DI SUSUN OLEH :
KENDARI
2017
UPAYA PENURUNAN RESIKO
KECELAKAAN KERJA DALAM KEGIATAN
OPERASI PRODUKSI PERTAMBANGAN QUARRY
ABSTRAK
Quarry merupakan salah satu bahan galian yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan galian
industri berupa pembuatan semen dan lain sebagainya, dengan menerapkan system penambangan
quarry mine, pertambangan tersebut merupakan salah satu industry pertambangan yang menerapkan
kesehatan dan keselamatan kerja ( K3 ) dalam tahap oprasi produksi, namun terkadang di indonesia
penerapan tersebut tidak terlaksana dengan maksimal sehingga seringkali terjadi kecelakaan kerja
dalam oprasi produksi, kemudian perdampak kepada penurunan kinerja produktivitas dan target
produksi yang disebabkan oleh penggunaan Alat pelindung diri ( APD ) yang tidak sesuai prosedur
dan lingkungan kerja yang kurang sehat. Sehingga penerapan K3 dalam suatu oprasi produksi
pertambangan sangat penting untuk menjaga kesehatan dan keselamatan para pekerja. hal tersebut
dapat meningkatkat produktivitas dan rasa aman para pekerja dilingkungan dunia pertambangan
quarry yang memiliki tinggkat resiko kecelakaan dan kesehatan yang cukup tinggi seperti gangguan
pern apasan yang disebabkan oleh debu material. Dengan demikian untuk memaksimalkan penerapan
K3 dalam industry operasi produksi pertambangan quarry dapat di lakukan dengan cara
mensosialisasikan K3 terhadap seluruh pekerja kemudian pengadaan alat pelindung diri ( APD )
kepada kariawan atau pekerja, penerapan K3 yang efektif dapat meningkatkan produktifitas pekerja
sehingga meningkatkan hasil produksi sesuai target operasi.
METODE PENELITIAN
Adapun metode penelitian yang digunakan dalam pembuatan PAPER Kelompok ini yakni sebagai
Berikut :
TINJAUAN PUSTAKA
Kecelakaan dan kesehatan kerja K3 adalah upaya mencegah/ menghindari/
mengurangi kecelakaan tambang dengan cara/ menghentikan/ meniadakan/ menghilangkan
resiko (unsur bahaya) guna mencapai target kerja/ produksi Teguh dan Rosida(2003)
Pertambangan quarry merupakan salah satu pertambangan bahan galian golongan non
logam yang menggunakan system pertambangan quarry mine yakni system penambangan yang
diterapkan untuk menambang endapan-endapan bahan galian industri dan membongkar batuan
dibawah permukaan bumi yang sifatnya keras, contoh sistem penambangan quarry salah satunya
adalah penambangan batugamping dengan sistem blasting atau peledakan sebagai bahan baku industri
produksi semen dan sebagainya
HASIL
Data kasus kecelakaan yang didapat dari awal bulan Oktober 2010 hingga akhir bulan juli
2011 membuktikan kasus kecelakaan
Tabel 1 Data kasus kecelakaan PT. X Y Z, dari Oktober 2010- Juli 2011
No Bulan Tahun Jumlah Kecelakaan
1. Oktober 2010 5
2. Noveber 2010 5
3. Desember 2010 6
4. Januari 2011 14
5. Februari 2011 7
6. Maret 2011 12
7. April 2011 7
8. Mei 2011 10
9. Juni 2011 8
10. Juli 2011 23
Sumber: PT, X Y Z, 2011
PEMBAHASAN
Dari tabel di atas dapat diketahui jumlah kecelakaan yang dialami PT. X Y Z dalam 10 bulan
terakhir, yaitu pada bulan Oktober hingga Desember terjadi 5-6 kasus kecelakaan, pada bulan januari
tahun berikutnya terjadi peningkatan kasus kecelakaan yaitu 14 kasus, Berdasarkan pengamatan
dilapanggan, peningkatan kasus kecelakaan pada bulan januari 2011 terjadi karena kurangnya
penerapan keselamatan kesehatan kerja ( K3 ) yang kurang baik oleh perusahan karna mendapat
desakan dari warga sekitar, untuk menekan kasus kecelakaan tersebut, pihak perusahaan segera
memberikan pelatihan dalam menggunakaan alat berat/ alat produksi. Setelah perusahaan memberikan
pelatihan terhadap keselamatan kesehatan kerja baru memberikan hasil yang baik, terbukti pada bulan
berikutnya yaitu bulan februari 2011 kecelakaan kerja menurun menjadi 7 kasus kecelakaan.
Peningkatan kasus kecelakaan kembali meningkat pada bulan maret menjadi 12 kasus, peningkatan
kasus tersebut terjadi karena ada peremajaan peralatan produksi dengan kapasitas yang lebih besar
sebagai upaya peningkatan produktivitas kerja alat dalam mencapai target produksi, peremajaan alat
produksi dengan kapasitas yang lebih besar tidak diimbangi dengan peningkatan sumber daya manusia
( operator) melali pelatihan penggunaan alat tersebut.
Pada bulan Juli 2011 terjadi peningkatan kasus kecelakaan yang sangat signifikan yaitu 23
kasus kecelakaan bulan sebelumnya 8 kasus kecelakaan. Berdasarkan hasil pengamatan dari data
perusahan peningkatan kasus kecelakaan tersebut terjadi merupakan efek domino dari kasus
kecelakaan sebelumny dan sistem penerimaan tenaga kerja lokal (warga sekitar) yang tidak melalui
sistem pelatihan keselamatan kesehatan kerja (K3). Kasus kecelakaan bulan-bulan sebelumnya itu
merupakan kelalayan dari pihak perusahan karena tidak mengikut sertakan kariyawanya untuk
mengikuti pelatihan K3, itu merupakan penyebap utama tidak tercapai target produksi dari perusahaan
itu sendiri sehingga berdampak negatif terhadap lingkungan hidup yaitu beberapa kasus kecelakaan
yang terjadi mengakibatkan pencemaraan terhadap lingkungan hidup dan kerugian perusahan dari segi
ekonomi Karen banyak biaya-biaya yang harus dikeluarkan untuk perbaikan alat.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penyajian data dan pembahasan yang telah diuraikan tentang prosedur
keselamatan kerja yang baik dan benar maka penulis dapat menarik kesimpulan :
1. Pelaksanaan Keselamatan Kerja yang dilakukan dari tempat kerja sebelum dilakukan
dengan baik karena kurangnya kesadaran dari tentang pentingnya akan K3 ini.
2. Pelaksanaan Keselamatan kerja yang dilakukan untuk meningkatan operasi produksi harus
menggunakaaan alat pelindung diri agar terhindar dari bahaya yang mengancam
3. Sedangkan pelaksanaan Kelamatan kerja yang sudah di tetapkan oleh perusahaan melalui
prosedur keselamatan kerja sudah menemui standar dari SOP (Standar Operasi Prosedur),
dapat dilihat dari setiap jenis pekerjaan di perusahaan sudah sesuai dengan SOP karena hal
ini sangat berpengaruh dalam produktifitas perusahaan. Tetapi masih terdapat beberapa
kecelakaan kecil yang terjadi pada pekerja karna kelalaian pekerja sendiri.
4. Pemeliharaan kesehatan belum berjalan dengan baik karena dalam pelaksanaanya masih
banyak kendala yang dihadapi, salah satunya adalah prosedur yang berbelit-belit, dengan
demikian bahaya keselamatan kesehatan kerja terus meningkat
5. Selain pemeliharaan kesehatan, pemeriksaan kesehatan dilakukan juga secara rutin dalam
perusahaan ini dari tenaga kerja baru sehingga yang sudah lama bekerja, Terutama tenaga
kerja lapangan diperiksa diperiksa secara berkala selama 6 bulan terakhir. Dan akan
dilakukan pemeriksaan bagi tenaga kerja baru pada saat penerimaan tenaga kerja baru,
karena setiap tenaga kerja harus sehat dalam melakukan pekerjaanya sehari-hari
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad Kamaruddin. 1997. Dasar-Dasar Manajemen Modal Kerja. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Azrul Azwar,2001 , Ilmu kesehatan Masyarakat, Jakarta : Binarupa
Suma’mur, 2001. Keselamatan Kerja dan pencegahan Kecelakaan. : gunung agung
Teguh dan Rosida. 2003. Manajemen Sumber Daya Manusia: Konsep Teori dan penambangan dalam
konteks Organisasi publik. Cetakan Pertama. Yogyakarta: PT. Graha Ilmu.