Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PENDAHULUAN
Kesehatan merupakan keadaan yang mendorong seseorang dapat
melakukan aktivitas secara normal dan maksimal. Menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia (dalam Yusuf & Fitriyasari, dkk, 2015:5) “sehat adalah dalam keadaan
bugar dan nyaman seluruh tubuh dan bagian-bagiannya”. Ada dua macam
kesehatan yaitu kesehatan jasmani (fisik) dan rohani (jiwa).
Terkait dengan adanya retardasi mental, diperlukan adanya asuhan
keperawatan yang tepat untuk mencegah dan mengatasinya. Internasional,
NANDA (2016:21-28) mengungkapkan bahwa asuhan keperawatan adalah proses
pengkajian data, analisa data, intervensi (perencanaan), implementasi
(pelaksanaan), dan evaluasi perawatan pada pasien. Masalah ini dikemas dalam
sebuah makalah yang berjudul “Asuhan Keperawatan pada Anak Retardasi
Mental”.
METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif perpustakaan. Penelitian
perpustakaan meruapakam kegiatan engamati berbagai literature yang
berhubungan dengan pokok permasalahan baik berupa buku, jurnal, dan tulisan
lainnya yang dapat digunakan sebagai pedoman dalam proses penelitian. Menurut
Kartini Kartono (1986:28) dalam Pengantar Metodologi Reasearch Sosial
mengemukakan bahwa tujuan penelitian perpustakaan adalah untuk
mengumpulkan data dan informasi dengan bantuan bermacam-macam material
159
yang ada di perpustakaan, haslilnya dijadikan fungsi dasar dan aat utama bagi
praktik penelitian di lapangan.
PEMBAHASAN
Konsep Dasar Retardasi Mental
Mental adalah sesuatu yang berhubungan dengan jiwa dan pikiran
seseorang. Ada beberapa keterbelakangan dalam mental, salah satunya yaitu
retardasi mental. Retardasi mental sering disebut juga sebagai tuna grahita. Yusuf
(2015:174) menyatakan “retardasi mental adalah fungsi intelektual di bawah
angka 7, yang muncul bersamaan dengan kurangnya perilaku adaptif, serta
kemampuan beradaptasi dengan kehidupan sosial sesuai tingkat
perkembangannya”. Retardasi mental merupakan keadaan tingkat perkembangan
kecerdasan di bawah normal yang dibawa sejak lahir atau pada masa kanak-kanak
(Dalami, E & Suliswati, dkk, 2009:69). Menurut Crocker AC (dalam
Soetjiningsih, 1995:191), “retardasi mental adalah apabila jelas terdapat fungsi
intelegensi rendah, yang disertai adanya kendala dalam penyesuaian perilaku, dan
gejalanya timbul pada masa perkembangan”.
Retardasi mental merupakan salah satu masalah kesehatan jiwa dengan
implikasi besar di dunia. Menurut Swaiman (dalam Soetjiningsih, 1995:191),
“diperkirakan angka kejadian retardasi mental berat sekitar 0,3 % dari seluruh
populasi, dan hampir 3% mempunyai IQ di bawah 70”. Di bawah ini disajikan
table klasifikasi tingkat keparahan retardasi mental.
159
Faktor psikososial terdiri dari kehidupan keluarga yang tidak harmonis, sering
berpindah-pindah tempat tinggal, sering berganti pengasuh disertai pengasuhan
yang tidak adekuat, tingkat pendidikan orang tua yang rendah, orangtua sakit-
sakitan, termasuk sakit jiwa (skizofrenia, gangguan afektif), dna salah satu orang
tua atau saudaranya juga menderita retardasi mental. Selain faktor biologic dan
psikososial, ada kemungkinan kombinasi antara faktor genetic, faktor biologic dan
lingkungan.
159
4. Evaluasi
Evaluasi terhadap hasil asuhan keperawatan adalah untuk meningkatkan
kemampuan anak dilakukan dngan membandingkan data dasar dengan tingkat
perkembangan dan keadaan anak dengan tujuan yang dicapai.
PENUTUP
Kesimpulan
Mental adalah sesuatu yang berhubungan dengan jiwa dan pikiran
seseorang. Ada beberapa keterbelakangan dalam mental, salah satunya yaitu
retardasi mental. Menurut Crocker AC (dalam Soetjiningsih, 1995:191), “retardasi
mental adalah apabila jelas terdapat fungsi intelegensi rendah, yang disertai
adanya kendala dalam penyesuaian perilaku, dan gejalanya timbul pada masa
perkembangan”. Retardasi mental dibagi menjadi 4 yaitu retardasi mental ringan,
retardasi mental sedang, retardasi berat dan retardasi mental sangat berat.
Menurut Yusuf & Fitriyasari, dkk (2014:181), gejala anak retardasi mental
adalah lamban dalam mempelajari hal baru; kesulitan dalam menggeneralisasi dan
mempelajari hal-hal yang baru; kemampuan bicaranya sangat kurang bagi anak
RM berat; Cacat fisik dan perkembangan gerak; kurang dalam kemampuan
menolong diri sendiri; tingkah laku dan interaksi yang tidak lazim; serta tingkah
laku kurang wajar yang terus menerus. Menurut Sungkar, Achmad & D, Handoko,
dkk (1994:81-82) retradasi mental disebabkan faktor biologik dan faktor sosial.
Menurut Maramis, W.F (1995) pencegahan dan pengobatan retardasi mental
meliputi pencegahan primer, pencegahan sekunderdan pencegahan tersier. Proses
asuhan keperawatan diberikan kepada pasien retardasi mental melalui tahap
pengkajian, perencanaan, implementasi, dan evaluasi.
Saran
Berdasarkan simpulan di atas, maka saran/rekomendasi yang diajukan
sebagai berikut. Orangtua selaku tempat sosialisasi utama untuk anak agar
memperhatikan tumbuh kembang anak. Apabila anak mengalami gejala-gejala
retardasi mental, anka tersebut segera di konsultasikan dan diperiksakan kepada
dokter spesialis jiwa. Kepada masyarakat umum yang berperan dalam proses
interaksi sosial, disarankan agar tidak mengucilkan anak retardasi mental karena
dukugan lingkungan dapat mengurangi dan mencegah keparahan retardasi mental.
DAFTAR RUJUKAN
Bisamandiri.cim 2015. Anak Down Syndrome dan Ciri-cirinya, (Online),
(http://bisamandiri.com/wp-content/uploads/2015/12/ciri-ciri-down-
syndrome.jpg), diakses 5 Oktober 2016.
Dalami, Ermawati & Suliswati, dkk. 2009. Asuhan Keperawatan Klien Dengan
Gangguan Jiwa. Jakarta: CV Trans Info Media.
Derajat, Zakiyah. 1989. Kesehatan Mental. Jakarta: PT Toko Gnung Agung.
Hidayat, Aziz. 2009. Pengantar Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta: Medika
Salemba.
Internasional, NANDA. 2015. Diagnosis Keperawatan:Definisi & Klasifikasi.
Jakarta: EGC.
159
Mainankayu.com. 2016. Apa Saja Penyebab Down Syndrome.(Online),
(http://mainankayu.com/34/artikel-terbaru/Jul2016/apa-saja-penyebab-
down-syndrome--.html#.V-TQG5-yTqA), diakses 5 Oktober 2016.
Maramis. 1995. Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa. Surabaya: Airlangga University
Press.
Potter, Patricia & Perry, Anne. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan.
Jakarta: EGC.
Siahaan, Cisilia A. 2016. SLB C dan C1 di A Ayani Akan Direlokasi ke Jimbaran,
(Online), (http://bali.tribunnews.com/2016/01/20/slb-c-dan-c1-di-a-ayani-
akan-direlokasi-ke-jimbaran), diakses 5 Oktober 2016.
Siswanto. 2007. Kesehatan Mental:Konsep, Cakupan dan Perkembangannya.
Yogyakarta: ANDI.
Soetjiningsih. 1995. Tumbuh Kembang Anak. (IGN Gde, Ed). Jakarta: EGC.
Sungkar, Achmad & D, Handoko, dkk. 1994. Pedoman Diagnosis dan Terapi
Lab/UPF Ilmu Kedokteran Jiwa. Surabaya: ISBN
Yusuf & Fitriyasari, dkk. 2014. Buku Ajar Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta:
Salemba Medika.
159