Anda di halaman 1dari 8

Hubungan Antara Self-Efficacy Dengan Orientasi Masa Depan ..... Gloria A.

Tangkeallo

Hubungan Antara Self-Efficacy Dengan Orientasi Masa Depan


Mahasiswa Tingkat Akhir
Gloria A. Tangkeallo, Rijanto Purbojo, Kartika S. Sitorus

Fakultas Psikologi Universitas Pelita Harapan


email : gloria_tangkeallo@yahoo.com

Abstrak
Mahasiswa yang berada di tingkat akhir perkuliahan harus menghadapi tugas perkem-
bangan sebagai orang dewasa, diantaranya mempersiapkan diri untuk masa depan,
khususnya dalam hal karir dan pernikahan. Berdasarkan perkembangan kognitif, in-
dividu pada masa ini menunjukkan pemikiran yang fleksibel, individualistis dan akan
menerapkan hasil pengalaman yang mereka butuhkan untuk dapat memiliki persiapan
dan keyakinan diri dalam membuat keputusan akan pilihan yang hendak diambil sete-
lah lulus. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat
korelasi antara self-efficacy dengan orientasi masa depan mahasiswa tingkat akhir.
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode kuantitatif dan pengambilan
sample dengan menggunakan teknik purposive sampling. Jumlah responden dalam
penelitian ini sebanyak 114 orang mahasiswa tingkat akhir. Alat ukur dalam penelitian
ini disusun oleh peneliti berdasarkan teori self-efficacy dari Bandura (1997) dan teori
orientasi masa depan oleh Nurmi (1989, 2004). Hasil penelitian menunjukkan adanya
hubungan positif yang signifikan antara self-efficacy dengan orientasi masa depan
mahasiswa tingkat akhir (r = .507, p< .05). Korelasi positif berarti bahwa semakin
tinggi self-efficacy mahasiswa, maka ia akan cenderung untuk memiliki orientasi masa
depan yang lebih jelas.

Kata kunci: self-efficacy, orientasi masa depan, dewasa muda

Abstract
College students who are in their final year must face their development task as adults,
such as prepare themselves for planning their future, especially related with career
and family. According to their cognitive development, they showed flexible thinking,
individualistic and will implement selection of experiences that they need to have a
preparation and self-efficacy in making decisions on their choices of next step after
graduate. So, this research aimed to examine correlation between self-efficacy and
future orientation of students in final semester. This study was using quantitative meth-
ods and purposive sampling. The respondents in this study were 114 students who
were in their final year of study. The measuring instrument of this research was con-
structed based on theory of self-efficacy by Bandura (1997) and future orientation
theory by Nurmi (1989, 2004). The research results showed that there is a significant
correlation between self-efficacy and future orientation (r = .507, p < .05). The posi-
tive correlation means that the students who have higher self-efficacy, tend to have a
clearer future orientation.

Keywords: self-efficacy, future orientation, young adulthood

Pendahuluan dengan yang dikemukakan oleh Schaie dan


Wills (dalam Papalia, Olds, & Feldman, 2009)
Berdasarkan tahapan perkembangan- bahwa pada masa dewasa muda, individu
nya, mahasiswa yang sedang menempuh menggunakan pengetahuan yang diketahui
pendidikan tingkat akhir dapat digolongkan untuk mengejar tujuan di masa depan, seperti
pada usia dewasa muda (Papalia, Olds, karir dan keluarga.
& Feldman, 2009). Menurut Rice & Dolgin Berkaitan dengan hal tersebut, hasil
(2008), masa dewasa muda memiliki tugas- penelitian Sartika (dalam Saparingga, 2012)
tugas perkembangan yang berhubungan terhadap para sarjana baru di Universitas
dengan masa depan terutama dalam hal Islam Bandung menunjukkan bahwa area
karir, pendidikan, dan pernikahan atau pem- masa depan yang berkaitan dengan jurusan
bentukan keluarga. Menurut Dariyo (2003) dan pendidikan merupakan hal utama yang
masa dewasa muda ditandai dengan adanya dipikirkan dan menjadi sumber kekhawatiran
keinginan untuk mengaktualisasikan segala para sarjana baru. Selain itu, hasil penelitian
bentuk ide dan pemikiran yang diperoleh se- Creed, Patton, dan Prideaux (2006, dalam
lama menjalankan pembelajaran di pendidi- Saparingga, 2012) juga mengemukakan
kan tinggi ataupun di lembaga akademi un- bahwa hampir 50% peserta didik mengalami
tuk persiapan masa depannya. Hal ini sesuai kebingungan dalam pengambilan keputusan

25
Jurnal Psikologi, Volume 10 Nomor 1, Juni 2014

untuk karir yang akan dijalani karena terlalu nan seseorang dapat mempengaruhi tinda-
banyaknya pilihan pekerjaan, pendidikan, dan kan mereka untuk memilih, seberapa besar
kebutuhan yang diperlukan di masa depan. usaha yang mereka lakukan dalam menca-
Perhatian dan harapan yang terben- pai apa yang diinginkan, dan berapa lama
tuk tentang masa depan, serta perencanaan mereka akan bertahan dalam menghadapi
untuk mewujudkannya dikenal dengan isti- rintangan atau kegagalan dalam menentukan
lah orientasi masa depan (Poole & Cooney, dan menjalani pilihan masa depannya. Sese-
1987; Nurmi, 1989; Greene, 1990 dalam Raf- orang yang yakin akan kemampuannya dapat
faelli & Koller, 2005). Hal ini juga yang dialami optimis menghadapi tantangan baru, dan me-
oleh mahasiswa tingkat akhir dimana mereka netapkan tujuan yang tinggi bagi diri mereka
mulai melakukan perencanaan (karir, pen- sendiri (Bandura, 1997 dalam Matlin, 1999).
didikan, pernikahan) untuk masa depannya Bandura (1997) mengemukakan bahwa self-
setelah menjadi sarjana. Menurut Kusuma efficacy terdiri dari tiga dimensi yaitu level,
(2000, dalam Ganda, 2004), dalam mencapai generality, dan strength. Level berkaitan den-
tujuannya tersebut, tidak sedikit lulusan yang gan keyakinan individu dalam memilih suatu
masih merasa kurang yakin terhadap kemam- tugas berdasarkan tingkat kesukaran dan
puannya dalam pengambilan keputusan dan kemampuannya. Generality merupakan pen-
melangkah untuk masa depannya sehingga guasaan individu terhadap bidang atau tu-
individu menjadi kurang siap memasuki dunia gas pekerjaan. Strength merupakan tingkat
kerja dan berbagai pilihan hidup yang harus kekuatan atau kemantapan individu terhadap
ditempuh. keyakinannya.
Menurut Nurmi (1989, 2004), orientasi Hasil penelitian Warsito (2004)
masa depan adalah gambaran individu ten- mengemukakan bahwa mahasiswa yang
tang dirinya dalam konteks masa depan yang memiliki self-efficacy tinggi akan memberi-
menjadi dasar untuk menetapkan tujuan, ren- kan seluruh kemampuan yang dimiliki untuk
cana, dan evaluasi sejauh mana tujuan terse- dapat mencapai sesuatu yang diharapkan.
but dapat direalisasikan terutama dalam hal Self-efficacy diperlukan oleh mahasiswa
pendidikan, karir, dan keluarga. Nurmi (1989, dalam keberhasilannya menyelesaikan tu-
2004) mengemukakan bahwa orientasi masa gas dan dalam keyakinan tentang efektivitas
depan individu meliputi motivasi, perenca- kemampuan yang dimiliki untuk menentukan
naan, dan evaluasi. Motivasi ini berkaitan usahanya dalam menghadapi situasi di masa
dengan pemilihan individu terhadap hal-hal depan yang mengandung keraguan, penuh
yang diminati di masa depan, perencanaan tekanan dan tidak terduga (Bandura, 1997).
berkaitan dengan bagaimana individu mem- Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan un-
buat langkah-langkah pencapaian dan mere- tuk melihat kaitan antara self-efficacy dengan
alisasikannya, dan evaluasi berkaitan dengan orientasi masa depan, khususnya bagi maha-
tingkat keyakinan dan harapan bahwa tujuan siswa yang berada di tingkat akhir perkulia-
di masa depan yang direncanakannya akan han mereka.
terealisasi.
Dalam menentukan gambaran di Metode
masa depan diperlukan adanya keyakinan
dalam diri untuk menjalani dan menentukan Populasi dalam penelitian ini adalah
usaha dalam menghadapi situasi di masa mahasiswa tingkat akhir Universitas X dari
depan yang mengandung keraguan, penuh berbagai fakultas. Teknik sampling yang di-
tekanan dan tidak terduga (Bandura, 1997). gunakan dalam penelitian ini adalah nonprob-
Dengan kepercayaan diri yang dimiliki, indi- ability sampling dengan menggunakan teknik
vidu akan merasa yakin dengan kemampuan purposive sampling karena pemilihan sampel
dirinya dan selalu berusaha meraih kesuk- didasarkan pada pertimbangan kriteria tert-
sesan sesuai keinginan atau kebutuhannya entu yaitu mahasiswa Universitas X, sedang
serta membuat seseorang mampu dan yakin menyusun tugas akhir, belum bekerja tetap
untuk melangkah dan menjalankan segala dan belum menikah. Desain penelitian ini
sesuatu ditengah segala ketidakpastian yang bersifat korelasional karena meneliti tentang
melingkupi dirinya dalam merencanakan hubungan antara self-efficacy dengan ori-
masa depan (Rachmahana, 2003). Keyaki- entasi masa depan pada mahasiswa tingkat
nan yang dimiliki seseorang dalam melaku- akhir melalui pengujian hipotesis.
kan sesuatu atau kemampuan menghadapi Instrumen penelitian yang diguna-
kendala biasanya dikenal dengan istilah self- kan adalah kuesioner yang disusun den-
efficacy. gan mengacu pada definisi operasional dari
Menurut Bandura (1997), self-efficacy variabel-variabel penelitian. Kuesioner un-
adalah keyakinan seseorang akan kemam- tuk mengukur variabel self-efficacy disusun
puannya dalam mengatur dan melaksana- berdasarkan teori self-efficacy dari Bandura
kan suatu tindakan yang diperlukan untuk (1997) kuesioner untuk mengukur variabel
menghasilkan pencapaian tertentu. Keyaki- orientasi masa depan disusun berdasarkan

26
Hubungan Antara Self-Efficacy Dengan Orientasi Masa Depan ..... Gloria A. Tangkeallo

teori yang dikemukakan oleh Nurmi (1989, sangat setuju (SS), dan pernyataan tersebut
2004). Kuesioner ini menggunakan skala terdiri dari pernyataan favorable dan unfa-
Likert, yang terdiri dari pernyataan dengan vorable.
empat alternatif jawaban, yaitu sangat tidak Hasil uji validitas dan reliabilitas alat
setuju (STS), tidak setuju (TS), setuju (S), ukur adalah sebagai berikut:

Tabel 1. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel Self-Efficacy

Variabel Dimensi Total Cronbach’s Jumlah item Cronbach’s Total


Item Alpha yang dibuang Alpha Item
sebelum sesudah

Self-Efficacy Level 8 0.594 3 0.676 5



Generality 8 0.588 3 0.676 5

Strength 12 0.781 1 0.784 11

Total 28 0.859 7 0.874 21

Tabel 2. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel Orientasi Masa Depan
Variabel Dimensi Total Cronbach’s Jumlah item Cronbach’s Total
Item Alpha yang dibuang Alpha Item
sebelum sesudah

Orientasi Motivation 8 0.557 2 0.785 6


Masa Depan

Planning 12 0.881 1 0.894 11
Evaluation 16 0.848 2 0.859 14
Total 36 0.930 5 0.949 31

Hasil Fakultas Teknik (25.5%), dengan IPK may-


oritas berada pada rentang 3.3-3.5 (44.7%).
Data demografi menunjukkan bahwa Berdasarkan data demografi, rencana re-
responden penelitian terdiri atas 81 orang sponden setelah lulus mayoritas adalah
perempuan dan 33 orang laki-laki, dengan bekerja (57.9%), melanjutkan pendidikan
rata-rata usia 21 tahun. Mayoritas responden (21.9%), menikah (7%), dan sebagian lagi
sedang menempuh pendidikan di semester mengatakan belum jelas (13.2%).
delapan (87.7%). Responden berasal dari Berikut merupakan data deskriptif dari
berbagai fakultas, dan didominasi oleh ma- variabel yang diteliti:
hasiswa dari Fakultas Ekonomi (26.3%) dan

Tabel 3. Data Deskriptif Self-Efficacy

Variabel dan Skor Skor Mean Total Standard


dimensi Minimum Maksimum deviasi

Self-Efficacy 44 80 62.07 6.67

Level 11 20 15.00 1.79

Generality 9 20 14.49 2.01


Strength 22 41 32.57 3.57

Berdasarkan tabel diatas, mean yang pat pada dimensi generality (M = 14.49, SD
tertinggi didapatkan dari dimensi level (M = = 2.01).
15.00, SD = 1.79), dan mean terendah terda-

27
Jurnal Psikologi, Volume 10 Nomor 1, Juni 2014

Tabel 4. Data deskriptif orientasi masa depan

Variabel dan dimensi Skor Skor Mean Total Standard


Minimum Maksimum deviasi

Orientasi Masa Depan 68 124 97.94 11.55


Motivation 10 24 18.77 2.56
Planning 23 44 34.54 4.70
Evaluation 33 56 44.63 5.08


Berdasarkan tabel di atas, mean yang berdistribusi normal tersebut kemudian diolah
tertinggi didapatkan dari dimensi evaluation dengan menggunakan uji korelasi Pearson
(M = 44.63, SD = 5.08), dan mean terendah Product Moment. Pengolahan data dilakukan
terdapat pada dimensi motivation (M = 18.77, dengan menggunakan SPSS for windows
SD = 2.56). version 19. Dari pengolahan data, diperoleh
Berdasarkan hasil uji normalitas, vari- hasil bahwa terdapat korelasi positif yang
abel self-efficacy menunjukkan nilai Z = 1.278 signifikan antara self-efficacy dengan orien-
dan nilai p = .076, dan untuk variabel orien- tasi masa depan mahasiswa tingkat akhir (r =
tasi masa depan menunjukkan nilai Z = .794 .507, p = .000).
dan nilai p = .554. Hasil tersebut menunjuk- Peneliti juga melakukan analisis data
kan bahwa variabel self-efficacy dan orien- tambahan dengan melihat korelasi dimensi
tasi masa depan berdistribusi normal karena dengan variabel sebagai berikut:
nilai p > .05. Untuk uji hipotesis, data yang
Tabel 5. Korelasi orientasi masa depan dengan dimensi self-efficacy
Orientasi Masa Depan Sig

Level .392 .000


Generality .461 .000
Strength .491 .000

Tabel 6. Korelasi self-efficacy dengan dimensi orientasi masa depan


Self-efficacy Sig

Motivation .386 .000


Planning .511 .000
Evaluation .485 .000

Tabel di atas menunjukkan bahwa se- masa depan berkorelasi paling kuat dengan
tiap dimensi self-efficacy berkorelasi positif dimensi strength (r = .491, p = .000). Kedu-
signifikan dengan orientasi masa depan pada anya menunjukkan kategori korelasi yang ter-
mahasiswa tingkat akhir. Setiap dimensi golong sedang.
orientasi masa depan dengan self-efficacy juga Selain itu, peneliti juga mencoba
menunjukkan korelasi positif signifikan (p < membagi responden kedalam beberapa kat-
0.05). Berdasarkan tabel di atas, self- efficacy egori untuk setiap variabel, dan didapatkan
memiliki korelasi paling tinggi dengan dimen hasil sebagai berikut:
si planning (r = .511, p = .000) dan orientasi

Tabel 7. Kategori self-efficacy


Self-efficacy Skor Frekuensi Persentase

Tinggi 44 – 55 21 18.4 %
Sedang 56 – 67 74 64.9 %
Rendah 68 – 80 19 16.7 %
Total 114 100 %

28
Hubungan Antara Self-Efficacy Dengan Orientasi Masa Depan ..... Gloria A. Tangkeallo

Tabel di atas menunjukkan may- memiliki keyakinan terhadap kemampuannya


oritas responden (64.9%) memiliki self-effi- yang cukup baik dalam mencapai tujuan.
cacy yang tergolong sedang yaitu individu
Tabel 8. Kategori orientasi masa depan

Orientasi Masa Depan Skor Frekuensi Persentase

Tinggi 68 – 86 25 22 %
Sedang 87 – 105 73 64 %
Rendah 106 – 124 16 14 %
Total 114 100 %
Berdasarkan tabel diatas, diketahui bahwa versitas X berada pada tingkat sedang yaitu
64% responden memiliki orientasi masa individu memiliki gambaran orientasi masa
depan sedang. Dengan kata lain, orientasi depan yang cukup jelas.
masa depan mahasiswa tingkat akhir di uni-

Tabel 9. Uji Perbedaan Self-Efficacy dan Orientasi Masa Depan Berdasarkan Data
Demografi
Data Demografi Self-Efficacy Orientasi Masa Depan

F Sig F Sig

Jenis kelamin 1.017 .934 1.018 .097


Usia .829 .532 1.944 .093
Semester 1.252 .294 .579 .630
Fakultas .796 .654 .709 .704
IPK 2.126 .101 .397 .755
Perencanaan setelah lulus 1.233 .301 .434 .729
Jumlah pengeluaran 2.712 .048 4.325 .006

Tabel di atas menunjukkan bahwa ter- (Bandura, 1997 dalam Matlin, 1999). Salah
dapat perbedaan self-efficacy (F = 2.712, p < satu yang dapat menjadi tujuan dalam diri
.05) dan orientasi masa depan (F = 4.325, p < mereka yaitu gambaran yang individu miliki
.05) berdasarkan jumlah pengeluaran. dalam konteks masa depan. Hasil penelitian
ini juga sejalan dengan yang dikemukakan
Pembahasan oleh Nurmi (1989, 2004) bahwa gambaran
individu tentang dirinya di masa depan men-
Penelitian ini bertujuan untuk melihat jadi dasar untuk menetapkan tujuan, rencana
apakah terdapat hubungan yang signifikan dan evaluasi sejauh mana tujuan tersebut
antara self-efficacy dengan orientasi masa dapat direalisasikan. Gambaran ini diper-
depan mahasiswa tingkat akhir. Hasil pe- oleh dari kumpulan sikap dari pengalaman
nelitian menunjukkan bahwa terdapat kore- masa lalu yang berinteraksi dengan infor-
lasi positif yang signifikan antara self-efficacy masi dari lingkungan individu untuk mem-
dengan orientasi masa depan pada maha- bentuk harapan dimasa depan, merancang
siswa tingkat akhir di universitas X (r = .507, tujuan dan aspirasi dan memberikan makna
p = .000). Korelasi yang terjadi bersifat positif pribadi pada kejadian di masa depan. Oleh
dimana saat self-efficacy meningkat maka sebab itu, dengan adanya orientasi masa
orientasi masa depan mahasiswa cenderung depan yang jelas yang dimiliki oleh individu,
akan lebih jelas. maka keyakinan akan kemampuannya un-
Hasil penelitian ini mendukung te- tuk mencapai tujuan tersebut akan tinggi.
ori yang dikemukakan oleh Bandura (1997) Hasil penelitian ini juga didukung oleh pen-
bahwa self-efficacy yang dimiliki seseorang dapat dari Nurmi (1989, dalam Hawadi &
dapat mempengaruhi tindakan mereka untuk Noviyanti, 2009) yang menyatakan bahwa
memilih, menentukan usahanya dan menca- salah satu faktor yang mempengaruhi orien-
pai sesuatu yang diinginkan, serta ketahanan tasi masa depan seseorang adalah perkem-
mereka dalam menghadapi rintangan atau bangan kognitif. Perkembangan kognitif ini
kegagalan dalam menjalani pilihannya. Se- dapat mempengaruhi kemampuan individu
seorang yang yakin akan kemampuannya da- untuk menentukan tujuan, menyusun ren-
pat optimis menghadapi tantangan baru, dan cana, dan mencari cara yang efektif untuk
menetapkan tujuan bagi diri mereka sendiri mencapai tujuan tersebut. Dengan kata lain,

29
Jurnal Psikologi, Volume 10 Nomor 1, Juni 2014

bahwa orientasi masa depan merupakan membandingkan tujuan yang telah ditetapkan
salah satu faktor pendorong untuk menca- dengan konteks yang sebenarnya di masa
pai tujuan di masa depan dan meningkatkan depan. Hal ini menjelaskan hubungan positif
keyakinan individu terhadap kemampuan yang signifikan antara dimensi planning den-
didalam dirinya untuk mencapai tujuan. Hasil gan self-efficacy.
penelitian menunjukkan bahwa mayoritas Hubungan dimensi strength dengan
mahasiswa universitas X memiliki IPK anta- orientasi masa depan juga memiliki korelasi
ra 3.3 – 3.5 (44.7 %) dan ditemukan bahwa positif yang signifikan dan memiliki nilai (r)
tidak terdapat perbedaan orientasi masa paling tinggi dibandingkan dengan dimensi
depan berdasarkan IPK. Hal ini menunjuk- self-efficacy yang lainnya (r = .491, p = .000).
kan bahwa kemampuan responden secara Hal ini berarti bahwa semakin tinggi strength
umum berdasarkan indeks prestasi yang di- yang dimiliki seseorang maka akan semakin
miliki cukup baik sehingga mereka dianggap jelas orientasi masa depannya. Strength me-
dapat menentukan tujuan dan menyusun ren- nekankan pada tingkat kekuatan atau keman-
cana yang efektif untuk mencapai tujuan yang tapan individu terhadap keyakinannya. Hal ini
didukung dengan keyakinan yang ada dalam menjadi dasar bagi dirinya untuk melakukan
dirinya. Walaupun tidak terdapat perbedaan usaha yang keras, bahkan ketika menemui
yang signifikan berdasarkan IPK, IPK dapat hambatan (Bandura, 1997). Dalam hal ini fak-
menjadi salah satu acuan dalam mengeta- tor pengalaman keberhasilan yang dikemuka-
hui gambaran kemampuan mahasiswa yang kan oleh Bandura (dalam Feist & Feist, 2006)
berkaitan dengan perencanaan masa depan- dapat meningkatkan strength yang dimiliki
nya. Hal ini juga sejalan dengan penelitian oleh seseorang dalam memikirkan masa de-
yang dilakukan oleh Lewis (2007) bahwa cara pannya. Hal ini sesuai dengan teori orientasi
berpikir, perasaan, motivasi dan perilaku se- masa depan oleh Nurmi (1991, dalam Hawadi
seorang dapat mempengaruhi self efficacy dan Noviyanti, 2009) bahwa gambaran orien-
belief. tasi masa depan dapat terbentuk dari kumpu-
Peneliti juga melakukan uji korelasi lan sikap dan pengalaman masa lalu yang
antara setiap dimensi dengan variabel. Meli- berinteraksi dengan informasi dari lingkungan
hat hasil korelasi tersebut, ditemukan bahwa individu untuk membentuk harapan dan tu-
self-efficacy memiliki korelasi positif yang sig- juan di masa depan. Dengan demikian, mere-
nifikan dengan dimensi planning (r = .511, p = ka akan bertahan dalam usaha menghadapi
.000). Ini menunjukkan bahwa individu yang masalah, mampu menyelesaikan masalah
mampu membuat perencanaan minat dan tu- yang penuh rintangan, dan ketekunan yang
juannya akan masa depan dengan jelas maka besar untuk mencapai tujuan masa depan.
self-efficacy yang dimiliki untuk mencapai tu- Peneliti juga melakukan analisa tam-
juannya di masa depan akan semakin menin- bahan berdasarkan data demografi yang ada
gkat. Nurmi (1989, 2004) menjelaskan bahwa dengan melakukan uji perbedaan terhadap
walaupun individu telah mengetahui cara atau jenis kelamin, usia, fakultas, semester, IPK,
pengetahuan yang berkaitan dengan tujuan tinggal dengan siapa, perencanaan setelah
untuk merealisasikannya, perencanaan dan lulus, jumlah pengeluaran dan jumlah organ-
pemecahan masalah sangat dibutuhkan (Nut- isasi yang pernah diikuti. Peneliti mendapat-
tin, 1984; Cantor & Kihlstrom, 1987; dalam kan hasil bahwa ada perbedaan self-efficacy
Nurmi, 1989, 2004). (F= 2.712, p < .05) dan orientasi masa depan
Hacker (1985), Nuttin (1984), dan (F= 4.325, p < .05) berdasarkan latar bela-
Pea & Hawkins (1987, dalam Nurmi, 1989) kang ekonomi yang salah satunya berkaitan
menyatakan bahwa menyusun suatu renca- dengan jumlah pengeluaran. Hal ini dapat di-
na sama dengan proses penyelesaian suatu sebabkan karena penilaian individu pada ke-
masalah, yaitu individu harus menemukan mampuannya dapat dipengaruhi oleh kead-
cara-cara yang mengarah pada pencapaian aan yang dialami individu (Bandura, 1997).
tujuan dan penentuan langkah yang paling Dengan adanya perbedaan berdasarkan
efisien. Seseorang yang memiliki keyakinan latar belakang ekonomi dapat menjadikan
akan kemampuan dalam dirinya akan mem- self-efficacy individu berbeda karena bergan-
buat dirinya menemukan cara-cara untuk tung pada situasi ekonomi yang dialami indi-
pencapaian tujuan tersebut karena dalam ori- vidu. Individu dengan latar belakang ekonomi
entasi masa depan juga sangat erat kaitan- rendah memiliki self-efficacy lebih rendah
nya dengan harapan, tujuan, standar serta dibandingkan dengan individu yang memiliki
rencana dan strategi yang dilakukan untuk latar belakang ekonomi yang cukup dan hal
mencapai sebuah tujuan dan cita-cita (Nurmi, ini juga berlaku pada orientasi masa depan.
2004). Mereka juga mengemukakan bahwa Namun, mayoritas dari responden penelitian
individu melaksanakan rencana dan strategi ini memiliki self-efficacy sedang dan orien-
yang telah disusun dengan melakukan pen- tasi masa depan yang cukup jelas dengan
gawasan terhadap pelaksanaan rencana jumlah pengeluaran antara Rp. 500.000 -
tersebut. Pengawasan dilakukan dengan Rp.2.000.000. Hal ini berkaitan dengan yang

30
Hubungan Antara Self-Efficacy Dengan Orientasi Masa Depan ..... Gloria A. Tangkeallo

dikemukakan oleh Rice (1999, dalam Santo- yang mampu membuat perencanaan dari mi-
so, 2012) bahwa self-efficacy dapat berkaitan nat dan tujuan masa depan dengan jelas dan
dengan keteguhan hati terhadap keyakinan rinci akan meningkatkan keyakinan akan ke-
individu bahwa ia akan berhasil dalam meng- mampuan yang dimiliki.
hadapi suatu permasalahan atau tuntutan Uji perbedaan yang dilakukan peneliti
situasi. Dengan kata lain, responden dapat pada variabel self-efficacy dan orientasi masa
melihat sumber ekonomi sebagai hal yang depan dengan menggunakan independent
cukup baik menunjang self-efficacy dan ori- sample test dan ANOVA menunjukkan tidak
entasi masa depan. terdapat perbedaan yang signifikan berdasar-
Havighurst (dalam Rice & Dolgin, kan jenis kelamin, usia, semester, fakultas,
2008) mengemukakan bahwa individu akan IPK, dan perencanaan setelah lulus. Namun,
berusaha untuk memutuskan dan menekuni didapatkan hasil bahwa terdapat perbedaan
karier agar dapat memberikan jaminan di berdasarkan latar belakang ekonomi pada
masa depan terutama dalam hal keuangan self-efficacy dan orientasi masa depan.
yang baik. Mereka menjadi mandiri dengan
mencari nafkah sendiri. Hal ini tentu bergan- b. Saran
tung pada pencapaian atau kondisi keuangan 1. Saran Teoritis
yang dimiliki. Jika dilihat dari dimensi per- a) Berdasarkan penelitian diperoleh hasil
encanaan dalam orientasi masa depan, in- bahwa faktor pengalaman keberhasilan
dividu akan menyusun suatu rencana yang yang diperoleh di dalam ataupun luar
mengarah pada pencapaian tujuan yang kampus, tuntutan situasi dan dukungan
paling efisien untuk masa depan yang dapat orangtua merupakan faktor-faktor yang
dipengaruhi oleh tuntutan situasi dalam me- juga berkaitan dengan self-efficacy dan
nentukan tujuan di masa depan. Selain itu, orientasi masa depan sehingga untuk
Trommsdorff (dalam Seginer, 2009) menge- penelitian selanjutnya dapat meng-
mukakan bahwa dukungan orangtua berpen- gali aspek-aspek tersebut secara men-
garuh pada perkembangan kepribadian yang dalam.
berkaitan dengan kemauan dan rasa optimis b) Berdasarkan hasil penelitian diperoleh
untuk meraih tujuan di masa depan. Dengan hasil bahwa nilai IPK dari responden
kata lain, tuntutan situasi dan dukungan or- tergolong tinggi namun tidak terdapat
angtua terutama dalam mengatur keuangan perbedaan self-efficacy dan orientasi
secara mandiri merupakan hal yang penting masa depan sehingga untuk penelitian
dalam pembentukan orientasi masa depan selanjutnya dalam bidang Psikologi
sehingga individu dapat lebih optimis dalam Pendidikan diharapkan dapat memper-
merencanakan masa depan. timbangkan aspek kemampuan kognitif
terutama mengenai persepsi terhadap
Penutup kemampuan dan perencanaan masa
depan untuk dibahas secara mendalam.
a. Kesimpulan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa 2. Saran Praktis
terdapat hubungan signifikan yang bersifat a) Bagi mahasiswa:
positif antara self-efficacy dengan orientasi 1. Diharapkan dapat mencari informasi
masa depan. Semakin tinggi self-efficacy yang berkaitan dengan perencanaan
individu maka semakin jelas orientasi masa masa depan sehingga dapat meren-
depan individu tersebut, dan sebaliknya. canakannya dengan lebih teperinci.
Pada variabel self-efficacy, dimensi strength Informasi dapat diperoleh dengan
menunjukkan nilai korelasi positif yang paling cara saling berdiskusi dan mem-
signifikan dikaitkan dengan orientasi masa beri masukan mengenai kelemahan
depan. Dengan kata lain, kemantapan akan dan kelebihan satu sama lain mela-
kemampuan dalam diri merupakan hal yang lui kegiatan mentoring sehingga da-
menonjol dalam diri mahasiswa tingkat akhir pat membuat tujuan di masa depan
di universitas X yang berhubungan dengan berdasarkan potensi dan keyakinan
orientasi masa depan. Individu yang memi- akan kemampuan yang dimiliki. Se-
liki kemantapan akan kemampuan dalam lain itu, mahasiswa juga diharapkan
dirinya cenderung memiliki gambaran masa dapat membuat perencanaan secara
depan yang lebih jelas. Pada variabel orien- terperinci agar dapat memiliki orien-
tasi masa depan, dimensi planning menunjuk- tasi masa depan yang jelas.
kan nilai korelasi positif yang paling signifikan 2. Diharapkan dapat menggali dan
berhubungan dengan variabel self-efficacy. menggunakan seluruh kemampuan
Dengan kata lain, planning merupakan di- yang dimiliki untuk mencapai tujuan
mensi yang dominan dalam diri mahasiswa masa depan dengan meningkatkan
tingkat akhir yang berhubungan dengan self- self-efficacy dan mengembangkan
efficacy. Hal Ini menunjukkan bahwa individu kemampuan berdasarkan pengala-

31
Jurnal Psikologi, Volume 10 Nomor 1, Juni 2014

man atas keberhasilan yang diper- akselerasi dan siswa reguler. Jurnal
oleh selama berada di Universitas Keberbakatan & Kreativitas, 03 (01), 1-12.
maupun di luar Universitas. Dengan Matlin, M. W. (1999). Psychology (3rd ed).
kata lain, mahasiswa lebih menekan- Orlando, F. L: Harcourt Brace &
kan pada pengalaman dan bukan Company
pada nilai. Hal ini dapat dilakukan McCabe, K. & Barnett, D. (2000). First comes
dengan berpartisipasi aktif dalam work, then comes marriage: Future
berbagai kegiatan-kegiatan yang di- orientation among African American young
selenggarakan oleh organisasi. Pen- adolescents. Family Relations, 49 (01),
galaman-pengalaman yang dimiliki 63-70.
tersebut dapat menjadi acuan agar Nurmi, J. E. (1989). Adolescents’ orientation to the
tidak mudah menyerah terhadap ke- future: Development of interests and
sulitan yang dihadapi dalam meren- plans,a nd related attributions and affects,
canakan masa depan. in the life-span context. Finlandia:
b) Career centre di setiap universitas di- Societas Scientiarum Fennica.
harapkan dapat mengadakan work- Nurmi, J.-E. (1991). How do adolescents see their
shop dan seminar yang berkaitan den- future? A review of the development of
gan pengenalan diri dan perencanaan future orientation and planning. Develop-
masa depan kepada mahasiswa atau mental Review, 11, 1–59.
alumni sebagai sarana untuk memberi- Nurmi, J. E. (2004). Socialization and self-
kan pengetahuan untuk merealisasikan development: Channeling, selection,
gambaran individu di masa depan. Hal adjustment, and reflection. In R.Lerner
ini dapat dilakukan dengan membantu & L.Steinberg (Eds.). Handbook of
mahasiswa dalam merencanakan dan adolescent psychology (2nd ed., pp.
mengevaluasi tujuan masa depan yang 85–124). Hoboken, NJ: Wiley.
akan dicapai berdasarkan kemampuan Papalia, Old, dan Feldman. (2009). Human
dan pengalaman yang dimilikinya sela- development, Perkembangan manusia
ma berada di universitas sehingga da- (10 thed.). Jakarta: Salemba Humanika.
pat menjadi bahan pertimbangan mere- Pervin, L. A., & John, O. P. (1997). Personality:
ka dalam perencanaan selanjutnya. Theory and research (7th ed). N e w
c) Dosen pembimbing akademik diharap- York: John Wiley & Sons, Inc.
kan dapat membimbing mahasiswa Raffaelli, M., Silvia, H. Koller. (2005). Future
dalam merencanakan masa depan Expectations of Brasilian street Y o u t h .
yang sesuai dengan pilihannya dengan Journal of Adolescence. 28 (2005)
memberikan gambaran masa depan 249–262. Diunduh dari http://www.
dan alternatif pilihan yang berkaitan msmidia.com/ceprua/artigos/future.pdf
dengan kemampuan dan asal jurusan pada tanggal 28 Agustus
dari mahasiswa tersebut. Rachmahana, S.R.. (2003). Kepercayaan Diri dan
d) Orangtua diharapkan dapat memberi- Kemasakan Kerja Pada Mahasiswa
kan dukungan dan memfasilitasi anak Tingkat Akhir Universitas Islam Indonesia.
dalam merealisasikan minat dan bakat Fenomena, 01 (01), 1-10.
yang dimiliki dengan cara menginten- Rice, F.P. & Dolgin, K.G. (2008). The adolescent
sifkan komunikasi dan saling bertukar development, relationships, and culture.
pikiran dalam menuntun pencapaian tu- (12 th ed.). United States of America:
juan di masa depan dengan mengguna- Pearson International Edition.
kan seluruh kemampuan yang dimiliki. Santoso, R.J. (2012). Hubungan antara self-
efficacy dengan kinerja pada karyawan di
Daftar Pustaka PT Timatex Salatiga, Fenomena, 02 (01).
1-12
Bandura, A. (1997). Self efficacy: The Saparingga, H. (2012). Efektivitas pelatihan karir
exercise of control. New York: Free- dalam meningkatkan eksplorasi karir pada
man. mahasiswa tingkat akhir Universitas
Feist, J., Feist, J.G. (2006). Theories of Pendidikan Indonesia. Fenomena, 01(01).
personality (6th ed). New York: Diunduh dari http://repository.upi.edu
McGraw Hill Companies. Seginer, R. (2009). Future Orientation: Develop-
Ganda, Y. (2004). Petunjuk praktis cara mental and Ecological. University of Haifa
mahasiswa belajar di perguruan Israel: Springer.
tinggi. Jakarta: Grasindo Warsito, H. (2004). Hubungan antara self-efficacy
Hawadi, L. F. & Noviyanti, S. (2009). Orientasi dengan penyesuaian Akademik dan
masa depan dalam bidang pendidikan prestasi akademik. Jurnal Psikologi, 14
bidang karir siswa SMA program (02), 92-109.

32

Anda mungkin juga menyukai