Anda di halaman 1dari 7

PAPER KELOMPOK

UPAYA PENURUNAN RESIKO


KECELAKAAN KERJA DALAM KEGIATAN
OPERASI PRODUKSI PERTAMBANGAN QUARRY

DI SUSUN OLEH :

KETUA KELOMPOK : INDRI DAMAYANTI


( R1D115043 )
ANGGOTA : 1. ILHAM JAYA SAPUTRA IMAN
( R1D115042 )
2. LA ODE MUHAMMAD ZAYADI SYABAN
( R1D115053 )

PROGRAM STUDI JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN


FAKULTAS ILMU DAN TEKNOLOGI KEBUMIAN
UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI
2017
UPAYA PENURUNAN RESIKO
KECELAKAAN KERJA DALAM KEGIATAN
OPERASI PRODUKSI PERTAMBANGAN QUARRY

Damayanti indri1 , syhaban zayadi1 , jaya ilham1,Chaerul.Muh2


Teknik pertambangan, Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian Univ. UHO
E-mail: indridamayanti5607@gmail.com

ABSTRAK

Quarry merupakan salah satu bahan galian yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan galian
industri berupa pembuatan semen dan lain sebagainya, dengan menerapkan system penambangan
quarry mine, pertambangan tersebut merupakan salah satu industry pertambangan yang menerapkan
kesehatan dan keselamatan kerja ( K3 ) dalam tahap oprasi produksi, namun terkadang di indonesia
penerapan tersebut tidak terlaksana dengan maksimal sehingga seringkali terjadi kecelakaan kerja
dalam oprasi produksi, kemudian perdampak kepada penurunan kinerja produktivitas dan target
produksi yang disebabkan oleh penggunaan Alat pelindung diri ( APD ) yang tidak sesuai prosedur
dan lingkungan kerja yang kurang sehat. Sehingga penerapan K3 dalam suatu oprasi produksi
pertambangan sangat penting untuk menjaga kesehatan dan keselamatan para pekerja. hal tersebut
dapat meningkatkat produktivitas dan rasa aman para pekerja dilingkungan dunia pertambangan
quarry yang memiliki tinggkat resiko kecelakaan dan kesehatan yang cukup tinggi seperti gangguan
pern apasan yang disebabkan oleh debu material. Dengan demikian untuk memaksimalkan penerapan
K3 dalam industry operasi produksi pertambangan quarry dapat di lakukan dengan cara
mensosialisasikan K3 terhadap seluruh pekerja kemudian pengadaan alat pelindung diri ( APD )
kepada kariawan atau pekerja, penerapan K3 yang efektif dapat meningkatkan produktifitas pekerja
sehingga meningkatkan hasil produksi sesuai target operasi.

Kata Kunci : Upaya , penurunan, kecelakan , kerja, pertambangan quarry


PENDAHULUAN

Kesehatan dan keselamatan kerja (K3) adalah upaya mencegah/ menghindari/


mengurangi kecelakaan tambang dengan cara/ menghentikan/ meniadakan/ menghilangkan
resiko (unsur bahaya) guna mencapai target kerja/ produksi/. Manajemen keselamatan
pertambangan merupakan suatu alat yang wajib di terapkan untuk menghasilkan lingkungan
kerja yang aman dan terbatas dari ancaman bahaya ditempat kerja. Konsep manajemen
keselamatan pertambangan tersebut antara lain mengidentifikasi bahaya yang mungkin timbul
dari suatu kegiatan penambangan, melakukan analisis dan penilian resiko kegiatan tambanga
dan menetapkan atau menerapkan pengendalian terhadap bahaya yag mungkin timbul
sehingga ancaman terjadinya kecelakaan dapan diminimalkan. Hal tersebut merupakan usaha
dalam penerapan konsep penam bangan baik dan benar (good mining Practice) dengan selalu
mengutamakan keselamatan dan kesehatan kerja menurut Teguh dan Rosida (2003:199)
Pertambangan quarry merupakan salah satu pertambanagan bahan galian golongan non logam
yang menggunakan system pertambangan quarry mine yakni system penambangan yang diterapkan
untuk menambang endapan-endapan bahan galian industri dan membongkar batuan dibawah
permukaan bumi yang sifatnya keras, contoh sistem penambangan quarry salah satunya adalah
penambangan batugamping dengan sistem blasting atau peledakan sebagai bahan baku industri
produksi semen dan sebagainya(
Kegiatan Operasi Produksi merupakan salah satu kegiatan teknis dalam sistem pertambangan
yang bertujuan untuk memproduksi dan menghasilkan suatu sumber daya geologi yang kemudian
dapat dimanfaat sedemikian rupa untuk memenuhi kebutuhan pasar perdangan dan industry, tidak
terkecuali halnya dengan Operasi produksi pertambangan quarry seiring berjalannya waktu kebutuhan
bahan baku industry semakin meningkat, hal tersebut memungkin suatu peruasahan yang bergerak
dalam bidang pertambangan bahan baku industry semakin bertambah dan meningkat, serta
produktivitas para pekerja harus bertambah untuk memenuhi permintaan pasar, hal tersebut
memungkinkan para pekerja mendapatkan perlindungan serta kenyamanan dalam berkerja yang
didasarkan ketentuan pokok tentang perlindungan ketenaga kerjaan tercantum dalam UU No. 14 tahun
1969 dan UU No. 13 tahun 2003 yang menyebutkan setiap pekerja atau buruh mempunyai hak untuk
memperoleh perlindungan atas keselamatan dan kesehatan kerja, Lingkungan kerja, Moral dan
kesusilaan, dan perlakuan sesuai dengan harkat dan martabat manusia serta nilai-nilai agama.
Dalam Sistem pertambangan quarry hal yang perlu diperhatikan yakni penggunakan alat
pelindung diri (APD) yang baik dan benar, agar meminimalisir resiko kecelakaan yang akan terjadi,
seperti halnya saat melakukan kegiatan operasai produksi. Bahan baku industry atau quarry,
Berdasarkan peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia.,
Nomor.08/MEN/VII/2010 Menerangkan bahwa Alat-alat proteksi diri ada berbagai bentuk dan jenis
yang di golongkan berdasarkan prosedur penggunaannya yakni sebagai berikut :
 Alat pelindung kepala (Helmet)
Yakni bertujuan untuk melindungi kepala sebagai proteksi dari cedera terbentur dengan
benda tajam dank eras yang menyebabkan luka di kepala
 Alat pelindung mata (Kacamata)
Yakni bertujuan untuk melindungi mata dari partikel-partikel yang masuk kedalam mata
saat dilokasi kerja serta melindungi mata dari silau.
 Alat pelindung tangan (Sarung tangan)
Yakni bertujuan untuk melindungi tangan dari benda-benda keras,luka gores,karena terkena
bahan kimia berbahaya dan ebagainya.
 Alat pelindung telinga
Yakni bertujuan untuk melindungi telinga agar tidak tuli dari kebisingan suara mesin-
mesin serta melindungi dari partikel-partikel yang masuk kedalam telinga.
 Masker dan alat penutup mulut lainnya
Yakni bertujuan untuk melindungi paru-paru manakala udara tercemar oleh bahan kimi
dan gas,uap logam,kabut, serta melindungi pernapasan dari debu material yang
berterbangan.
 Sepatu kerja (Safety shoes)
Yakni perlindungan terhadap kaki, setiap pekerja perlu memakai sepatu dengan Sol yang
tebal supaya bisa bebas berjalan dimana-mana tanpa terluka oleh benda-benda tajam serta
bagian ujung sepatu harus keras agar melindungi kaki jika sewaktu-waktu tertimpah
sesuatu.
 Kontak P3K
Yakni apabila terjadi kecelakaan baik bersifat ringan atupun berat pada pekerja, sudah
seharusnya dilakukan pertolongan pertama, oleh karenanya perusahaan wajib
menyediakan obat-obatan untuk pertolongan pertama menurut Suma’mur (2001:34)

METODE PENELITIAN
Adapun metode penelitian yang digunakan dalam pembuatan PAPER Kelompok ini yakni sebagai
Berikut :

1. Pengamatan menggunakan studi literature yang sudah ada sebelumnya dengan


Mencocokan data informasi
2. Menganalisa peranan penting kesehatan dan keselamata kerja (K3) dalam sistem Operasi
produksi pertambangan Quarry

TINJAUAN PUSTAKA
Kecelakaan dan kesehatan kerja K3 adalah upaya mencegah/ menghindari/
mengurangi kecelakaan tambang dengan cara/ menghentikan/ meniadakan/ menghilangkan
resiko (unsur bahaya) guna mencapai target kerja/ produksi Teguh dan Rosida(2003)
Pertambangan quarry merupakan salah satu pertambangan bahan galian golongan non
logam yang menggunakan system pertambangan quarry mine yakni system penambangan yang
diterapkan untuk menambang endapan-endapan bahan galian industri dan membongkar batuan
dibawah permukaan bumi yang sifatnya keras, contoh sistem penambangan quarry salah satunya
adalah penambangan batugamping dengan sistem blasting atau peledakan sebagai bahan baku industri
produksi semen dan sebagainya

HASIL DAN PEMBAHAS

HASIL
Data kasus kecelakaan yang didapat dari awal bulan Oktober 2010 hingga akhir bulan juli
2011 membuktikan kasus kecelakaan
Tabel 1 Data kasus kecelakaan PT. X Y Z, dari Oktober 2010- Juli 2011
No Bulan Tahun Jumlah Kecelakaan
1. Oktober 2010 5
2. Noveber 2010 5
3. Desember 2010 6
4. Januari 2011 14
5. Februari 2011 7
6. Maret 2011 12
7. April 2011 7
8. Mei 2011 10
9. Juni 2011 8
10. Juli 2011 23
Sumber: PT, X Y Z, 2011

PEMBAHASAN

Dari tabel di atas dapat diketahui jumlah kecelakaan yang dialami PT. X Y Z dalam 10 bulan
terakhir, yaitu pada bulan Oktober hingga Desember terjadi 5-6 kasus kecelakaan, pada bulan januari
tahun berikutnya terjadi peningkatan kasus kecelakaan yaitu 14 kasus, Berdasarkan pengamatan
dilapanggan, peningkatan kasus kecelakaan pada bulan januari 2011 terjadi karena kurangnya
penerapan keselamatan kesehatan kerja ( K3 ) yang kurang baik oleh perusahan karna mendapat
desakan dari warga sekitar, untuk menekan kasus kecelakaan tersebut, pihak perusahaan segera
memberikan pelatihan dalam menggunakaan alat berat/ alat produksi. Setelah perusahaan memberikan
pelatihan terhadap keselamatan kesehatan kerja baru memberikan hasil yang baik, terbukti pada bulan
berikutnya yaitu bulan februari 2011 kecelakaan kerja menurun menjadi 7 kasus kecelakaan.
Peningkatan kasus kecelakaan kembali meningkat pada bulan maret menjadi 12 kasus, peningkatan
kasus tersebut terjadi karena ada peremajaan peralatan produksi dengan kapasitas yang lebih besar
sebagai upaya peningkatan produktivitas kerja alat dalam mencapai target produksi, peremajaan alat
produksi dengan kapasitas yang lebih besar tidak diimbangi dengan peningkatan sumber daya manusia
( operator) melali pelatihan penggunaan alat tersebut.

Pada bulan Juli 2011 terjadi peningkatan kasus kecelakaan yang sangat signifikan yaitu 23
kasus kecelakaan bulan sebelumnya 8 kasus kecelakaan. Berdasarkan hasil pengamatan dari data
perusahan peningkatan kasus kecelakaan tersebut terjadi merupakan efek domino dari kasus
kecelakaan sebelumny dan sistem penerimaan tenaga kerja lokal (warga sekitar) yang tidak melalui
sistem pelatihan keselamatan kesehatan kerja (K3). Kasus kecelakaan bulan-bulan sebelumnya itu
merupakan kelalayan dari pihak perusahan karena tidak mengikut sertakan kariyawanya untuk
mengikuti pelatihan K3, itu merupakan penyebap utama tidak tercapai target produksi dari perusahaan
itu sendiri sehingga berdampak negatif terhadap lingkungan hidup yaitu beberapa kasus kecelakaan
yang terjadi mengakibatkan pencemaraan terhadap lingkungan hidup dan kerugian perusahan dari segi
ekonomi Karen banyak biaya-biaya yang harus dikeluarkan untuk perbaikan alat.

KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penyajian data dan pembahasan yang telah diuraikan tentang prosedur
keselamatan kerja yang baik dan benar maka penulis dapat menarik kesimpulan :
1. Pelaksanaan Keselamatan Kerja yang dilakukan dari tempat kerja sebelum dilakukan
dengan baik karena kurangnya kesadaran dari tentang pentingnya akan K3 ini.
2. Pelaksanaan Keselamatan kerja yang dilakukan untuk meningkatan operasi produksi harus
menggunakaaan alat pelindung diri agar terhindar dari bahaya yang mengancam
3. Sedangkan pelaksanaan Kelamatan kerja yang sudah di tetapkan oleh perusahaan melalui
prosedur keselamatan kerja sudah menemui standar dari SOP (Standar Operasi Prosedur),
dapat dilihat dari setiap jenis pekerjaan di perusahaan sudah sesuai dengan SOP karena hal
ini sangat berpengaruh dalam produktifitas perusahaan. Tetapi masih terdapat beberapa
kecelakaan kecil yang terjadi pada pekerja karna kelalaian pekerja sendiri.
4. Pemeliharaan kesehatan belum berjalan dengan baik karena dalam pelaksanaanya masih
banyak kendala yang dihadapi, salah satunya adalah prosedur yang berbelit-belit, dengan
demikian bahaya keselamatan kesehatan kerja terus meningkat
5. Selain pemeliharaan kesehatan, pemeriksaan kesehatan dilakukan juga secara rutin dalam
perusahaan ini dari tenaga kerja baru sehingga yang sudah lama bekerja, Terutama tenaga
kerja lapangan diperiksa diperiksa secara berkala selama 6 bulan terakhir. Dan akan
dilakukan pemeriksaan bagi tenaga kerja baru pada saat penerimaan tenaga kerja baru,
karena setiap tenaga kerja harus sehat dalam melakukan pekerjaanya sehari-hari
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad Kamaruddin. 1997. Dasar-Dasar Manajemen Modal Kerja. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Azrul Azwar,2001 , Ilmu kesehatan Masyarakat, Jakarta : Binarupa
Suma’mur, 2001. Keselamatan Kerja dan pencegahan Kecelakaan. : gunung agung
Teguh dan Rosida. 2003. Manajemen Sumber Daya Manusia: Konsep Teori dan penambangan dalam
konteks Organisasi publik. Cetakan Pertama. Yogyakarta: PT. Graha Ilmu.

Anda mungkin juga menyukai