Makalah Kromatografsi Lapis Tipis
Makalah Kromatografsi Lapis Tipis
DISUSUN OLEH :
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2019
KATA PENGANTAR
Makalah ini disusun agar kami dan pembaca dapat mengetahui secara rinci
tentang materi kromatografi lapis tipis. Makalah ini memuat definisi kromatografi
lapis tipis beserta keuntungannya.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada
pembaca dan dapat mengetahui secara rinci akan materi yang telah kami susun.
Walaupun makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Penyusun mohon
untuk saran dan kritiknya. Terima kasih
penulis
DAFTAR ISI
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini adalah sebagai berikut : Tujuan dari
penulisan makalah ini adalah agar mahasiswa dapat memahami mengenai
kromatografi lapis tipis sehingga dapat mengaplikasikannya.
BAB II
PEMBAHASAN
Pengertian dari Kromatografi adalah cara pemisahan zat berkhasiat dan zat
yang lain yang ada dalam bahan atau sediaan dengan jalan penyarian
berfraksi, penyerapan atau penukaran ion pada zat berpori, menggunakan cairan
atau gas yang mengalir. Zat yang diperoleh dapat digunakan untuk uji identifikasi
atau penetapan kadar.
Pada kromatografi lapis tipis, eluent adalah fase gerak yang berperan
penting pada proses elusi bagi larutan umpan (feed) untuk melewati fase diam
(adsorbent). Interaksi antara adsorbent dengan eluent sangat menentukan
terjadinya pemisahan komponen. Oleh sebab itu pemisahan komponen
secara kromatografi dipengaruhi oleh laju alir eluent dan jumlah
umpan. Eluent dapat digolongkan menurut ukuran kekuatan teradsorpsinya
pelarut atau campuran pelarut tersebut pada adsorben dan dalam hal ini yang
banyak digunakan adalah jenis adsorben alumina atau sebuah lapis tipis silika.
Suatu pelarut yang bersifat larutan relatif polar, dapat mengusir pelarut yang tak
polar dari ikatannya dengan alumina (gel silika). Semakin dekat kepolaran antara
senyawa dengan eluen maka senyawa akan semakin terbawa oleh fase gerak
tersebut. Hal ini berdasarkan prinsip “like dissolved like”.
Kesetimbangan.
Ternyata bahwa kesetimbangan dalam lapisan tipis lebih penting dalam
kromatografi kertas, hingga perlu mengusahakan atmosfer dalam bejana
jenuh dengan uap pelarut. Suatu gejala bila atmosfer dalam bejana tidak jenuh
dengan uap pelarut, bila digunakan pelarut campuran, akan terjadi
pengembangan dengan permukaan pelarut yang berbentuk cekung dan fase
bergerak lebih cepat pada bagian tepi-tepi dan keadaan ini harus dicegah.
digunakan pelarut campuran, akan terjadi pengembangan dengan permukaan
pelarut yang berbentuk cekung dan fase bergerak lebih cepat pada bagian
tepi-tepi dan keadaan ini harus dicegah.
Lempeng yang akan digunakan harus diaktifkan terlebih dahulu agar pada
proses elusi lempeng silica gel dapat menyerap dan berikatan dengan
sampel. Pengaktifan lempeng dilakukan dalam oven pada suhu 1100C
selama 30 menit.
Chamber harus dijenuhkan untuk menghilangkan uap air atau gas lain
yang mengisi fase penjerap yang akan menghalangi laju eluen.
Pada saat penotolan, hendaknya sampel jangan terlalu pekat sebab
pemisahannya akan sulit sehingga didapat noda berekor.
Penotolan harus tepat sehingga didapatkan jumlah noda yang baik.
Eluen yang digunakan harus murni sehingga tidak menghasilkan noda lain.
Gel silika adalah bentuk dari silikon dioksida (silika). Atom silikon
dihubungkan oleh atom oksigen dalam struktur kovalen yang besar. Namun, pada
permukaan gel silika, atom silikon berlekatan pada gugus -OH.
Permukaan gel silika sangat polar dan karenanya gugus -OH dapat
membentuk ikatan hidrogen dengan senyawa-senyawa yang sesuai di sekitarnya,
sebagaimana halnya gaya van der Waals dan atraksi dipol-dipol.
Pada kromatografi lapis tipis, fase diam berupa plat yang biasanya disi
dengansilica gel. Sebuah garis pensil di gambar dekat bagian bawah fase diam dan
setetes larutan campuran ditempatkan di atasnya. Garis pada fase diam berguna
untuk menunjukkan posisi asli campuran. Pembuatan garis harus menggunakan
pensil karena jika semua ini dilakukan dengan tinta, pewarna dari tinta juga akan
bergerak sebagai kromatogram berkembang. Ketika titik campuran kering, fasa
diam diletakkan berdiri dalam gelas tertutup yang telah berisi fasa gerak dengan
posisi fase gerak di bawah garis. Digunakan gelas tertutup untuk memastikan
bahwa suasana dalam gelas jenuh dengan uap pelarut.
Jel silika adalah bentuk dari silikon dioksida (silika). Atom silikon
dihubungkan oleh atom oksigen dalam struktur kovalen yang besar. Namun,
pada permukaan jel silika, atom silikon berlekatan pada gugus -OH.Jadi, pada
permukaan jel silika terdapat ikatan Si-O-H selain Si-O-Si. Gambar ini
menunjukkan bagian kecil dari permukaan silika.
Permukaan jel silika sangat polar dan karenanya gugus -OH dapat
membentuk ikatan hidrogen dengan senyawa-senyawa yang sesuai
disekitarnya, sebagaimana halnya gaya van der Waals dan atraksi dipol-
dipol.. Fase diam lainnya yang biasa digunakan adalah alumina-aluminium
oksida. Atom aluminium pada permukaan juga memiliki gugus -OH. Apa
yang kita sebutkan tentang jel silika kemudian digunakan serupa untuk
alumina.
• Senyawa melekat pada fase diam, misalnya jel silika. Tergantung pada
bagaimana besar atraksi antara senyawa dengan jel silika. Senyawa yang dapat
membentuk ikatan hidrogen akan melekat pada jel silika lebih kuat dibanding
senyawa lainnya hanya dapat mengambil bagian interaksi van der Waals yang
lemah. Kita mengatakan bahwa senyawa ini terjerap lebih kuat dari senyawa
yang lainnya. Penjerapan merupakan pembentukan suatu ikatan dari satu
substansi pada permukaan. Terdapat perbedaan bahwa ikatan hidrogen pada
tingkatan yang sama dan dapat larut dalam pelarut pada tingkatan yang sama
pula. Ini tidak hanya merupakan atraksi antara senyawa dengan jel silika.
Atraksi antara senyawa dan pelarut juga merupakan hal yang penting-hal ini
akan mempengaruhi bagaimana mudahnya senyawa ditarik pada larutan
keluar dari permukaan silika. Penyerapan pada kromatografi lapis tipisbersifat
tidak permanen, terdapat pergerakan yang tetap dari molekul antara yang
terjerap pada permukaan jel silika dan yang kembali pada larutan dalam
pelarut. Dengan jelas senyawa hanya dapat bergerak ke atas pada lempengan
selama waktu terlarut dalam pelarut. Ketika senyawa dijerap pada jel silika-
untuk sementara waktu proses penjerapan berhenti-dimana pelarut bergerak
tanpa senyawa. Itu berarti bahwa semakin kuat senyawa dijerap, semakin
kurang jarak yang ditempuh ke atas lempengan. Bagaimanapun, hal ini
memungkinkan senyawa-senyawa tidak terpisahkan dengan baik ketika anda
membuat kromatogram. Dalam kasus itu, perubahan pelarut dapat membantu
dengan baik termasuk memungkinkan perubahan pH pelarut.
Fase Diam
Fase Gerak
Suatu pelarut yang bersifat larutan relatif polar, dapat mengusir pelarut yang
relatif tak polar dari ikatannya dengan alumina (gel silika).
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Gandjar, Ibnu Gholib dan Abdul Rahman. 2008. Kimia Farmasi Analisis. Pustaka
Pelajar : Yogyakarta
Kantasubrata, Julia. 1993. Warta Kimia Analitik Edisi Juli 1993. Situs Web
Resmi Kimia Analitik : Pusat Penelitian Kimia LIPI
Sudarmadji, S., dkk, 2007. Analisa Bahan Makanan dan Pertanian. Penerbit
Liberty: Yogyakarta.