Dapus
Dapus
PENDAHULUAN
1
d. Memahami faktor –faktor yang mempengaruhi komunikasi keluarga
dan kelompok
e. Memahami strategi komunikasi terapeutik pada keluarga dan kelompok
f. Memahami pengertian konseling
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
B. Unsur- Unsur Komunikasi Terapeutik
Menurut Kariyoso (2007) bahwan unsur- unsur komunikasi meliputi :
1. komunikator (Pembawa berita)
Komunikator adalah individu, keluarga atau kelompok yang mempunyai
inisiatif dalam menyelenggarakan komunikasi dengan individu atau kelompok
lain yang menjadi sasaran.
2. Message (pesan atau berita)
Message adalah berita yang disampaikan oleh komunikator melalui lambang-
lambang pembicaraan, gerakan-gerakan dan sebagainya. Message bisa berupa
gerakan, sinar, suara, lambaian tangan dan sebagainya. Sedangkan di rumah
sakit message bisa berupa nasehat dokter, hasil konsultasi pada status klien,
laporan dan sebagainya.
3. Channel (saluran)
Channel adalah sarana tempat berikutnya lambang-lambang, meliputi
pendengaran, penglihatan, penciuman dan perabaan.
4. Komunikan
Komunikan adalah objek-objek sasaran dari kegiatan komunikasi atau orang
yang menerima berita atau lambang, bisa berupa klien, keluarga maupun
masyarakat.
5. Feed back
Feed back adalah arus umpan balik dalam rangka proses berlangsungnya
komunikasi. Hal ini bisa juga dijadikan patokan sejauh mana pencapaian dari
pesan yang telah disampaikan.Kalau dua orang terlibat komunikasi,
misalnya dalam bentpercakapan,
C. Bentuk-Bentuk Komunikasi dalam Keluarga
1. Komunikasi orang tua yaitu suami-istri
Komunikasi orang tua yaitu suami istri disini lebih menekankan pada peran
penting suami istri sebagai penentu suasana dalam keluarga. Keluarga
dengan anggota keluarga (ayah, ibu, anak).
4
2. Komunikasi orang tua dan anak
Komunikasi yang terjalin antara orang tua dan anak dalam satu ikatan
keluarga di mana orang tua bertanggung jawab dalam mendidik anaknya.
Hubungan yang terjalin antara orang tua dan anak di sini bersifat dua arah,
disertai dengan pemahaman bersama terhadap sesuatu hal di mana antara
orang tua dan anak berhak menyampaikan pendapat, pikiran, informasi atau
nasehat. Hubungan komunikasi yang efektif ini terjalin karena adanya rasa
keterbukaan, empati, dukungan, perasaan positif, kesamaan antara orang tua
dan anak.
3. Komunikasi ayah dan anak
Komunikasi disini mengarah pada perlindungan ayah terhadap anak. Peran
ayah dalam memberi informasi dan mengarahkan pada hal pengambilan
keputusan pada anak yang peran komunikasinya cenderung meminta dan
menerima. Misal, memilih sekolah. Komunikasi ibu dan anak Lebih bersifat
pengasuhan kecenderungan anak untuk berhubungan dengan ibu jika anak
merasa kurang sehat, sedih, maka peran ibu lebih menonjol.
4. Komunikasi anak dan anak yang lainnya
Komunikasi ini terjadi antara anak 1 dengan anak yang lain. Dimana anak
yang lebih tua lebih berperan sebagai pembimbing pada anak yang masih
muda. Biasanya dipengaruhi oleh tingkatan usia atau faktor kelahiran.
5
1. Citra diri dan citra orang lain
Setiap orang mempunyai gambaran-gambaran tertentu mengenai dirinya
statusnya, kelebihan dan kekurangannya. Gambaran itulah yang menentukan apa
dan bagaimana ia berbicara, menjadi menjaring bagi apa yang dilihatnya,
didengarnya, bagaimana penilaiannya terhadap segala yang berlangsung di
sekitarnya. Dengan kata lain, citra diri menentukan ekspresi dan persepsi orang.
2. Suasana Psikologis
Suasana Psikologis di akui mempengaruhi komunikasi. Komunikasi sulit
berlangsung bila seseorang dalam keadaan sedih, bingung, marah, merasa kecewa,
merasa irihati, diliputi prasangka, dan suasana psikologis lainnya.
3. Lingkungan Fisik
Komunikasi dapat berlangsung dimana saja dan kapan saja, dengan gaya,
dan cara yangberbeda. Komunikasi yang berlangsung dalam keluarga berbeda
dengan yang terjadi disekolah. Karena memang kedua lingkungan ini berbeda.
Suasana di rumah bersifat informal, sedangkan suasana di sekolah bersifat formal.
Demikian juga komunikasi yang berlangsung dalam masyarakat. Karena setiap
masyarakat memiliki norma yang harus diataati, makakomunikasi yang
berlangsungpun harus taat norma.
4. Kepemimpinan
Dalam keluarga seorang pemimpin mempunyai peranan yang sangat
penting dan strategis.
Dinamika hubungan dalam keluarga dipengaruhi oleh pola kepemi
mpinan. Karakteristik seorang pemimpin akan menentukan pola komunikasi
bagaimana yang akan berproses dalam kehidupan yang membentuk hubungan-
hubungan tersebut.
5. Bahasa
Dalam komunikasi verbal orang tua atau anak pasti menggunakan bahasa
sebagai alatuntuk mengekspresikan sesuatu. Pada suatu kesempatan bahasa yang
dipergunakan oleh orang tua ketika secara kepada anaknya dapat mewakili suatu
objek yang dibicarakan secaratepat. Tetapi dilain kesempatan, bahasa yang
6
digunakan itu tidak mampu mewakili suatuobjek yang dibicarakan secara tepat.
Maka dari itu dalam berkomunikasi dituntut untuk menggunakan bahasa yang
mudah dimengerti antara komunikator dan komunikasi.
6. Perbedaan Usia
Komunikasi dipengaruhi oleh usia. Itu berarti setiap orang tidak
bisa berbicara sekehendak hati tanpa memperhatikan siapa yang diajak bicara.
Berbicara kepada anak kecil berbeda ketika berbicara kepada remaja. Mereka
mempunyai dunia masing-masing yang harus dipahami.
7
5. Saling menghargai anggota kelompok lain, ini sangat penting ketika
terjadinya komunikasi antar anggota kelompok, supaya komunikasi tersebut
dapat berjalan lancar dan efektif. Jika setiap anggota kelompok tidak
menghargai anggota lainnya, maka mereka akan bersikap acuh tak acuh dan
bersikap profesional.
6. Jangan menyela pembicaraan orang lain. Ketika seseorang pengirim pesan
atau komunikan sedang menyampaikan pesannya tugas anggota kelompok
lainnya adalah mendengarkan nya dengan baik, ketika komunikan sudah selesai
menyampaikan maka anggota lainnya boleh menyanggah pesan yang
disampaikan agar komunikasi dapat berjalan dengan baik.
7. Selalu memperhatikan orang yang mengajak bicara. Ini sama dengan
berhadapan atau menjaga kontak mata agar si penyampai pesan dapat fokus
dengan pesan yang disampaikannya.
Ada lima hal yang harus diperhatikan agar komunikasi di dalam keluarga
tercipta secara efektif,yaitu:
1. Respek
Komunikasi harus diawali dengan sikap saling menghargai (respectfull
attitude). Adanya penghargaan biasanya akan menimbulkan kesan serupa (timbal
balik) dari si lawan diskusi. Orangtua akan sukses berkomunikasi dengan anak bila ia
melakukannya dengan penuh respek. Bila ini dilakukan maka anak pun akan
melakukan hal yang sama ketika berkomunikasi dengan orangtua atau orang di
sekitanya.
2. Empati
Empati adalah kemampuan untuk menempatkan diri kita pada situasi dan
kondisi yang dihadapi orang lain. Syarat utama dari sikap empati adalah kemampuan
untuk mendengar dan mengerti orang lain, sebelum didengar dan dimengerti orang
lain.
8
Orangtua yang baik tidak akan menuntut anaknya untuk mengerti keinginannya,
tapi ia akan berusaha memahami anak atau pasangannya terlebih dulu. Ia akan
membuka dialog dengan mereka, mendengar keluhan dan harapannya. Mendengarkan
di sini tidak hanya melibatkan indra saja, tapi melibatkan pula mata hati dan perasaan.
Cara seperti ini dapat memunculkan rasa saling percaya dan keterbukaan dalam
keluarga.
3. Audibel
Audibel berarti “dapat didengarkan” atau bisa dimengerti dengan baik.
Sebuah pesan harus dapat disampaikan dengan cara atau sikap yang bisa diterima
oleh si penerima pesan. Raut muka yang cerah, bahasa tubuh yang baik, kata-kata
yang sopan, atau cara menunjuk, termasuk ke dalam komunikasi yang audibel ini.
4. Jelas
Pesan yang disampaikan harus jelas maknanya dan tidak menimbulkan
banyak pemahaman, selain harus terbuka dan transparan. Ketika berkomunikasi
dengan anak, orangtua harus berusaha agar pesan yang disampaikan bisa jelas
maknanya. Salah satu caranya adalah berbicara sesuai bahasa yang mereka pahami
(melihat tingkatan usia).
5. Tepat
Dalam membahas suatu masalah hendaknya proporsi yang diberikan tepat
baik waktunya, tema maupun sasarannya. Waktu yang tepat untuk membicarakan
masalah anak misalnya pada waktu makan malam. Pada waktu sarapan pagi, karena
ketergesaan maka yang dibicarakan umumnya masalah yang ringan saja.
6. Rendah Hati
Sikap rendah hati dapat diungkapkan melalui perlakuan yang ramah, saling
menghargai, tidak memandang diri sendiri lebih unggul ataupun lebih tahu, lemah
lembut, sopan, dan penuh pengendalian diri. Dengan sikap rendah hati ini maka
laaawaaan diskusi kita memjadi lebih terbuka, sehingga banyak hal yang dapat
diungkapkan dari diskusi tersebut.
Dip
ercakapkan, kesamaan bahasa yang digunakan dalam perckapan tersebulum
9
2.2 Pengertian Komunikasi Konseling
Istilah komunikasi berasal dari bahasa latin “communication” yang berarti
“sama” yang lebih lanjut diartikan “sama makna”. Kalau ada dua orang terlibat
komunikasi, misalnya dalam bentuk percakapan,maka komunikasi akan berlangsung
selama adanya kesamaan makna mengenai apa yang dipercakapkan, kesamaan bahasa
yang digunakan dalam percakapan tersebut belum tentu menimbulkan makna yang
sama. Dari uraian tersebut jelaslah bahwa yang dimaksud komunikasi ialah apabila
perbincangan atau percakapan yang dilakukan oleh dua orang atau lebih mengandung
satu kesamaan makna.
Sedangkan konseling ialah proses tatap muka atau pemberian bantuan oleh
konselor terhadap konseling agar konseling bisa memahami masalahnya dan
mengatasi masalahnya. Dalam konseling proses bantuan atau konseling dilakukan
dengan menggunakan percakapan atau dalam kata lain komunikasi, sehingga
komunikasi sangat erat sekali hubungannya dengan konseling.
Dari uraian tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa komunikasi konseling
ialah segala hal yang yang berkaitan dengan komunikasi yang berlangsung dan
dilakukan dalam upaya melakukan proses bimbingan dan konseling antara konselor
dan klien.
Komunikasi sangat erat kaitannya dengan interaksi, walaupun dalam
pendalamannya mengandung arti yang berbeda, interaksi ialah hubungan antara
seseorang dengan orang lain dalam situasi kerja dan dalam organisasi kekaryaan.
Dipandang dari kepemimpinannya, bertanggung jawab dalam suatu kelompok
merupakan interaksi orang-orang menuju situasi kerja yang memotivasi untuk bekerja
sama secara produktif, sehinnga dicapai kepuasaan ekonomi, psikologis, dan sosial
(Keith Davis “Human Relation at Work”).
10
akan bisa menimbulkan ketidakpahaman seorang konseling dalam memahami
makna dan maksud dari konseling itu sendiri. Sebagai salah satu pengalaman baru
konseling merupakan hal yang perlu dipahami dengan cermat sehingga memerlukan
proses pemahaman yang baik, dalam hal ini komunikasi memegang peranan sangat
penting karena dengan komunikasi yang baik maka pemahaman individu tentang
konseling akan baik pula.
B. Konflik Internal
Konflik internal ialah gejolak yang terjadi dalam diri individu yang berasal
dari dalam dirinya sendiri, adapun hal-hal yang bisa kita lakukan untuk mengatasi
konflik internal ialah :
1. Adanya kita mengenal konflik internal
Dengan adanya kita mengenal konflik internal maka kita akan memahami
bahwa kita memiliki gejolak-gejolak di dalam hati kita tentang sesuatu hal.
2. Mengadapi Realita
Mengadapi realita ialah menghadapi kenyataan yang sedang terjadi, karena
mau tidak mau dalam hidup ini manusia selalu dihadapkan dengan kenyataan
yang kadang tidak bisa diterima, tetapi walaupun begitu hal tersebut tetap
harus kita hadapi dan tidak bisa kita hindari atau kita tidak akan bisa lari dari
kenyataan tersebut. Hal yang harus kita lakukan ialah kita harus menghadapi
hal tersebut.
3. Menggambarkan Komunikasi
Menggambarkan komunikasi ialah bagaimana seseorang individu
menggambarkan komunikasi menurut pandangannya dan sejauh mana ia
mengenal dan memahami komunikasi dan tau dengan komunikasi.
4. Memulai suatu Hubungan Baru
Memulai hubungan baru merupakan perwujudan untuk menghilangkan
keragu-raguan seorang individu dalam memulai suatu hubungan dengan
sesorang dalam segala hal.
5. Meningkatnya Kebebasan Psikologis
11
Meningkatnya kebebsasan psikologis ialah sadarnya individu dengan
tanggung jawabnya terhadap apa-apa saja tindakan yang telah atau akan ia
lakukan.
6. Memperbaiki Konsep-konsep Yang Keliru
Setiap individu hendaknya mengenal dan memahami konflik internal pada
dirinya, mengenal konflik internal ialah bagaimana individu memahami
bahwa setiap masalah yang ia hadapi berasal dari konflik pribadi atau dari
dirinya sendiri.
Adapun faktor-faktor yang menyebabkan konflik internal adalah :
a. Penilaian negative terhadap dirinya sendiri
b. Keharusan psikologis
c. Konflik kebutuhan
C. Pemerluan Kebutuhan
Pemerluan kebutuhan ialah kebutuhan-kebutuhan dasar yang menjadi
bawaan dan naluria manusia yang harus dipenuhi dan apabila tidak dipenuhi
maka seorang individu akan mengalami gangguan psikologis dan akan
menggangu kehidupannya.
Adapun pemerluan kebutuhan tersebut diantaranya :
a) Memberi dan menerima kasih saying
Memberi dan menerima kasih saying merupakan kebutuhan naluria
manusia, setiap manusia yang normal pasti memiliki rasa ingin di saying
dan merasakan ingin menyayangi sesorang/orang lain.
b) Kebebasan
Kebebasan ialah rasa ingin bebas dan tidakmau dikekang pada sesorang
individu, setiap individu pasti ingin merasakan rasa ingin bebas dalam
hidupnya.
c) Memiliki kesenangan
Setiap orang selalu memiliki hasrat untuk memperoleh kebahagian dalam
hidupnya, walaupun kebahagiaan tidak selalu datang dan manusia pasti
12
merasakan sedih, tetapi manusia selalu ingin merasakan kesenangan
dalam hidupnya.
d) Menerima stimulus dan tantangan
Setiap orang pasti menginginkan tantangan untuk menghilangkan rasa
jenuh dalam hidupnya.
e) Perasaan mencapai prestasi
Manusia memiliki hasrat untuk mencapai prestasi dan selalu tidak pernah
puas dengan prestasinya, hal tersebut merupakan naluria dan kebutuhan
manusia.
f) Memiliki harapan
Apabila manusia hidup tanpa harapan maka hidup manusia tidak akan
bersemangat dan bisa saja tidak berlangsung lama
g) Memiliki ketenangan
Ketenangan merupakan hal yang selalu dicari manusia dalam hidupnya,
hal ini juga yang mendasari manusia untuk lebih dekat dengan tuhannya,
yakni mencari ketenangan hidup.
h) Menuju tujuan hidup yang nyata
Manusia pastinya ingin memiliki tujuan hidup yang nyata dan ingin
menggapainya.
E. Kompetensi Intrapersonal
a. Kepekaan terhadap diri sendiri dan orang lain
Yakni bagaimana kepekaan sesorang terhadap dirinya sendiri dan
bagaimana kepekaannya terhadap orang lain.
b. Ketegasan diri dan konsisten
13
Yakni bagaimana sesorang terhadap konsepnya dan konsistensinya
terhadap sesuatu.
c. Menjadi nyaman terhadap diri sendiri dan orang lain
d. Harapan yang realistik
Ialah harapan yang nyata dari seseorang individu dan harapan yang
mungkin untuk dicapainya
e. Perlindungan dari situasi intrapersonal yang positif
F. Komunikasi Efektif
Komunikasi efektif ialah dimana komunikator dan komunikan sama-sama
memiliki pengertian dan pemahaman yang sama terhadap suatu pesan yang di
komunikasikan.
Adapun syarat-syarat terjalinnya komunikasi yang efektif ialah :
1) Menciptakan suasana yang menguntungkan
2) Menggunakan bahasa yang dimengerti
3) Pesan yang disampaikan dapat menggugah perhatian
4) Pesan yang disampaikan dapat mengungkap kepentingan dipihak
komunikan/orang yang menerima pesan dan dapat menguntungkan
5) Pesan dapat menimbulkan rewort dipihak penerima
G. Komponen Komunikasi
1. Pengirim pesan (komunikan)
2. Bentuk pesan (isi pesan)
3. Bagaimana pesan disampaikan
4. Orang yang menerima pesan (komikator)
5. Respon
14
3. Beradaptasi dengan bahasa tubuh dan perasaan mereka
4. Tunjukan rasa persetujuan
5. Dengarkan dengan penuh perhatian
6. Beri kontak mata yang lama
7. Ungkapkan diri anda sebaik mungkin
8. Berikan mereka senyuman terbaik anda
9. Berikan motivasi
10. Sebut nama mereka dengan cara yang menyenangkan
11. Tawarkan mereka menjalani hubungan lebih maju
15
4. Rasa bersalah perasaan tidak nyaman/ malu melakukan kesalahan:
a. Rasa bersalah psikologis
b. Merasa bersalah secara sosial
c. Bersalah secara religi
J. Motivasi Dalam Konseling
Pentingnya motivasi konseling ialah sebagai berikut :
a. Karena klien harus didorong untuk bekerja sama dalam konseling
b. Klien harus didorong berprilaku sesuai tuntutan
c. Motivasi merupakan hal terpenting dalam memelihara dan
mengembangkan dalam suasana konseling
Keterampilan komunikasi konseling diantaranya :
a. Attending
b. Empati
c. Merangkumkan
d. Bertanya
e. Kejujuran
f. Konfrontasi
16
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Keluarga adalah sekelompok orang yang diikat oleh perkawinan atau darah,
biasanya meliputi ayah, ibu dan anak atau anak-anak. (Singgih, 2008)
Pengertian kelompok, menurut A De Vito (2011 ), adalah sekumpulan individu yang
cukup kecil untuk berkomunikasi dengan relatif mudah, yaitu para anggota saling
berhubungan satu sama lain dengan beberapa tujuan yang sama dan memiliki
semacam organisasi atau struktur di antara mereka.
Unsur-unsur komunikasi terapeutik yaitu, komunikator, pesan, saluran,
komunikan, feedback. Bentuk-Bentuk Komunikasi dalam Keluarga adalah
Komunikasi orang tua yaitu suami-istri, komunikasi orang tuan dan anak, komunikasi
ayah dan anak, komunikasi anak dan anak lainnya.
Faktor –Faktor yang Mempengaruhi Komunikasi Keluarga dan Kelompok yaitu,
Citra diri dan citra orang lain, Suasana Psikologis, Lingkungan Fisik, kepemimpinan.
Penerapan Strategi Komunikasi Terapeutik pada Keluarga dan Kelompok, yaitu
Saling memahami antaranggota kelompok agar dapat diketahui komunikasi,
Pemimpin kelompok dapat mengatur dengan baik setiap anggota kelompok,
Berkomunikasi yang jelas, sopan, dan sesuai etika yang berlaku aga tidak terjadi
salah paham.
3.2 Saran
Pada pengerjaan makalah ini kurangnya pengetahuan kelompok terhadap materi
ini, sehingga masih banyak terdapat kekurangan, dan kurangnya kerja sama
kelompok terhadap pengerjaan makalah ini, semoga apa yang saya sampaikan diatas
bisa bermanfaat untuk pembelajaran selanjutnya, dan juga bermanfaat untuk pembaca
atau untuk referensi bagi mahasiswa yang lain.
17
DAFTAR PUSTAKA
Gunarsa, Singgih. 2008. Psikologi Praktis : anak, remaja dan keluarga. Jakarta :
Gunung Mulia
18