LP Nutrisiii
LP Nutrisiii
A. DEFINISI
Nutrisi adalah proses pemasukan dan pengolahan zat makanan oleh tubuh yang
bertujuan menghasilkan energi dan digunakan dalam aktivitas tubuh. Dimana zat
makanan itu terdiri atas zat-zat gizi dan zat lain yang dapat menghasilkan energi dan
keseluruhan proses dalam tubuh manusia untuk menerima makanan atau bahan-bahan
Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh adalah keadaaan dimana individu yang
Nutrisi adalah substansi organik yang dibutuhkan organisme untuk fungsi normal
2008).
B. ETIOLOGI
1. Fisiologis
a. Intake Nutrisi
2) Pengetahuan
3) Gangguan menelan
4) Perasaan tidak nyaman setelah makan
5) Anoreksia
b. Malabsorbsi nutrient
c. DM
3. Kebutuhan metabolisme
a. Pertumbuhan
b. Stres
d. Kanker
makan
6. Sumber ekonomi
8. Kelemahan fisik
untuk berbelanja dan masak. Mereka tidak mampu merencanakan dan menyediakan
makanan sendiri.
9. Kehilangan
Terutama pada pria lansia yang tidak pernah memasak untuk mereka sendiri.
Mereka biasanya tidak memahami nilai suatu makanan yang gizinya seimbang.
10. Depresi
13. Obat
Pada lansia yang mendapatkan lebih banyak obat dibandingkan kelompok usia
lain yang lebih muda, ini berakibat buruk baginutrisi lansia. Pengobatan akan
Tinggi dan berat badan berpengaruh terhadap luas permukaan tubuh, semakin luas
C. PATOFISIOLOGI
menjadi disakarida.
4. Dengan proses menua terjadi gangguan mobilitas otot polos, esofagus dari
makanan pada lansia berkurang yang nantinya akan mempengaruhi status gizi pada
lansia.
1.Subjektif
2. Objektif
c. Lesu
3. Penatalaksana medis
4. Penatalaksana keperawatan
Pengkajian
dietnya?
4) Adakah status fisik pasien yang dapat meningkatkan diet seperti luka
4) Faktor psikologis
E. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK/PENUNJANG
Pemeriksaan yang biasa dilakukan untuk mengetahui adanya perubahan nutrisi adalah
sebagai berikut :
2. Albumin serum
3. Zat besi
4. Transferin serum
5. Kreatinin
6. Hemoglobin
7. Hematokrit
8. Keseimbangan nitrogen
albumin serum < 3.5 gr/dl, dan peningkatan/ penurunan kadar kolesterol ( Mubarak,
F. KOMPLIKASI
1. Malnutrisi
2. Obesitas
Obesitas merupakan masalah peningkatan berat badan yang mencapai lebih dari
20% berat badan normal. Status nutrisinya adalah melebihi kebutuhan metabolism
3. Hipertensi
kolesterol darah dan merokok. Saat ini, gangguan ini sering dialami karena
adanya perilaku atau gaya hidup yang tidak sehat, obesitas, dan lain-lain.
5. Kanker
6. Anoreksia nervosa
Merupakan penurunan berat badan secara mendadak dan berkepanjangan,
G. PENATALAKSANAAN
1. PENATALAKSANAAN MEDIS
a. Nutrisi enteral
Metode pemberian makanan alternative untuk memastikan kecukupan nutrisi
meliputi metode enteral (melalui system pencernaan). Nutrisi enteral juga disebut
sebagai nutrisi enteral total (TEN) diberikan apabila klien tidak mampu menelan
makanan atau mengalami gangguan pada saluran pencernaan atas dan transport
makanan ke usus halus terganggu. Pemberian makanan lewat enteral diberikan
melalui slang nasogastrik dan slang pemberian makan berukuran kecil atau
melalui slang gastrostomi atau yeyunostomi.
b. Nutrisi parenteral
Nutrisi parenteral (PN), juga disebut sebagai nutrisi parenteral total (TPN) atau
hiperalimentasi intravena (IVH), diberikan jika saluran gastrointestinal tidak
berfungsi karena terdapat gangguan dalam kontinuitas fungsinya atau karena
kemampuan penyerapannya terganggu. Nutrisi parenteral diberikan secara
intravena seperti melalui kateter vena sentral ke vena kava superior.
Makanan parenteral adalah larutan dekstrosa, air, lemak, protein, elektrolit,
vitamin, dan unsure renik, semuanya ini memberikan semua kalori yang
dibutuhkan. Karena larutan TPN bersifat hipertonik larutan hanya dimasukkan ke
vena sentral yang beraliran tinggi, tempat larutan dilarutkan oleh darah klien.(
Kozier, 2011, hlm.784-801)
2. PENATALAKSANAAN KEPERAWATAN
a. Menstimulasi nafsu makan
1) Berikan makanan yang sudah dikenal yang memang disukai klien yang
disesuaikan dengan kondisi klien
2) Pilih porsi sedikit sehingga tidak menurunkan nafsu makan klien yang
anoreksik
3) Hindari terapi yang tidak menyenangkan atau tidak nyaman sesaat sebelum
atau setelah makan
4) Berikan lingkungan rapi dan bersih yang bebas dari penglihatan dan bau
yang tidak enak. Balutan kotor, pispot yang telah dipakai, set irigasi yang
tidak tertutup atau bahkan piring yang sudah dipakai dapat memberikan
pengaruh negative pada nafsu makan
5) Redakan gejala penyakit yang menekan nafsu makan sebelum waktu makan;
istirahat bila mengalami keletihan
6) Kurangi stress psikologi
7) Berikan oral hygiene sebelum makan
b. Membantu klien makan
c. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk memberikan diet sesuai dengan
kondisi 2011, hlm.782-783)
H. PROGNOSIS
BAB II
ASUHAN KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN
1. Komponen pengkajian nutrisi :
Data skrining Data tambahan
Antropometri Tinggi badan Lipatan trisep
Berat badan LILA
Berat badan ideal Lingkar otot lengan
Indeks massa tubuh tengah
Lingkar lengan tengah
Biokimia Hemoglobin Kadar transferin
Albumin serum serum
Hitung limfosit total Nitrogen urea kemih
Ekskresi kreatinin
kemih
Clinical Kulit Analisis rambut
Rambut dan kuku Neurologi
Membran mukosa
Diet Porsi makan dalam 24 Riwayat diet
jam
Frekuensi makan
Environment Lingkungan
Fatique Tingkat aktivitas Penyakit tertentu yang
berhubungan dengan
aktivitas
2. Riwayat keperawatan
Usia, jenis kelamin, dan tingkat aktivitas
Kesulitan makan (gangguan mengunyah atau menelan)
Perubahan nafsu makan
Perubahan berat badan
Ketidakmampuan fisik
Kepercayaan budaya dan agama yang mempengaruhi dalam pemilihan makanan
Status kesehatan umum dan kondisi medis
Riwayat pengobatan
3. Pemeriksaan fisik
Pengkajian tidak hanya berfokus pada jaringan yang berproliferasi secara cepat
seperti kulit, rambut, kuku, mata, dan mukosa tetapi juga meliputi tinjauan sistematis
yang dapat dibandingkan dengan setiap pemeriksaan fisik yang rutin.
4. Riwayat diet
Mencakup data mengenai pola dan kebiasaan makan klien yang biasa; pilihan
makanan, alergi, dan intoleransi; frekuensi, jenis, dan kuantitas makanan yang
dikonsumsi; dan factor social, ekonomi, etnis atau agama yang mempengaruhi nutrisi.
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d.:
a. Kesulitan untuk mencerna makanan
b. Kesulitan untuk menelan makanan
c. Anoreksia, muntah
d. Ketidakmampuan untuk mengabsorbsi nutrien
e. Depresi, stress, isolasi social
f. Peningkatan kebutuhan protein dan vitamin untuk penyembuhan luka dan
penurunan asupan sekunder akibat: pembedahan, medikasi ( mis. kemoterapi),
terapi radiasi, rekontruksi bedah mulut, kawat rahang
g. Penurunan asupan oral, ketidaknyamanan mulut, akibat : terapi radiasi,
kemoterapi, tonsilektomi
Ditandai dengan:
Data obyektif Data subyektif
Berat badan 20% atau lebih di bawah BB Pasien mengatakan :
ideal Nyeri abdomen
Diare Kram abdomen
Bising usus hiperaktif Menghindari makan
Penurunan BB dengan asupan makanan Cepat kenyang setelah
adekuat mencerna makanan
Membran mukosa pucat
Ketidakmampuan mencerna makanan
Tonus otot menurun
Sariawan di rongga mulut
Steatorea
Kelemahan otot
Gangguan menelan
Laborat
Albumin serum
Transferin
Elektrolit
Kriteria Hasil:
Nafsu makan meningkat
Peningkatan masukan oral
Peningkatan aktivitas
Massa otot
Berat badan
Intervensi Keperawatan :
Mandiri :
a. Timbang BB setiap hari
b. Jelaskan pentingnya nutrisi yang adekuat
c. Berikan kondisi yang relaks saat menyajikan makanan
d. Ajarkan atau bantu individu untuk beristirahat sebelum makan
e. Pertahankan kebersihan mulut yang baik sebelum dan sesudah makan
f. Berikan makan dalam porsi kecil namun sering
g. Instruksikan individu yang mengalami penurunan nafsu makan untuk :
h. Makan makanan kering (crakers) saat bangun tidur
i. Makan makanan asin bila tidak ada pantangan
j. Hindari makanan yang terlalu manis
k. Makan kapan saja bila dapat ditoleransi
Pada kondisi menurunnya nafsu makan, batasi asupan cairan saat makan
dan hindari mengonsumsi cairan satu jam sebelum dan sesudah makan.
Kolaborasi :
a. Konsulkan kebutuhan kalori harian yang realistis dan adekuat pada ahli gizi
b. Berikan suplemen makanan
c. Beri makanan tinggi kalori dan tinggi protein
d. Enteral. Pemberian makanan melalui selang nasogastrik (NGT)
e. Nutrisi parenteral total (TPN), menggunakan larutan hiperosmolar.
2. Perubahan nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh b.d.:
a. Perubahan pola kepuasan makan
b. Penurunan indera pengecapan dan penciuman
c. Obat-obatan (kortikosteroid, antihistamin, estrogen)
d. Penurunan pola aktivitas, penurunan kebutuhan metabolic
e. Kurang pengetahuan terhadap nutrisi dasar
f. Pola makan disfungsional
g. Peningkatan nafsu makan
h.Pemilihan makanan yang tidak memenuhi kebutuhan sehari-hari
Ditandai dengan :
Data Obyektif Data Subyektif
Disfungsi pola makan (mis. Makan Pasien mengatakan :
sambil melakukan aktivitas lain) Adanya pola makan yang tidak
Aktivitas monoton diinginkan
Lipatan otot triseps > 25mm pada Adanya kelebihan frekuensi
wanita; >15mm pada pria makan
Obesitas, BB 20% melebihi tinggi dan
kerangka tubuh ideal
Kelebihan BB 10% melebihi tinggi dan
kerangka tubuh ideal
Laborat :
Albumin serum
Transferin
Elektrolit
Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan Pasien dapat menunjukan
pemenuhan kebutuhan nutrisi adekuat.
Kriteria Hasil :
a. Peningkatan aktivitas dengan penurunan BB
b. Mengidentifikasi pola makan yang menunjang penambahan BB
c. Penurunan BB
d. Lipatan otot triseps…
e. BB ideal ….
f. Menahan diri untuk tidak makan banyak dalam satu waktu tertentu
g. Masukan adekuat tapi tidak berlebihan, cukup kalori, lemak, protein,
karbohidrat, vitamin, mineral, besi, dan kalsium
Intervensi Keperawatan :
Mandiri :
Observasi aktivitas klien
Tentukan factor penyebab peningkatan BB
Timbang BB klien
Tentukan keinginan dan motivasi klien untuk mengurangi BB
Bantu klien untuk menentukan pola makan tentang apa, kapan, dan di
mana pasien makan.
Berikan informasi yang sesuai tentang kebutuhan nutrisi adekuat dan
bagaimana dapat memenuhi kebutuhan tersebut.
Anjurkan klien untuk mengikuti diet yang terdiri dari karbohidrat
kompleks dan protein, dan hindari gula, makanan cepat saji, kafein atau
minuman ringan.
Ajarkan pemilihan makanan yang sesuai.
Bantu pengurangan BB:
Bantu pasien untuk mengidentifikasi motivasi untuk makan dan isyarat
internal dan eksternal yang dikaitkan dengan makan
Tentukan dengan klien tentang jumlah penurunan BB yang diinginkan
Bantu dengan menyesuaikan diet terhadap gaya hidup dan tingkat
aktivitas
Rencanakan program latihan , pertimbangkan aktivitas klienyang dibatasi
Susun rencana yang realistis dengan klien untuk memasukkan
pengurangan asupan makanan dan peningkatan penggunaan energy
Ajarkan teknik modifikasi perilaku untuk mengurangi asupan kalori :
Jangan makan pada saat melakukan kegiatan
Minum segelas air sesaat sebelum makan
Kurangi porsi makanan tambahan, makanan berlemak, makanan manis,
dan alcohol.
Siapkan makanan dalam porsi kecil cukup untuk satu kali makan
Makan dengan perlahan dan kunyah makanan hingga sempurna
Kolaborasi :
Diskusikan dengan ahli gizi, program penurunan BB yang meliputi
pengelolaan diet dan pengeluaran energi
DAFTAR PUSTAKA
Alimul, A Aziz, 2006. Pengantar kebutuhan dasar manusia : aplikasi konsep dan proses
keperawatan. Jakarta : Salemba Medika
Doengoes, Marilynn E. 2000. Rencana asuhan keperawatan. Jakarta : EGC
Kozier, Barbara. 2010. Buku ajar fundamental keperawatan : konsep, proses, dan praktik
edisi 7. Jakarta : EGC
Mubarak, Wahit Iqbal. 2007. Buku ajar kebutuhan dasar manusia : teori dan aplikasi dalam
praktik. Jakarta : EGC
Potter, Patricia A. 2005. Buku ajar fundamental keperawatan. Jakarta :EGC
Wartonah, Tarwoto. 2006. KDM dan Proses Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika