Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam kehidupan sehari-hari kita tidak mungkin lepas dari berkomunikasi.
Komunikasi merupakan proses yang sangat khusus dan berarti dalam hubungan
antar manusia. Salah satu kajian ilmu komunikasi adalah komunikasi kesehatan
yang merupakan hubungan timbal balik antara tingkah laku manusia masa lalu
dan masa sekarang dengan derajat kesehatan dan penyakit, tanpa mengutamakan
perhatian pada pengguna praktis dari pengetahuan tersebut atau partisipasi
profesional dalam program-program yang bertujuan memperbaiki derajat
kesehatan melalui pemahaman yang lebih besar tentang hubungan timbal balik
melalui perubahan tingkah laku sehat kearah yang diyakini akan meningkatkan
kesehatan yang lebih baik.

1.2 Rumusan Masalah


Rumusan masalah pada makalah ini yaitu,
1. Apakah yang dimaksud dengan komunikasi terapeutik dan konseling ?
2. Bagaimana komunikasi terapeutik dalam keluarga dan kelompok?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Tujuan umum
Pembuatan makalah ini bertujuan untuk memahami tentang komunikasi
terapeutik dan konseling.
2. Tujuan khusus.
a. Memahami Pengertian Keluarga dan Kelompok
b. Memahami Unsur-unsur Komunikasi Terapeutik
c. Memahami Bentuk-Bentuk Komunikasi dalam Keluarga keluarga dan
kelompok

1
d. Memahami faktor –faktor yang mempengaruhi komunikasi keluarga
dan kelompok
e. Memahami strategi komunikasi terapeutik pada keluarga dan kelompok
f. Memahami pengertian konseling

1.4 Manfaat Penulisan


1. Bagi Kelompok
Sebagai tamabahan referensi dan bahan pustaka bagi Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan mengenai Komunikasi Terapeutik dan Konseling
2. Bagi Pembaca
Untuk menambah wawasan dan memberikan informasi kepada mahasiswa
lain dan kepada masyarakat tentang Komunikasi Terapeutik dan konseling

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Komunikasi Terapeutik


Komunikasi terapeutik adalah komunikasi yang dilakukan atau dirancang untuk
tujuan terapi. Seseorang penolong atau perawat dapat membantu klien mengatasi
masalah yang dihadapinya melalui komunikasi (Suryani, 2005).
Struktur organisasi formal mempunyai dampak terhadap komunikasi. Orang
yang berada di tingkat lebih bawah dalam hierarki organisasi berisiko tidak
mendapatkan komunikasi yang memadai dari tingkat yang lebih tinggi. Hal ini terjadi
karena jumlah tingkat komunikasi harus disaring dalam organisasi besar. Selain itu,
dalam organisasi besar, mustail bagi ketua organisasi seorang diri mengomunikasikan
secara pribadi pada setiap orang atau kelompok yang terlibat dalam pengambilan
keputusan organisasi. (Marquis, 2010).
Berikut ini adalah Komunikasi Terapeutik Keluarga dan Kelompok antara lain:
A. Pengertian Keluarga dan kelompok
Pengertian keluarga akan berbeda. Hal ini bergantung pada orientasi yang
digunakan dan orang yang mendefenisikannya. Keluarga adalah sekelompok
orang yang diikat oleh perkawinan atau darah, biasanya meliputi ayah, ibu dan
anak atau anak-anak. (Singgih, 2008). Friedman (2009) mendefinisikan bahwa
keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang hidup bersama dengan
keterikatan aturan dan emosional dan individu mempunyai peran masing-masing
yang merupakan bagian dari keluarga.
Pengertian kelompok, menurut De Vito (2011), adalah sekumpulan individu
yang cukup kecil untuk berkomunikasi dengan relatif mudah, yaitu para anggota
saling berhubungan satu sama lain dengan beberapa tujuan yang sama dan
memiliki semacam organisasi atau struktur di antara mereka. Kelompok
mengembangkan norma-norma atau peraturan yang mengidentifikasi apa yang
dianggap sebagai perilaku yang diinginkan bagi semua anggotanya.

3
B. Unsur- Unsur Komunikasi Terapeutik
Menurut Kariyoso (2007) bahwan unsur- unsur komunikasi meliputi :
1. komunikator (Pembawa berita)
Komunikator adalah individu, keluarga atau kelompok yang mempunyai
inisiatif dalam menyelenggarakan komunikasi dengan individu atau kelompok
lain yang menjadi sasaran.
2. Message (pesan atau berita)
Message adalah berita yang disampaikan oleh komunikator melalui lambang-
lambang pembicaraan, gerakan-gerakan dan sebagainya. Message bisa berupa
gerakan, sinar, suara, lambaian tangan dan sebagainya. Sedangkan di rumah
sakit message bisa berupa nasehat dokter, hasil konsultasi pada status klien,
laporan dan sebagainya.
3. Channel (saluran)
Channel adalah sarana tempat berikutnya lambang-lambang, meliputi
pendengaran, penglihatan, penciuman dan perabaan.
4. Komunikan
Komunikan adalah objek-objek sasaran dari kegiatan komunikasi atau orang
yang menerima berita atau lambang, bisa berupa klien, keluarga maupun
masyarakat.
5. Feed back
Feed back adalah arus umpan balik dalam rangka proses berlangsungnya
komunikasi. Hal ini bisa juga dijadikan patokan sejauh mana pencapaian dari
pesan yang telah disampaikan.Kalau dua orang terlibat komunikasi,
misalnya dalam bentpercakapan,
C. Bentuk-Bentuk Komunikasi dalam Keluarga
1. Komunikasi orang tua yaitu suami-istri
Komunikasi orang tua yaitu suami istri disini lebih menekankan pada peran
penting suami istri sebagai penentu suasana dalam keluarga. Keluarga
dengan anggota keluarga (ayah, ibu, anak).

4
2. Komunikasi orang tua dan anak
Komunikasi yang terjalin antara orang tua dan anak dalam satu ikatan
keluarga di mana orang tua bertanggung jawab dalam mendidik anaknya.
Hubungan yang terjalin antara orang tua dan anak di sini bersifat dua arah,
disertai dengan pemahaman bersama terhadap sesuatu hal di mana antara
orang tua dan anak berhak menyampaikan pendapat, pikiran, informasi atau
nasehat. Hubungan komunikasi yang efektif ini terjalin karena adanya rasa
keterbukaan, empati, dukungan, perasaan positif, kesamaan antara orang tua
dan anak.
3. Komunikasi ayah dan anak
Komunikasi disini mengarah pada perlindungan ayah terhadap anak. Peran
ayah dalam memberi informasi dan mengarahkan pada hal pengambilan
keputusan pada anak yang peran komunikasinya cenderung meminta dan
menerima. Misal, memilih sekolah. Komunikasi ibu dan anak Lebih bersifat
pengasuhan kecenderungan anak untuk berhubungan dengan ibu jika anak
merasa kurang sehat, sedih, maka peran ibu lebih menonjol.
4. Komunikasi anak dan anak yang lainnya
Komunikasi ini terjadi antara anak 1 dengan anak yang lain. Dimana anak
yang lebih tua lebih berperan sebagai pembimbing pada anak yang masih
muda. Biasanya dipengaruhi oleh tingkatan usia atau faktor kelahiran.

D. Faktor –Faktor yang Mempengaruhi Komunikasi Keluarga dan


Kelompok

Berkomunikasi itu tidak mudah. Terkadang seseorang dapat berkomunikasi


dengan baik kepada orang lain. Di lain waktu seseorang mengeluh tidak dapat
berkomunikasi dengan baik kepada orang lain. Ada sejumlah faktor-faktor yang
mempengaruhi komunikasi dalam keluarga, seperti yang akan di uraikan berikut
ini :

5
1. Citra diri dan citra orang lain
Setiap orang mempunyai gambaran-gambaran tertentu mengenai dirinya
statusnya, kelebihan dan kekurangannya. Gambaran itulah yang menentukan apa
dan bagaimana ia berbicara, menjadi menjaring bagi apa yang dilihatnya,
didengarnya, bagaimana penilaiannya terhadap segala yang berlangsung di
sekitarnya. Dengan kata lain, citra diri menentukan ekspresi dan persepsi orang.
2. Suasana Psikologis
Suasana Psikologis di akui mempengaruhi komunikasi. Komunikasi sulit
berlangsung bila seseorang dalam keadaan sedih, bingung, marah, merasa kecewa,
merasa irihati, diliputi prasangka, dan suasana psikologis lainnya.
3. Lingkungan Fisik
Komunikasi dapat berlangsung dimana saja dan kapan saja, dengan gaya,
dan cara yangberbeda. Komunikasi yang berlangsung dalam keluarga berbeda
dengan yang terjadi disekolah. Karena memang kedua lingkungan ini berbeda.
Suasana di rumah bersifat informal, sedangkan suasana di sekolah bersifat formal.
Demikian juga komunikasi yang berlangsung dalam masyarakat. Karena setiap
masyarakat memiliki norma yang harus diataati, makakomunikasi yang
berlangsungpun harus taat norma.
4. Kepemimpinan
Dalam keluarga seorang pemimpin mempunyai peranan yang sangat
penting dan strategis.
Dinamika hubungan dalam keluarga dipengaruhi oleh pola kepemi
mpinan. Karakteristik seorang pemimpin akan menentukan pola komunikasi
bagaimana yang akan berproses dalam kehidupan yang membentuk hubungan-
hubungan tersebut.
5. Bahasa
Dalam komunikasi verbal orang tua atau anak pasti menggunakan bahasa
sebagai alatuntuk mengekspresikan sesuatu. Pada suatu kesempatan bahasa yang
dipergunakan oleh orang tua ketika secara kepada anaknya dapat mewakili suatu
objek yang dibicarakan secaratepat. Tetapi dilain kesempatan, bahasa yang

6
digunakan itu tidak mampu mewakili suatuobjek yang dibicarakan secara tepat.
Maka dari itu dalam berkomunikasi dituntut untuk menggunakan bahasa yang
mudah dimengerti antara komunikator dan komunikasi.
6. Perbedaan Usia
Komunikasi dipengaruhi oleh usia. Itu berarti setiap orang tidak
bisa berbicara sekehendak hati tanpa memperhatikan siapa yang diajak bicara.
Berbicara kepada anak kecil berbeda ketika berbicara kepada remaja. Mereka
mempunyai dunia masing-masing yang harus dipahami.

E. Strategi Komunikasi Terapeutik pada Keluarga dan Kelompok


Melakukan komunikasi dalam keluarga atau kelompok tidaklah mudah.
Komunikator harus mempunyai cara-cara strategis sebagai upaya agar tujuan
komunikasi tercapai.
Berikut upaya meningkatkan komunikasi dalam keluarga atau kelompok yaitu:
1. Memahami struktur organisasi dan mengenali siapa yang akan terpengaruh
oleh keputusan yang dibuat. Jaringan komunikasi baik formal maupun informal,
perlu dipertimbangkan. Jaringan komunikasi formal mengikuti jalur formal
kewenangan dalam hierarki organisasi. Jaringan komunikasi informal terjadi di
antara orang di tingkat yang sama atau berada dalam hierarki organisasi
tersebut, tetapi tidak mewakili jalur formal kewenangan atau tanggung jawab.
2. Pemimpin kelompok dapat mengatur dengan baik setiap anggota kelompok
agar proses komunikasi antaranggota kelompok dapat berkembang dengan baik.
3. Komunikasi harus jelas, sederhana, dan pasti. Komunikator bertanggung
jawab untuk memastikan pesan tersebut di pahami oleh anggota.
4. Komunikator sebaiknya mencari umpan balik mengenai apakah komunikasi
tersebut diterima dengan benar. Salah satu cara untuk melakukannya adalah
meminta penerima mengulang komunikasi atau petunjuk tersebut, selain itu,
pengirim pesan sebaiknya melakukan komunikasi lanjutan dalam upaya
menentukan apakah komunikasi telah di jalankan.

7
5. Saling menghargai anggota kelompok lain, ini sangat penting ketika
terjadinya komunikasi antar anggota kelompok, supaya komunikasi tersebut
dapat berjalan lancar dan efektif. Jika setiap anggota kelompok tidak
menghargai anggota lainnya, maka mereka akan bersikap acuh tak acuh dan
bersikap profesional.
6. Jangan menyela pembicaraan orang lain. Ketika seseorang pengirim pesan
atau komunikan sedang menyampaikan pesannya tugas anggota kelompok
lainnya adalah mendengarkan nya dengan baik, ketika komunikan sudah selesai
menyampaikan maka anggota lainnya boleh menyanggah pesan yang
disampaikan agar komunikasi dapat berjalan dengan baik.
7. Selalu memperhatikan orang yang mengajak bicara. Ini sama dengan
berhadapan atau menjaga kontak mata agar si penyampai pesan dapat fokus
dengan pesan yang disampaikannya.

F. Teknik Komunikasi Efektif dalam Keluarga

Ada lima hal yang harus diperhatikan agar komunikasi di dalam keluarga
tercipta secara efektif,yaitu:
1. Respek
Komunikasi harus diawali dengan sikap saling menghargai (respectfull
attitude). Adanya penghargaan biasanya akan menimbulkan kesan serupa (timbal
balik) dari si lawan diskusi. Orangtua akan sukses berkomunikasi dengan anak bila ia
melakukannya dengan penuh respek. Bila ini dilakukan maka anak pun akan
melakukan hal yang sama ketika berkomunikasi dengan orangtua atau orang di
sekitanya.
2. Empati
Empati adalah kemampuan untuk menempatkan diri kita pada situasi dan
kondisi yang dihadapi orang lain. Syarat utama dari sikap empati adalah kemampuan
untuk mendengar dan mengerti orang lain, sebelum didengar dan dimengerti orang
lain.

8
Orangtua yang baik tidak akan menuntut anaknya untuk mengerti keinginannya,
tapi ia akan berusaha memahami anak atau pasangannya terlebih dulu. Ia akan
membuka dialog dengan mereka, mendengar keluhan dan harapannya. Mendengarkan
di sini tidak hanya melibatkan indra saja, tapi melibatkan pula mata hati dan perasaan.
Cara seperti ini dapat memunculkan rasa saling percaya dan keterbukaan dalam
keluarga.
3. Audibel
Audibel berarti “dapat didengarkan” atau bisa dimengerti dengan baik.
Sebuah pesan harus dapat disampaikan dengan cara atau sikap yang bisa diterima
oleh si penerima pesan. Raut muka yang cerah, bahasa tubuh yang baik, kata-kata
yang sopan, atau cara menunjuk, termasuk ke dalam komunikasi yang audibel ini.
4. Jelas
Pesan yang disampaikan harus jelas maknanya dan tidak menimbulkan
banyak pemahaman, selain harus terbuka dan transparan. Ketika berkomunikasi
dengan anak, orangtua harus berusaha agar pesan yang disampaikan bisa jelas
maknanya. Salah satu caranya adalah berbicara sesuai bahasa yang mereka pahami
(melihat tingkatan usia).
5. Tepat
Dalam membahas suatu masalah hendaknya proporsi yang diberikan tepat
baik waktunya, tema maupun sasarannya. Waktu yang tepat untuk membicarakan
masalah anak misalnya pada waktu makan malam. Pada waktu sarapan pagi, karena
ketergesaan maka yang dibicarakan umumnya masalah yang ringan saja.
6. Rendah Hati
Sikap rendah hati dapat diungkapkan melalui perlakuan yang ramah, saling
menghargai, tidak memandang diri sendiri lebih unggul ataupun lebih tahu, lemah
lembut, sopan, dan penuh pengendalian diri. Dengan sikap rendah hati ini maka
laaawaaan diskusi kita memjadi lebih terbuka, sehingga banyak hal yang dapat
diungkapkan dari diskusi tersebut.

Dip
ercakapkan, kesamaan bahasa yang digunakan dalam perckapan tersebulum

9
2.2 Pengertian Komunikasi Konseling
Istilah komunikasi berasal dari bahasa latin “communication” yang berarti
“sama” yang lebih lanjut diartikan “sama makna”. Kalau ada dua orang terlibat
komunikasi, misalnya dalam bentuk percakapan,maka komunikasi akan berlangsung
selama adanya kesamaan makna mengenai apa yang dipercakapkan, kesamaan bahasa
yang digunakan dalam percakapan tersebut belum tentu menimbulkan makna yang
sama. Dari uraian tersebut jelaslah bahwa yang dimaksud komunikasi ialah apabila
perbincangan atau percakapan yang dilakukan oleh dua orang atau lebih mengandung
satu kesamaan makna.
Sedangkan konseling ialah proses tatap muka atau pemberian bantuan oleh
konselor terhadap konseling agar konseling bisa memahami masalahnya dan
mengatasi masalahnya. Dalam konseling proses bantuan atau konseling dilakukan
dengan menggunakan percakapan atau dalam kata lain komunikasi, sehingga
komunikasi sangat erat sekali hubungannya dengan konseling.
Dari uraian tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa komunikasi konseling
ialah segala hal yang yang berkaitan dengan komunikasi yang berlangsung dan
dilakukan dalam upaya melakukan proses bimbingan dan konseling antara konselor
dan klien.
Komunikasi sangat erat kaitannya dengan interaksi, walaupun dalam
pendalamannya mengandung arti yang berbeda, interaksi ialah hubungan antara
seseorang dengan orang lain dalam situasi kerja dan dalam organisasi kekaryaan.
Dipandang dari kepemimpinannya, bertanggung jawab dalam suatu kelompok
merupakan interaksi orang-orang menuju situasi kerja yang memotivasi untuk bekerja
sama secara produktif, sehinnga dicapai kepuasaan ekonomi, psikologis, dan sosial
(Keith Davis “Human Relation at Work”).

A. Konseling Sebagai Salah Satu Pengalaman Baru


Konseling sebagai salah satu pengalaman baru ialah bahwa proses konseling
merupakan hal yang dianggap baru oleh konseling dan merupakan suatu
pengalaman baru yang berbeda dengan biasanya, sehingga dengan demikian maka

10
akan bisa menimbulkan ketidakpahaman seorang konseling dalam memahami
makna dan maksud dari konseling itu sendiri. Sebagai salah satu pengalaman baru
konseling merupakan hal yang perlu dipahami dengan cermat sehingga memerlukan
proses pemahaman yang baik, dalam hal ini komunikasi memegang peranan sangat
penting karena dengan komunikasi yang baik maka pemahaman individu tentang
konseling akan baik pula.
B. Konflik Internal
Konflik internal ialah gejolak yang terjadi dalam diri individu yang berasal
dari dalam dirinya sendiri, adapun hal-hal yang bisa kita lakukan untuk mengatasi
konflik internal ialah :
1. Adanya kita mengenal konflik internal
Dengan adanya kita mengenal konflik internal maka kita akan memahami
bahwa kita memiliki gejolak-gejolak di dalam hati kita tentang sesuatu hal.
2. Mengadapi Realita
Mengadapi realita ialah menghadapi kenyataan yang sedang terjadi, karena
mau tidak mau dalam hidup ini manusia selalu dihadapkan dengan kenyataan
yang kadang tidak bisa diterima, tetapi walaupun begitu hal tersebut tetap
harus kita hadapi dan tidak bisa kita hindari atau kita tidak akan bisa lari dari
kenyataan tersebut. Hal yang harus kita lakukan ialah kita harus menghadapi
hal tersebut.
3. Menggambarkan Komunikasi
Menggambarkan komunikasi ialah bagaimana seseorang individu
menggambarkan komunikasi menurut pandangannya dan sejauh mana ia
mengenal dan memahami komunikasi dan tau dengan komunikasi.
4. Memulai suatu Hubungan Baru
Memulai hubungan baru merupakan perwujudan untuk menghilangkan
keragu-raguan seorang individu dalam memulai suatu hubungan dengan
sesorang dalam segala hal.
5. Meningkatnya Kebebasan Psikologis

11
Meningkatnya kebebsasan psikologis ialah sadarnya individu dengan
tanggung jawabnya terhadap apa-apa saja tindakan yang telah atau akan ia
lakukan.
6. Memperbaiki Konsep-konsep Yang Keliru
Setiap individu hendaknya mengenal dan memahami konflik internal pada
dirinya, mengenal konflik internal ialah bagaimana individu memahami
bahwa setiap masalah yang ia hadapi berasal dari konflik pribadi atau dari
dirinya sendiri.
Adapun faktor-faktor yang menyebabkan konflik internal adalah :
a. Penilaian negative terhadap dirinya sendiri
b. Keharusan psikologis
c. Konflik kebutuhan
C. Pemerluan Kebutuhan
Pemerluan kebutuhan ialah kebutuhan-kebutuhan dasar yang menjadi
bawaan dan naluria manusia yang harus dipenuhi dan apabila tidak dipenuhi
maka seorang individu akan mengalami gangguan psikologis dan akan
menggangu kehidupannya.
Adapun pemerluan kebutuhan tersebut diantaranya :
a) Memberi dan menerima kasih saying
Memberi dan menerima kasih saying merupakan kebutuhan naluria
manusia, setiap manusia yang normal pasti memiliki rasa ingin di saying
dan merasakan ingin menyayangi sesorang/orang lain.
b) Kebebasan
Kebebasan ialah rasa ingin bebas dan tidakmau dikekang pada sesorang
individu, setiap individu pasti ingin merasakan rasa ingin bebas dalam
hidupnya.
c) Memiliki kesenangan
Setiap orang selalu memiliki hasrat untuk memperoleh kebahagian dalam
hidupnya, walaupun kebahagiaan tidak selalu datang dan manusia pasti

12
merasakan sedih, tetapi manusia selalu ingin merasakan kesenangan
dalam hidupnya.
d) Menerima stimulus dan tantangan
Setiap orang pasti menginginkan tantangan untuk menghilangkan rasa
jenuh dalam hidupnya.
e) Perasaan mencapai prestasi
Manusia memiliki hasrat untuk mencapai prestasi dan selalu tidak pernah
puas dengan prestasinya, hal tersebut merupakan naluria dan kebutuhan
manusia.
f) Memiliki harapan
Apabila manusia hidup tanpa harapan maka hidup manusia tidak akan
bersemangat dan bisa saja tidak berlangsung lama
g) Memiliki ketenangan
Ketenangan merupakan hal yang selalu dicari manusia dalam hidupnya,
hal ini juga yang mendasari manusia untuk lebih dekat dengan tuhannya,
yakni mencari ketenangan hidup.
h) Menuju tujuan hidup yang nyata
Manusia pastinya ingin memiliki tujuan hidup yang nyata dan ingin
menggapainya.

D. Faktor Penghambat Komunikasi


Komunikasi seseorang bisa terhambat karena hal-hal sebagai berikut :
a. Kurangnya percaya diri atau takut
b. Kurang mampu mengendalikan diri

E. Kompetensi Intrapersonal
a. Kepekaan terhadap diri sendiri dan orang lain
Yakni bagaimana kepekaan sesorang terhadap dirinya sendiri dan
bagaimana kepekaannya terhadap orang lain.
b. Ketegasan diri dan konsisten

13
Yakni bagaimana sesorang terhadap konsepnya dan konsistensinya
terhadap sesuatu.
c. Menjadi nyaman terhadap diri sendiri dan orang lain
d. Harapan yang realistik
Ialah harapan yang nyata dari seseorang individu dan harapan yang
mungkin untuk dicapainya
e. Perlindungan dari situasi intrapersonal yang positif

F. Komunikasi Efektif
Komunikasi efektif ialah dimana komunikator dan komunikan sama-sama
memiliki pengertian dan pemahaman yang sama terhadap suatu pesan yang di
komunikasikan.
Adapun syarat-syarat terjalinnya komunikasi yang efektif ialah :
1) Menciptakan suasana yang menguntungkan
2) Menggunakan bahasa yang dimengerti
3) Pesan yang disampaikan dapat menggugah perhatian
4) Pesan yang disampaikan dapat mengungkap kepentingan dipihak
komunikan/orang yang menerima pesan dan dapat menguntungkan
5) Pesan dapat menimbulkan rewort dipihak penerima

G. Komponen Komunikasi
1. Pengirim pesan (komunikan)
2. Bentuk pesan (isi pesan)
3. Bagaimana pesan disampaikan
4. Orang yang menerima pesan (komikator)
5. Respon

H. Kemampuan Komunikasi Yang Efektif


1. Berikan kesan bahwa anda antusias, senang, suka berbicara dengan mereka
2. Ajukan pertanyaan tentang minat mereka

14
3. Beradaptasi dengan bahasa tubuh dan perasaan mereka
4. Tunjukan rasa persetujuan
5. Dengarkan dengan penuh perhatian
6. Beri kontak mata yang lama
7. Ungkapkan diri anda sebaik mungkin
8. Berikan mereka senyuman terbaik anda
9. Berikan motivasi
10. Sebut nama mereka dengan cara yang menyenangkan
11. Tawarkan mereka menjalani hubungan lebih maju

I. Emosi Dalam Konseling


Emosi dalam konseling ialah bentuk-bentuk emosi yang muncul dalam proses
konseling, adapun emosi-emosi yang muncul dalam proses konseling adalah
sebagai berikut:
1. Sakit hati, bisa terjadi karena :
a. Interaksi melalui ungkapan-ungkapan yang menyakitkan
b. Sesuatu yang lahir seperti rasa takut karena teman menyebabkan rasa
takutnya berteman dengan laki-laki
c. Keinginan individu untuk merasakan sakit
2. Takut, diantaranya :
a. Takut terhadap kedekatan
b. Takut terhadap penolakan, berpura-pura tidak berminat, selalu
merendahkan diri.
c. Takut terhadap kegagalan dan menolak resiko
d. Takut terhadap kebahagiaan
3. Marah, diantaranya :
a. Depresi
b. Salah tempat/orang
c. Canggung/kikuk
d. Manipulasi fisik

15
4. Rasa bersalah perasaan tidak nyaman/ malu melakukan kesalahan:
a. Rasa bersalah psikologis
b. Merasa bersalah secara sosial
c. Bersalah secara religi
J. Motivasi Dalam Konseling
Pentingnya motivasi konseling ialah sebagai berikut :
a. Karena klien harus didorong untuk bekerja sama dalam konseling
b. Klien harus didorong berprilaku sesuai tuntutan
c. Motivasi merupakan hal terpenting dalam memelihara dan
mengembangkan dalam suasana konseling
Keterampilan komunikasi konseling diantaranya :
a. Attending
b. Empati
c. Merangkumkan
d. Bertanya
e. Kejujuran
f. Konfrontasi

16
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Keluarga adalah sekelompok orang yang diikat oleh perkawinan atau darah,
biasanya meliputi ayah, ibu dan anak atau anak-anak. (Singgih, 2008)
Pengertian kelompok, menurut A De Vito (2011 ), adalah sekumpulan individu yang
cukup kecil untuk berkomunikasi dengan relatif mudah, yaitu para anggota saling
berhubungan satu sama lain dengan beberapa tujuan yang sama dan memiliki
semacam organisasi atau struktur di antara mereka.
Unsur-unsur komunikasi terapeutik yaitu, komunikator, pesan, saluran,
komunikan, feedback. Bentuk-Bentuk Komunikasi dalam Keluarga adalah
Komunikasi orang tua yaitu suami-istri, komunikasi orang tuan dan anak, komunikasi
ayah dan anak, komunikasi anak dan anak lainnya.
Faktor –Faktor yang Mempengaruhi Komunikasi Keluarga dan Kelompok yaitu,
Citra diri dan citra orang lain, Suasana Psikologis, Lingkungan Fisik, kepemimpinan.
Penerapan Strategi Komunikasi Terapeutik pada Keluarga dan Kelompok, yaitu
Saling memahami antaranggota kelompok agar dapat diketahui komunikasi,
Pemimpin kelompok dapat mengatur dengan baik setiap anggota kelompok,
Berkomunikasi yang jelas, sopan, dan sesuai etika yang berlaku aga tidak terjadi
salah paham.

3.2 Saran
Pada pengerjaan makalah ini kurangnya pengetahuan kelompok terhadap materi
ini, sehingga masih banyak terdapat kekurangan, dan kurangnya kerja sama
kelompok terhadap pengerjaan makalah ini, semoga apa yang saya sampaikan diatas
bisa bermanfaat untuk pembelajaran selanjutnya, dan juga bermanfaat untuk pembaca
atau untuk referensi bagi mahasiswa yang lain.

17
DAFTAR PUSTAKA

A Devito, Joseph. 2011. Komunikasi Antarmanusia. Tanggerang Selatan: Karisma


Publishing Group

Anjaswarni, Tri. 2016. Komunikasi Dalam Keluarga. Jakarta : Pusdik SDM


Kesehatan

Gunarsa, Singgih. 2008. Psikologi Praktis : anak, remaja dan keluarga. Jakarta :
Gunung Mulia

Kariyoso. 2007. Pengantar Komunikasi Kesehatan. Jakarta : EGC

Marquis, Bessie L. 2010. Kepemimpinan dan Manajemen komunikasi : Teori &


Aplikasi. Jakarta : EGC

18

Anda mungkin juga menyukai