Anda di halaman 1dari 17

BAB I

KONSEP DASAR MEDIS

A. DEFINISI

Nutrisi adalah proses pemasukan dan pengolahan zat makanan oleh tubuh yang

bertujuan menghasilkan energi dan digunakan dalam aktivitas tubuh. Dimana zat

makanan itu terdiri atas zat-zat gizi dan zat lain yang dapat menghasilkan energi dan

tenaga. Nutrisi juga berhubungan dengan kesehatan dan penyakit, termasuk

keseluruhan proses dalam tubuh manusia untuk menerima makanan atau bahan-bahan

penting dari lingkungan hidupnya dan menggunakan bahan-bahan tersebut untuk

aktivitas penting dalam tubuhnya serta mengeluarkan sisanya.

Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh adalah keadaaan dimana individu yang

mengalami kekurangan asupan nutrisi untuk memenuhi kebutuhan metabolic.(

Wilkinso Judith M. 2007.

Nutrisi adalah substansi organik yang dibutuhkan organisme untuk fungsi normal

dari sistem tubuh, pertumbuhan, dan pemeliharaan kesehatan ( Wikipedia Indonesia,

2008).

B. ETIOLOGI

Faktor-faktor yang mempengaruhi:

1. Fisiologis

a. Intake Nutrisi

1) Kemampuan mendapat dan mengolah makanan

2) Pengetahuan

3) Gangguan menelan
4) Perasaan tidak nyaman setelah makan

5) Anoreksia

6) Nausea dan vomitus

7) Intake kalori dan lemak yang berlebih

2. Kemampuan mencerna nutrient

a. Obstruksi saluran cerna

b. Malabsorbsi nutrient

c. DM

3. Kebutuhan metabolisme

a. Pertumbuhan

b. Stres

c. Kondisi yang mningkatkan BMR

d. Kanker

4. Gaya hidup dan kebiasaan

a. Kebiasaan makan yang baik perlu diterapkan pada usia toddler

b. Kebiasaan makan pada lansia menghindari makanan yang pantang di

makan

5. Kebudayaan dan kepercayaan

Kebudayaan orang asia lebih memilih padi sebagai makanan pokok

6. Sumber ekonomi

Status ekonomi dapat mempengaruhi perubahan status gizi karena penyediaan

makanan bergizi membutuhkan pendanaan yang tidak sedikit.


7. Tinggal sendiri

Seseorang yang hidup sendirian sering tidak memperdulikan tugas memasak

untuk menyediakan makanannya.

8. Kelemahan fisik

Contohnya atritis atau cidera cerebrovascular( CVA) yang menyebabkan kesulitan

untuk berbelanja dan masak. Mereka tidak mampu merencanakan dan menyediakan

makanan sendiri.

9. Kehilangan

Terutama pada pria lansia yang tidak pernah memasak untuk mereka sendiri.

Mereka biasanya tidak memahami nilai suatu makanan yang gizinya seimbang.

10. Depresi

Menyebabkan kehilangan nafsu makan. Mereka tidak mau bersusah payah,

berbelanja, memasak atau memakan makanannya

11. Pendapatan yang rendah

Ketidakmampuan untuk membeli makanan yang cermat untuk meningkatkan

pengonsumsian makanan yang bergizi.

12. Penyakit saluran pernafasan

Termasuk sakit gigi dan ulkus.

13. Obat

Pada lansia yang mendapatkan lebih banyak obat dibandingkan kelompok usia

lain yang lebih muda, ini berakibat buruk baginutrisi lansia. Pengobatan akan

mengakibatkan kemunduran nutrisi yang semakin jauh.

14. Jenis kelamin


Metabolisme basal pada laki-laki lebih besar dibandingkan wanita. Pada laki- laki

dibutuhkan BMR 1,0 kkal/kg/BB/jam, dan pada wanita 0,9 kkal/kg/BB/jam.

15. Tinggi badan

Tinggi dan berat badan berpengaruh terhadap luas permukaan tubuh, semakin luas

permukaan tubuh, maka semakin besar pengeluaran panas. Sehinnga kebutuhan

metabolisme basal tubuh juga menjadi besar.

C. PATOFISIOLOGI

1. Produksi saliva menurunmempengaruhi perubahan kompleks karbohidrat

menjadi disakarida.

2. Fungsi ludah menurunsukar menelan

3. Fungsi kelenjar pencernaan perut terasa tidak enak atau kembung

4. Dengan proses menua terjadi gangguan mobilitas otot polos, esofagus dari

proses perubahan-perubahan pada prose penuaan pada lansia menyebabkan intake

makanan pada lansia berkurang yang nantinya akan mempengaruhi status gizi pada

lansia.

D. TANDA DAN GEJALA

1.Subjektif

a. Nyeri abdomen dengan atau tanpa penyakit

b. Merasakan ketidakmampuan untuk mengingesti makanan


c. Melaporkan perubahan sensasi rasa

d. Melaporkan kurangnya makanan

e. Merasa kenyang segera setelah mengingesti makanan

2. Objektif

a. Tidak tertarik untuk makan

b. BB kurang atau lebih dari normal

c. Lesu

d. Rasa lapar menurun, asam lambung menurun

3. Penatalaksana medis

a. Memberikan makanan yang bergizi

b. Mengatur diet pasien

c. Menambah suplemen atau vitamin

d. Mengajarkan pola makanan yang sehat

e. Menawarkan makanan dalam jumlah sedikit tapi sering

f. Berkolaborasi dengan ahli gizi

4. Penatalaksana keperawatan

Pengkajian

a. Riwayat keperawatan dan diet

1) Apakah diet yang dilakukan secara khusus?

2) Anjuran makan makanan kesukaan, waktu makan

3) Adakah penurunan dan peningkatan BB dan berapa lama periode

dietnya?
4) Adakah status fisik pasien yang dapat meningkatkan diet seperti luka

bakar dan demam.

5) Adakah toleransi makan atau minum tertentu?

b. Faktor yang mempengaruhi diet

1) Kesehatan atau status kesehatan

2) Kultur atau kepercayaan

3) Status sosial ekonomi

4) Faktor psikologis

E. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK/PENUNJANG

Pemeriksaan yang biasa dilakukan untuk mengetahui adanya perubahan nutrisi adalah

sebagai berikut :

1. Kadar total limfosit

2. Albumin serum

3. Zat besi

4. Transferin serum

5. Kreatinin

6. Hemoglobin

7. Hematokrit

8. Keseimbangan nitrogen

9. Tes antigen kulit


Hasil pemeriksaan laboratorium yang menunjukkan resiko status nutrisi buruk

meliputi penurunan hemoglobin dan hematokrit, penurunan nilai limfosit, penurunan

albumin serum < 3.5 gr/dl, dan peningkatan/ penurunan kadar kolesterol ( Mubarak,

2008, hlm. 61).

F. KOMPLIKASI

1. Malnutrisi

Kekurangan zat makanan (nutrisi) ataupun kelebihan (nutrisi)

2. Obesitas

Obesitas merupakan masalah peningkatan berat badan yang mencapai lebih dari

20% berat badan normal. Status nutrisinya adalah melebihi kebutuhan metabolism

karena kelebihan asupan kalori dan penurunan dalam pengguanaan kalori.

3. Hipertensi

Hipertensi merupakan gangguan nutrisi yang juga disebabkan oleh berbagai

masalah pemenuhan kebutuhan nutrisi seperti penyebab dari adanya obesitas,

serta asupan kalsium, natrium, dan gaya hidup yang berlebihan.

4. Penyakit jantung koroner

Merupakan gangguan nutrisi yangs sering disebabkan oleh adanya peningkatan

kolesterol darah dan merokok. Saat ini, gangguan ini sering dialami karena

adanya perilaku atau gaya hidup yang tidak sehat, obesitas, dan lain-lain.

5. Kanker

Kanker merupakan gangguan kebutuhan nutrisi yang disebabkan oleh

pengonsumsian lemak secara berlebihan.

6. Anoreksia nervosa
Merupakan penurunan berat badan secara mendadak dan berkepanjangan,

ditandai dengan adanya konstipasi, pembengkakan badan, nyeri abdomen,

kedinginan, letargi, dan kelebihan energy.

(Alimul, 2006, hlm.68)

G. PENATALAKSANAAN

1. PENATALAKSANAAN MEDIS
a. Nutrisi enteral
Metode pemberian makanan alternative untuk memastikan kecukupan nutrisi
meliputi metode enteral (melalui system pencernaan). Nutrisi enteral juga disebut
sebagai nutrisi enteral total (TEN) diberikan apabila klien tidak mampu menelan
makanan atau mengalami gangguan pada saluran pencernaan atas dan transport
makanan ke usus halus terganggu. Pemberian makanan lewat enteral diberikan
melalui slang nasogastrik dan slang pemberian makan berukuran kecil atau
melalui slang gastrostomi atau yeyunostomi.
b. Nutrisi parenteral
Nutrisi parenteral (PN), juga disebut sebagai nutrisi parenteral total (TPN) atau
hiperalimentasi intravena (IVH), diberikan jika saluran gastrointestinal tidak
berfungsi karena terdapat gangguan dalam kontinuitas fungsinya atau karena
kemampuan penyerapannya terganggu. Nutrisi parenteral diberikan secara
intravena seperti melalui kateter vena sentral ke vena kava superior.
Makanan parenteral adalah larutan dekstrosa, air, lemak, protein, elektrolit,
vitamin, dan unsure renik, semuanya ini memberikan semua kalori yang
dibutuhkan. Karena larutan TPN bersifat hipertonik larutan hanya dimasukkan ke
vena sentral yang beraliran tinggi, tempat larutan dilarutkan oleh darah klien.(
Kozier, 2011, hlm.784-801)
2. PENATALAKSANAAN KEPERAWATAN
a. Menstimulasi nafsu makan
1) Berikan makanan yang sudah dikenal yang memang disukai klien yang
disesuaikan dengan kondisi klien
2) Pilih porsi sedikit sehingga tidak menurunkan nafsu makan klien yang
anoreksik
3) Hindari terapi yang tidak menyenangkan atau tidak nyaman sesaat sebelum
atau setelah makan
4) Berikan lingkungan rapi dan bersih yang bebas dari penglihatan dan bau
yang tidak enak. Balutan kotor, pispot yang telah dipakai, set irigasi yang
tidak tertutup atau bahkan piring yang sudah dipakai dapat memberikan
pengaruh negative pada nafsu makan
5) Redakan gejala penyakit yang menekan nafsu makan sebelum waktu makan;
istirahat bila mengalami keletihan
6) Kurangi stress psikologi
7) Berikan oral hygiene sebelum makan
b. Membantu klien makan
c. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk memberikan diet sesuai dengan
kondisi 2011, hlm.782-783)
H. PROGNOSIS
BAB II

ASUHAN KEPERAWATAN

A. PENGKAJIAN
1. Komponen pengkajian nutrisi :
Data skrining Data tambahan
Antropometri  Tinggi badan  Lipatan trisep
 Berat badan  LILA
 Berat badan ideal  Lingkar otot lengan
 Indeks massa tubuh tengah
 Lingkar lengan tengah
Biokimia  Hemoglobin  Kadar transferin
 Albumin serum serum
 Hitung limfosit total  Nitrogen urea kemih
 Ekskresi kreatinin
kemih
Clinical  Kulit  Analisis rambut
 Rambut dan kuku  Neurologi
 Membran mukosa
Diet  Porsi makan dalam 24 Riwayat diet
jam
 Frekuensi makan
Environment  Lingkungan
Fatique  Tingkat aktivitas  Penyakit tertentu yang
berhubungan dengan
aktivitas
2. Riwayat keperawatan
 Usia, jenis kelamin, dan tingkat aktivitas
 Kesulitan makan (gangguan mengunyah atau menelan)
 Perubahan nafsu makan
 Perubahan berat badan
 Ketidakmampuan fisik
 Kepercayaan budaya dan agama yang mempengaruhi dalam pemilihan makanan
 Status kesehatan umum dan kondisi medis
 Riwayat pengobatan
3. Pemeriksaan fisik
Pengkajian tidak hanya berfokus pada jaringan yang berproliferasi secara cepat
seperti kulit, rambut, kuku, mata, dan mukosa tetapi juga meliputi tinjauan sistematis
yang dapat dibandingkan dengan setiap pemeriksaan fisik yang rutin.

Tanda Klinis malnutrisi :


Area pemeriksaan Tanda- tanda
Penampilan umum Apatis, tidak bersemangat, lelah, mudah letih
BB Berlebih/ kurang
Kulit Kering, berlapis, bersisik, pucat/ berpigmen, ada petekie/
memar, lemak subkutan kurang
Kuku Rapuh, pucat, melengkung, bentuk seperti sendok
Rambut Kering, kusam, jarang, warna memudar, rapuh
Mata Konjungtiva pucat/merah,, kering, kornea lunak, kornea
berawan
Bibir Bengkak, pecah berwarna merah di pinggir mulut, fisura
vertical
Lidah Bengkak, berwarna merah, penampakan halus
Gusi Berspons, bengkak, mudah berdarah, meradang
Otot Lemah, mengecil
System Anoreksia, tidak mampu mencerna, diare, konstipasi,
gastrointestinal pembesaran hati
Saraf Penurunan refleks, kehilangan sensorik, rasa terbakar,
kesemutan di tangan dan kaki, iritabilitas

4. Riwayat diet
Mencakup data mengenai pola dan kebiasaan makan klien yang biasa; pilihan
makanan, alergi, dan intoleransi; frekuensi, jenis, dan kuantitas makanan yang
dikonsumsi; dan factor social, ekonomi, etnis atau agama yang mempengaruhi nutrisi.
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d.:
a. Kesulitan untuk mencerna makanan
b. Kesulitan untuk menelan makanan
c. Anoreksia, muntah
d. Ketidakmampuan untuk mengabsorbsi nutrien
e. Depresi, stress, isolasi social
f. Peningkatan kebutuhan protein dan vitamin untuk penyembuhan luka dan
penurunan asupan sekunder akibat: pembedahan, medikasi ( mis. kemoterapi),
terapi radiasi, rekontruksi bedah mulut, kawat rahang
g. Penurunan asupan oral, ketidaknyamanan mulut, akibat : terapi radiasi,
kemoterapi, tonsilektomi

Ditandai dengan:
Data obyektif Data subyektif
 Berat badan 20% atau lebih di bawah BB Pasien mengatakan :
ideal  Nyeri abdomen
 Diare  Kram abdomen
 Bising usus hiperaktif  Menghindari makan
 Penurunan BB dengan asupan makanan  Cepat kenyang setelah
adekuat mencerna makanan
 Membran mukosa pucat
 Ketidakmampuan mencerna makanan
 Tonus otot menurun
 Sariawan di rongga mulut
 Steatorea
 Kelemahan otot
 Gangguan menelan
Laborat
 Albumin serum
 Transferin
 Elektrolit

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan


Pasien dapat menunjukan peningkatan pemenuhan kebutuhan nutrisi.

Kriteria Hasil:
 Nafsu makan meningkat
 Peningkatan masukan oral
 Peningkatan aktivitas
 Massa otot
 Berat badan

Intervensi Keperawatan :
Mandiri :
a. Timbang BB setiap hari
b. Jelaskan pentingnya nutrisi yang adekuat
c. Berikan kondisi yang relaks saat menyajikan makanan
d. Ajarkan atau bantu individu untuk beristirahat sebelum makan
e. Pertahankan kebersihan mulut yang baik sebelum dan sesudah makan
f. Berikan makan dalam porsi kecil namun sering
g. Instruksikan individu yang mengalami penurunan nafsu makan untuk :
h. Makan makanan kering (crakers) saat bangun tidur
i. Makan makanan asin bila tidak ada pantangan
j. Hindari makanan yang terlalu manis
k. Makan kapan saja bila dapat ditoleransi
 Pada kondisi menurunnya nafsu makan, batasi asupan cairan saat makan
dan hindari mengonsumsi cairan satu jam sebelum dan sesudah makan.
Kolaborasi :
a. Konsulkan kebutuhan kalori harian yang realistis dan adekuat pada ahli gizi
b. Berikan suplemen makanan
c. Beri makanan tinggi kalori dan tinggi protein
d. Enteral. Pemberian makanan melalui selang nasogastrik (NGT)
e. Nutrisi parenteral total (TPN), menggunakan larutan hiperosmolar.
2. Perubahan nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh b.d.:
a. Perubahan pola kepuasan makan
b. Penurunan indera pengecapan dan penciuman
c. Obat-obatan (kortikosteroid, antihistamin, estrogen)
d. Penurunan pola aktivitas, penurunan kebutuhan metabolic
e. Kurang pengetahuan terhadap nutrisi dasar
f. Pola makan disfungsional
g. Peningkatan nafsu makan
h.Pemilihan makanan yang tidak memenuhi kebutuhan sehari-hari

Ditandai dengan :
Data Obyektif Data Subyektif
 Disfungsi pola makan (mis. Makan Pasien mengatakan :
sambil melakukan aktivitas lain)  Adanya pola makan yang tidak
 Aktivitas monoton diinginkan
 Lipatan otot triseps > 25mm pada  Adanya kelebihan frekuensi
wanita; >15mm pada pria makan
 Obesitas, BB 20% melebihi tinggi dan
kerangka tubuh ideal
 Kelebihan BB 10% melebihi tinggi dan
kerangka tubuh ideal
Laborat :
 Albumin serum
 Transferin
 Elektrolit
Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan Pasien dapat menunjukan
pemenuhan kebutuhan nutrisi adekuat.

Kriteria Hasil :
a. Peningkatan aktivitas dengan penurunan BB
b. Mengidentifikasi pola makan yang menunjang penambahan BB
c. Penurunan BB
d. Lipatan otot triseps…
e. BB ideal ….
f. Menahan diri untuk tidak makan banyak dalam satu waktu tertentu
g. Masukan adekuat tapi tidak berlebihan, cukup kalori, lemak, protein,
karbohidrat, vitamin, mineral, besi, dan kalsium

Intervensi Keperawatan :
Mandiri :
 Observasi aktivitas klien
 Tentukan factor penyebab peningkatan BB
 Timbang BB klien
 Tentukan keinginan dan motivasi klien untuk mengurangi BB
 Bantu klien untuk menentukan pola makan tentang apa, kapan, dan di
mana pasien makan.
 Berikan informasi yang sesuai tentang kebutuhan nutrisi adekuat dan
bagaimana dapat memenuhi kebutuhan tersebut.
 Anjurkan klien untuk mengikuti diet yang terdiri dari karbohidrat
kompleks dan protein, dan hindari gula, makanan cepat saji, kafein atau
minuman ringan.
 Ajarkan pemilihan makanan yang sesuai.
 Bantu pengurangan BB:
 Bantu pasien untuk mengidentifikasi motivasi untuk makan dan isyarat
internal dan eksternal yang dikaitkan dengan makan
 Tentukan dengan klien tentang jumlah penurunan BB yang diinginkan
 Bantu dengan menyesuaikan diet terhadap gaya hidup dan tingkat
aktivitas
 Rencanakan program latihan , pertimbangkan aktivitas klienyang dibatasi
 Susun rencana yang realistis dengan klien untuk memasukkan
pengurangan asupan makanan dan peningkatan penggunaan energy
 Ajarkan teknik modifikasi perilaku untuk mengurangi asupan kalori :
 Jangan makan pada saat melakukan kegiatan
 Minum segelas air sesaat sebelum makan
 Kurangi porsi makanan tambahan, makanan berlemak, makanan manis,
dan alcohol.
 Siapkan makanan dalam porsi kecil cukup untuk satu kali makan
 Makan dengan perlahan dan kunyah makanan hingga sempurna

Kolaborasi :
 Diskusikan dengan ahli gizi, program penurunan BB yang meliputi
pengelolaan diet dan pengeluaran energi
DAFTAR PUSTAKA

Alimul, A Aziz, 2006. Pengantar kebutuhan dasar manusia : aplikasi konsep dan proses
keperawatan. Jakarta : Salemba Medika
Doengoes, Marilynn E. 2000. Rencana asuhan keperawatan. Jakarta : EGC
Kozier, Barbara. 2010. Buku ajar fundamental keperawatan : konsep, proses, dan praktik
edisi 7. Jakarta : EGC
Mubarak, Wahit Iqbal. 2007. Buku ajar kebutuhan dasar manusia : teori dan aplikasi dalam
praktik. Jakarta : EGC
Potter, Patricia A. 2005. Buku ajar fundamental keperawatan. Jakarta :EGC
Wartonah, Tarwoto. 2006. KDM dan Proses Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika

Anda mungkin juga menyukai