BADAN GEOLOGI
PUSAT VULKANOLOGI DAN MITIGASI BENCANA GEOLOGI
POS PENGAMATAN GUNUNG API BURNI TELONG
Kp. Serule kayu kecamatan Bukit Kabupaten Bener Meriah - ACEH
A. SPESIFIKASI UMUM
1. KETENTUAN UMUM
1.1 Kontraktor harus melindungi Pemilik dari tuntutan atas Hak Paten, Lisensi, serta Hak
Cipta yang melekat pada barang, bahan dan jasa yang digunakan atau disediakan
Kontraktor untuk melaksanakan pekerjaan.
1.2 Apabila ada perbedaan antara Standar yang disyaratkan dengan Standar yang diajukan
oleh Kontraktor, Kontraktor harus menjelaskan secara tertulis kepada Direksi Pekerjaan,
sekurang-kurangnya 28 hari sebelum Direksi Pekerjaan menetapkan Setuju atau
Ditolak.
1.3 Dalam hal Direksi Pekerjaan menetapkan bahwa Standar yang diajukan Kontraktor tidak
menjamin secara substansial sama atau lebih tinggi dari Standar yang disyaratkan,
maka Kontraktor harus tetap memenuhi ketentuan Standar yang disyaratkan dalam
Dokumen Kontrak.
1.4 Spesifikasi ini disusun sedemikian rupa dimaksudkan agar calon penawar dapat
menyusun penawarannya yang realistis dan kompetitif, sesuai dengan kebutuhan
Pemilik tanpa catatan dan persyaratan lain dalam penawarannya.
1.5 Barang, bahan yang akan digunakan untuk pelaksanaan pekerjaan harus
mengutamakan produksi dalam negeri.
1.6 Standart yang digunakan adalah Standart Nasional (SNI, SII, SKNI) untuk barang,
bahan, dan jasa/ pengerjaan/pabrikasi dari edisi atau revisi ASTM, BS, dll), yang
padanannya secara substantif sama atau lebih tinggi dari Standar Nasional.
1.7 Standart satuan ukuran yang digunakan adalah MKS, sedangkan penggunaan Standart
satuan lain, dapat digunakan sepanjang hal tersebut tidak dapat dielakkan.
1.8 Semua kegiatan yang perlu untuk pelaksanaan pekerjaan, penyelesaian dan perbaikan
harus dilakukan sedemikian rupa dengan mematuhi ketentuan dan persyaratan kontrak
agar tidak menimbulkan gangguan terhadap kepentingan umum.
1.9 Kontraktor harus mengamankan dan membebaskan Pemilik dari kewajiban membayar
ganti rugi yang berkenaan dengan segala klaim, tuntutan hukum dalam bentuk apapun
yang timbul dari atau sehubungan dengan hal tersebut.
5. ALAT-ALAT PRODUKSI
Kontraktor harus menyediakan segala alat produksi yang diperlukan secukupnya untuk
pelaksanaan dan penyelesaian pekerjaan. Direksi boleh meminta kepada Kontraktor untuk
menyediakan alat produksi tambahan dan peralatan lain bilamana menurut pertimbangannya
penting untuk pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan Kontrak. Kontraktor harus menyediakan
seluruh peralatan serta suku cadang dan harus menjaga persediaan yang cukup untuk tidak
memperlambat pelaksanaan pekerjaan.
6. MATERIAL PENGGANTI
Kontraktor harus berusaha mendapat material yang ditentukan, bilamana material yang
ditentukan tidak mungkin diperoleh dengan alasan yang dapat diterima, Kontraktor dapat
menggunak an material pengganti, tetapi harus terlebih dahulu mendapat persetujuan tertulis
dari Direksi. Harga satuan penawaran pada Daftar Kuantitas dan Harga Pekerjaan tidak
diperkenankan untuk dinaikkan akibat penggantian material.
B. SPESIFIKASI TEKNIS
1. URAIAN UMUM
Kontraktor melakukan layanan Jasa Konstruksi yang meliputi dari Memperkerjakan tenaga kerja
sesuai dengan keterampilan yang dibutuhkan, menyediakan kebutuhan material dan peralatan
yang dibutuhkan untuk melaksanakan pekerjaan berdasarkan gambar bestek, bill of Quantity.
2. LINGKUP PEKERJAAN
Lingkup Pekerjaan Rehabilitasi Gedung Kantor meliputi :
1. Pekerjaan Persiapan.
2. Pembongkaran Dan Pembersihan
3. Pekerjaan Lain-Lain.
PASAL 1
PEKERJAAN PERSIAPAN
Untuk keperluan persiapan dan perlengkapan guna pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor berkewajiban :
1.1 Papan Nama Proyek
Persyaratan bahan
Membuat papan Nama Proyek bisa dari triplek Mika atau dari Plastik reklame dengan
bingkai dari kayu.
Pedoman pelaksanaan
Didirikan di atas kayu 5/7 cm setinggi 240 cm diletakan pada tempat yang mudah dilihat
umum, Plang Nama kegiatan memuat
- Nama Kegiatan
- Pemilik Kegiatan
- Lokasi Kegiatan
- Jumlah biaya ( Kontrak )
- Nama Pelaksana ( Kontraktor )
- Nama Konsultan ( Pengawas )
- Pekerjaan dimulai tanggal, bulan, tahun
.
PASAL 2
PEMBONGKARAN DAN PEMBERSIHAN
2. Setiap pembongkaran harus dilakukan sedemikian rupa sehingga siap untuk dapat
dilaksanakan pemasangan baru sesuai dengan Gambar Kerja.
3. Barang hasil bongkaran dan pembersihan harus dikeluarkan dari tapak / site
konstruksi dan dikumpulkan di tempat / lokasi tertentu yang ditunjukkan oleh Konsultan
Pengawas.Pada dasarnya, barang-barang bongkaran tersebut tidak dapat dipakai lagi
dalam pekerjaan, kecuali apabila dinyatakan lain oleh Konsultan Pengawas.
PASAL 3
PERLINDUNGAN EXISTING
1. Pekerjaan ini adalah perlindungan untuk semua instalasi existing yang berada di dalam
tapak / site konstruksi dan dinyatakan oleh Konsultan Perencana / Konsultan Pengawas
masih berfungsi dan akan digunakan lagi.Untuk instalasi existing tersebut di atas,
Kontraktor / Pemborong harus menjaga dan memeliharanya dari gangguan / cacat.
2. Kabel dan pipa existing yang masih berfungsi harus dilindungi memakai buis beton ∅ 30
cm. Khusus pada bagian yang diperkirakan akan mendapat beban, maka pada dasar atau
pipa yang bersangkutan harus diberi alas dasar terbuat dari pasangan batu bata
minimal 1 (satu) lapis, lebar 30 cm. sepanjang pembebanan tersebut.
3. Apabila karena satu dan lain sebab sehingga jalur instalasi existing yang masih
berfungsi harus dipindah, maka Kontraktor / Pemborong harus melakukan
pekerjaan ini sesuai dengan petunjuk dari Konsultan Pengawas.
PASAL 4
PEKERJAAN TANAH
Pekerjaan tanah adalah pekerjaan pembuatan lubang / galian di tanah dan termasuk
pengurugan / pemadatan tanah kembali yang diperlukan untuk :
1. MACAM GALIAN.
Penggalian dibagi dalam macam-macam jenis, yaitu :
a. Galian tanah biasa.
Galian tanah biasa mencakup semua galian yang bukan galian batu, galian konstruksi
atau galian material dan bahan baku lainnya.
b. Galian batu.
Galian batu terdiri dari pekerjaan menggali / membongkar batu-batuan pada daerah
galian yang menurut pendapat Konsultan Pengawas harus dilakukan pembongkaran.
c. Galian konstruksi / obstacle.
Galian konstruksi / obstacle adalah semua galian selain dari galian tanah dan galian
batu dalam batas pekerjaan yang disebut dalam spesifikasi ini atau tercantum dalam
Gambar Rencana.
Semua galian yang disebut sebagai galian konstruksi terdiri dari galian lantai
bangunan, galian pondasi bangunan existing, galian perkerasan jalan / halaman,
galian pipa / kabel listrik / pipa gas, saluran-saluran serta konstruksi-konstruksi
lainnya, selain yang disebutkan pada spesifikasi ini.
Semua pekerjaan galian harus dikerjakan sesuai dengan spesifikasi untuk ketiga macam
galian tersebut di atas. Syarat-syarat kerja yang menyangkut bidang lain, mengikuti
ketentuan-ketentuan letak, peil dan dimensi seperti yang dicantumkan dalam Gambar
Rencana atau petunjuk Konsultan Pengawas.
2. Galian untuk konstruksi harus sesuai dengan Gambar Kerja dan bersih dari tanah urug
bekas serta sisa bahan bangunan.
4. Urutan penggalian harus diatur sedemikian rupa dengan mengikuti petunjuk- petunjuk
Konsultan Pengawas sehingga tidak menimbulkan gangguan pada lingkungan
tapak / site atau menyebabkan timbulnya genangan air untuk waktu lebih dari 24 jam.
5. Jika pada galian terdapat akar kayu, kotoran dan bagian tanah yang tidak padat atau
longgar, maka bagian ini harus dikeluarkan seluruhnya, kemudian lubang yang tejadi
harus ditutup urugan pasir yang dipadatkan dan disirami air setiap ketebalan
5 cm. lapis demi lapis sampai penuh sehingga mencapai ketinggian yang
diinginkan.Biaya pekerjaan ini menjadi tanggungan Kontraktor / Pemborong dan tidak dapat
di-klaim sebagai pekerjaan tambah.
PASAL 5
PEKERJAAN STRUKTUR BETON
d. Tempat Penyimpanan
• Kontraktor harus menyediakan tempat penyimpanan yang sesuai untuk semen, dan
setiap saat harus terlindung dengan cermat terhadap kelembaban udara. Tempat
penyimpanan tersebut juga harus sedemikian rupa agar memudahkan waktu
pengambilan.
• Gudang penyimpanan harus berlantai kuat dibuat dengan jarak minimal 30
cm. dari tanah, harus cukup besar untuk dapat memuat semen dalam jumlah cukup
besar sehingga kelambatan atau kemacetan dalam pekerjaan dapat dicegah dan
harus mempunyai ruang lantai yang cukup untuk menyimpan tiap muatan truk semen
secara terpisah- pisah dan menyediakan jalan yang mudah untuk mengambil contoh,
menghitung zak-zak dan memindahkannya. Semen dalam zak tidak boleh ditumpuk
lebih tinggi dari 2 meter.
• Untuk mencegah semen didalam zak disimpan terlalu lama sesudah penerimaan,
Kontraktor hendaknya mempergunakan semen menurut urutan kronologis yang
diterima di tempat pekerjaan. Tiap kiriman semen harus disimpan sedemikian rupa
sehingga mudah dibedakan dari kiriman lainnya. Semua zak kosong harus disimpan
dengan rapih dan diberi tanda yang telah disetujui oleh Konsultan Pengawas.
• Timbangan-timbangan yang baik dan teliti harus diadakan oleh Kontraktor
untuk menimbang semen didalam gudang dan di lokasi serta harus dilengkapi
segala timbangan untuk untuk keperluan penyelidikan.
• Kontraktor harus menyediakan penjaga yang cakap, untuk mengawasi gudang-gudang
semen dan mengadakan catatan-catatan yang cocok dari penerimaan dan
pemakaian semen seluruhnya.
• Tembusan dari catatan-catatan harus disediakan untuk Konsultan Pengawas bila
dikehendakinya, jumlah dari semen yang digunakan selama hari itu ditiap bagian
pekerjaan.
b. Tempat dan pengaturan dari semua daerah penimbunan harus mendapat persetujuan
dari Konsultan Pengawas. Kontraktor harus membersihkan bahkan memperbaiki saluran
buangan disemua tempat penimbunan dan harus mengatur semua pekerjaan
penimbunan pasir dan kerikil sedemikian rupa sehingga timbulnya pemisahan dan
pencampuran antara pasir dan kerikil akan dapat dihindari dan bahan yang
ditimbun tidak akan tercampur tanah atau bahan lain pada waktu ada banjir atau air
rembesan. Kontraktor diminta untuk menanggung sendiri segala biaya untuk
pengolahan kembali pasir dan kerikil yang kotor karena timbunan yang tidak sempurna
dan lalai dalam pencegahan yang cukup. Pasir dan kerikil tidak boleh dipindah-pindah dari
timbunan, kecuali bila diperlukan untuk meratakan pengiriman berikutnya.
c. Pasir
• Jenis pasir yang dipakai untuk pekerjaan bangunan ini adalah pasir alam yaitu pasir
yang dihasilkan dari sungai atau pasir alam lain yang didapat dengan persetujuan
Konsultan Pengawas.
• Persetujuan untuk sumber-sumber pasir alam tidak dimaksudkan sebagai
persetujuan dasar ( pokok ) untuk semua bahan yang diambil dari sumber tersebut.
Kontraktor harus bertanggung jawab atas kualitas tiap jenis dari semua bahan
yang dipakai dalam pekerjaan. Kontraktor harus menyerahkan pada Konsultan
Pengawas sebagai bahan pemeriksaan pendahuluan dan persetujuan, contoh yang
cukup, seberat 15 kg. dari pasir alam yang diusulkan untuk dipakai, sedikitnya 14 hari
sebelum diperlukan.
• Timbunan pasir alam harus dibersihkan dari semua tumbuh-tumbuhan dan dari bahan-
bahan lain yang tidak dikehendaki. Segala macam tanah pasir dan kerikil yang
tidak dapat dipakai, harus disingkirkan. Timbunan harus diatur dan dilaksanakan
sedemikian rupa sehingga tidak merugikan kegunaan dari timbunan.
• Pasir harus halus, bersih dan bebas dari gumpalan-gumpalan kecil dan lunak dari
tanah liat, mika dan hal-hal yang merugikan dari substansi yang merusak, jumlah
prosentase dari segala macam subsansi yang merugikan, beratnya tidak boleh lebih
dari 5% berat pasir.
• Pasir harus mempunyai “modulus kehalusan butir“ antara 2 sampai 32, atau jika
diselidiki dengan saringan standar harus sesuai dengan standar Indonesia untuk
beton atau dengan ketentuan sebagai berikut :
Saringan
No. Persentase satuan timbangan tertinggal di saringan
4 0 - 15
8 6 - 15
16 10 - 25
30 10 - 30
50 15 - 35
100 12 - 20
PAN 3 - 7
Agregat kasar harus sesuai dengan spesifikasi ini dan jika diperiksa oleh Konsultan
Pengawas ternyata tidak sesuai dengan ketentuan gradasi, maka Kontraktor harus
menyaring kembali atau mengolah kembali bahannya atas bebannya sendiri, untuk
menghasilkan agregat yang dapat disetujui Konsultan Pengawas.
6.2.3 A i r
Air yang dipakai untuk semua pekerjaan beton, spesi / mortar dan spesi injeksi harus bebas dari
lumpur, minyak, asam, bahan organik basah, garam dan kotoran-kotoran lainnya dalam
jumlah yang dapat merusak. Air tersebut harus diuji di Laboratorium pengujian yang ditetapkan
oleh Konsultan Pengawas untuk menetap-kan sesuai tidaknya dengan ketentuan-ketentuan
yang ada di dalam PBI-1971 untuk bahan campuran beton.
6.2.8 Admixture
a. Admixture / hardener dipergunakan apabila keadaan memaksa untuk mempercepat
pengerasan beton Produk dari LEMKRA
b. Retarder digunakan untuk memperlambat waktu setting beton (initial set), dimana bila waktu
pengiriman beton dari Batching Plant ke proyek dan sampai dengan waktu penuangan
beton memerlukan waktu lebih dari 1 (satu) jam. Bahan retarder yang dipergunakan
adalah CONPLAST RP264M2 dengan takaran 0,20 – 0,60 liter per 100 kg. semen.
Pencampuran dilakukan di Batching Plant.
c. Superplasticizer digunakan untuk membuat beton lebih plastis dan mencapai
kekuatan awal yang lebih tinggi (high early strength). Bahan plasticizer adalah CONPLAST
SP 430D dengan takaran 0,60 – 2,00 liter per 100 kg. semen. Pencampuran dilakukan di
dalam mixer sebelum beton dituang ke dalam cetakan.
6.3.7 S u h u
Suhu beton sewaktu dituang tidak boleh lebih dari 32oC dan tidak kurang dari
4,5oC. Bila suhu dari beton yang dituang berada antara 27oC - 32oC, beton harus diaduk di
tempat pekerjaan untuk kemudian langsung dicor.
Bila beton dicor pada waktu iklim sedemikian rupa sehingga suhu dari beton
melebihi 32oC sebagai yang ditetapkan oleh Konsultan Pengawas, maka Kontraktor harus
mengambil langlah-langkah yang efektif, umpamanya mendinginkan agregat, mencampur
dengan es dan mengecor pada waktu malam hari bila perlu, untuk mempertahankan suhu
beton waktu dicor pada suhu dibawah 32o C.
6.3.8 Pekerjaan Rencana Cetakan
Cetakan (bekisting) harus sesuai dengan bentuk dan ukuran yang ditentukan dalam gambar
rencana.
Bahan yang dipakai untuk cetakan harus mendapatkan persetujuan dari Konsultan
Pengawas sebelum pembuatan cetakan dimulai, tetapi persetujuan yang demikian tidak akan
mengurangi tanggung jawab Kontraktor terhadap keserasian bentuk maupun terhadap perlunya
perbaikan kerusakan-kerusakan yang mungkin dapat timbul pada waktu pemakaian.
Sewaktu-waktu Konsultan Pengawas dapat mengafkir sesuatu bagian dari bentuk yang tidak
dapat diterima dalam segi apapun dan Kontraktor harus dengan segera menanggulangi bentuk
yang diafkir tesebut dan menggantinya atas bebannya sendiri.
PASAL 6
PEKERJAAN SANITASI
Pekerjaan yang akan dikerjakan dalam pekerjaan sanitasi ini dilaksanakan/ dikerjakan dengan
rencana dan syarat-syarat yang meliputi :
PENYEKAT-PENYEKAT AIR
1. Penyekat-penyekat air (waterstop) dari PVC harus ditempatkan pada sambungan- sambungan
bangunan seperti yang ditunjukkan pada gambar-gambar. Kontraktor harus menyiapkan
semua penyekat-penyekat air termasuk lem PVC, semen, pasak, mur-mur dan bahan
penyambung lainnya.
2. Kontraktor harus membuat semua sambungan-sambungan (splices), penyatuan dan
lengkungan-lengkungan (joints and bends), pasak-pasak untuk penyekat air, pertemuan
perpotongan-perpotongan yang dibuat secara khusus sesuai dengan gambar-gambar
atau seperti ditunjukkan oleh Konsultan Perencana.
3. Semua penyatuan-penyatuan harus diletakan persis dengan petunjuk-petunjuk pabrik pembuat
dan penggunaan material yang disyahkan oleh pabrik dan harus dibentuk sedemikian rupa agar
menghasilkan sambungan yang kuat dan kedap air
4. Bahan waterstop yang dipakai adalah SUPERCAST SW 20, tipe disesuaikan dengan posisi joint
dengan lebar minimum 20 cm.
PASAL 7
PEKERJAAN PASANGAN BATU BATA
8.1. LINGKUP PEKERJAAN.
8.2.2. Semen.
Sesuai dengan Pasal 1 butir 1.2.1.
8.2.3. Pasir.
Sesuai dengan Pasal 1 butir 1.2.2.
8.2.4. Air.
Sesuai dengan Pasal 1 butir 1.2.3.
8.3.1. Dalam pelaksanaan pekerjaan ini, Kontraktor harus memperhatikan detail bentuk profil,
sambungan dan hubungan dengan material lain dan melaksanakannya sesuai dengan yang
tercantum dalam Gambar Kerja.
8.3.2. Pasangan bata ringan / bata celkone, dengan menggunakan aduk MU-300,PM-100 Pada saat
diletakkan, tidak boleh ada genangan air di atas permukaan batu bata tersebut.
8.3.3. Setelah bata terpasang dengan aduk, nad/siar-siar harus dikerok rata dan dibersihkan dengan
sapu lidi dan kemudian disiram air
8.3.4. Pemasangan harus sedemikian rupa sehingga ketebalan aduk perekat / spesi harus sama
setebal 1 cm. Semua pertemuan horizontal dan vertikal harus terisi dengan baik dan penuh.
8.3.5. Pasangan dinding bata ringan sebelum diplester dengan MU-301,PM-200 harus dibasahi dengan
air terlebih dahulu dan siar-siar telah dikerok serta dibersihkan
8.3.6. Setelah pekerjaan plesteran selesai tidak diperkenankan untuk langsung diaci atau di pasang
keramik dinding, tunggu 48 jam setelah kelembaban air keluar dalam dinding/berkeringat kering,
dapat dilakukan pekerjaan acian dengan MU-200,PM-300 atau pemasangan keramik dinding.
8.3.7. Pemasangan dinding bata dilakukan bertahap, setiap tahap terdiri maksimum 8-10 lapis setiap
harinya, diikuti dengan cor kolom praktis Pekerjaan pemasangan harus benar-benar
vertikal dan horizontal. Pengukuran dilakukan dengan tiang lot dan harus diukur dengan tepat.
Untuk permukaan yang datar, batas toleransi pelengkungan atau pencembungan
bidang tidak boleh melebihi 5 mm untuk setiap jarak 200 cm. vertikal dan horizontal.
Jika melebihi, Kontraktor harus membongkar / memperbaiki dan biaya untuk perkaan ini
ditanggung oleh Kontraktor, tidak dapat di-klaim sebagai pekerjaan tambah.
8.3.8. Bidang dinding 1/2 batu yang luasnya lebih besar dari 12 m2 ditambahkan kolom dan balok
penguat (kolom praktis) dengan ukuran 12 x 12 cm, dengan tulangan pokok 4 diameter 10 mm,
beugel diameter 6 mm jarak 20 cm.
8.3.9. Pembuatan lubang pada pasangan untuk perancah/steiger sama sekali tidak diperkenankan.
Kecuali Pembuatan lubang pada pasangan bata ringan yang berhubungan dengan setiap bagian
pekerjaan beton (kolom) harus diberi penguat stek-stek besi beton diameter 6 mm jarak 75 cm,
yang terlebih dahulu ditanam dengan baik pada bagian pekerjaan beton dan bagian yang
ditanam dalam pasangan bata ringan sekurang-kurangnya 30 cm kecuali ditentukan lain
8.3.10 Tidak diperkenankan memasang bata ringan yang patah 2 (dua) melebihi dari 2 %. Bata yang
patah lebih dari 2 tidak boleh digunakan
8.3.11. Pasangan bata untuk dinding 1/2 batu harus menghasilkan dinding finish setebal 13 cm
dan untuk dinding 1 batu finish adalah 25 cm. Pelaksanaan pasangan harus cermat, rapi dan
benar-benar tegak lurus.
8.3.12. Pemeliharaan :
Selama pasangan dinding bata belum di-finish, Kontraktor wajib untuk memelihara dan
menjaga atas kerusakan atau pengotoran oleh bahan lain. Apabila pada saat di-finish
terdapat kerusakan, berlubang dan lain sebagainya, Kontraktor harus memperbaiki
sampai dinyatakan dapat diterima oleh Konsultan Pengawas Biaya ini ditanggung oleh
Kontraktor dan tidak dapat di-klaim .
PASAL 8
PEKERJAAN PLESTERAN
9.2.1. Semen.
Sesuai dengan Pasal 1 butir 1.2.1.
9.2.2. Pasir.
Sesuai dengan Pasal 1 butir 1.2.2.
9.2.3. A i r.
Sesuai dengan Pasal 1 butir 1.2.3.
9.3.3. Pelaksanaan.
a. Adukan semua jenis plesteran tersebut di atas harus disiapkan sedemikian rupa
sehingga selalu dalam keadaan masih segar dan belum mengering pada waktu
pelaksanaan pemasangan.
b. Kontraktor harus mengusahakan agar tenggang waktu antara waktu pencampuran
aduk plesteran dengan waktu pemasangan tidak melebihi
30 menit, terutama untuk plesteran kedap air.
c. Kontraktor harus menyediakan Pekerja / Tukang yang ahli untuk
pelaksanaan pekerjaan plesteran ini, khususnya untuk plesteran aci halus.
d. Terkecuali untuk plesteran kasar, permukaan semua aduk plesteran harus diratakan.
Permukaan plesteran tersebut khususnya plesteran halus / aci harus rata, tidak
bergelombang, penuh dan padat, tidak berongga dan berlubang, tidak mengandung
kerikil ataupun benda-benda lain yang membuat cacat.
e. Untuk permukaan dinding pasangan, sebelum diplester harus dibasahi terlebih
dahulu dan siar-siarnya dikerok sedalam kurang lebih 1 cm.
Sedang untuk permukaan beton yang akan diplester, permukaannya harus
dibersihkan dari sisa-sisa bekisting, kemudian dikasarkan (“scratched”). Semua
lubang - lubang bekas pengikat bekisting atau form tie harus tertutup aduk
plesteran.
e. Untuk semua bidang dinding yang akan dilapis dengan cat / wallpaper dipakai
plesteran aci halus di atas permukaan plesterannya.
Untuk bidang dinding pasangan yang menggunakan bahan / material akhir lain,
permukaan plesterannya harus diberi alur-alur garis horizontal untuk memberikan
ikatan yang lebih baik terhadap bahan / material yang akan digunakan tersebut.
Untuk setiap pertemuan bahan / material yang berbeda jenisnya pada satu bidang
datar, harus diberi naat / celah dengan ukuran lebar 7 mm. dan dalam 5 mm.
f. Untuk permukaan yang datar, batas toleransi pelengkungan atau
pencembungan bidang tidak boleh melebihi 5 mm untuk setiap jarak 2 m.
g. Ketebalan plesteran harus mencapai ketebalan permukaan dinding / kolom
seperti yang dinyatakan dan dicantumkan dalam Gambar Kerja. Tebal plesteran
adalah maksimal 1 cm.
Jika ketebalan melebihi 1 cm, maka diharuskan menggunakan kawat
ayam yang diikatkan / dipakukan ke permukaan dinding pasangan yang
bersangkutan, untuk memperkuat daya lekat plesteran.
h. Pekerjaan plesteran dinding hanya diperkenankan setelah selesai pemasangan
instalasi pipa listrik, pipa plumbing, untuk seluruh bangunan.
9.3.4 Pemeliharaan.
a. Kelembaban plesteran harus dijaga sehingga pengeringan berlangsung dengan
wajar. Hal ini dilakukan dengan membasahi permukaan plesteran setiap kali terlihat
kering dan melindunginya dari sinar matahari langsung dengan bahan penutup yang
dapat mencegah penguapan secara cepat. Pembasahan tersebut adalah selama 7
(tujuh) hari setelah pengacian selesai, Kontraktor harus selalu menyiram
dengan air sekurang- kurangnya 2 (dua) kali sehari sampai jenuh.
b. Selama permukaan plesteran belum dilapis dengan bahan / material akhir, Kontraktor
wajib memelihara dan menjaganya terhadap kerusakan- kerusakan dan pengotoran
dengan biaya ditanggung oleh Kontraktor, dan tidak dapat di-klaim sebagai pekerjaan
tambah.
c. Tidak dibenarkan pekerjaan penyelesaian dengan bahan / material akhir di atas
permukaan plesteran dilakukan sebelum plesteran berumur lebih dari 2 (dua) minggu,
cukup kering, bersih dari retak, noda dan cacat lain seperti yang disyaratkan tersebut
di atas.
d. Apabila hasil pekerjaan tidak memenuhi semua yang disyaratkan oleh Konsultan
Pengawas, maka Kontraktor harus membongkar dan memperbaiki sampai
disetujui oleh Konsultan Pengawas.
Biaya untuk perbaikan tersebut ditanggung oleh Kontraktor dan tidak dapat
dijadikan sebagai pekerjaan tambah.
PASAL 10
PEKERJAAN PERLENGKAPAN PINTU DAN JENDELA
( ALAT PENGGANTUNG & PENGUNCI )
Apabila terjadi perubahan atau penggantian, harus mendapat persetujuan terlebih dahulu
secara tertulis dari Pemberi Tugas.
b. Kunci (“Cylinder”).
1. Pemakaian : Semua pintu Rolling Door
Spesifikasi : Mempunyai lubang kunci di kedua ujungnya (Double
Cylinder).
2. Pemakaian : Pintu tunggal khusus ruang panel dan utilitas.
Spesifikasi : Pada sisi luar mempunyai lubang kunci dan tombol pada sisi
dalam (Knob Cylinder).
3. Pemakaian : Khusus Kios
Spesifikasi : Pada sisi luar dapat dibuka dengan menggunakan koin dan
tombol pada sisi dalam
Produk : SES, CISA atau setara.
Warna : Ditentukan kemudian.
e. Pegangan (“Handle”).
1. Pemakaian : Untuk semua pintu kecuali pintu frameless.
Spesifikasi : Handle untuk membuka lidah penahan (Latch Bolt) secara
mekanis. Pemasangan menyatu dengan silinder kunci.
Dilengkapi dengan penutup lubang kunci.
Produk : SES, CISA atau setara.
Warna : Ditentukan kemudian
10.3.1. Kontraktor wajib membuat shop drawing (gambar detail pelaksanaan) berdasarkan
gambar dokumen kontrak yang telah disesuaikan dengan keadaan di lapangan.
Didalam shop drawing harus jelas dicantumkan semua data yang diperlukan termasuk
keterangan produk, cara pemasangan atau detail-detail khusus yang belum tercakup
secara lengkap didalam gambar dokumen kontrak sesuai dengan standarisasi
fabrikasi, dan pemasangannya untuk setiap tipe pintu dan jendela. Shop drawing harus
disetujui dahulu oleh Konsultan Pengawas sebelum dilaksanakan.
10.3.2. Pemasangan semua perangkat perlengkapan pintu, jendela dan bovenlicht khususnya
lockcase, handle dan backplate harus rapi dan sesuai dengan letak posisi yang
telah ditentukan dalam Gambar Kerja dan atau petunjuk Konsultan Pengawas.
Apabila hal tersebut tidak tercapai, maka Kontraktor wajib memperbaiki tanpa
tambahan biaya.
10.3.3. Engsel, dipasang + 28 cm. (as) dari permukaan atas dan permukaan bawah pintu pada
pintu-pintu umum biasa.
Engsel pintu toilet / peturasan dan janitor adalah + 32 cm.(as) dari permukaan
bawah pintu.
Khusus pintu frameless mengikuti persyaratan pabrik.
10.3.4. Door stopper untuk pintu toilet / peturasan, dipasang pada dinding dengan
minimum ketinggian 155 cm.dan 6 cm. dari tepi daun pintu. Untuk pintu lain, dipasang
pada lantai.
Letaknya diatur agar daun pintu dan kunci tidak membentur dinding pada saat pintu
terbuka.
Pemasangan door pull 100 cm. (as) dari permukaan lantai. Pelaksanaan harus
sesuai dengan spesifikasi pabrik pembuat.
PASAL 10
PEKERJAAN ATAP METAL
11.2.2. Aksesories (baut pengikat, plat kait, lengkap dengan ring karet kedap air), lembar
pelindung (flashing), lembar penutup bubungan (capping), sealant dan lain-lain harus
dari bahan dan tipe yang sama dengan penutup atap dan atau mengikuti spesifikasi
yang ditentukan pabrik.
11.2.3. Kontraktor wajib memberikan contoh bahan untuk disetujui dengan disertai keterangan
tertulis mengenai spesifikasi bahan, detail bentuk, ukuran serta petunjuk cara
pemasangan.
11.2.4. Bila Pemberi Tugas / Konsultan Pengawas menganggap perlu, maka Pemberi
Tugas berhak meminta Kontraktor agar dalam pelaksanaan pekerjaan ini harus
diawasi oleh tenaga ahli / supervisi khusus dari pabrik pembuat dengan dan atas biaya
tanggungan Kontraktor.
11.2.5. Lembaran penutup atap diangkut ke atas rangka atap hanya apabila akan dipasang,
rusuk atas lembaran penutup atap harus menghadap sisi dimana pemasangan dimulai.
11.2.6. Kontraktor harus memeriksa dengan teliti serta seksama dan memastikan bahwa
permukaan atas semua gording atau atap sudah satu bidang. Jika belum satu bidang,
dapat menyetel atau mengganjal bagian-bagian ini terhadap rangka penumbu / gording.
Dalam keadaan apapun juga untuk mengatur kemiringan atap, ganjal tidak
diperkenankan dipasang langsung di bawah plat kait.
Hal ini harus diperhatikan sungguh-sungguh oleh Kontraktor karena penyetelan dan
pengganjalan tidak tepat akan mengakibatkan gangguan pengikatan, terutama jika jarak
penyangga kecil.
11.2.7. Untuk mendapatkan kekuatan pengikatan maksimal apabila dipergunakan plat kait.
Jarak perletakan pertama maupun terakhir dari plat kait terhadap ujung / tepi lembaran
harus memenuhi persyaratan pabrik.
11.2.8. Lakukan pemeriksaan setempat terhadap penyetelan plat kait untuk mencegah
pergeseran. Untuk memperbaiki kelurusan, lembaran dapat disetel 2 mm. dengan
menarik plat kait menjauhi atau menekan ke arah lembaran pada saat mengikatkan plat
kait tersebut.
Untuk mencegah plat kait bergeser ke bawah, harus dipergunakan pengikat positif yaitu
sekrup atau baut pada plat kait tersebut.
11.2.9. Pada lembaran akhir di bagian atas, sisi tepi atas lembaran tersebut harus ditekuk ke
bawah. Penekukan dilakukan dengan alat yang disediakan pabrik untuk pekerjaan
tersebut. Penekukan ini untuk mencegah masuknya air kedalam bangunan.
Penekukan dapat dilaksanakan sebelum ataupun sesudah lembaran dipasang.
11.2.10. Pada lembaran akhis di bagian bawah, sisi tepi lembaran tersebut harus ditekuk ke
bawah untuk mencegah air mengalir melalui sisi bawah lembaran kedalam
bangunan. Penekukan dilakukan dengan alat yang disediakan pabrik untuk pekerjaan
tersebut.
11.2.11. Arah pemasangan lembaran dari bawah ke atas kemudian dilanjutkan pemasangan
ke samping dengan arah tetap dari bawah ke atas dan seterusnya.
Pada tumpangan akhir, sebaiknya gunakanlah 2 (dua) lembar atau lebih dengan
ukuran yang lebih pendek. Tumpangan / overlap akhir harus memenuhi persyaratan
pabrik.
11.2.12. Khusus untuk penutup bubungan (capping), Kontraktor harus sudah menyediakan
lubang pada ujung atas penutup bubungan (capping) untuk tiang penangkal petir,
lengkap dengan karet. Diameter lubang harus tepat sama dengan diameter tiang
penangkal petir.
11.2.13. Kedua sisi tepi arah memanjang penutup bubungan (capping) harus ditakik sesuai
dengan bentuk dan jarak rusuk lembaran setelah penutup bubungan terpasang.
Penakikan dilakukan dengan alat yang disediakan oleh pabrik khusus untuk
pekerjaan tersebut.
Setelah ditakik, barulah kedua sisi tepi penutup bubungan (capping) ditekuk ke
bawah dengan alat penekuk yang disediakan pabrik untuk pekerjaan tersebut hingga
menutup sampai lembah antara 2 (dua) rusuk lembaran. Penutup bubungan
(capping) disekrupkan pada setiap rusuk lembaran.
11.2.14. Pemasangan flashing, capping, fixing strip dan lain-lainnya harus dilakukan oleh
Kontraktor sesuai dengan persyaratan teknis dari pabrik pembuat walaupun belum
ataupun tidak tercantum dalam Gambar Kerja maupun Gambar Pelengkap sehingga
didapat hasil yang baik, terhindar dari kemungkinan kebocoran. Dalam kasus ini,
Kontraktor tidak dapat menuntut sebagai pekerjaan tambah.
11.2.15. Kontraktor harus teliti dan rapi sehingga lembaran setelah terpasang rapi dan lurus,
garis-garis rusuk lembaran sejajar, lurus, tidak bergelombang ke arah horizontal
maupun vertikal, menghasilkan penampilan yang baik.
11.2.16. Bagian lembaran setelah terpasang, yang boleh diinjak hanyalah pada rusuk tepat di
atas gording.
PASAL 11
PEKERJAAN LANGIT – LANGIT
PASAL 13
PEKERJAAN PENGECATAN
13.1.1. Pekerjaan Pengecatan Permukaan Dinding Pasangan Batu Bata dan Beton Semua
permukaan dinding pasangan batu bata dan permukaan beton yang tampak (exposed)
seperti tercantum dalam Gambar Kerja.
13.1.2. Pekerjaan Pengecatan Logam Semua pekerjaan logam yang terpasang seperti
tercantum dalam Gambar Kerja dengan ketentuan sebagai berikut :
a. Semua bagian / permukaan yang tampak (exposed) dicat sampai dengan cat finish.
b. Semua bagian / permukaan yang tidak ditampakkan (un-exposed) dicat hanya
sampai dengan cat dasar.
13.2. PERSYARATAN BAHAN.
13.2.1. Cat Tembok Exterior.
Bahan dari jenis acrylic emulsion kualitas baik, tahan terhadap udara dan garam.
Tipe exterior matt emulsion. Produk SUNLEX, ICI atau setara.
13.2.2. Cat Tembok Interior.
Bahan dari jenis acrylic emulsion kualitas baik, tipe interior matt emulsion. Produk
SUNLEX, ICI atau setara.
13.2.5. Kontraktor wajib membuktikan keaslian cat dari produk tersebut di atas mengenai
kemurnian cat yang akan dipergunakan.
Pembuktian berupa :
• Segel kaleng
• Test BD
• Test laboratorium
• Hasil akhir pengecatan
Biaya untuk pembuktian ini dibebankan kepada Kontraktor. Hasil tes kemurnian ini
harus mendapat rekomendasi tertulis dari produsen dan diserahkan ke Konsultan
Pengawas untuk persetujuan pelaksanaan.
13.2.6. Kontraktor harus menyiapkan contoh pengecatan tiap warna dan jenis cat pada
bidang-bidang transparan ukuran 30 x 30 cm.
Pada bidang-bidang tersebut harus dicantumkan dengan jelas warna,
formula cat, jumlah lapisan dan jenis lapisan (dari cat dasar sampai dengan lapisan
akhir).
13.2.7. Semua bidang contoh tersebut harus disampaikan kepada Konsultan
Pengawas. Jika contoh-contoh tersebut telah disetujui secara tertulis oleh
Perencana dan Konsultan Pengawas, barulah Kontraktor melanjutkan dengan
pembuatan “mock-up”.
13.2.8. Kontraktor harus menyerahkan kepada Konsultan Pengawas, untuk
kemudian akan diteruskan ke Pemberi Tugas, minimal 5 galon tiap warna dan jenis
cat yang dipakai.
Kaleng-kaleng cat tersebut harus tertutup rapat dan mencantumkan dengan jelas
identitas cat yang ada di dalamnya. Cat ini akan dipakai sebagai cadangan oleh
Pemberi Tugas untuk perawatan.
13.3.2. Apabila dari cat yang dipakai ada yang mengandung bahan dasar beracun atau
membahayakan kesehatan manusia, maka Kontraktor harus menyediakan
peralatan pelindung, misalnya : masker, sarung tangan dan sebagainya yang harus
dipakai pada waktu pelaksanaan pekerjaan.
13.3.3. Tidak diperkenankan melaksanakan pekerjaan ini dalam keadaan cuaca yang
lembab atau hujan atau dalam keadaan angin berdebu bertiup. Terutama untuk
pelaksanaan di dalam ruangan bagi cat dengan bahan dasar beracun atau
membahayakan manusia, maka ruangan tersebut harus mempunyai ventilasi
yang cukup atau pergantian udara berlangsung lancar.
Di dalam keadaan tertentu misalnya untuk ruangan tertutup, Kontraktor harus
memakai kipas angin ( fan ) untuk memperlancar pergantian / aliran udara.
13.3.4. Peralatan seperti kuas, roller, sikat kawat, kape, pompa udara tekan (vacuum
cleaner), semprotan dan sebagainya harus tersedia dari kualitas / mutu terbaik dan
jumlahnya cukup untuk pekerjaan ini.
13.3.5. Khusus untuk semua cat dasar harus disapukan dengan kuas.Penyemprotan hanya
boleh dilakukan bila disetujui Konsultan Pengawas.
13.3.6. Pemakaian ampelas, pencucian dengan air maupun pembersihan dengan kain
kering terlebih dahulu harus mendapatkan persetujuan tertulis dari Konsultan
Pengawas, terkecuali disyaratkan lain dalam spesifikasi ini.
13.3.7. Pelaksanaan pekerjaan ini khususnya pengecatan cat dasar untuk komponen bahan /
material logam, harus dilakukan sebelum komponen tersebut terpasang.
13.3.9. Hasil pekerjaan yang tidak disetujui Konsultan Pengawas harus diulang dan diganti.
Kontraktor harus melakukan pengecatan kembali bila ada cat dasar atau cat finish
yang kurang menutupi atau lepas sebagaimana ditunjukkan oleh Konsultan
Pengawas.
Biaya untuk hal ini ditanggung Kontraktor, dan tidak dapat di-klaim sebagai
pekerjaan tambah.
PASAL 13
PERSONIL INTI// TENAGA AHLI/TEKNIS/TERAMPIL MINIMAL
Tenaga Ahli/ Personil Inti/Teknis/Terampil Minimal yang dibutuhkan untuk pekerjaan ini adalah :
1. Project Manager 1 (satu) orang, memiliki pengalaman kerja minimal 5 (Lima) Tahun, Memiliki
keahlian Gedung / Bangunan, Memiliki SKA, Ahli Teknik Bangunan Gedung – Muda KODE
(201). Dengan Pendidikan S1 Teknik Sipil.
2. Pelaksana Lapangan 1 (satu) orang, memiliki pengalaman kerja minimal 5 (Lima) Tahun,
3. Juru Gambar 1 (satu) orang, memiliki pengalaman kerja minimal 3 (Tiga) Tahun.
4. Tenaga Administrasi/Keuangan 1 (satu) orang, memiliki pengalaman kerja minimal 3 (Tahun)
Tahun, Dengan Pendidikan Minimal STM/SMA Sederajat.