sampai anjingnya kruing – kruing. Keluarlah kotoran
anjing di mulut Kepala Desa. Seluruh keluarganya mencibirnya akhirnya Sang Kepala Desa
marah dan melempar anjingnya hingga mati.

Kepala Desa :”Dasar Clempung licik dia menipu saya, anjing ini gak bisa ngeluarin uang dari
pantatnya.”

Dengan Kesal Kepala Desa pergi ke rumah Si Clempung. Sesampai disana dia menuntut
Clempung,

Kepala Desa :”CLEMPUNG! Kembalikan uang saya! Kamu menipu saya, anjingmu itu gak bisa
ngeluarkan uang dari pantatnya. Setelah disedot yang keluar malah kotoran anjing!”

Clempung :”Oke, tetapi Bli harus kembalikan anjing saya. Kalau saya nyedot pantat
anjingnya keluarnya uang. Kalau sudah dikembalikan baru saya kembalikan uang beli.”

Kepala Desa :”Sudah terlanjur ku bunuh anjingmu itu.”

Clempung :”Karena Bli sudah terlanjur membunuh anjing saya, saya tidak bisa
mengembalikan uang Bli. Siapa sekarang yang saya mintai uang? Anjing itu yang selama ini saya
mintai uang, tetapi Bli membunuhnya. Sehingga uang tidak bisa saya kembalikan.”

Kepala Desa :”Ya sudah Clempung, karena kamu tidak bisa mengembalikan uang saya
pakailah uang itu baik – baik.”

Clempung :”Terima kasih Bli. Bli baik – baik juga membunuh anjing saya.”

TAMAT

Anda mungkin juga menyukai