Anda di halaman 1dari 5

TUGAS ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS

Disusun Oleh

JHONATAN MEI DIANTAMA PO.62.20.1.17.330


KARINA AYU SERIN PO.62.20.1.17.331
LIA OKTARIA PO.62.20.1.17.333
M. RIZKY TRISTIAN PO.62.20.1.17.334
MAULANA AKBAR PO.62.20.1.17.335

POLTEKKES KEMENKES PALANGKA RAYA

D IV KEPERAWATAN REGULER 4

TAHUN 2019
TUGAS TERSTRUKTUR 1

Epidemiologi

Epidemiologi adalah studi yang mempelajari distribusi (penyebaran) dan faktor-


faktor yang mempengaruhi terjadinya suatu penyakit (menular/tidak menular) yang terjadi
pada individu, kelompok atau masyarakat.
Dalam prakteknya ada faktor yang dipelajari dari studi epidemiologi penyakit baik
itu untuk penyakit menular ataupun tidak menular. Ketiga faktor tersebut sering disebut
Segitiga Epidemiologi atau Epidemiological Triad, yaitu konsep dasar epidemiologi yang
memberi gambaran tentang hubungan antara tiga faktor yang berperan dalam terjadinya
sebuah penyakit.
Penyakit dari sudut epidemiologi digambarkan sebagai mal-adjusment atau
ketidakmampuan manusia untuk menyesuaikan diri terhadap lingkungannya dan merupakan
fenomena sosial dimana penyakit dapat timbul setiap saat pada seluruh bagian masyarakat di
atas permukaan bumi ini tanpa ada pengecualian.
Pengertian penyebab penyakit dalam epidemiologi berkembang dari rantai sebab akibat ke
suatu proses kejadian penyakit, yaitu proses interaksi manusia (host), penyebab (agent), serta
dengan lingkungan (environment).

1. Faktor Host (tuan rumah/pejamu)


Host adalah semua faktor yang terdapat pada diri manusia yang dapat mempengaruhi timbul
dan menyebarnya penyakit. faktor resiko penyebab sakit pada manusia bisa beragam entah itu
umur, jenis kelamin, ras, genetik, pekerjaan, nutrisi, status kekebalan, adat istiadat, gaya
hidup, psikis dan yang lainnya. Tetapi manusia juga mempunyai karakteristik tersendiri
dalam menghadapi ancaman penyakit, diantaranya berupa:
 Resistensi : kemampuan dari host untuk bertahan terhadap suatu infeksi.
 Imunitas : kesanggupan host untuk mengembangkan suatu respon imunologis, dapat
secara alamiah maupun diperoleh sehingga kebal tetrhadap suatu penyakit.
 Infektiousness : potensi host yang terinfeksi untuk menularkan kuman yang berada
dalam tubuh manusia yang dapat berpindah kepada manusia dan sekitarnya.

2
2. Faktor Agent (pembawa penyakit)
Agent penyakit adalah suatu substansi atau elemen-elemen tertentu yang keberadaannya bisa
menimbulkan atau mempengaruhi perjalanan suatu penyakit. Substansi atau elemen yang
dimaksud banyak macamnya yang secara sederhana dibagi dalam 2 bagian yaitu:
1 Agent primer
 biologis: virus, bakteri, fungi, ricketsia, protozoa, mikroba.
 butrient: protein, lemak, karbohidrat.
 kimiawi: dapat bersifat endogenous seperti asidosis, hiperglikemia, uremia dan
eksogenous seperti zat kimia, allergen, gas, debu, dan lain-lain.
 fisika : panas, dingin, kelembaban, radiasi, tekanan
 mekanis : Gesekan, benturan, pukulan, dan lain-lain.
 psikis : faktor kehidupan sosial yang bersifat nonkausal dalam hubungannya dengan
proses kejadian penyakit maupun gangguan kejiwaan.
2.Agent sekunder
Ini merupakan unsur pembantu / penambah dalam proses terjadinya penyakit dan ikut dalam
hubungan sebab akibat terjadinya penyakit. Dengan demikian, studi epidemiologi penyakit
tidak bisa hanya berpusat pada penyebab primer saja tapi harus dilihat apakah agent sekunder
berpengaruh atau tidak terhadap terjadinya penyakit. Yang dipelajari dari agent sekunder ini
diantara sebagai berikut:
 Infektivitas: kesanggupan agent untuk beradaptasi sendiri terhadap lingkungan Host
untuk mampu tinggal, hidup dan berkembang biak dalam jaringan Host
 Patogenesitas: kesanggupan agent untuk menimbulkan reaksi patologis (penyakit)
pada Host setelah infeksi
 Virulensi: kesanggupan agent untuk menghasilkan reaksi patologis berat yang
menyebabkan kematian
 Toksisitas: kesanggupan agent untuk memproduksi toksin yang merusak jaringan
Host
 Invasivitas: kesanggupan agent untuk penetrasi dan menyebar kedalam jaringan Host
 Antigenisitas: kesanggupan agent merangsang reaksi imunologis Host (membentuk
antibodi)

3
3. Lingkungan (Environment)
Secara umum faktor lingkungan ini dibagi tiga:
 Lingkungan fisik : Bersifat abiotik seperti air, udara, tanah, cuaca, makanan, panas,
radiasi, dan lain-lain.
 Lingkungan biologis : Bersifat biotik seperti tumbuh-tumbuhan, hewan,
mikroorganisme yang dapat berfungsi sebagai agen penyakit dan hospes perantara
 Lingkungan sosial : Berupa kultur, adat istiadat, kebiasaan, kepercayaan, agama,
sikap, standar dan gaya hidup, pekerjaan, kehidupan kemasyarakatan, organisasi
sosial politik.Timbulnya penyakit berkaitan dengan gangguan interaksi antara ketiga
faktor ini.
Faktor lingkungan adalah titik tumpu dari konsep segita epidemiologi yang disebutkan di
atas. Konsep Epidemiological Triad sangat sederhana, yaitu diibaratkan sebuah timbangan
(equilibrium). Dikatakan normal (sehat) apabila timbangan itu ada dalam keadaan seimbang,
dan dikatakan tidak normal (sakit) jika salah satu faktor dari host, agent atau environment
lebih dominan. Ada 4 kemungkinan gangguan keseimbangan, yakni:
1. Peningkatan kesanggupan agen penyakit, misalnya virulensi kuman bertambah, atau
resistensi meningkat.
2. Peningkatan kepekaan pejamu terhadap penyakit, misalnya karena gizi menurun.
3. Pergeseran lingkungan yang memungkinkan penyebaran penyakit, misalnya
lingkungan yang kotor.
4. Perubahan lingkungan yang mengubah meningkatkan kerentanan host, misalnya
kepadatan penduduk di daerah kumuh.

Kami kelompok 4 melakukan observasi ke SDN 2 Menteng Palangka Raya. Menurut


hasil observasi kelompok kami keadaan lingkungan SDN 2 Menteng Palangka Raya,
lokasinya bisa dikatakan berada di tengah kota dan berada di pinggir jalan galaxy raya.
Berdasarkan hasil analisa kelompok kami kira kira jumlah siswa SDN 2 Menteng sekitar
kurang lebih 200 siswa. Kali ini fokus observasi kami yaitu kepada jajanan yang ada di kantin
SDN 2 Menteng, hasil observasi kami kantin di SDN 2 dari segi bangunan kantin berupa
beton dengan alas semen, segi lingkungan di dalam cukup bersih tetapi di luar dan sekitar
kantin terdapat banyak sampah plastik bekas jajanan siswa, di kantin tidak tersedia wastafel
tapi tersedia di depan kelas yang jauh dari kantin sehingga banyak siswa yang jarang
mencucui tangannya sebelum dan sesudah makan di kantin, lalu dari jajanannya menurut
kami tidak sehat karna kebanyakan jajanan yang tersedia berupa gorengan yang menurut

4
kami tidak memenuhi standar gizi untuk anak usia sekolah (terutama anak SD), selain itu
proses penggorengan jajanannya sendiri menggunakan minyak goreng yang di gunakan
berulang-ulang (minyak goreng terlihat sudah hitam). Dan dari hasil observasi kami tentang
kebiasaan siswa kami menemukan bahwa kebanyakan para siswa tidak mencuci tangan saat
menyantap jajanannya maka dari itu di khawatirkan ada beberapa masalah yang dapat muncul
salah satunya adalah diare. Selain itu, dari pengamatan kami hanya sedikit siswa yang
membawa bekal ke sekolah dan kebanyakan para siswa makan membeli jajanan di sekitar
sekolahan.

Sehingga kesimpulan kami berdasarkan hasil observasi bahwa kantin di SDN 2 Menteng
ini masih belum memenuhi kriteria kantin yang sehat, seharusnya pihak kantin lebih
memperhatikan lingkungan serta jajanan apa yang mereka jual.

Pertanyaan

1. Apa saja jajanan yang tersedia dikantin?


2. Siapa yang bertanggung jawab menjaga kebersihan kantin?
3. Dimana letak kantin?
4. Kenapa banyak siswa yang lebih memilih jajanan disekolah dari pada mereka membawa
bekal?
5. Kapan saat yang tepat untuk cuci tangan?
6. Bagaimana jajanan disajikan?

Jawaban

1. Nasi kuning, pentol, gorengan, snack, minuman plastik/sachet, minuman kemasanan dan
makanan makanan buatan rumah (kerupuk, kue tradisional)
2. Seluruh warga sekolah
3. Belakang gedung baru (kelas 1)
4. Karena kebanyakan orang tua siswa sibuk lalu tidak sempat untuk menyiapkan bekal dan
lebih memilih untuk memberikan uang jajan.
5. Sebelum dan sesudah makan, sehabis bermain atau menyentuh sesuatu yang kotor.
6. Jajanan disediakan ditempat terbuka kecuali nasi kuning dan pentol

Anda mungkin juga menyukai