I PENDAHULUAN
II METODE PERCOBAAN
3.2. Pembahasan
Berdasrkan hasil pengamatan pada uji xantoprotein
didapatkan hasil bahwa sampel B dan sampel C (+)
mengandung asam amino aromatik.
Asam amino aromatic merupakan asam amino yang
mempunyai gugus R non polar, dimana gugus R di dalam
golongan asam amino ini merupakan hidrokarbon dan bersifat
hidrofobik. Golongan ini mengandung gugus R alifatik (alanin,
valin, leusin, isoleusin dan prolin) sedangakan dengan dua
lingkaran aromatic (fenilalanin dan triptofan) dan satu
mengandung sulfur (metiolin). Pada prolin gugus α-aminonya
tidak bersifat bebas, tetapi disubtitusi oleh sebagian gugus R-
nya yang menghasilkan struktur melingkar (Sudarmadji,
2003).
Asam amino aromatik adalah jenis asam amino yang
terdiri atas beberapa atom karbon yang umumnya kurang larut
dalam air tetapi larut dalam pelarut organik (Poedjiadi, 2005).
Penggolongan asam amino yaitu asam amino
essensial, asam amino non essensial, dan asam amino semi
essensial.
Asam amino essensial adalah asam amino yang
harus didatangkan sari luar tubuh manusia karena sel-sel
tubuh tidak dapat mensintesisnya. Sebagian besar asam
amino ini hanya dapat disintesis oleh sel tumbuhan, sebab
untuk mensitesisnya memerlukan senyawa nitrat anorganik.
Laboratorium Biokimia Pangan Protein I (Uji Xantoprotein)
4.1. Kesimpulan
Berdasrkan hasil pengamatan pada uji xantoprotein
didapatkan hasil bahwa sampel B dan sampel C (+)
mengandung asam amino aromatik.
4.2. Saran
Perlu diperhatikan tahapan-tahapan dalam
penambahan reagen, dan perlakuan mekanik, perlukuan
terhadap sampel juga perlu di sangat perhatian, waktu saat
pemanasan juga harus di perhatikan. Dan pada praktikan agar
selalu teliti dan bekerja sama dengan baik dengan rekan satu
meja agar percobaan dapat terlaksana dengan baik dan
hasilnya pun akan lebih akurat sehingga terhindar dari
kesalahan pada saat melakukan percobaan.
Laboratorium Biokimia Pangan Protein I (Uji Xantoprotein)
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN