Anda di halaman 1dari 21

BAB II

PENDAHULUAN

Kontrasepsi adalah upaya untuk mencegah terjadinya kehamilan. Upaya itu

dapat bersifat sementara, dapat pula bersifat permanen. Penggunaan kontrasepsi

merupakan salah satu variabel yang mempengaruhi fertilitas.

Daya guna sauatu kontrasepsi diukur dengan rumus pearl yang diajukan pada

tahun1930-an. Menurut rumus ini tingkat kehamilan (pregnancy rate = kehamilan per

100 tahun wanita) ialah 1200 X jumlah kehamilan/jumlah siklus seluruhnya. Asumsi

yang dipakai oleh pearl ialah bahwa setiap akseptor mempunyai kesuburan yang

homogen, sehingga 100 akseptor yang diobservasi selama 2 tahun, atau sama dengan

50 akseptor yang diobservasi selama 2 tahun, atau sama dengan 200 akseptor selama

6 bulan.

Daya guna kontrasepsi terdiri atas daya guna teoritis atau fisiologik. Daya

guna teoritis merupakan kemampuan suatu cara kontrasepsi bila dipakai dengan tepat,

sesuai dengan instruksi dan tanpa kelalaian. Daya guna pemakaian adalah

perlindungan terhadap konsepsi yang ternyata pada keadaan sehari-hari yang

dipengaruhi oleh faktor-faktor ketidakhati-hatian, tidak taat asas, motivasi, keadaan

sosial ekonomi budaya, pendidikan dll. Daya guna demografik menunjukan berapa

banyak kontrasepsi diperlukan untuk mencegah suatu kelahiran.

1
Sampai saat ini belum ada suatu cara kontrasepsi yang 100% ideal. Ciri-ciri

suatu kontrasepsi yang ideal meliputi daya guna, aman, murah, estetik, mudah

didapat, tidak memerlukan motivasi terus-menerus, dan efek sampingan minimal.

Pada pembahasan makalah ini sedikit banyak diuraikan cara kontrasepsi

sebagai usaha medik dalam keluarga berencana. Cara kontrasepsi yang dibahas

adalah kontrasepsi Pil

2
BAB II

TINJAUAN TEORITIS

Pil Kontrasepsi

Manuskrip-manuskrip kuno sebenarnya telah menulis tentang wanita yang

memakan obat supaya tidak hamil. Di Indonesia telah sejak lama para wanita memilih

“jamu” untuk mencegah kehamilan. Sayangnya jamu tradisional ini secara ilmiah

kedokteran belum banyak diselidiki dengan lebih mendalam.

Menjelang akhir abad 19, Beard dan zschokke mengemukakan bahwa pada

beberapa jenis binatang, ovulasi akan tidak terjadi bila korpus luteum berkembang

baik; dan pada tiga dasawarsa pertama abad ke 20 dilaporkan bahwa ekstrak dari

korpus luteum dapat mencegah ovulasi. Setelah diselidiki ternyata korpus luteum

mengandung hormon progesteron yang mampu menekan ovulasi. Pada tahun1930-an

Bickenbach dan messenbach menemukan bahwa bahan steroid seperti progesteron,

testosteron, dan estrogen dapat menghambat ovulasi.

Pelopor penelitian kontrasepsi Pil adalah Pincus, Rock, dan Carcia (1956)

dimana percobaan-percobaan klinik yang amat intensif dan seksama telah dilakukan

diPuerto Rico dengan hasil yang amat efektif dan memuaskan, semenjak saat itu

pemekai Pil KB tersebar diseluruh dunia. Pil kombinasi yang berisi estrogen dan

progesteron mulai dipasarkan tahun 1960, dan kemudian pada tahun 1963 Pil

3
sequential mulai diperkenalkan pula. Sampai sekarang bermacam-macam jenis Pil

kontrasepsi telah beredar dipasaran.

Menurut Guttmacher (1970), karena sangat efektif kalau dimakan menurut

aturan pakai, maka kontrasepsi Pil adalah satu cara yang terbaik dalam usaha

kontrasepsi pada masa sekarang ini. Pendapat ini didasarkan pada hal-hal berikut :

 Meningginya pemakaian kontrasepsi Pil segala usia

 Meningginya kepercayaan terhadap Pil

 Menurunnya takaran estrogen dan progesteron beserta rangkaiannya

 Meningginya daya penerimaan dan fasilitas pengadaan

 Meningginya efektivitas dan menurunnya efek samping

Jumlah akseptor kontrasepsi Pil meningkat setiap tahun, baik dinegara-negara

maju maupun dinegara-negara berkembang. Diperkirakan bahwa lebih dari 25%

wanita PUS sekarang ini menggunakan kontrasepsi Pil secara kontinu

Klasifikasi

Pil dibuat oleh bermacam-macam pabrik obat diberbagai negara, umumnya

berisi hormon estrogen dan progesteron yang berbeda pula jenis dan takarannya.

Barbara Law (1974) berpendapat bahwa untuk mengklasifikasikan kontrasepsi harus

didasarkan pada 4 kriteria penting, yaitu:

1. Jenis Pil tersebut

2. Jenis hormon estrogen dan progesteron serta takarannya

3. Potensi estrogen yang dipakai

4. Potensi progesteron yang dipakai

4
Kontrasepsi yang beredar dipasaran dunia umumnya dibagi 5 jenis menurut isi

hormonnya:

 Yang hanya berisi estrogen saja

 Kombinasi estrogen dan progesteron; kadar estrogen yang menonjol

 Kombinasi, kadar estrogen dan progesteron seimbang

 Kombinasi, kadar progesteron yang lebih menonjol

 Yang hanya berisi progesteron saja

Efek samping Pil kontrasepsi

Estrogen Progesteron
Kelebihan Kekurangan Kelebihan Kekurangan

Nausea Iritabilitas Nafsu makan Darah haid lebih


Keputihan Semburan panas meningkat banyak, disertai
Kloasma Prolapsus uteri BB bertambah bekuan.
Disposisi lemak Spotting Cepat lelah Perdarahan surut
berlebihan Darah haid Depresi terlambat
Eksotrofia serviks berkurang Libido berkurang
Teleangiekstasia Tidak adanya Akne
Nyeri kepala jenis perdarahan Alopesia
vaskuler surut Cholestatic
Hipertensi libido berkurang jaundice
Supersi laktasi Lama haid
Buah dada tegang berurang
dengan retensi Nyeri kepala
cairan Efek anabolik
Moniliasis
Payudara
membesar
Payudara tegang
tanpa retensi
cairan

5
Heinen (1970) menganjurkan agar didalam Pil kombinasi dosis tertinggi

untuk etinil estradiol ialah 30 mikrogram, dan mistranol 50 mikrogram.berdasarkan

jumlah tablet dalam satu papan Pil kontrasepsi maka ada yang berisi 20, 21, 22, dan

28 tablet. Untuk yang 20, 21, dan 22 tablet, Pil pertama dimakan pada hari kelima

Haid, lalu 1 tablet setiap hari sampai habis, tunggu datangnya haid lalu dimulai lagi

seperti tadi dengan papan baru. Untuk yang 28 tablet, Pil pertama dimakan pada hari

pertama haid lalu dimakan 1 tablet untuk setiap harisampai habis, kemudian

langsung disambung dengan papan yang baru. Pil yang terdiri dari 28 tablet berisi

21 tablet obat anti hamil +7 tablet plasebo (Roboransia/preparat besi)

Jenis Pil kontrasepsi yang beredar dipasaran Indonesia umumnya adalah Pil

kombinasi

Tausk (1975) membagi macam-macam Pil kontrasepsi menjadi Pil kombinasi,

Pil sekwensial, Pil normofasik, mini Pil, after morning Pil, dan Pil tiga fase

Cara kerja

 Cara kerja estrogen dan Pil kontrasepsi

Estrogen mempunyai khasiat kontrasepsi dengan jalan mempengaruhi ovulasi,

perjalanan sel telur atau implantasi. Disamping itu penambahan estrogen dalam

Pil kombinasi bertujuan untuk menjamin berlangsungnya siklus haid dan

mengurangi insidens Breakthrough Bleeding. Ovulasi dihambat melalui

pengaruh estrogen terhadap hipothalamus dan selanjutnya menghambat FSH

dan LH. Ovulasi tidaklah selalu dihambat oleh Pil kombinasi yang berisi

6
estrogen 50 mikrogram atau kurang, tetapi oleh pengaruh progesteron

disamping estrogen.

Implantasi ovum yang telah dibuahi dapat dihambat oleh estrogen dosis tinggi

seperti pada after morning pills, yang diberikan pada pertengahan siklus haid,

karena akan menimbulkan efek anti progesteron, sehingga terjadi pertumbuhan

endometrium yang menghambat implantasi. Perjalanan sel telur dipercepat

dengan pemberian estrogen.

Estradiol yang dipakai dalam Pil kombinasi adalah etinil estradiol atau

mestranol (etinil estradiol – 3 – metil eter.

 Cara kerja progesteron dalam Pil kontrasepsi

Walaupun fungsi progesteron sebenarnya adalah menyiapkan endometrium

untuk implantasi dan mempertahankan kehamilan; namun dalam dosis tertentu

yang diatur baik, progesteron mempunyai khasiat kontrasepsi dengan

menghalangi penetrasi dan transfortasi sperma karena lendir serviks menjadi

lebih pekat (servikal prop), dan menghambat kapasitas sperma untuk membuahi

dan menembus sel telur. Jika progesteron diberikan sebelum konsepsi, maka

perjalanan ovum dalam saluran telur akan terhambat; bila sebelum ovulasi,

maka implantasi akan terhalangi. Selain itu penghambatan ovulasi juga terjadi

melalui jalur hipothalamus – hipofisis

Jenis progesteron yang dipakai dalam Pil konstrasepsi :

1. Derivat dari nor testosteron

 Noretinordel

7
 Noretisteron (noretindrol)

 Noretisteron-asetat

 Etindiol diasetat

 Dimetisteron

 Linestrenol

 Noregestrel

2. Derivat dari hidroksi-progesteron

 17-alfa hidroksiprogesteron-kapronat

 Medroksiprogesteron-asetat

 Dihidroksi-progesteron-asetofenida

 Megestrol asetat

 Klormadinon asetat

Pil kombinasi

Adalah Pil kontrasepsi berisi estrogen maupun progesteron (progestagen,

gestagen). Dosis estrogen ada yang 0,05; 0,08 dan 0,1 mg pertablet. Sedangkan dosis

dan jenis progesteronnya bervariasi dari masing-masing pabrik pembuatnya

 Cara Kerja

Pil kombinasi akan

o Menghalangi produksi gonadotropin dari

hipofise secara terus menerus, sehimgga tidak terjadi ovulasi

8
o Merubah konsistensi lendir serviks menjadi

tebal dan kental, sehingga penetrasi dan transportasi sperma akan terhalang,

sulit, atau mungkin tidak sama sekali

o Merubah peristaltik tuba dan rahim, sehingga

mengganggu transportasi sperma maupun sel telur

o Menimbulkan perubahan pada endometrium,

sehingga tidak memungkinkan terjadinya nidasi; dan

o Merubah kepekaan indung telur terhadap

rangsangan-rangsangan gonadotropin

 Efektivitas

Secara teoritis hampir 100, dengan angka kegagalan 0,1 - 0,7

 Kelebihan

o Efektivitasnya tinggi, dapat dipercaya jika

dimakan sesuai aturan pakainya

o Pemakai Pil dapat hamil lagi, bila mana

dikehendaki kesuburan dapat kembali dengan cepat

o Tidak mengganggu kegiatan seksual suami istri

o Siklus haid menjadi teratur

o Dapat menghilangkan keluhan nyeri haid

(dismenorea)

9
o Untuk pengobatan kemandulan, kadang-kadang

dapat dipakai untuk memancing kesuburan

o Untuk mengobati wanita dengan perdarahan

yang tidak teratur

o Untuk mengobati perdarahan haid pada wanita

usia muda (juvenil bleeding)

o Dapat memperbaiaki perdarahan tidak teratur

yang disebabkan pemberian kontrasepsi hormonal lainnya

o Dikatakan dapat mengurangi angka kejadian

kanker ovarium

 Kekurangan

o Pil harus dimakan setiap hari, kurang cocok

bagi wanita yang pelupa

o Motivasi harus diberikan secara lebih intensif

o Bagaimanapun juga tetap ada efek sampingnya

 Efek samping

Ringan

Berupa mual muntah, pertambahan BB, perdarahan tidak teratur, retensi

cairan, edema, mastalgia, sakit kepala, timbulnya jerawat, alopesia, dan keluhan

ringan lainnya. Keluhan ini berlangsung pada bulan-bulan pertama pemakaian Pil

Berat

10
Dapat terjadi trombo-embolisme, mungkin karena terjadi peningkatan

aktivitas faktor-faktor pembekuan atau karena pengaruh vaskuler secara langsung.

Angka kejadian tromboembolisme ini dilaporkan 4 – 9 kali lebih tinggi dari pada

wanita bukan pemakai Pil dari golongan umur yang sama. Namun angka

kematian yang terjadi amat rendah, yaitu 3 per 100.000 wanita pemakai Pil, hal

ini diamati pada wanita-wanita dinegara barat

Mengenai kemungkinan timbulnya karsinoma serviks uteri, menurut

penelitian yang dipercaya diluar negeri, dikatakan bahwa tidak diperoleh

hubungan yang bermakna antara pemakai Pil dengan kanker serviks ataupun

dengan displasia serviks

 Kontraindikasi

Absolut

Adanya gangguan fungsi hati, tromboplebitis atau riwayat tromboflebitis,

kelainan serebro vakuler, keganasan pada kelenjar mammae dan alat reproduksi,

serta adanya varieses yang berat.

Relatif

Hipertensi, DM, penyakit tiroid; perdarahan abnormal pervaginam, yang tidak

jelas penyebabnya; penyakit jantung dan penyakit ginjal; serangan asma

bronkhial, eksema luas; migrain yang hebat;sering dapat serangan epilepsi; serta

mioma uteri

 Cara pemakaian Pil KB

11
o Bilamana mulai makan Pil KB ?

1. pasca persalinan (post partum)

a. mulai makan Pil KB 30 – 40 hari pasca persalinan

b. pakai cara lain dulu (kondom), baru setelah haid datang mulai

makan Pil KB

c. diberikan induksi haid, setelah terjadi withdrawal bleeding,

barulah mulai makan Pil KB

2. pasca keguguran (postabortum)

a. langsung makan Pil KB

b. 1 – 2 minggu postabortum

c. setelah haid pertama postabortum

3. pada tukar (ganti) jenis Pil KB

4. pada waktu interval

o Bagaimana cara memulai makan Pil KB ?

1. untuk Pil KB yang berisi 21 dan 22 tablet, mulailah makan Pil pada hari

ke 5 siklus haid, lalu setiap hari 1 tablet, diikuti tidak makan Pil selama

6 – 7 hari

2. untuk yang berisi 28 tablet, mulai makan Pil pada hari pertama siklus

haid, lalu 1 tablet setiap hari terus-menerus.

o Bagaimana memilih Pil KB yang sesuai ?

12
1. cara memilih Pil KB yang cocok untuk wanita yang sesuai adalah

dengan mengenali 3 tipe utama wanita dan mengetahui isi Pil KB yang

diberikan.

Mumford (1974) menggolongkan 3 tipe utama wanita

 Estrogenik

Adalah wanita-wanita yang sangat buruk reaksinya terhadap

pemberian estrogen, mereka peka terhadap estrogen

 Balance (seimbang)

Adalah wanita-wanita bersifat seimbang antara estrogenik dan

progesterogenik

 Progestogenik

Adalah wanita-wanita yang bereaksi terhadap progesteron,

mereka peka terhadap progesteron.

2. pedoman mengenalinya secara sederhana dapat dilakukan diklinik KB

hanya dengan meelihat, menanyakan dan memeriksa

 Tanyakan pola haidnya

Wanita tipe estrogenik cenderung mempunyai siklus haid yang

pendek, biasanya kurang dari 26 hari, lamanya haid lebih dari 6

hari dan perdarahan lebih banyak. Sebaliknya wanita tipe

progesterogenik mempunyai siklus haid 30 hari atau lebih,

lamanya haid 4 hari atau kurang dengan jumlah darah yyang

sedikit. Diantaranya terletak tipe wanita balanced (seimbang),

13
dengan siklus haid sekitar 28 hari dan lamanya haid 5 – 6 hari,

dan jumlah darah sedang.

 Perhatikan bentuk fisik dan vital statistik tubuhnya

Pada wanita tipe estrogenik, pertumbuhan rambut dan

penyebaran lemak tubuh yang feminin, payudara besar, sekret

vagina banyak, dan pinggul yang besar. Sebaliknya pada wanita

tipe progesterogenik, pertumbuhan rambut dan penyebaran

lemak yang maskulin, kurus, payudara kecil, dan mempunyai

riwayat sering tumbuh jerawat, pinggul kecil. Wanita tipe

seimbang mempunyai bentuk fisik diantaranya

 Reaksi terhadap terapi hormonal yang lalu

Perhatikan dan tanyakan reaksi tubuh wanita ini terhadap

hormon yang telah diberikan. Hal ini dapat menjadi pedoman

untuk merubah jenis Pil KB

 Catatan-catatan untuk pemakaian Pil KB

o Makanlah Pil pada waktu yang sama setiap hari

(sore atau malam)

o Setiap hari dilakukan kontrol apakah Pil

kemarin sudah dimakan

o Jika anda lupa, makanlah 2 Pil pada sore hari

14
o Jika anda lupa 2 Pil, makanlah 2 Pil hari ini dan

2 Pil lagi keesokan harinya

o Jika lupa makan 3 Pil, tunggulah selama 7 hari

setelah hari makan Pil terakhir, kemudian mulailah makan Pil KB dari

bungkus yang baru. Dalam jangkan waktu 1 minggu tidak makan Pil tadi

pakailah cara kontrasepsi lain untuk melindungi diri anda dari kehamilan.

o Jika anda lupa lebih dari 3 Pil, kemungkinan

kegagalan (hamil) menjadi lebih besar

o Anggaplah selalu bahwa bungkus pertama

kurang aman

o Jika terdapat bercak perdarahan (spotting),

makanlah 2 Pil (dosis ganda) setiap hari selama 5 hari. Pil untuk

penggandaan ini hendaknya diambil dari bungkus lain, supaya tidak

mengganggu jadwal keteraturan memakan Pil

o Jika dengan cara ini perdarahan tidak berhenti,

segeralah berkonsultasi dengan petugas kesehatan.

o Withdrawal bleeding (haid), terjadi hari ketiga

dan keempat setelah Pil kombinasi habis

o Jika selama memakan Pil kontrasepsi timbul

keluhan seperti kejang-kejang pada tungkai bawah, sakit kepala hebat,

15
gangguan penglihatan (visus), atau rasa nyeri/ sakit dada, maka segeralah

konsultasi dengan petugas kesehatan

o Para pemakai Pil KB sangat dianjurkan

melakukan pemeriksaan sitologi vagina (papanicolau smear) dan

pemeriksaan payudara setahun sekali

Pil sekuensial

Cara ini banyak dipakai pada tahun enam puluhan, sedangkan dewasa ini nampaknya

kurang populer.

Cara pemakaian

Mula-mula makanlah pil yang berisi estrogen selama 2 minggu, diteruskan

dengan memakan pil kombinasi selama 1 minggu, lalu selama 1 minggu tidak makan

pil apapun. Pada akhir minggu keempat akan terjadi perdarahan haid (withdrawal

blieeding)

Cara kerja

Khasiat utama Pil sekuensial adalah menghambat ovulasi. Dosis estrogen yang

ada lebih tinggi daripada dosis estrogen dalam Pil kombinasi. Berhubung tidak

adanya progesteron pada 2 minggu pertama, maka kelupaan makan Pil 1 hari saja

akan menyebabkan terjadinya ovulasi, sehingga masih mungkin terjadi kehamilan.

Indikasi

16
Pada wanita hipoestrogenik, haid yang teratur, hypofertil, haid yang sering

terlambat, dan wanita dengan jerawat.

Efek samping

Sama dengan Pil kombinasi.

Efektifitas

Pil sekuensial sekarang ini kurang populer dibandingkan Pil kombinasi.

Angka kegagalan lebih tinggi dibandingkan Pil kombinasi, yaitu 0,5 – 1,4. Ini

disebabkan karena bila makan Pil sekuensial tidak boleh lupa, dapat terjadi

kehamilan.

Pil Normofasik

Pil ini kerjanya berada diantara cara kerja Pil kombinasi dan cara kerja Pil

sekuensial, namun lebih mendekati cara sekuensial. Selama 7 hari pertama hanya

diberi Pil yang mengandung estrogen saja, kemudian disusul dengan kombinasi

estrogen dan progesteron selama 15 hari.

Cara kerjanya adalah dengan menyebabkan serviks menjadi tidak dapat

ditembus oleh sperma dalam waktu yang lama, ditambah khasiat menghambat

ovulasi.

Pil Trifasik

Adalah Pil kontrasepsi yang lebih alamiah dan diminum dalam 3 fase siklis

haid dengan dosis yang berbeda-beda, yang untuk setiap fase berbeda warnanya:

 6 tablet warna coklat berisi levonorgestrel 50 mg dan etinil estradiol 30 mg,

17
 5 tablet warna putih berisi levonorgastrel 75 mg dan etinil estradiol 40 mg,

 10 tablet warna kuning berisi levonorgastrel 125 mg dan etinil estradiol 30 mg.

Pil kontrasepsi ini mulai diminum pada hari ke 5 haid setiap hari, sebaiknya

setelah makan malam atau sebelum tidur malam. Yang sudah beredar di Indonesia

adalah Trinordiol (Wyeth) dan Triquilar (schering).

Pil mini (Low dose continous progesteron)

Adalah Pil kontrasepsi yang hanya terdiri dari progesteron saja dalam dosis

rendah (0,5 mg atau kurang) dan diberikan secara terus menerus setiap hari tanpa

berhenti.

 Cara kerja

Mekanisme kerja Pil mini belum diketahui benar, namun menurut beberapa

penyelidik, akan menyebabkan perubahan pada landir serviks menjadi kental dan

mengurangi jumlahnya sehingga sukar ditembus oleh sperma. Dilaporkan pula

bahwa 75 % pemakai cara ini ovulasi masih terjadi, sedangkan 50 % diantaranya

mukosa rahim tetap dalan keadaan normal.

 Efektifitas

Angka kegagalan agak tinggi yaitu 0,2 – 12.

 Efek samping

Sering terjadi perdarahan yang tidak teratur, efek samping lainnya lebih kurang

dibandingkan Pil kombinasi

Pil pagi (after morning Pills)

18
Disebut juga kontrasepsi pasca koitus (post-coital contraception). Adalah Pil

berisi estrogen do0sis tinggi yang dimakan pada pagi hari setelah melakukan koitus

pada malam harinya.biasanya hanya diberikan untuk mencegah kehamilan pada

koitus yang tidak terlindung, misalnya pada perkosaan, kondom yang bocor atau

koyak, dan sebagainya.Pil yang dipakai adalah Lynoral dengan dosis 1 mg pertablet

dan stilbesterol 25 dan 50 mg. Menurut Haspels dalam 24 – 48 jam setelah koitus

yang tidak dilindungi takut terjadi kehamilan, dapat diberikan 3 – 5 mg Lynoral tiap

hari selama 5 hari.

 Efek samping

Karena diberikan estrogen dosis tinggi, maka efek samping yang sering dijumpai

adalah mual-mual (50%) dan muntah (20%).

BAB III

19
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Pil dibuat oleh bermacam-macam pabrik obat diberbagai negara, umumnya

berisi hormon estrogen dan progesteron yang berbeda pula jenis dan takarannya.

Barbara Law (1974) berpendapat bahwa untuk mengklasifikasikan kontrasepsi harus

didasarkan pada 4 kriteria penting, yaitu:

Jenis Pil tersebut; Jenis hormon estrogen dan progesteron serta takarannya;

Potensi estrogen yang dipakai; Potensi progesteron yang dipakai

Kontrasepsi yang beredar dipasaran dunia umumnya dibagi 5 jenis menurut isi

hormonnya:

Yang hanya berisi estrogen saja, Kombinasi estrogen dan progesteron; kadar estrogen

yang menonjol, Kombinasi, kadar estrogen dan progesteron seimbang, Kombinasi,

kadar progesteron yang lebih menonjol, Yang hanya berisi progesteron saja

B. Saran

Bagi akseptor KB pilihlah alat kontrasepsi yang ideal meliputi; daya guna, aman,

murah, estetik, mudah didapat, dan efek sampingan minimal.

Bagi rekan mahasiswa kami mengharapkan kritikan membangun untuk

menyempurnakan makalah ini yang tentunya sesuai dengan literatur. Terima kasih

Daftar Pustaka

20
Sarwono Prawiroharjo.,Prof.,DR. Ilmu Kebidanan. Edisi Ketiga. Gramedia.

Jakarta. 1997

Arif Manjoer,.dkk,. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi Ketiga. Jilid I. Media

Aesculapius. FKUI. Jakarta. 2001

Rustam Mochtar,.Prof,. DR,. Sinopsis Obstetri. Jilid II. EGC. Jakarta. 1998

21

Anda mungkin juga menyukai