Penskoran merupakan langkah pertama dalam proses pengolahan hasil tes pekerjaan siswa atau
mahasiswa. Penskoran adalah suatu proses pengubahan jawaban-jawaban tes menjadi angka-angka.
Angka-angka hasil penskoran itu kemudian diubah menjadi nilai-nilai melalui suatu proses
pengolahan tertentu. Penggunaan simbol untuk menyatakan nilai-nilai itu ada yang dengan angka,
seperti angka dengan rentangan 0-10, 0-100 atau 0-4 dan ada pula yang dengan huruf A, B, C, D dan
E.
Cara menskor hasil tes biasanya disesuaikan dengan bentuk soal-soal tes yang dipergunakan, apakah
tes objektif atau tes essay. Untuk soal-soal objektif biasanya setiap jawaban yang benar diberi skor 1
(satu) dan setiap jawaban yang salah diberi skor 0 (nol). Total skor yang diperoleh dengan
menjumlahkan skor yang diperoleh dari semua soal. Untuk soal-soal essay dalam penskorannya
biasanya digunakan cara memberi bobot kepada setiap soal menurut tingkat kesulitannya atau
banyak sedikitnya unsur yang harus terdapat dalam jawaban yang dianggap paling baik. Misalnya
untuk soal nomor 1 diberi skor maksimum 4, untuk soal nomor 3 diberi skor maksimum 6, untuk soal
nomor 5 skor maksimum 10, dan seterusnya.
Contoh:
Banyaknya soal tes ada 40 butir. Banyaknya jawaban yang benar ada 20. Jadi skor yang dicapai
seseorang:
𝐵
𝑁𝐼𝐿𝐴𝐼 = 𝑁 𝑋 100
20
𝑁𝐼𝐿𝐴𝐼 = 40 𝑋 100 = 50
Bobot setiap soal ujian yang ada dalam suatu perangkat tes ditentukan dengan pertimbangan faktor-
faktor yang berkaitan dengan materi dan karakteristikk soal itu sendiri, seperti luas lingkup, materi
yang hendak dibuatkan soalnya, esensialitas dan tingkat kedalaman, materi yang ditanyakan, dan
tingkat kesukaran soal.
Yang harus dipertimbangkan dalam pembobotan soal uraian adalah skala penskoran yang hendak
digunakan, misalnya : skala 10 atau skala 100.