1. Memberi Perhatian
Konselor yang dapat memberikan perhatian yang teliti agar dapat
memahami masalah klien dengan baik. Selain itu, situasi ini akan
menimbulkan rasa hormat dan rasa aman bagi seseorang klien selain
berfungsi sebagai alat peneguhan dan memudahkan komunikasi. Justru, hal
itu akan membantu menjalin hubungan baik antara konselor dengan
kliennya.
2. Keterampilan Mendengar
Setiap orang pernah merasa sedih, tertekan atau gelisah. Dalam kondisi
begini, kita butuh seseorang untuk mendengarkan masalah kita. Sebagai
seorang konselor, kita seharusnya belajar cara mendengar dengan efisien
sebelum bertindak membantu menyelesaikan masalah klien.
3. Keterampilan Bertanya
Jenis-jenis pertanyaan yang bisa diajukan dua jenis, yaitu pertanyaan tertutup
dan pertanyaan terbuka. Pertanyaan-pertanyaan tertutup biasanya
membutuhkan jawaban 'ya' atau 'tidak' sementara pertanyaan-pertanyaan
terbuka membutuhkan deskripsi dari klien. Karena pertanyaan-pertanyaan
tertutup tidak mendorong klien menguraikan tentang sesuatu, maka
informasi yang diperoleh terbatas. Sebaliknya pertanyaan-pertanyaan
terbuka akan memungkinkan konselor banyak memperoleh informasi.
Berikut adalah contoh pertanyaan-pertanyaan.
Pertanyaan tertutup
1) Konselor: Apakah kamu mempunyai masalah dengan rencana karir?
Klien: Ya.
2) Konselor: Sudahkah kamu mencarikan solusinya?
Klien: Belum.
3) Konselor: Apakah kamu merasa ssedang dilanda ketidakpastian karir?
Klien: Tidak.
4) Konselor: Maukah kamu bergabung menjadi laskar pembimbing karir?
Klien: Ya.
Pertanyaan Terbuka
4. Keterampilan Memahami
Seseorang konselor harus berusaha memahami masalah sebelum
mencoba menyelesaikannya. Beberapa dari kita bersikap kurang sabar.
Setelah mendengar sesuatu masalah, kita terdorong menyelesaikannya
dengan cepat. Hal ini bukanlah cara yang efisien dalam usaha membantu.
Setelah berusaha memahami masalah, barulah konselor akan mendapat
gambaran yang lebih jelas dan akurat tentang kesulitan yang dihadapi oleh.
Dalam kondisi seperti ini, barulah konselor berupaya menolong
menyelesaikan masalahnya. Bagaimana konselor berusaha memperoleh
pemahaman yang lebih jelas tentang masalah? Mari kita teliti satu contoh
bagaimana konselor memandu klien agar mendapat satu gambaran jelas
tentang kesulitan yang menghadang karir.
Contoh satu
Contoh 2
Konselor: Coba kamu ceritakan apa yang Anda tidak adil itu!
Klien: Tim seleksi telah memilih calon yang yang menjadi anak dari
teman-temannya. Bukan saya yang tidak kompeten, atau
tidak menyiapkan diri. Dari lima kandidat yang terpilih
semuanya mempunyai relasi pertemanan. Mereka
melakukan tindak kkn. Ini jelas telah merugikan saya.
Konselor: Jadi, kamu merasa kecewa atas tindakan tim seleksi karir?
Klien: Ya. Memang beliau menentukan pilihan berdasarkan
hubungan pertemanan bukan profesionalitas.
5. Keterampilan Berempati
Bila seseorang merasa sedih atau tertekan, kita harus mencoba berempati.
Keterampilan berempati adalah kemampuan konselor dalam memahami dan
merasakan apa-apa yang dirasakan oleh klien. Keterampilan ini penting
karena bukan saja dapat membantu memahami hal yang disebutkan oleh
klien tetapi dia juga merasakan perasaan yang dialaminya.
Kepentingan Empati
Tanggapan konselor yang menunjukkan empati akan mendatangkan hasil
seperti berikut:
1) Membangun hubungan dengan klien. Bila klien menemukan bahwa
konselor bisa memahaminya, dia akan mengungkapkan masalahnya
dengan mudah.
2) Mendorong eksplorasi diri. Sesudah konselor menanggapi empati, akan
mulai mengeksplorasi situasi yang dihadapinya dengan lebih mendalam.
3) Memeriksa pemahaman dengan klien. Klien dapat memperbaiki respons
empati konselor yang kurang tepat.
4) Memberikan dukungan. Empati merupakan cara menyelami jiwa klien
dari aspek pengalaman, tingkah laku dan perasaan.
5) Melancarkan komunikasi. Empati biasanya mendorong klien berbicara
dengan lebih lanjut karena dia merasa konselor telah memahaminya.
6) Meningkatkan fokus. Empati memberikan fokus kepada isu penting yang
diutarakan oleh klien. Empati membantu klien dan pembimbing
memahami pengalaman, tingkah laku dan emosi klien.
7) Membatasi konselor. Empati memperlambat konselor untuk memberikan
nasihat terlalu awal. Empati mendorong klien memikirkan strategi yang
bisa digunakan dalam solusi masalahnya.
8) Mendorong tindakan klien. Empati mendorong klien untuk mengakui
masalahnya dan mencoba memahami masalahnya dengan mendalam,
menyusun strategi dan bertindak dengan tegas.
6. Interpretasi
Konselor membuat interpretasi karena hendak meyakinkan
pemahaman masalah yang dikemukakan klien. Dia akan mementingkan
aspek intelektual kata-kata klien. Interpretasi memungkinkan konselor
memperoleh satu gambaran yang lebih jelas mengenai masalah yang
dihadapi klien.
Hal-hal berikut harus diberi perhatian saat konselor membuat
interpretasi:
• Gunakan kata-kata sederhana yang bisa dipahami oleh klien.
• Jangan berikan terlalu banyak interpretasi pada sesi awal.
• Toleransi dan penghormatan klien harus ada agar klien tidak dipaksa
menerima sesuatu interpretasi.
Contoh 1
Klien: Saya banyak berdo’a untuk kegemilangan karir saya,
walaupun hasilnya tidak seperti yang saya minta pada
Tuhan.
Konselor: Anda mencoba bahwa berdo’a merupakan upaya untuk
kegemilangan karir Anda, dan kini Anda memerlukan
rekonseptual mengenai do’a yang mustajab.
Contoh 2
Klien: Saya telah belajar dengan keras dan mendapat nilai bagus.
Namun keadaan ini tidak membuat saya otomatis mulus
dalam berkarir.
Konselor: Dari apa yang Anda katakan tentang belajar keras dan
pencapaian nilai belajar yang sangat baik anda merasa tidak
otomatis mendapat karir yang gemilang. Benarkan
demikian?
7. Pengungkapan diri
Pengungkapan diri merupakan satu keterampilan yakni konselor berbagi
informasi atau pengalaman diri sendiri dengan klien. Hal ini bisa dilakukan
jika informasi itu relevan serta dapat mendatangkan kelegaan kepada klien.
8. Parafrasa
Sesi konseling diperlukan waktu 30 sampai 45 menit. Dalam kondisi
demikian, terlalu banyak hal yang telah dicurahkan oleh klien. Jadi, adalah
wajar untuk seseorang konselor meringkas pernyataan klien dari waktu ke
waktu. Keterampilan seperti ini disebut parafrasa yang bertujuan
memungkinkan konselor memeriksa pemahamannya tentang masalah yang
disampaikan.
Contoh
Klien: Saya harus mendapat posisi penting di pusahaan saya tempat
bekerja. Prestasi kerja saya selama ini sudah sangat baik baik.
Saya telah membuat rencana kerja dengan baik. Semua yang
saya targetkan tercapai dengan hasil memuaskan. Kapan
gerangan saya bisa naik tingkat pada jabatan penting.
Konselor: Tampaknya saudari optimis akan mendapatkan kenaikan
tingkat dalam jabatan di tempat kerja. Indikasi itu logis, atas
pencapaian prestasi kerja selama ini. Bagaimana promosi
jabatan penting yang akan datang dapat saudara raih.
9. Konfrontasi
10. Senyap
Dalam sesi konseling, ada kalanya terjadi kesenyapan. Penghentian
sementara ini memiliki berbagai arti. Klien berhenti berbicara karena dia
merasa tidak nyaman untuk memberikan informasi lebih lanjut. Mungkin dia
sedang mengadakan eksplorasi diri, yaitu dia akan mendapat pandangan
terhadap masalah yang dihadapinya. Ada kemungkinan klien itu sedang
mencari ide dan perasaan untuk disampaikan. Jika bisa, biarlah klien itu
berbicara setelah kesenyapan itu. Untuk memecahkan kesenyapan, konselor
dapat menggunakan reaksi berikut:
1. Tampaknya, saudari sedang memikirkan sesuatu. Bisa saya berbagi?
2. Mungkin saudara sudah tersedia untuk berbagi dengan saya tentang apa
yang dipikirkan tadi.
3. Saya kira saudari ada sesuatu yang ingin disampaikan. Silahkan
ceritakan.
12. Merangkum
Tindakan konselor untuk membuat rangkuman merupakan proses
menyimpulkan segala yang dibahas dalam sesi konseling. Merangkum akan
mengutamakan hal-hal penting yang telah dibahas bersama-sama klien.
Merangkum merupakan cara mengakhiri setiap sesi konseling. Hal ini
memungkinkan konselor mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam
tentang seseorang klien serta membantunya meninjau kemajuan yang telah
dicapai. Bahasa yang digunakan oleh konselor harus mudah dan jelas.
Contoh
"Mari kita coba rangkum apa yang telah dibahas. Saudari meyakini perlu
merencanakan karir agar tercapai kemantapan pekerjaan. Untuk ini, saudari
akan menuliskan tujuan karir yang akan diwujudkan, dan akan memetakan
pencapaian dalam perencanaan waktu yang terukur. Kesulitan dalam
menetapkan tujuan karir dan cara mencapainya akan kita perbincankan pada
sesi berikutnya."
spesifik
kemauan untuk mencapai tujuan dalam bentuk rencana urutan langkah kerja
balik, Dukungan/Bombongan.