Anda di halaman 1dari 15

Tugas

Ekonomi Makro

Produk Domestik Regional Bruto (PDB) Berdasarkan Pengeluaran dan Pendapatan


Kalimantan Barat

Untuk memenuhi salah satu tugas


Mata Kuliah Ekonomi Makro
Dosen Pembimbing : Dr.Hj.Dinarjad Achmad, SE, M.Sc

Di Susun Oleh :

NIA LESTARI NIM B2052171013

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS TANJUNGPURA PONTIANAK
TAHUN 2017
1. Produk Domestik Bruto (PDB)

Dinamika perekonomian di Indonesia yang terus bergulir menuntut pemerintah dan

seluruh stakeholder (para pelaku ekonomi) untuk peka terhadap fenomena yang terus berubah

dari waktu ke waktu. Tanpa mengikuti pergerakan tersebut sangat mustahil untuk dapat

menangkap fenomena yang ada beserta keterkaitan unsur-unsur dan struktur di dalamnya.

Sedangkan pembangunan ekonomi yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan

masyarakat menuntut para pembuat kebijakan (pemerintah) peka terhadap gejolak ekonomi yang

terjadi. Perencanaan pembangunan ekonomi di suatu negara memerlukan berbagai macam

indikator ekonomi. Dengan indikator ekonomi yang representatif, strategi pembangunan baik itu

jangka menengah maupun pembangunan jangka panjang akan lebih terarah.

Salah satu alat ukur atau indikator ekonomi yang sangat dibutuhkan sebagai bahan

evaluasi dan perencanaan ekonomi makro terdapat dalam Produk Domestik Bruto (PDB).

Melalui PDB dengan segala turunannya dapat dilihat potret perekonomian dalam suatu negara.

Umumnya PDB disajikan dalam runtun waktu/series tahunan. Produk Domestik Bruto dapat

memberikan gambaran tentang perekonomian yang dapat berguna bagi para ahli yang bergerak

dibidang perencanaan, pengambilan keputusan baik bersifat jangka pendek maupun jangka

panjang, pembelanjaan, perumusan perpajakan, keuangan, tenaga kerja sektoral dan kebijakan

ekonomi lainnya yang dibuat oleh pemerintah maupun stakeholder lainnya.

Produk Domestik Bruto (PDB) atau dalam istilah internasional disebut Gross Domestic

Product (GDP) merupakan data statistik yang merangkum perolehan nilai tambah dari seluruh

kegiatan ekonomi di suatu negara pada satu periode tertentu. Ada dua jenis PDB, yaitu atas dasar

harga berlaku (PDB ADHB) dan atas dasar harga konstan (PDB ADHK). PDB atas dasar harga

berlaku menggambarkan nilai tambah barang dan jasa yang dihitung menggunakan harga pada
setiap tahun, sedangkan PDB atas dasar harga konstan menunjukkan nilai tambah barang dan

jasa tersebut yang dihitung menggunakan harga pada suatu tahun tertentu (tahun dasar), dengan

kata lain PDB ADHK mengoreksi angka PDB ADHB dengan memasukkan pengaruh dari harga

barang/jasa.

PDB dapat didefinisikan berdasarkan tiga pendekatan dalam penghitungan yaitu :

1. Pendekatan Produksi (Production Approach) PDB adalah jumlah nilai produk

barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh berbagai unit produksi pada suatu jangka

waktu tertentu, biasanya setahun.

2. Pendekatan Pendapatan (Income Approach) PDB adalah jumlah balas jasa yang

diterima oleh faktor-faktor produksi yang ikut di dalam proses produksi di suatu

negara pada jangka waktu tertentu (biasanya setahun). Balas jasa faktor produksi

tersebut adalah upah dan gaji, sewa tanah, bunga modal, dan keuntungan. Dalam

pengertian PDB termasuk pula penyusutan barang modal tetap dan pajak tidak

langsung neto. Jumlah semua komponen pendapatan ini per sektor disebut sebagai

nilai tambah bruto sektoral. PDB merupakan jumlah dari nilai tambah bruto seluruh

sektor (lapangan usaha).


3. Pendekatan Pengeluaran (Expenditure Approach) PDB adalah jumlah semua

pengeluaran untuk konsumsi rumah tangga dan lembaga swasta yang tidak mencari

untung, konsumsi pemerintah, pembentukan modal tetap domestik bruto, perubahan

stok/inventori, dan ekspor neto di suatu negara pada suatu periode (biasanya setahun).

Secara umum, komponen dalam penghitungan PDB berdasarkan pengeluaran adalah

sebagai berikut: 1) Konsumsi rumah tangga dan lembaga swasta yang tidak mencari

untung (C) 2) Investasi, yakni pembentukan modal tetap domestik bruto ditambah

perubahan inventori (I) 3) Konsumsi pemerintah (G) 4) Ekspor netto, yakni ekspor

dikurangi impor (X-M)


1. PDRB Berdasarkan Lapangan Usaha Provinsi Kalimantan Barat 2012-2016

Perkembangan perekonomian suatu daerah biasanya diukur dengan tingkat produksi, yakni

Produk Domestik Regional Bruto atau PDRB. PDRB merupakan jumlah nilai tambah value

added yang dihasilkan oleh seluruh unit usaha dalam wilayah perekonomian. Nilai PDRB

Kalimantan Barat atas dasar harga berlaku seperti yang terdapat dalam tabel1.1 berikut

menggambarkan nilai produksi barang dan jasa dinilai dengan harga yang berlaku pada periode

2014-2016.

Kategori Lapangan Usaha 2014 2015 2016

(Harga Konstan 2010)


Konstan Berlaku Konstan Berlaku Konstan Berlaku

Pertanian, Kehutanan dan


Perikanan 23.31 21.56 22.77 20.54 22.60 20.22
Pertambangan dan
Penggalian 4.29 4.79 4.12 4.91 4.75 5.60
Industri Pengolahan 16.85 16.48 16.62 15.80 16.50 16.10
Pengadaan Listrik, Gas 0.09 0.06 0.09 0.08 0.10 0.09
Pengadaan Air,
Pengelolaan Sampah, 0.14 0.13 0.14 0.12 0.14 0.11
Limbah dan Daur Ulang
Konstruksi 10.94 12.21 11.41 13.10 11.04 12.44
Perdagangan Besar dan
Eceran, dan Reparasi 15.08 14.51 15.28 14.82 15.08 14.47
Mobil dan Sepeda Motor
Transportasi dan
Pergudangan 4.18 4.30 4.18 4.39 4.23 4.52
Penyediaan Akomodasi dan
Makan Minum 2.29 2.31 2.31 2.38 2.29 2.37
Informasi dan Komunikasi 4.12 3.30 4.37 3.36 4.58 3.42
Jasa Keuangan 3.60 3.63 3.61 3.56 3.76 3.64
Real Estate 3.02 3.04 2.98 3.01 2.90 2.96
Jasa Perusahaan 0.48 0.45 0.49 0.47 0.48 0.46
Administrasi
Pemerintahan, Pertahanan 4.72 6.29 4.83 6.66 4.93 6.95
dan Jaminan Sosial Wajib
Jasa Pendidikan 4.35 4.42 4.28 4.29 4.13 4.21
Jasa Kesehatan dan
Kegiatan Sosial 1.46 1.49 1.45 1.51 1.41 1.46
Jasa Lainnya 1.08 1.03 1.07 1.01 1.06 0.99
PDRB 100 100 100 100 100 100
Sumber : Bps Kalimantan Barat 2017

 PDRB atas dasar harga berlaku :Distribusi persentase


1. Proporsi terbesar PDRB tahun 2012-2016 disumbangkan oleh oleh sector pertanian

sebesar kurang lebih 22% dengan subsector perkebunan sebagai penyumbang besar

2. Proporsi terkecil berada pada sector listrik , gas dan air bersih rata-rata sebesar 0,2%

 Distribusi persentase atas dasar harga konstan :

1. Proporsi terbesar PDRB atas dasar harga konstan ini dari tahun 2014-2016

disumbangkan dari sector pertanian kurang lebih 23,34% dengan sector perkebunan

sebagai penyumbang besar

2. Proporsi terkecilnya sama dengan atas dasar harga berlaku masih berada pada sector

listrik, air dan gas

Kategori Lapangan Usaha 2014 2015 2016

(Harga Konstan 2010)


Konstan Berlaku Konstan Berlaku Konstan Berlaku

Pertanian, Kehutanan dan


21485405.99 21485405.99 22292710.13 23344124.98 23201406.76 24861273.65
Perikanan
Pertambangan dan
3977959.46 3977959.46 4411733.16 5334935.74 4590725.54 6351206.79
Penggalian
Industri Pengolahan 14746489.12 14746489.12 15577650.23 16840599.41 16265913.76 17839230.47
Pengadaan Listrik, Gas 64069.38 64069.38 67708.78 62536.54 73179.58 65811.87
Pengadaan Air,
Pengelolaan Sampah, 141121.56 141121.56 144432.68 145665.79 146969.76 149726.68
Limbah dan Daur Ulang
Konstruksi 8005381.09 8005381.09 8595644.07 9491668.39 9674325.39 11387998.79
Perdagangan Besar dan
Eceran, dan Reparasi 12859271.26 12859271.26 13874682.92 14625265.09 14432449.12 15475627.96
Mobil dan Sepeda Motor
Transportasi dan
3507288.31 3507288.31 3794726.84 3875605.56 3973177.87 4345643.66
Pergudangan
Penyediaan Akomodasi dan
1948756.67 1948756.67 2070126.27 2192042.20 2203799.68 2426858.78
Makan Minum
Informasi dan Komunikasi 2837751.75 2837751.75 3144351.13 3198622.85 3568560.98 3608535.99
Jasa Keuangan 2737463.55 2737463.55 2820550.90 2960045.53 3187335.68 3582832.93
Real Estate 2522576.47 2522576.47 2703848.37 2838102.35 2900567.85 3191705.16
Jasa Perusahaan 391211.01 391211.01 419271.53 443809.97 453095.93 483537.97
Administrasi
Pemerintahan, Pertahanan 4765774.98 4765774.98 4446875.60 4661899.36 4767726.04 5864155.77
dan Jaminan Sosial Wajib
Jasa Pendidikan 3695738.26 3695738.26 3983762.64 4161932.59 4177802.05 4587682.07
Jasa Kesehatan dan
1339393.78 1339393.78 1390677.90 1467429.63 1467419.09 1612107.12
Kegiatan Sosial
Jasa Lainnya 1040202.23 1040202.23 1058837.77 1082841.57 1077473.32 1124868.17
PDRB 86065854.86 86065854.86 90797590.93 96727127.55 96161928.39 106958803.84
 Indeks Perkembangan atas dasar harga berlaku tahun dasar 2010

2014 2015 2016

Pertanian, Kehutanan dan 100% 108,65%


Perikanan 115,7%
Pertambangan dan Penggalian 100% 134,11%
159,6
Industri Pengolahan 100% 144,20%
120,97
Pengadaan Listrik, Gas 100% 97,60%
120,71
Pengadaan Air, Pengelolaan 100% 103,2%
Sampah, Limbah dan Daur
Ulang 106,097
Konstruksi 100% 118,56%
142,25
Perdagangan Besar dan 100%
Eceran, dan Reparasi Mobil
dan Sepeda Motor 97,60% 120,34
Transportasi dan Pergudangan 100%
103,2% 123,9
Penyediaan Akomodasi dan 100%
Makan Minum
118,5% 124,53
Informasi dan Komunikasi 100%
113,73% 127,16
Jasa Keuangan 100%
110,50% 130,88
Real Estate 100%
112,48% 126,52
Jasa Perusahaan 100%
112,71% 123,6
Administrasi Pemerintahan, 100%
Pertahanan dan Jaminan Sosial
Wajib 108,13% 123,04
Jasa Pendidikan 100%
112,50% 124,1
Jasa Kesehatan dan Kegiatan 100%
Sosial 113,44% 120,36
Jasa Lainnya 100%
97,82% 108,13
PDRB 100

1. Angka Indeks perkembangan terbesar ditunjukkan oleh sector pertambangan

secara drastic pada tahun 2015 ke 2016


2. Secara rata-rata angka indeksnya tiap tahun berubah naik pada setiap

sektornya. Hanya saja kalau dilihat per sub sector maka akan dilihat adanya

angka indeks yang mengalami penurunan yaitu di subsector industri

pengolahan

 Indeks Perkembangan atas dasar harga berlaku tahun Konstan 2010

2014 2015 2016

Pertanian, Kehutanan dan 100%


Perikanan 103,75 % 107,98
Pertambangan dan Penggalian 100%
110,9 115,4
Industri Pengolahan 100%
105,63 110,3
Pengadaan Listrik, Gas 100%
105,67 105,67
Pengadaan Air, Pengelolaan 100%
Sampah, Limbah dan Daur
Ulang 102,34 104,14
Konstruksi 100%
107,373 120,84
Perdagangan Besar dan 100%
Eceran, dan Reparasi Mobil
dan Sepeda Motor 107,8 112,2
Transportasi dan Pergudangan 100%
108,19 113,28
Penyediaan Akomodasi dan 100%
Makan Minum 106,22 113,08
Informasi dan Komunikasi 100%
110,8 125,75
Jasa Keuangan 100%
103,03 116,43
Real Estate 100%
107,18 114,98
Jasa Perusahaan 100%
107,17 115,81
Administrasi Pemerintahan, 100%
Pertahanan dan Jaminan Sosial
Wajib 91,3 97,9
Jasa Pendidikan 100%
107,79 113
Jasa Kesehatan dan Kegiatan 100%
Sosial 103,82 109,55
Jasa Lainnya 100%
101,79 103,58
PDRB 100
1. Angka indeks perkembangan terbesar disumbangkan oleh sector

pertambangan dan penggalian pada tiap tahunnya, untuk tahun 2016 mencapai

115,4%. Sedangkan untuk terbesar kedua oleh sector informasi dan

komunikasi

2. Dilihat dari subsektornya angka indeks perkembangan terlihat terbesar adalah

kontruksi dengan indeks pada tahun 2016 sebesar 120,84%

3. Untuk sector administrasi pemerintahan melihat trendnya meningkat akan

tetapi kurang dari 100

 Pertumbuhan ekonomi (Indeks berantai) atas dasar harga berlaku :

2014 2015 2016

Pertanian, Kehutanan dan 100% 108,65%


Perikanan 106,49
Pertambangan dan Penggalian 100% 134,11%
119,04
Industri Pengolahan 100% 144,20%
105,92
Pengadaan Listrik, Gas 100% 97,60%
105,23
Pengadaan Air, Pengelolaan 100% 103,2%
Sampah, Limbah dan Daur
Ulang 102,78
Konstruksi 100% 118,56%
119,97
Perdagangan Besar dan 100%
Eceran, dan Reparasi Mobil
dan Sepeda Motor 97,60% 105,8
Transportasi dan Pergudangan 100%
103,2% 112,12
Penyediaan Akomodasi dan 100%
Makan Minum 110,71
118,5%
Informasi dan Komunikasi 100%
113,73% 112,85
Jasa Keuangan 100%
110,50% 121,039
Real Estate 100%
112,48% 112,45
Jasa Perusahaan 100%
112,71% 108,9
Administrasi Pemerintahan, 100%
Pertahanan dan Jaminan Sosial
Wajib 108,13% 125,78
Jasa Pendidikan 100%
112,50% 110,22
Jasa Kesehatan dan Kegiatan 100%
Sosial 113,44% 109,8
Jasa Lainnya 100%
97,82% 103,88
PDRB 100

Dari data di atas diketahui bahwa ada 3 sektor yang memiliki indeks berantai teringgi

dalam menyumbangkan nilai PDRB adalah pada sektor administrasi pemerintahan, jasa

keuangan dan konstruksi.

Sebaliknya indeks berantai terendah tahun 2015 pada sektor jasa, begitu pula pada

tahun 2016 sektor jasa memiliki indeks berantai sebesar 103,88% yang merupakan

persentase terendah jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

 Pertumbuhan ekonomi (Indeks berantai) atas dasar harga Konstan

Diperoleh dari perhitungan pembagian sub sector/sector/PDRB berjalan dengan nilai

subsector/sector/PDRB tahun sebelumnya.

Tabel Pertumbuhan ekonomi (Indeks berantai) atas dasar harga Konstan

2014 2015 2016

Pertanian, Kehutanan dan 100%


Perikanan 103,75 % 104,07
Pertambangan dan Penggalian 100%
110,9 104,05
Industri Pengolahan 100%
105,63 104,41
Pengadaan Listrik, Gas 100%
105,67 108,08
Pengadaan Air, Pengelolaan 100%
Sampah, Limbah dan Daur
Ulang 102,34 101,75
Konstruksi 100%
107,373 112,54
Perdagangan Besar dan 100%
Eceran, dan Reparasi Mobil
dan Sepeda Motor 107,8 104
Transportasi dan Pergudangan 100%
108,19 104,7
Penyediaan Akomodasi dan 100%
Makan Minum 106,22 106,45
Informasi dan Komunikasi 100%
110,8 113,49
Jasa Keuangan 100%
103,03 113
Real Estate 100%
107,18 107,27
Jasa Perusahaan 100%
107,17 108,06
Administrasi Pemerintahan, 100%
Pertahanan dan Jaminan Sosial
Wajib 91,3 107,21
Jasa Pendidikan 100%
107,79 104,87
Jasa Kesehatan dan Kegiatan 100%
Sosial 103,82 105,51
Jasa Lainnya 100%
101,79 107,16
PDRB 100

Dari data di atas diketahui bahwa pada tahun 2015,3 sektor yang memiliki indeks

berantai tertinggi dalam menyumbangkan PDRB adalah pada sektor informasi dan komunikasi,

pertambangan dan penggalian, transportasi. Sedangkan pada tahun 2016 3 sektor yang memiliki

indeks berantai tertinggi dalam menyumbangkan PDRB adalah pada sektor informasi

komunikasi, jasa keuangan, dan kontruksi.

 Indeks Implisit

Pertumbuhan indeks harga implicit tersebut merupakan inflasi harga produsen

setiap hari tia subsector/sector/pdrb tahun yang bersangkutan. Perhitungan indeks

ini dengan cara membagi masing-masing angka dalam table 1 (PDRB ADHB)

dengan angka sejenis pada table 2 (PDRB ADHK) dikalikan 100


2014 2015 2016

Pertanian, Kehutanan dan 100%


Perikanan 104,71 107,15
Pertambangan dan Penggalian 100%
120,92 138,3
Industri Pengolahan 100%
108,1 109,67
Pengadaan Listrik, Gas 100%
92,5 89,93
Pengadaan Air, Pengelolaan 100%
Sampah, Limbah dan Daur
Ulang 100,85 101,87
Konstruksi 100%
110,42 177,1
Perdagangan Besar dan 100%
Eceran, dan Reparasi Mobil
dan Sepeda Motor 105,4 107,22
Transportasi dan Pergudangan 100%
102,13 109,3
Penyediaan Akomodasi dan 100%
Makan Minum 105,88 110,1
Informasi dan Komunikasi 100%
101,72 101,12
Jasa Keuangan 100%
104,94 112,4
Real Estate 100%
104,96 110,03
Jasa Perusahaan 100%
105,85 106,71
Administrasi Pemerintahan, 100%
Pertahanan dan Jaminan Sosial
Wajib 104,83 122,9
Jasa Pendidikan 100%
105,66 109,81
Jasa Kesehatan dan Kegiatan 100%
Sosial 105,519 109,86
Jasa Lainnya 100%
102,26 104,39
PDRB 100

Dari data diatas diketahui bahwa indeks harga implicit tertinggi adalah pada sektor

pertambangan.
 Laju Pertumbuhan

Laju pertumbuhan ekonomi ini diturunkan dari hasil perhitungan PDRB menurut

penggunaan data atas harga konstan. Indikator ini menunjukkan adanya

perubahan kuantum dari konsumsi rumah tangga, konsumsi pemerintah,

pembentukan modal dan ekspor impr. Dari penyajian ini dapat diketahui berapa

persentase kenaikan pembentukan modal dan kenaikan ekspor serta impor pada

tiap sektornya. Perhitungannya sama dengan perhitungan indeks berantai pada

harga konstan dikurangi 100

2014 2015 2016

Pertanian, Kehutanan dan


Perikanan 8,65 6,49
Pertambangan dan Penggalian
34,11 19,04
Industri Pengolahan
44,2 5,92
Pengadaan Listrik, Gas
-2,4 5,23
Pengadaan Air, Pengelolaan
Sampah, Limbah dan Daur
Ulang 3,2 2,78
Konstruksi
18,56 19,97
Perdagangan Besar dan
Eceran, dan Reparasi Mobil
dan Sepeda Motor -2,4 5,8
Transportasi dan Pergudangan
3,2 12,12
Penyediaan Akomodasi dan
Makan Minum 18,5 10,71
Informasi dan Komunikasi
13,73 12,85
Jasa Keuangan
10,5 21,039
Real Estate
12,48 12,45
Jasa Perusahaan
12,71 8,9
Administrasi Pemerintahan,
Pertahanan dan Jaminan Sosial
Wajib 8,13 25,78
Jasa Pendidikan
12,5 10,22
Jasa Kesehatan dan Kegiatan
Sosial 13,44 9,8
Jasa Lainnya
-2,18 3,88
PDRB

Dari data diatas diketahui bahwa 3 laju pertumbuhan tertinggi adalah pada sektor pertambangan,

jasa keuangan, pemerintahan

2. PDRB Berdasarkan Laju Pertumbuhan Y on Y di Kalimantan Barat 2012-2016

2014 2015 2016

Pertanian, Kehutanan dan


Perikanan 5.17 2.42 4.46
Pertambangan dan Penggalian
-0.01 0.60 21.56
Industri Pengolahan 6.43 3.47 4.45
Pengadaan Listrik, Gas 4.44 7.06 21.94
Pengadaan Air, Pengelolaan
Sampah, Limbah dan Daur 0.88 3.70 4.44
Ulang
Konstruksi 9.39 9.35 1.81
Perdagangan Besar dan
Eceran, dan Reparasi Mobil 7.14 6.24 3.83
dan Sepeda Motor
Transportasi dan Pergudangan 6.59 4.82 6.52
Penyediaan Akomodasi dan
Makan Minum 4.97 5.90 4.37
Informasi dan Komunikasi 10.32 11.19 10.28
Jasa Keuangan 12.66 5.33 9.57
Real Estate 5.14 3.53 2.35
Jasa Perusahaan 7.47 7.11 3.13
Administrasi Pemerintahan,
Pertahanan dan Jaminan Sosial 0.32 7.24 7.31
Wajib
Jasa Pendidikan 5.88 3.13 1.55
Jasa Kesehatan dan Kegiatan
Sosial 1.80 4.31 2.76
Jasa Lainnya 1.57 3.84 4.09
PDRB 6.05 4.86 5.22
Dari data diatas diketahui bahwa 3 sektor pendapatan tertinggi adalah pada sektor pertambangan,

pengadaan air dan gas,informasi komunikasi.


3. PDRB Berdasarkan Pengeluaran Kalimantan Barat periode 2014-2016 berdasarkan Harga
konstan 2010
Pengeluaran 2014 2015 2016
1. Pengeluaran
Konsumsi Rumah 57375725.51 60039965.66 15922277.46
Tangga
a. Makanan 30974304.09 32405340.18 8707553.83
b. Non Makanan 26401421.42 27634625.48 7214723.64
2. Pengeluaran
1135095.94 1180607.66 318922.26
Konsumsi LNPRT
3. Pengeluaran
13555230.09 14679189.33 3312777.16
Konsumsi Pemerintah
4. Pembentukan Modal
36145685.20 38205249.07 9896269.99
Tetap Bruto
5. Perubahan Inventori 1319978.83 1263652.40 476133.17
6. Ekspor Luar Negeri 8689258.25 8359842.42 2332097.86
7. Impor Luar Negeri 6273626.35 7554059.05 1573396.08
8. Net Ekspor Antar
-4833561.22 -3913279.18 -710713.60
Daerah
Produk Domestik
107113786.24 112261168.31 29974368.24
Regional Bruto

Dilihat dari sisi penggunaan, komponen PDRB Kalimantan Barat berupa pengeluaran konsumsi
rumahtangga atas dasar harga konstan 2010 meningkat dari Rp 5 miliar pada 2014 menjadi Rp 6 miliar
pada 2015 dan terus mengalami pertumbuhan sampai pada tahun 2016 menjadi 15 Miliar. Sedangkan
pengeluaran konsumsi rumah tangga atas dasar harga konstan 2010 naik dari Rp 30 miliar pada 2014
menjadi Rp32 miliar pada 2015.
Pertumbuhan komponen pengeluaran konsumsi pemerintah mengalami peningkatan dari Rp13 miliar
pada 2014 menjadi 14 miliar pada 2015. Konsumsi pemerintah atas dasar harga berlaku juga meningkat
dari Rp4.221,81 miliar pada Triwulan II-2014 menjadi Rp4.553,30 miliar pada Triwulan III-2014.

Anda mungkin juga menyukai