BBBIUIGUG
BBBIUIGUG
BAB I
PENDAHULUAN
manusia, lingkungan fisik, biologis dan sosial. Dampak buruk ini akan
bahwa pada tahun 2012 di seluruh dunia telah terjadi 357 kali bencana alam yang
menyebabkan 122.900.000 korban dan lebih dari 9.655 orang meninggal dunia
yang terjadi. Lima dari 120 negara yang paling sering terkena bencana adalah,
seperti yang diuraikan di atas, pada tahun 1994 PBB mengeluarkan deklarasi
manusia di dunia yang disebut sebagai The Yokohama Strategy Plan and Action.
Deklarasi tersebut pada intinya merupakan suatu pernyataan dari seluruh bangsa-
bangsa di dunia bahwa telah terjadi perubahan yang mendasar pendekatan “the
1
2
kejadian baik bencana alam maupun karena tindakan manusia, hal tersebut
berhubungan dengan letak geografis, iklim, geologis dan faktor-faktor lain seperti
keragaman sosial budaya dan politik (DepKes RI, 2007). Berdasarkan The
Selama kurun waktu 5 tahun antara tahun 2010 – 2014 jumlah kejadian
bencana di Indonesia mencapai 1.907 kejadian bencana, terdiri dari 1.124 bencana
alam, 626 bencana non alam dan 157 bencana social. Sedangkan untuk tahun
2014 jumlah kejadian bencana sebanyak 456 kejadian, terdiri dari 227 bencana
alam (49%), 197 bencana non alam (44%) dan 32 bencana sosial (7%). Kejadian
dari 957 orang korban meninggal, 1.932 orang luka berat/dirawat inap, 694.305
orang luka ringan/rawat jalan, 391 orang hilang dan 1.001.662 pengungsi
statistik ini merupakan yang tertinggi dalam 10 tahun terakhir. Dari 1.985 bencana
tersebut di antaranya adalah 659 kejadian banjir bandang, 572 kejadian angin
puting beliung, dan 485 kejadian tanah longsor. Bencana alam ini menyebabkan
375 orang meninggal dunia, dan 383 orang menderita luka-luka (BNPB, 2016)
3
ini terdapat sekitar 25 gunung yang memiliki ketinggian lebih dari 2.000 meter.
kekeringan, cuaca ekstrem, longsor, gunung api, abrasi, konflik sosial, epidemi
dengan luas wilayah 8.712,25 km2, memiliki jumlah penduduk 225.379 orang.
Menurut IRBI tahun 2013 Kabupaten Poso berada dalam kelas risiko tinggi
terhadap kejadian bencana. Kondisi geografis Kabupaten Poso yang terdiri atas
menjadi ancaman yang bisa memicu terjadinya bencana alam terutama bila terjadi
Kabupaten Poso mencatat adanya 168 titik daerah rawan bencana di Kabupaten
Poso (BPBD Poso, 2016). Data yang diperoleh dari BPBD Poso bahwa pada
tahun 2016 ini telah terjadi 2 kali kejadian bencana banjir dan tanah longsor yaitu
penting dalam situasi bencana dan krisis. Perawat dipanggil untuk merespon
dan berbagai keterampilan yang dapat diterapkan dalam pengaturan dan situasi
Hasil studi yang dilakukan oleh Baack, & Alfred. (2013) mengungkapkan
bahwa sebagian besar perawat yang bekerja di pedesaan tidak percaya diri dengan
kesehatan yang paling terkenal adalah teori efikasi diri Bandura menjelaskan
efikasi diri berkaitan dengan keyakinan diri bahwa ia mampu mengontrol situasi
sulit dan yakin mampu mengatasi situasi yang merugikan (Bandura, 1997). efikasi
diri berkaitan dengan keyakinan individu dapat atau tidak dapat melakukan
sesuatu bukan pada hal apa yang akan ia lakukan. efikasi diri yang tinggi akan
tujuan.
Hasil dari studi pendahuluan didapatkan bahwa telah ditetapkan perda Nomor
Namun, sampai saat ini belum terbentuk sistem penanggulangan bencana yang
terkoordinir dengan baik. Keadaan seperti ini akan mempersulit koordinasi dan
yang tepat, perencanaan untuk menangani pasien dengan jumlah yang banyak,
menjamin kesiapan peralatan medis dan sistem perawatan serta pendidikan dan
dengan jumlah perawat 305 orang yang terdiri dari 280 orang lulusan D3
Sulawesi Tengah dengan mengundang peserta dari Puskesmas hanya 2 orang per
pada saat bencana. Hal ini disebabkan karena mereka tidak pernah mengikuti
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah ada hubungan efikasi
penanggulangan bencana?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
2. Tujuan khusus:
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi pemerintah
dengan sistem penangulangan bencana yang baik di mana Kabupaten Poso adalah
2. Bagi perawat
menghadapi bencana.
4. Bagi peneliti
E. Keaslian Penelitian
penulis bahwa penelitian ini belum pernah diteliti oleh peneliti lainnya. Beberapa
skala likert: ya / tidak / tidak tahu. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
bagi perawat yang bekerja sebagai penyedia pelayanan prarumah sakit, atau
bertugas di tim bantuan medis bencana. Persamaan dengan penelitian yang akan
metode yang digunakan, di mana metode pada penelitian yang akan dilakukan
perawat yang teregistrasi. Alat ukur yang digunakan berupa kuesioner yang
pertanyaan yang terdiri dari 4 (empat) domain yaitu persiapan individu, proteksi
independent t-test dan digeneralisasi dengan model linear. Hasil dari penelitian
responden adalah perawat serta salah satu instrumen yang digunakan adalah
DPET. Perbedaannya adalah responden penelitian ini adalah perawat rumah sakit,
sedang responden pada penelitian yang akan dilakukan adalah perawat yang
bertugas di Puskesmas.
penelitian ini adalah perawat terdaftar di Texas yang bekerja di rumah sakit
pedesaan sejumlah 620 responden. Analisis data dengan menggunakan uji regresi
Sectional.
bahwa perawat di Hong Kong tidak cukup siap untuk menghadapi bencana, tetapi
dilakukan adalah pada metode dan responden. Metode pada penelitian yang
Puskesmas.