Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar belakang
Memasuki era globalisasi yang ditandai dengan adanya persaingan pada
berbagai aspek, diperlukansumber daya manusia (SDM) yang berkualitas
tinggi agar mampu bersaing dengan negara lain.Kesehatan dan gizi
merupakan faktor penting karena secara langsung berpengaruh
terhadapkualitas SDM di suatu negara. Untuk itu diperlukan upaya perbaikan
gizi yang bertujuan untukmeningkatkan status gizi masyarakat melalui upaya
perbaikan gizi dalam keluarga maupunpelayanan gizi pada individu yang
karena suatu hal mereka harus tinggal di suatu institusi kesehatan,diantaranya
rumah sakit (Depkes RI, 2005).
Kerja merupakan kekhasan bagi manusia. Melalui kerja manusia
mengekspresikan dirinya, sehinggamelalui kerja orang bisa lebih dikenal
siapa dia sebenarnya. Oleh karena itu, kerja bagi kita bukanhanya sekedar
untuk mendapat upah atau gaji, jabatan atau kekuasaan, dan berbagai
maksud-maksud lainnya. Dalam dan melalui kerja manusia mengungkapkan
dirinya lebih otentik sebagaimanusia yang disiplin, bertanggung jawab,
jujur, tekun, pantang menyerah, punya visi, dansebagainya; atau sebaliknya,
tidak disiplin, tidak bisa dipercaya, tidak dapat diandalkan, tidakbertanggung
jawab, dan sebagainya. Dunia kerja merupakan sarana bagi perwujudan dan
sekaliguspelatihan diri untuk menjadi semakin baik.
Untuk lebih mendalami mengenai dunia kerja, perlu lebih mendalami
topik-topik yang berkaitandengan peningkatan kualitas diri pribadi sebagai
seorang pekerja maupun sebagai sebagai seorangprofesional. Terutama lebih
ditekankan untuk menghayati prinsip-prinsip ethos kerja, menggunakanatau
mengelola waku dengan baik dan efisien, melaksanakan kewajiban-kewajiban
pokok sebagaikaryawan maupun majikan, menghayati budaya organisasi
atau perusahaan, meningkatkan mutupelayanan di tempat kerja, dan

1
meningkatkan profesionalitas kerja sebagai jawaban atas berbagaiperubahan
yang ada di masyarakat, yang telah membawa dampak pada tingginya
tuntutan dalamdunia kerja atau profesi.
Gizi sebagai modal dasar dan investasi, berperan penting memutus
‘lingkaran setan ‘ kemiskinan dan kurang gizi, sebagai upaya peningkatan
kualitas sumberdaya manusia (SDM). Beberapa da,apkburuk kurang gizi
: Rendahnya produktivitas kerja, kehilangan kesempatan sekolah, dan
kehilangansumberdaya karena biaya kesehatan yang tinggi. Upaya
peningkaan SDM diatur dalam UUD 1945pasal 28 H ayat (1), yang
menyatakan bahwa setiap individu berhak hidup sejahtera, dan
pelayanankesehatan adalah salah satu hak asasi manusia (Bappenas, 2011).

1.2.Rumusan masalah
1. Apa pengertian Hak?
2. Apa peranan Hak?
3. Seperti apa jenis-jenis Hak?
4. Jelaskan Hak terhadap klien, sejawat dan profesi?

1.3.Tujuan masalah
1. Menjelaskan apa itu pengertian Hak
2. Mengetahui apa peranan Hak
3. Mengetahui jenis-jenis Hak
4. Menjelaskan hak-hak terhadap klien, sejawat dan profesi

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1.Pengertian Hak
Hak adalah tuntutan terhadap sesuatu yang seseorang berhak, seperti
kekuasaan atau hak istimewa (Fagin, 1975). Hak mungkin merupakan
tuntutan sebagaimana mestinya dengan dasar keadilan, moralitas, atau
degalitas.
Hak dapat dipandang dari sudut pandang pribadi dan sudut pandang
hukum. Hak yang dipandang dari sudut hukum adalah hak-hak memberi
kekuasaan tertentu untuk mengontrol situasi. Contoh : seseorang mempunyai
hak untuk masuk ke restoran dan membeli makan (dari sudut hukum), hak
mempunyai kewajiban tertentu yang menyertai, individu dengan hak makan
di restoran diwajibkan untuk bertingkah laku sesuai dan membayar
makanannya). Hak dipandang dari sudut pandang pribadi mengacu pada
konsep pribadi dari hak mempunyai banyak hal yang harus dikerjakan sesuai
dengan perkembangan etis. Dengan cara seorang mengatur kehidupannya,
dengan keputusan yang dibuatnya, dan dengan konsep benar dan salah, serta
baik dan buruk (Fromer, 1981)
Faktor yang dapat memengaruhi perkembangan konsep pribadi tentang
hak, antara lain hubungan sosial, orang tua, kebudayaan, dan informasi. Hak
manusiawi mengacu pada hak-hak istimewa dari semua manusia, misalnya
mengekspresikan perasaan, hak istimewa, perasaan iba, simpati, delegensi,
dan pemikiran (Fagin, 1975). Beberapa hak manusiawi (Human rights)
adalah hak untuk mengekspresikan dirinya secara bebas untuk tumbuh dan
untuk menerima upah/pembayaran atas pekerjaannya.

2.2.Peranan Hak
Beberapa peranan hak adalah sebagai berikut :

3
1. Hak dapat digunakan mengekspresikan kekuasaan dalam konflik
antara seseorang dengan kelompok. Contoh : Dokter mungkin berkata
pada perawat, “saya punya hak untuk menginstruksikan pengobatan
yang saya inginkan untuk klien saya.” Dalam hal ini, dokter
mengekspresikan kekuasaannya untuk menginstruksikan pengobatan.
2. Hak dapat digunakan untuk menjustifikasi tindakan. Contoh: perawat
yang dikritik karena terlalu banyak menghabiskan waktu dengan klien
mungkin berkata, “saya mempunyai hak untuk memberikan
keperawatan terbaik yang saya bisa”. Apakah sebenarnya perawat
mempunyai hak tersebut dalam situasi yang bergantung pada sejumlah
variabel dengan cara menuntut hak, bagaimanapun perawat memberi
alasan tentang waktu yang digunakan dengan klien tertentu.
3. Hak dapat digunakan untuk menyelesaikan perselisihan. Seseorang
seringkali dapat menyelesaikan suatu perselisihan dengan menuntut
hak yang juga diakui oleh orang lain. Contoh : perawat menyarankan
pada klien bahwa seharusnya ia tidak berjalan ke lantai bawah, tetapi
klien marah, tidak setuju dengan perawat dan berkata, “saya punya hak
untuk pergi ke lantai bawah bila saya mau.” Dalam hal ini, perawat
seharunya menerima tindakan klien apabila mereka tidak sampai pada
beberapa kesepakatan karena membatasi klien berarti mengingkari
kebebasan klien

2.3.Jenis Hak
Ada 3 jenis hak, yaitu :
1. Hak kebebasan
Adalah hak mengenai kebebasan dan dipilih. Mereka mengekspresikan
hak orang-orang untuk hidup sebagaimana yang mereka pilih dalam
batas-batas yang ditentukan (Fromer,1981) contoh: seorang perawat
wanita yang bekerja di rumah sakit dapat mengenakan seragam apapun
yang ia inginkan (haknya), asalkan putih, bersih, dan yang sesuai
menutup tubuhnya (batas-batasnya). Batas-batas tersebut dalam hal ini

4
mungkin merupakan kebijaksanaan rumah sakit dan suatu norma yang
ditetapkan oleh perawat.
2. Hak kesejahteraan
Adalah hak yang diberikan secara hukum kepada hal-hal, seperti
standar keselamatan spesifik dalam suatu bangunan atau sejumlah
tahun pendidikan (Fromer,1981). Contoh : hak klien terhadap asuhan
kesehatan atau hak penduduk terhadap air yang aman.
3. Hak legislatif
Ditetapkan oleh hukum, didasarkan pada konsep keadilan. Contoh :
seorang wanita mempunyai hak legal untuk tidak diperkosa oleh
suaminya. Hak legislatif mempunyai empat peranan di masyarakat,
yaitu membuat peraturan, mengubah peraturan, pembatas moral
terhadap peraturan yang tidak adil, dan keputusan keadilan pengadilan
atau menyelesaikan perselisihan (Badman and Bandman, 1986)

a. Hak Klien
Uraian pernyataan hak pasien (a patient’s bill of rights) adalah sebagai
berikut :
1. Klien mempunyai hak untuk mempertimbangkan dan menghargai
asuhan.
2. Klien mempunyai hak untuk memperoleh informasi terbaru dan
lengkap dari tenaga kesehatan mengenai diagnosis, pengobatan, dan
prognosisnya. Artinya, klien layak dianggap memahami hal tersebut.
Apabila secara medis tidak dianjurkan untuk memberikan informasi
tertentu kepada klien, informasi tersebut harus dibuat untuk orang yang
tepat yang mewakilinya, dan mempunyai hak untuk mengetahui nama
tenaga kesehatan yang bertanggung jawab untuk mengordinasikan
asuhannya.
3. Klien mempunyai hak untuk menerima informasi penting dari tenaga
kesehatan yang menanganinya untuk memberikan persetujuan
(informet concent) tentang dimulainya suatu prosedur pengobatan,

5
serta resiko penting yang kemungkinan akan dialaminya, kecuali
dalam sistem darurat.
4. Klien mempunyai hak untuk menolak pengobatan sejauh diizinkan
oleh hukum dan diinformasikan tentang konsekuensi tindakannya.
5. Klien mempunyai hak untuk mengetahui setiap pertimbangan dari
privasinya yang menyangkut program asuhan medis, diskusi medis,
konsultasi, pemeriksaan, dan pengobatan yang dilakukan dengan
cermat dan dirahasiakan.
6. Klien mempunyai hak untuk mengharapkan bahwa semua komunikasi
dan catatan mengenai asuhannya harus diperlakukan sebagai rahasia.
7. Klien mempunyai hak untuk mengerti bila diperlukan rujukan ke
tempat lain yang lebih lengkap dan memperoleh informasi yang
lengkap tentang alasan rujukan tersebut, dan rumah sakit yang ditunjuk
dapat menerimanya.
8. Klien mempunyai hak untuk memperoleh informasi tentang hubungan
rumah sakit dengan instansi lain, seperti pendidikan institusi dan/atau
instansi terkait lainnya sehubungan dengan asuhan yang diterimanya.
Contoh : hubungan individu yang merawatnya, nama yang merawat,
dan sebagainya.
9. Klien mempunyai hak untuk diberikan penasehat apabila rumah sakit
mengajukan untuk terlibat atau berperan dalam eksperimen manusiawi
yang memengaruhi asuhan atau pengobatannya. Klien mempunyai hak
untuk menolak berpartisipasi dalam proyek riset tersebut.
10. Klien mempunyai hak untuk mengharapkan asuhan berkelanjutan yang
dapat diterima. Klien mempunyai hak untuk mengetahui lebih jauh
waktu perjanjian dengan dokter yang ada. Klien mempunyai hak untuk
mengharapkan rumah sakit menyediakan mekanisme sehingga ia
mendapat informasi dari dokter atau staf yang di delegasikan oleh
dokter tentang kesehatan klien selanjutnya.
11. Klien mempunyai hak mengetahui peraturan dan ketentuan rumah
sakit yang harus diikutinya sebagai klien.

6
12. Klien mempunyai hak untuk mengetahui dan ketentuan rumah sakit
yang harus diikutinya.

b. Hak Sejawat
1. Berhak memperlakukan teman sejawatnya sebagaimana ia sendiri
ingin diperlakukan.
2. Berhak saling mengingatkan dan saling menasehati untuk mematuhi
ketentuan-ketentuan kode etik, serta saling mempertebal rasa saling
mempercayai di dalam menunaikan tugasnya.
3. Saling menghormati dan saling menghargai.
4. Berhak menggunakan setiap kesempatan untuk membangun dan
meningkatkan hubungan profesi.
5. Hendaknya tidak menggunakan kata-kata yang tidak sopan dan tidak
baik secara lisan maupun tertulis.
6. Berhak menjauhkan diri dari tindakan atau perbuatan yang dapat
mengakibatkan berkurangnya/hilangnya kepercayaan klien atau
masyarakat kepada sejawat petugas kesehatan lainnya.
7. Keberatan-keberatan tindakan teman sejawat yang dianggap
bertentangan dengan kode etik profesi harus diajukan ke atasan untuk
diperiksa dan tidak dibenarkan atas tindakan tersebut.
8. Tidak dibenarkan untuk merebut seorang klien dari teman sejawat.
9. Apabila klien menghendaki mengganti tenaga kesehatan yang
menanganinya, maka tenaga kesehatan yang dipilih hanya dapat
menerima keputusan tersebut setelah menerima bukti pencabutan
pemberian penanganan kepada tenaga kesehatan semula dan
berkewajiban mengingatkan kliennya untuk memenuhi kewajibannya
apabila masih ada terhadap tenaga kesehatan semula.
10. Apabila seorang klien kemudian diserahkan kepada teman tenaga
kesehatan yang baru, maka tenaga kesehatan semula wajib
memberikan kepadanya semua bentuk riwayat pemeriksaan terhadap
klien tersebut.

7
c. Hak Profesi
1. Berhak mendapatkan imbalan dan perlindungan hukum dalam
melaksanakan tugas sesuai dengan profesinya.
2. Memperoleh perlindungan hukum sepanjang melaksanakan tugas
sesuai dengan Standar Profesi, Standar Pelayanan Profesi, dan Standar
Prosedur Operasional.
3. Memperoleh informasi yang lengkap dan benar dari klien atau
keluarganya.
4. Memperoleh perlindungan atas keselamatan dan kesehatan kerja,
perlakuan yang sesuai dengan harkat dan martabat manusia, moral,
kesusilaan, serta nilai-nilai agama.
5. Mendapatkan kesempatan untuk mengembangkan profesinya.
6. Menolak keinginan klien atau pihak lain yang bertentangan dengan
standar profesi, kode etik, standar pelayanan, standar prosedur
operasional, atau ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
7. Memperoleh hak lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.

8
BAB III

PENUTUP

1.1 Kesimpulan
Hak adalah tuntutan terhadap sesuatu yang seseorang berhak, seperti
kekuasaan atau hak istimewa (Fagin, 1975). Hak mungkin merupakan
tuntutan sebagaimana mestinya dengan dasar keadilan, moralitas, atau
degalitas.
Hak dapat dipandang dari sudut pandang pribadi dan sudut pandang
hukum. Hak yang dipandang dari sudut hukum adalah hak-hak memberi
kekuasaan tertentu untuk mengontrol situasi. Hak dipandang dari sudut
pandang pribadi mengacu pada konsep pribadi dari hak mempunyai banyak
hal yang harus dikerjakan sesuai dengan perkembangan etis.
Peranan hak yaitu seperti Hak dapat digunakan mengekspresikan
kekuasaan dalam konflik antara seseorang dengan kelompok, Hak dapat
digunakan untuk menjustifikasi tindakan, Hak dapat digunakan untuk
menyelesaikan perselisihan.
Ada 3 jenis hak yaitu hak kebebasan, hak kesejahteraan, dan hak legislatif.

3.2. Saran
Seorang klien, sejawat, dan profesi masing-masing memiliki hak yang
berlaku dalam pelayanan kesehatan berdasarkan kode etik dari masing-
masing profesi. Maka dari itu sangat diharapkan untuk saling menghargai dan
menjalankan pelayanan kesehatan berdasarkan hak-hak yang berlaku dalam
lingkungan pekerjaan.

9
DAFTAR PUSTAKA

1. Susatyo Herlambang, SE.,MM. . (2011). Etika Profesi Tenaga Kesehatan.


Yogyakarta: gosyen publishing
2. Dewi Indira. Yettik Wulandari. (2013). Prinsip-prinsip Dasar Ahli Gizi.
Jakarta: Dunia cerdas
3. Slide. Share. “hak-kewajiban-tenaga-kesehatan”. Diakses pada tanggal 5
Agustus 2019.
https://www.slideshare.net/hardione/hak-kewajiban-tenaga-kesehatan-
perawat-apoteker-blon-ada
4. Qurrachman Itaufiqqur. “Etika-hukum-dan-profesionalisme”. Diakses
pada tanggal 5 Agustus 2019.
https://www.slideshare.net/itaufiqqurrachman/rakus-uas-etika-hukum-dan-
profesionalisme

10

Anda mungkin juga menyukai