Oleh :
Ervian Dwi Agung P 125010100111031
Ramadhan Putra Pratama 125010100111038
Dinda Afidah Fitriani 125010100111042
Firma Fitrotul Izzah 125010100111043
Muliana Rohmawati 125010101111014
Harli Firmansyah 125010101111055
Nizam Deniswara 125010101111063
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
FAKULTAS HUKUM
MALANG
2015
BAB I
PENDAHULUAN
TINJAUAN PUSTAKA
1
http://digilib.unpas.ac.id/download.php?id=2818. Di akses pada tanggal 06-04-2015
2
Marzuki Yahya dan Endah Fitri Susanti. Buku Pintar Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah. Laskar Aksara.
Jakarta. 2012. Hlm. 3
perencanaan kebutuhan sampai diselesaikannya seluruh kegiatan untuk memperoleh
Barang/Jasa.
PEMBAHASAN
3
http://id.ahmad.wikia.com/wiki/Pengadaan_Barang/Jasa_Pemerintah/Metode/Cara_Pemilihan_Pengadaan.html
Diakses tanggal 6 April 2015 Pukul 17.45 WIB
4
Perpres No. 54 Tahun 2012 Tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah. Lihat Pasal 3.
b. pekerjaan yang operasi dan pemeliharaannya memerlukan partisipasi
masyakarat,
c. pekerjaan yang dari segi besaran, sifat, lokasi, atau pembiayaan tidak diminati
oleh penyedia barang/jasa,
d. pekerjaan yang secara rinci/detail tidak dapat dihitung/ditentukan terlebih
dahulu, sehingga apabila dilaksanakan oleh penyedia barang/jasa akan
menanggung resiko yang besar,
e. penyelenggaraan diklat, kursus, penataran, seminar, lokakarya, atau
penyuluhan,
f. pekerjaan untuk proyek percontohan (pilot project) yang bersifat khusus,
yangbelum dapat dilaksanakan oleh penyedia barang/jasa,
g. pekerjaan khusus yang bersifat pemrosesan data, perumusan kebijakan
pemerintah, pengujian di laboratorium, pengembangan sistem tertentu dan
penelitian oleh perguruan tinggi/lembaga ilmiah pemerintah,
h. pekerjaan yang bersifat rahasia bagi instansi pengguna barang/jasa.
i. Pekerjaan industri kreatif, inovatif dan budaya dalam negeri.
j. Penelitian dan pengembangan dalam negeri dan/atau
k. Pekerjaan dan pengembangan industri pertahanan, industri alutsista dan
industri almatsus dalam negeri.
l. Di luar dari daftar tersebut, harus dilaksanakan melalui penyedia barang/jasa.
1. Uraian kegiatan yang akan dilaksanakan yang meliputi latar belakang, maksud
dan tujuan, sumber pendanaan, metode pelaksanaan serta jumlah tenaga,
bahan dan peralatan yang diperlukan.
2. Jadwal pelaksanaan, yang meliputi waktu mulai hingga berakhirnya
pekerjaan, rencana kerja bulanan, rencana kerja mingguan serta rencana kerja
harian.
3. Produk berupa barang/jasa yang ingin dihasilkan.
4. Rincian biaya pekerjaan/kegiatan termasuk kebutuhan dana untuk sewa atau
nilai kontrak pekerjaan dengan penyedia barang/jasa bila diperlukan.
1. Jasa catering.
2. Jasa cleaning service.
3. Jasa outsuourching.
4. Jasa asuransi, perbankan, dan keuangan.
5. Jasa layanan kesehatan.
6. Jasa pendidikan, pengembangan SDM, dan kependudukan.
7. Jasa iklan dan penerangan.
8. Jasa pencetakan dan penjilidan buku atau makalah,
9. Jasa pemeliharaan atau perbaikan barang-barang inventaris,
10. Jasa pemeliharaan gedung dari hama, fooging, dan pemeliharaan lain,
11. Jasa pengepakan dan ekspedisi,
12. Jasa konveksi,
13. Jasa ekspor-impor,
14. Jasa penulisan buku atau makalah dan terjemahan,
15. Jasa penyewaan,
16. Jasa penyelaman,
17. Jasa akomodasi dan transportasi penumpang,
18. Jasa pelaksanaan dan transaksi instrument keuangan tertentu,
19. Jasa event organizer,
20. Jasa pengamanan dan pengelolaan asset,serta
21. Jasa pos, telekomunikasi, dan internet.
2. Pemilihan Penyedia Pekerjaan Konstruksi dilakukan dengan:
a. Pelelangan Umum.
b. Pelelangan Terbatas
Yaitu metode pemilia Pekerjaan Konstruksi untuk Pekerjaan Konstruksi
dengan jumlah Penyedia yang mampu melaksanakan diyakini terbatas dan
untuk pekerjaan yang kompleks. Pekerjaan yang Kompleks adalah
5
Marzuki Yahya dan Endah Fitri Susanti, Op. Cit, hlm 7
pekerjaan yang memerlukan teknologi tinggi, mempunyai risiko tinggi,
menggunakan peralatan yang didesain khusus dan/atau pekerjaan yang
bernilai diatas Rp100.000.000.000,00 (seratus miliar rupiah).
c. Pemilihan Langsung
Dalam hal metode pelelangan umum atau pelelangan terbatas dinilai tidak
efisien dari segi biaya pelelangan, maka pemilihan penyedia barang/jasa
dapat dilakukan dengan metode pemilihan langsung, yaitu dilakukan
dengan membandingkan sebanyak-banyaknya penawaran, sekurang-
kurangnya 3 penawaran dari penyedia barang/jasa yang telah lulus
prakualifikasi serta dilakukan negosiasi baik teknis maupun biaya serta
harus diumumkan minimal melalui papan pengumunan resmi untuk
penerangan umum dan bila memungkinkan melalui internet (pemilihan
Penyedia Pekerjaan Konstruksi untuk pekerjaan yang bernilai paling tinggi
Rp200.000.000,00 (dalam draft perubahan Perpres 54 Tahun 2010 tanggal
28 Maret 2012 nilainya paling tinggi Rp5.000.000.000)).
d. Penunjukan Langsung, atau
e. Pengadaan Langsung.
3. Pengadaan untuk jasa konsultansi dilakukan melalui cara:
a. Seleksi Sederhana
b. Penunjukan Langsung
c. Pengadaan Langsung, atau
d. Sayembara.
4. Sedangkan khusus untuk pemilihan penyedia jasa konsultasi melalui negosiasi
teknis dan biaya sehingga diperoleh harga yang sesuai dengan harga pasar dan
secara teknis dapat dipertanggungjawabkan. Pemilihan Penyedia Jasa
Konsultansi pada prinsipnya dilakukan melalui Seleksi Umum. Dalam
keadaan tertentu pemilihan Penyedia Jasa Konsultansi dapat dilakukan
melalui Seleksi Sederhana, Penunjukan Langsung, Pengadaan Langsung,
Sayembara.
a. Seleksi Umum
Merupakan metode pemilihan penyedia jasa konsultansi yang daftar
pendek pesertanya dipilih melalui proses prakualifikasi secara terbuka
yaitu diumumkan secara luas sekurang-kurangnya di website K/D/L/I, dan
papan pengumuman resmi masyarakat serta Portal Pengadaan Nasional
melalui LPSE, sehingga masyarakat luas dan dunia usaha yang berminat
serta memenuhi kualifikasi dapat mengikutinya.
b. Seleksi Sederhana
Merupakan metode yang dilakukan terhadap Pengadaan Jasa Konsultansi
dalam hal Seleksi Umum dinilai tidak efisien dari segi biaya seleksi,
dilakukan untuk pengadaan Jasa Konsultansi yang bersifat sederhana dan
bernilai paling tinggi Rp200.000.000,-dengan diumumkan paling kurang
di website K/L/D/I dan papan pengumuman resmi untuk masyarakat serta
Portal Pengadaan Nasional melalui LPSE, sehingga masyarakat luas dan
dunia usaha yang berminat dan memenuhi kualifikasi dapat mengikutinya.
c. Penunjukan Langsung
dilaksanakan dikarenakan keadaan tertentu dan keadaan khusus, pemilihan
penyedia jasa konsultansi dapat dilakukan dengan menunjuk satu penyedia
jasa konsultansi yang memenuhi kualifikasi dan dilakukan negosiasi baik
dari segi teknis maupun biaya sehingga diperoleh biaya yang wajar dan
secara teknis dapat dipertanggungjawabkan.
d. Pengadaan Langsung
dilakukan terhadap Pengadaan Jasa Konsultansi yang memiliki
karakteristik merupakan kebutuhan operasional K/L/D/I, dan atau bernilai
paling tinggi Rp50.000.000,-. Pengadaan dilaksanakan oleh 1 Pejabat
Pengadaan. Pengadaan Langsung tidak digunakan sebagai alasan untuk
memecah paket pengadaan menjadi beberapa paket dengan maksud untuk
menghindari Seleksi.
e. Sayembara
dilakukan terhadap Pengadaan Jasa Konsultansi yang memiliki
karakteristik merupakan proses dan hasil dari gagasan, kreatifitas, inovasi
dan metode pelaksanaan tertentu, tidak dapat ditetapkan berdasarkan
Harga Satuan. Persyaratan administratif bagi Penyedia Jasa Konsultansi
yang akan mengikuti Sayembara ditetapkan oleh ULP/Pejabat Pengadaan
yang dapat lebih mudah dari pada Persyaratan Penyedia Barang/Jasa
secara umum. Persyaratan dan metode evaluasi teknis ditetapkan oleh
ULP/Pejabat Pengadaan setelah mendapat masukan dari tim yang ahli
dibidangnya, sedangkan pelaksanaan evaluasi dilakukan oleh tim yang
ahli di bidangnya.
3.2.2.Etika Pengadaan
Semua fungsi/pihak yang terlibat dalam pengadaan barang/jasa wajib mematuhi etika
sebagai berikut:
1. Melaksanakan tugas secara tertib, penuh rasa tanggungjawab, demi kelancaran dan
ketepatan tercapainya tujuan pengadaan barang/jasa.
2. Bekerja secara professional dengan menjunjung tinggi kejujuran, kemandirian, dan menjaga
informasi yang bersifat rahasia.
3. Tidak saling mempengaruhi baik langsung maupun tidak langsung yang mengakibatkan
persaingan tidak sehat, penurunan kualitas proses pengadaan. Dan hasil pekerjaan.
4. Bertanggungjawab terhadap segala keputusan yang ditetapkan sesuai dengan
kewenangannya.
5. Mencegah terjadinya pertentangan kepentingan (conflict of interest) pihak-pihak yang
terlibat langsung maupun tidak langsung dalam proses pengadaan.
6. Mencegah terjadinya kebocoran keuangan dan kerugian.
7. Tidak menyalahkan wewenang dan melakukan kegiatan bersama dengan tujuan untuk
keuntungan pribadi, golongan, atau pihak lain secara langsung atau tidak langsung.
8. Tidak menerima, menawarkan dan atau berjanji akan member hadiah, imbalan, atau berupa
apa saja kepada siapapun yang diketahui atau patut dapat diduga berkaitan dengan
pengadaan barang/jasa.
9. Pelaksana pengadaan hal berikut akan membantu dalam mencapai tujuan pengadaan,
diantaranya adalah:
a. Memastikan bahwa proses pengadaan barang/jasa dilaksanakan dengan mengikuti
prinsip dasar dan etika pengadaan barang/jasa.
b. Memastikan bahwa proses pengadaan barang/jasa mengikuti pedoman kebijakan dan
prosedur pengadaan barang/jasa dan tidak bertentangan dengan ketentuan lainnya yang
lebih tinggi.
c. Memastikan bahwa pengadaan barang/jasa dilakukan oleh penyedia barang/jasa yang
telah dipeninjauan secara administratif, teknikal dan financial serta dapat
dipertanggungjawabkan dalam hal biaya dan kualitas.
d. Memastikan proses pengadaan barang/jasa dilaksanakan secara kompetitif dengan tetap
memperhatikan aspek keekonomian dan efisiensi pelaksanaannya.
e. Menggunakan standar kontrak (term dan condition) yang telah ditetapkan.
f. Memastikan pengadaan barang/jasa dilaksanakan sesuai dengan perjanjian
(kontrak/PO) yang disetujui antara pelaksana pengadaan dengan penyedia barang/jasa.
g. Dilarang melakukan pengadaan barang/jasa yang bertentangan dengan ketentuan
hokum dan perundangan-undangan yang berlaku.
BAB IV
KESIMPULAN
Yahya, Marzuki dan Endah Fitri Susanti. 2012. Buku Pintar Pengadaan Barang dan Jasa
Pemerintah. Laskar Aksara, Jakarta
Perpres Nomor 70 Tahun 2012 Tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Presiden Nomor 54
Tahun 2010 Tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.
Perpres Nomor 54 Tahun 2010 Tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
http://digilib.unpas.ac.id/download.php?id=2818.
http://id.ahmad.wikia.com/wiki/Pengadaan_Barang/Jasa_Pemerintah/Metode/Cara_Pemilihan_P
engadaan.html