Anda di halaman 1dari 27

PEDOMAN PENGORGANISASIAN

PROMOSI KESEHATAN RUMAH SAKIT

(PKRS)

RSU MITRA KELUARGA HUSADA

RUMAH SAKIT UMUM MITRA


KELUARGAHUSADA
JL. PEDAN – JUWIRING KM. 1 KEDUNGAN
PEDAN KLATEN

Tahun 2018
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di masa yang lampau sistem kesehatan lebih banyak berorientasi pada
panyakit yaitu hanya menunggu sampai ada yang sakit, barulah kemudian yang
bersangkutan diberi pengobatan. Dalam keadaaan yang memerlukan, si sakit dirawat di
rumah sakit. Sesudah sembuh dipulangkan, lalu kambuh dengan penyakit yang sama
sehingga yang bersangkutan dirawat kembali di rumah sakit. Demikian siklus ini
berlangsung terus, kemudian disadari, bahwa untuk memelihara kesehatan masyarakat
diperlukan sesuatu rangkaian usahayang lebih luas, dimana perawatan dan pengobatan
rumah sakit hanyalah salah satu bagina kecil dari rangkaian usaha tersebut.
Efektivitas suatu pengobatan, selain dipengaruhi oleh pola pelayanan
kesehatan yang ada serta sikap dan keterampilan para pelaksanannya, juga sangat
dipengaruhi oleh lingkungan, sikap, pola hidup pasien dankeluarganya. Selain itu,
tergantung juga pada kerjasama yang positif antara petugas kesehatan dengan pasien
dan keluarganya. Kalau pasien dan keluarganya memiliki pengetahuan tentang cara-
cara penyembuhan dan pencegahan penyakitnya, serta keluarga pasien mampu dan mau
berpartisipasi secara positif, maka hal ini akan membantu peningkatan kualitas
kesahatan masyarakat pada umumnya.
Promosi Kesehatan Rumah Sakit (PKRS) berusaha mengembangkan
pengertian pasien, keluarga, dan pengunjung rumah sakit tentang penyakit dan
pencegahannya. Selain itu, PKRS juga berusaha menggugah kesadaran dan minat
pasien, keluarga, dan pengunjung rumah sakit untuk berperan secara aktif dan positif
dalam berusaha penyembuhan dan pencegahan penyakit. Oleh karena itu, PKRS
merupakan bagian yang tidak terpisah dari program pelayanan kesehatan rumah sakit.

B. Isu Strategis
Promosi kesehatan di rumah sakit telah diselanggarakan sejak tahun
1994 dengan nama Penyuluhan Kesehatan Masyarakat Rumah Sakit (PKMRS). Seiring
dengan pengembangannya, pada tahun 2003, istilah PKMRS berubah menjadi Promosi
Kesehatan Rumah Sakit (PKMRS). Seiring dengan pengembangannya, pada tahun
2003, istilah PKMRS berubah menjadi promosi Kesehatan Rumah Sakit (PKRS).
Berbagai kegiatan telah dilakukan untuk mengembangkan PKRS seperti penyusunan
pedoman PKRS, advokasi dan sosialisasi PKRS kepada Direktur rumah sakit
pemerintah, pelatihan PKRS, pengembangan dan distribusi media serta pengembangan
model PKRS antara lain di Rumah Sakit Pasar Rebo di Jakarta dan Rumah Sakit
Syamsuddin, SH di Sukabumi. Namun pelaksanaan PKRS dalam kurun waktu lebih
dari 15 tahun belum memberikan hasil yang maksimal dan kesinambungannyadi rumah
sakit tidak terjaga dengan baik tergantung pada kuat tidaknya komitmen Direktur rumah
sakit.
Berdasarkan hal tersebut, beberapa isu strategis yang muncul dalam
promosi kesehatan di rumah sakit, yaitu:
1. Sebagian besar rumah sakit belum menjadikan PKRS sebagai salah satu
kebijakan upaya pelayanan kesahatan di rumah sakit.
2. Sebagian besar rumah sakit belum memberikan hak pasien untuk mendapatkan
informasi tentang pencegahan dan pengobatan yang berhubungan dengan
penyakitnya.
3. Sebagian besar rumah sakit belum mewujudkan tempat kerjayang aman, bersih
dan sehat.
4. Sebagian besar rumah sakit kurang manggalang kemitraan untuk meningkatkan
upaya pelayanan yang bersifat preventif dan promotif.

Keputusan menteri kesehatan Republik Indonesia nomor


574/MENKES/SK/ VI/2000 tentang Kebijakan Pembangunan Kesehatan Menuju
Indonesia Sehat 2010, pemberian promosi kesehatan yang menyeluruh kepada pasien
mengenai merupakan hak pasien dan kewajiban rumah sakit dan seluruh tim medis
rumah sakit. Informasi yang diberikan dapat mencakup upaya peningkatan kesehatan
(promotif), pencegahan kesehatan (preventif), penyembuhan penyakit (kuratif) dan
pemulihan kesehatan (rehabilitative). Promosi kesehatan harus dilaksanakan secara
menyeluruh, terpadu, dan berkesinambungan, serta dilaksanakan bersama antara unit-
unit rumah sakit yang terkait sesuai dengan keputusan menteri kesehatan Republik
Indonesia nomor 1426/MENKES/SK/XII/2006 tentang Petunjuk Teknis Promosi
Kesehatan Rumah Sakit.
Pemberian informasi medis yang menyeluruh juga dapat membantu
pasien untuk menentukan pilihan diagnostik, terapi maupun rehabilitasi yang nantinya
akan mempengaruhi prognosisnya, sehingga sejalan dengan etika kedokteran mengenai
autonomi pasien. Hal ini juga diharapkan akan membangun hubungan dokter dan rumah
sakit kepada pasien, meningkatkan mutu pelayanan serta menimbulkan rasa percaya dan
aman sehingga komplians pasien juga diharapkan akan lebih baik. Berdasarkan hal
tersebut diatas dan dalam rangka peningkatan mutu pelayanan medis rumah sakit, maka
dibentuklah panitia Promosi Kesehatan oleh Rumah Sakit (PKRS).

C. Dasar Hukum

1. Undang-undang RI nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan:


a. Pasal 7
Setiap orang berhak untuk mendapatkan informasi dan edukasi tentang
kesehatan yang seimbang dan bertanggungjawab.

b. Pasal 8
Setiap orang berhak memperoleh informasi tentang data kesehatan dirinya
termasuk tindakan dan pengobatan yang telah maupun yang akan
diterimanya dari tenaga kesehatan.

c. Pasal 10
Setiap orang berkewajiban menghormati hak orang lain dalam upara
memperoleh lingkungan yang sehat baik fisik, biologi, maupun sosial.

d. Pasal 11
Setiap orang berkewajiban berperilaku hidup sehat untuk mewujudkan,
mempertahankan, dan memajukan kesehatan yang setinggi-tingginya.

e. Pasal 17
Pemerintah bertanggungjawab atas ketersediaan akses terhadap informasi,
edukasi, dan fasilitas pelayanan kesehatan untuk meningkatkan dan
memelihara derajatkesehatan yang setinggi-tingginya.

f. Pasal 18
Pemerintah bertanggungjawab memberdayakan dan mendorong peran aktif
masyarakat dalam segala bentuk upaya kesehatan.

g. Pasal 47
Upaya kesehatan diselenggarakan dalam bentuk kegiatan dengan pendekatan
promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif yang dilaksanakan secara
terpadu, meyeluruh dan berkesinambungan.
h. Pasal 55
1. Pemerintah wajib menentapkan standar mutu pelayanan kesehatan.
2. Standar mutu pelayanan kesehatan sebagaimana dimaksudkan pada ayat
(1) diatur dengan peraturan peraturan pemerintah.

i. Pasal 62
1. Peningkatan kesehatan merupakan segala bentuk upaya yang dilakukan
oleh pemerintah, pemerintah daerah, dan/atau masyarakat untuk
mengoptimalkan kesehatan melalui kegiatan penyuluhan,
penyebarluasan informasi, atau kegiatan lain untuk menunjang
tercapainya hidup sehat.
2. Pencegahan penyakit merupakan segala bentuk upaya uang dilakukan
oleh pemerintah, pemerintah daerah, dan atau masyarakat untuk
menghindari atau mengurangi resiko, masalah dan dampak buruk akibat
penyakit.
3. Pemerintah kota maupun pemerintah daerah menjamin dan menyediakan
fasilitas untuk kelangsungan upaya peningkatan kesehatan dan
pencegahan penyakit
4. Ketentuan berlanjut tentang upaya peningkatan kesehatan dan
pencegahan penyakit diatur dengan peraturan Menteri.

j. Pasal 115
1. Kawasan Tanpa Rokok (KTR) pada fasilitas pelayanan kesehatan.
2. Pemerintah Daerah wajib menetapkan Kawasan Tanpa Rokok di
wilayahnya.

k. Pasal 168
1. Untuk menyelenggarakan upaya kesehatan yang efektif dan efesien
diperlukan informasi kesehatan.
2. Informasi kesehatan sebagaimana dimaksudkan ayat (1) dilakukan
melalui sistem informasi dan melalui lintas sektor.
3. Ketentuan lebih lanjut mengenai sistem informasi sebagaimana
dimaskudkan pada ayat (2)diatur oleh Peraturan Pemerintah.

2. Undang-undang RI nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit:


a. Pasal 1
Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan
pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan
pelayana rawat inap, rawat jalan, dan pelayanan gawat darurat.

b. Pasal 4
Rumah sakit mempunyai tugas memberikan pelayanan kesehatan perorangan
secara paripurna.

c. Pasal 10, ayat 2


Bangunan rumah sakit paling sedikit terdiri atas ruang , butir m) ruang
penyuluhan kesehatan masyarakat rumah sakit.

d. Pasal 29
Setiap Rumah Sakit mempunyai kewajiban; butir a) memberikan informasi
yang benar tentang pelayanan Rumah sakit kepada masyarakat.

e. Pasal 32
Setiap pasien mempunyai hak, butir d) memperoleh pelayanan kesehatan
yang bermutu sesuai dengan stadar profesi dan standar prosedur operasional.

3. Surat Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 267/MENKES/SK/II/2010 tentang


Penetapan Road Map Reformasi Kesehatan Masyarakat, dimana hal ini tidak
terpisahkan dengan rencana strategis (renstra)kementerian kesehatan tahun 2010-
2014. Salah satu prioritas reformasi kesehatan yang dimaksud adalah rumah sakit
Indonesia kelas dunia (World Class Hospital).

4. Peraturan Meneteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 004 tahun 2012 tentang
Pedoman Teknis Promosi Kesehatan Rumah Sakit.
BAB II
GAMBARAN UMUM RUMAH SAKIT

A. Sejarah Singkat RSU Mitra Keluarga Husada


Seiring peningkatan tingkat kesadaran masyarakat mengenai arti pentingnya kesehatan
mengakibatkan peningkatan kebutuhan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang
professional, cepat, tepat, terjangkau serta didukung peralatan yang modern. Rumah Sakit
merupakan salah satu bentuk organisasi yang diharapkan dapat berfungsi sebagai salah satu
upaya dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
Dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat Jawa Tengah pada umumnya dan
masyarakat Kabupaten Klaten pada khususnya, Pemerintah Kabupaten Klaten
mengapresiasikan kebutuhan masyarakat untuk kesehatan semakin meningkat sehingga perlu
dibangun sebuah Rumah Sakit yang diharapkan memiliki daya saing dalam meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat Klaten umumnya dan masyarakat Kecamatan Pedan khususnya.
Sehubungan dengan program peningkatan derajat kesehatan tersebut maka didirikan
sebuah Rumah Sakit Swasta Kabupaten Klaten yang diberi nama Rumah Sakit Umum Mitra
Keluarga Husada Pedan yang terletak di Kecamatan Pedan. Rumah Sakit Umum Mitra
Keluarga Pedan berdiri dilahan seluas 5.016 m² dengan luas bangunan 550 m² pada tahun
2015 dan pada tahun 2016 luas bangunan bertambah menjadi 8.875 m². Rumah Sakit
Umum Mitra Keluarga Husada Pedan mulai operasional dan memberikan pelayanan kepada
masyarakat sejak 2000.
RSU MITRA KELUARGA HUSADA PEDAN mendapatkan ijin operasional
tetap pada tangga 20 April 2016 NO: 445/001/OP2016. Kepemilikan (Badan Hukum) RSU
MITRA KELUARGA HUSADA PEDAN adalah PT Mitra Kita Sejati.

B. Tugas Pokok dan Fungsi RSU Mitra Keluarga Husada Pedan


Berdasarkan Peraturan Walikota Tegal Nomor 30 Tahun 2008 tentang
Penjabaran Tugas Pokok, Fungsi dan Tata Kerja Inspektorat, Badan Perencanaan
Pembangunan Daerah, Lembaga Teknis Daerah dan Badan Pelayanan Terpadu Kota
Tegal,
RSU MITRA KELUARGA HUSADA PEDAN sebagai salah satu Lembaga Teknis
Daerah mempunyai tugas pokok dan fungsi sebagai berikut :

TUGAS
Melaksanakan urusan pemerintahan daerah bidang pelayanan kesehatan
berdasarkan asas otonomi daerah dan tugas pembantuan.

FUNGSI
Untuk menyelenggarakan tugas pokoknya
RSU MITRA KELUARGA HUSADA PEDAN mempunyai fungsi :
a. perumusan kebijakan teknis bidang pelayanan kesehatan;
b. penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum bidang kesehatan;
c. pembinaan dan fasilitasi bidang pelayanan kesehatan lingkup kota;
d. pelaksanaan tugas di bidang pelayanan pengobatan, pemulihan, peningkatan
kesehatan dan pencegahan penyakit yang dilaksanakan melalui pelayanan rawat
inap, rawat jalan, gawat darurat (emergensi) dan tindakan medik;
e. pemantauan, evaluasi dan pelaporan bidang pelayanan kesehatan;
f. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai tugas dan fungsi.
BAB III
VISI, MISI, TUJUAN, FALSAFAH, NILAI KERJA, MOTTO
RSU MITRA KELUARGA HUSADA PEDAN

A. Visi
Visi RSU MITRA KELUARGA HUSADA PEDAN adalah menjadikan rumah sakit
kebanggan masyarakat dengan memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu,
profesional danterjangkau serta mengedepankan fungsi dan peran sosial bagi seluruh
masyarakat di wilayah Klaten dan sekitarnya pada tahun 2020.
Visi dan misi
RSU MITRA KELUARGA HUSADA PEDAN menunjukkan apa yang menjadi cita-cita
layanan terbaik RSU MITRA KELUARGA HUSADA PEDAN baik dalam upaya
mewujudkan visi dan misi Bupati Klaten maupun dalam upaya mencapai kinerja
pembangunan daerah pada aspek kesejahteraan, layanan, dan peningkatan daya saing
daerah dengan mempertimbangkan permasalahan dan isu strategis yang relevan.
Sebagai gambaran tentang apa yang ingin diwujudkan di akhir periode
perencanaan yang menggambarkan tujuan utama penyelenggaraan Tugas Pokok dan
Fungsi, perumusanVisi RSU MITRA KELUARGA HUSADA PEDAN tahun 2014-2019
adalah :
“Menjadi Rumah Sakit Bertaraf Nasional, Mandiri dengan Pelayanan
Prima”
Makna yang terkandung dalam visi tersebut adalah RSU MITRA
KELUARGA HUSADA PEDAN harus menjadi rumah sakit yang telah menerapkan
standar pelayanan mutu melalui akreditasi nasional (KARS) dan mandiri dalam tata
kelola yang kredibel, transparan, adil dan bertanggungjawab (Good Coorporate
Governance) dalam rangka menyelenggarakan pelayanan kesehatan profesional yang
menjunjung tinggi standar dan etika profesi dalam upaya mewujudkan tata kelola
klinik yang baik (Good Clinical Governance) dan mutu pelayanan kesehatan yang
berorientasi pada keselamatan pasien (patient safety) serta kepuasan pengguna jasa.

B. Misi
Misi RSU MITRA KELUARGA HUSADA PEDAN adalah rumusan
umum mengenai upaya-upaya yang akan dilaksanakan untuk mewujudkan visi RSU
MITRA KELUARGA HUSADA PEDAN. Rumusan berfungsi membantu lebih jelas
penggambaran visi RSU MITRA KELUARGA HUSADA PEDAN yang ingin dicapai,
serta menguraikan upaya-upaya apa yang harus dilakukan
oleh RSU MITRA KELUARGA HUSADA PEDAN. Dalam suatu dokumen perencanaan,
rumusan misi menjadi penting untuk memberikan kerangka bagi tujuan dan sasaran
yang ingin dicapai, dan menentukan jalan yang akan ditempuh untuk mencapai visi.
Rumusan misi dalam dokumen Renstra SKPD dikembangkan dengan
memperhatikan faktor-faktor lingkungan strategis, baik eksternal dan internal yang
mempengaruhi (kekuatan, kelemahan, peluang, dan tantangan) pembangunan daerah.
Misi disusun untuk memperjelas jalan, atau langkah yang akan dilakukan dalam
rangka mencapai perwujudan visi RSU MITRA KELUARGA HUSADA PEDAN.
Dalam upaya perwujudan visi RSU MITRA KELUARGA HUSADA
PEDAN, maka dirumuskan misi untuk memberikan arah dan batasan pencapaian
tujuan dan sasaran sebagai berikut :
1. Mengutamaka kepuasan pasien secara berkesinambungan;
2. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yangterjangkau bagi seluruh
masyarakat;
3. Memberi pelayanan CERIA (Cepat, Efektif dan Efisien, Ramah Indah dan
Aman).

C. Tujuan
Tujuan adalah pernyataan-pernyataan tentang hal-hal yang perlu
dilakukan untuk mencapai visi, melaksanakan misi, memecahkan permasalahan, dan
menangani isu strategis yang dihadapi, sedangkan sasaran adalah hasil yang
diharapkan dari suatu tujuan yang diformulasikan secara terukur, spesifik, mudah
dicapai, rasional, untuk dapat dilaksanakan dalamjangka
waktu 5 (lima) tahun ke depan. Tujuan dan sasaran pada hakekatnya merupakan
arahan bagi pelaksanaan setiap pelaksanaan tugas pokok dan fungsi organisasi dalam
mendukung pelaksanaan misi, untuk mewujudkan visi RSU MITRA KELUARGA
HUSADA PEDAN selama kurun waktu 2014-2019.
Tujuan dan sasaran pada masing-masing misi diuraikan sebagai
berikut :
a. Tujuan pada misi “Mengembangkan pelayanan kesehatan sesuai dengan
perkembangan teknologi kedokteran terkini berwawasan lingkungan”
adalah meningkatkan mutu pelayanan kesehatan yang berorientasi pada
Standar Mutu Pelayanan dan Keselamatan Pasien dengan sasaran
tercapainya mutu pelayanan kesehatan sesuai SPM.
b. Tujuan pada misi “Mengembangkan manajemen rumah sakit yang efektif
dan profesional ( Good Corporate Governance)” adalah meningkatkan
kemandirian organisasi dan manajemen yang efektif dalam penyelenggaraan
pelayanan kesehatan dengan sasaran meningkatnya pendapatan operasional
BLUD.
c. Tujuan pada misi “Memberikan pelayanan prima dengan menjunjung
tinggi standar dan etika profesi serta berkeadilan (Good Clinical
Governance)” adalah meningkatkan mutu pelayanan kesehatan yang
berorientasi pada Kepuasan Pengguna Jasa dengan sasaran tercapainya
kepuasan Pengguna Jasa.

D. Falsafah
Falsafah RSU MITRA KELUARGA HUSADA PEDAN “ Pelayanan kesehatan yang
diselenggarakan atas dasar keihlasan, kesungguhan, beretika dan amanah,
menjadikan setiap langkah pelayanan adalah ibadah”

E. Nilai Kerja
Landasan Nilai Kerja RSU MITRA KELUARGA HUSADA PEDAN:
1. Kerjasama Tim
2. Integritas
3. Manusiawi
4. Profesional

F. Motto
Motto RSU MITRA KELUARGA HUSADA PEDAN adalah;“MITRA UNTUK HIDUP
SEHAT”
BAB IV
STRUKTUR ORGANISASI
RSU MITRA KELUARGA HUSADA PEDAN
A. Struktur Organisasi RSU Mitra Keluarga Husada Pedan
Sebagai tindak lanjut pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007
tentang Organisasi Perangkat Daerah, maka Pemerintah Kota Kleten membentuk
Peraturan Daerah Kota Klaten nomor 30 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Inspektorat, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Lembaga Teknis Daerah dan
Badan Pelayanan Perizinan Terpadu Kota Klaten. Dalam Peraturan Daerah tersebut
memuat Struktur Organisasi dan Tata Kerja RSU MITRA KELUARGA HUSADA PEDAN
sebagai salah satu Lembaga Teknis Daerah dengan susunan sebagai berikut :
a. Direktur;
b. Wakil Direktur Pelayanan, terdiri dari:
1) Bidang Pelayanan, terdiri dari:
a) Seksi Pelayanan dan Pendayagunaan Sarana Medik;
b) Seksi Rekam Medik dan Pengolahan Data Elektronik.
2) Bidang Keperawatan, terdiri dari:
a) Seksi Pelayanan Keperawatan;
b) Seksi Etika dan Mutu Keperawatan.
c. Wakil Direktur Umum dan Keuangan, terdiri dari:
1) Bagian Umum, terdiri dari:
a) Subbagian Tata Usaha;
b) Subbagian Kepegawaian, Hukum dan Humas;
c) Subbagian Perlengkapan dan Rumah Tangga.
2) Bagian Keuangan, terdiri dari:
a) Subbagian Perencanaan dan Pemasaran;
b) Subbagian Pendapatan, Belanja dan Pembiayaan;
c) Subbagian Akuntansi.
d. Kelompok Jabatan Fungsional.
Bagan Struktur organisasi RSUD Kardinah berdasar Peraturan Daerah Kota Tegal
nomor 30 Tahun 2008 tersebut adalah sebagai berikut :
BAB V
STRUKTUR ORGANISASI
TIM PROMOSI KESEHATAN RUMAH SAKIT (PKRS)

WADIR PELAYANAN

KETUA TIM PKRS

SEKRETARIAT

WAKIL KETUA TIM


PKRS

BIDANG PENYULUHAN BIDANG PENYULUHAN


BIDANG UMUM
INDIVIDU KELOMPOK

Anggota PKRS RSUD Kardinah terdiri dari 1 Bidang Umum dan 2


bidang penyuluhan yaitu Bidang Penyuluhan Individu dan Bidang Penyuluhan
Kelompok.
BAB VI
URAIAN JABATAN
TIM PKRS RSU MITRA KELUARGA HUSADA PEDAN

A. Ketua PKRS
1. Nama Jabatan : Ketua
2. Pengertian : seorang professional yang diberi tugas dan wewenang untuk dapat
memimpin dalam menjalankan pelaksanaan kegiatan PKRS RSU MITRA
KELUARGA HUSADA PEDAN.
3. Tanggung jawab : secara administratif dan fungsional bertanggungjawab seluruhnya
terhadap pelaksanaan kegiatan PKRS di RSU MITRA KELUARGA HUSADA
PEDAN.
4. Tugas pokok : mengkoordinasikan semua pelaksanaan kegiatan PKRS di RSU
MITRA KELUARGA HUSADA PEDAN.
5. Uraian tugas :
a. Menyusun dan merencanakan pelaksanaan program kerja kegiatan PKRS.
b. Memimpin, mengkoordinir dan mengevaluasi pelaksanaan operasional
kegiatan PKRS secara efektif , efisien dan bermutu.
c. Bertanggung jawab terhadap koordinasi dengan bagian unit kerja terkait.
d. Memberikan pembinaan terhadap anggota PKRS.
e. Membuat daftar inspeksi ke semua unit terkait.
f. Memimpin pertemuan rutin setiap bulan dengan anggota PKRS untuk
membahas dan menginformasikan hal – hal penting yang berkaitan dengan
PKRS.
g. Menghadiri pertemuan manajemen, bila dibutuhkan.
h. Menjalin kerjasama antar unit terkait.
i. Meningkatkan pengetahuan anggota, membuat dan memperbaiki cara kerja
dan pedoman kerja yang aman dan efektif.
6. Wewenang:
a. Memberikan penilaian kinerja anggota PKRS.
b. Membuat dan menetapkan prgram kerja PKRS.
7. Hasil Kerja
a. Daftar tugas untuk anggota PKRS.
b. Usulan perencanaan ketenagaan dan fasilitas yang dibutuhkan pada PKRS.
c. Program Kerja PKRS
d. Bahan materi edukasi
B. Wakil Ketua PKRS
1. Nama Jabatan : Wakil Ketua PKRS.
2. Pengertian : seseorang yang ahli dalam bidang PKRS dan mampu dalam
menjalankan pelaksanaan kegiatan PKRS.
3. Tanggung Jawab : secara administratif dan fungsional bertanggung jawab kepada
ketua PKRS serta mewakilkan Ketua PKRS apabila Ketua PKRS berhalangan.
4. Tugas Pokok : ikut berperan serta dalam pelaksanaan kegiatan PKRS.
5. Uraian Tugas :
a. Menjadi mitra Ketua PKRS untuk memimpin, mengkoordinir dan
mengevaluasi pelaksanaan operasional PKRS secara efektif, efisien dan
bermutu.
b. Menjadi mitra Ketua PKRS untuk bertanggung jawab terhadap koordinasi
dengan bagian unit kerja terkait.
c. Menjadi mitra Ketua PKRS untuk memberikan pembinaan terhadap anggota
PKRS.
d. Menjadi mitra Ketua PKRS untuk membuat daftar inspeksi ke semua unit
terkait membuat dan menanda tangani surat keluar serta melakukan pekerjaan
administrasi termasuk pengarsipannya.
e. Menjadi mitra Ketua PKRS untuk meningkatkan pengetahuan anggota,
membuat dan memperbaiki cara kerja dan pedoman kerja yang aman dan
efektif.
f. Memberikan pertimbangan atau saran pada perencanaan, pengembangan
program dan fasilitasi kegiatan PKRS.
g. Membuat analisa kinerja PKRS.
6. Uraian Wewenang : menjadi mitra ketua PKRS
7. Hasil Kerja :
a. Usulan perencanaan ketenagaan dan fasilitas yang dibutuhkan pada kegiatan
PKRS
b. Laporan evaluasi dan monitoring pelaksanaan Program Kerja PKRS secara
menyeluruh

C. Sekretariat
1. Tanggung Jawab : secara administratif dan fungsional bertanggung jawab kepada
ketua PKRS
2. Tugas Pokok : ikut berperan serta dalam pelaksanaan kegiatan program PKRS
3. Uraian Tugas :
a. Mengatur rapat dan jadwal rapat PKRS
b. Menyiapkan ruang rapat dan perlengkapannya yang diperlukan, termasuk
konsumsi, khususnya bila rapat berlangsung saat waktu makan siang atau sore
c. Membuat dan menanda tangani surat keluar serta melakukan pekerjaan
administrasi termasuk pengarsipannya
d. Menyusun kesimpulan sidang dan notulen rapat
e. Memberikan pertimbangan atau saran pada perencanaan, pengembangan
program dan fasilitasi kegiatan PKRS.
4. Uraian Wewenang : meminta informasi dan arahan dari Ketua PKRS
5. Hasil Kerja: dokumentasi administrasi pelaksanaan kegiatan PKRS

D. Bagian Umum
1. Tanggung Jawab : secara administratif dan fungsional bertanggung jawab kepada
ketua PKRS
2. Tugas Pokok : ikut berperan serta dalam pelaksanaan kegiatan program PKRS
3. Uraian Tugas :
a. Mengelola peralatan penyuluhan & menginventarisasi barang milik PKRS
b. Mempersiapkan sarana perlengkapan kegiatan pelayanan penyuluhan baik
penyuluhan individu maupun kelompok
c. Merekam dan mendokumentasikan kegiatan penyuluhan baik yang disiarkan
melalui TV, radio maupun kegiatan lain yang dipandang perlu
d. Menyampaikan infromasi pelayanan rumah sakit /berita penyuluhan /materi
penyuluhan melalui Intranet /Website ke pelanggan termasuk upload foto yang
diperlukan
e. Menyimpan hasil dokumentasi
4. Uraian Wewenang : meminta informasi dan arahan kepada Ketua PKRS
5. Hasil Kerja: dokumentasi kegiatan PKRS

E. Bagian Penyuluhan /Pendidikan Individu


1. Tanggung Jawab : secara administratif dan fungsional bertanggung jawab kepada
Ketua dan Wakil Ketua PKRS dalam pelaksanaan penyuluhan /pendidikan individu
pada program kerja PKRS
2. Tugas Pokok : membantu pelaksanaan semua kegiatan penyuluhan /pendidikan
individu pada program kerja PKRS
3. Uraian Tugas :
a. Mengidentifikasi kebutuhan penyuluhan kesehatan yang ada di unit kerja
masing - masing
b. Melaporkan kebutuhan penyuluhan kesehatan yang ada di unit kerja masing –
masing
c. Melakukan survey pelaksanaan program kerja di unit kerja masing – masing.
d. Mengadakan koordinasi dengan SMF /Intalasi /Unit terkait
4. Uraian Wewenang : berdiri secara mandiri dan aktif untuk memberikan saran dan
masukan mengenai penyuluhan /pendidikan individu pada program kerja PKRS.
5. Hasil Kerja:
a. Identifikasi kebutuhan penyuluhan kesehatan per unit kerja
b. Pelaksanaan program kerja PKRS di masing-masing unit
c. Penerapan pedoman PKRS kebutuhan penyuluhan kesehatan
d. Penerapan SPO PKRS kebutuhan penyuluhan kesehatan
e. Laporan evaluasi kerja

F. Bagian Penyuluhan /Pendidikan Kelompok


1. Tanggung Jawab : secara administratif dan fungsional bertanggung jawab kepada
Ketua dan Wakil Ketua PKRS dalam pelaksanaan penyuluhan /pendidikan individu
pada program kerja PKRS
2. Tugas Pokok : membantu pelaksanaan semua kegiatan penyuluhan /pendidikan
individu pada program kerja PKRS
3. Uraian Tugas :
a. Mengidentifikasi kebutuhan penyuluhan kesehatan yang ada di unit kerja
masing - masing
b. Melaporkan kebutuhan penyuluhan kesehatan yang ada di unit kerja masing –
masing
c. Melakukan survey pelaksanaan program kerja di unit kerja masing – masing.
d. Mengadakan koordinasi dengan SMF /Intalasi /Unit terkait
4. Uraian Wewenang : berdiri secara mandiri dan aktif untuk memberikan saran dan
masukan mengenai penyuluhan /pendidikan individu pada program kerja PKRS.
5. Hasil Kerja:
a. Identifikasi kebutuhan penyuluhan kesehatan per unit kerja
b. Pelaksanaan program kerja PKRS di masing-masing unit
c. Penerapan pedoman PKRS kebutuhan penyuluhan kesehatan
d. Penerapan SPO PKRS kebutuhan penyuluhan kesehatan
e. Laporan evaluasi kerja
BAB VII
POLA KETENAGAAN DAN KUALIFIKASI PERSONIL
TIM PKRS

A. Ketua PKRS
1. Nama Jabatan : Ketua
2. Pengertian : seorang professional yang diberi tugas dan wewenang untuk dapat
memimpin dalam menjalankan pelaksanaan kegiatan PKRS.
3. Persyaratan dan kualifikasi:
a. Pendidikan formal : dokter atau perawat.
b. Pendidikan non formal : sertifikat seminar.
c. Pengalaman kerja : pengalaman kerja sebagai dokter atau perawat medical
informasi di rawat inap dan rawat jalan.
d. Ketrampilan : memiliki bakat dan minat, berdedikasi tinggi, berkepribadian
yang menarik, dapat bersosialisasi dengan baik dan profesional.

B. Wakil Ketua PKRS


1. Nama Jabatan : Wakil Ketua PKRS
2. Pengertian : seseorang yang ahli dalam bidang PKRS dan mampu dalam
menjalankan pelaksanaan kegiatan PKRS
3. Persyaratan dan Kualifikasi :
a. Pendidikan Formal : dokter atau perawat
b. Pendidikan Non Formal : sertifikat seminar
c. Pengalaman Kerja : pengalaman bekerja sebagai dokter atau perawat medical
information di rawat inap dan rawat jalan
d. Ketrampilan : memiliki bakat dan minat serta dedikasi tinggi, berkepribadian
mantap dan emosional yang stabil
e. Berbadan sehat jasmani dan rohani.

C. Sekretariat
1. Nama Jabatan : Sekretaris PKRS
2. Pengertian : seseorang yang ahli dalam bidang administrasi kegiatan PKRS dan
mampu dalam menjalankan pelaksanaan Kegiatan PKRS
3. Persyaratan dan Kualifikasi :
a. Pendidikan Formal : berijazah D3 dari unit terkait
b. Pendidikan Non Formal : -
c. Pengalaman Kerja : memiliki pengalaman sebagai tenaga administrasi
kegiatan.
d. Ketrampilan : memiliki bakat dan minat serta dedikasi tinggi, berkepribadian
mantap dan emosional yang stabil
e. Berbadan sehat jasmani dan rohani.

D. Bagian Umum
1. Nama Jabatan : Koordinator Bagian Umum
2. Pengertian : seseorang yang ahli dalam bidang penyediaan sarana dan prasarana
pelaksanaan kegiatan PKRS dan mampu bekerjasama dengan unti kerja terkait
untuk kelancaran pelaksanaan kegiatan PKRS
3. Persyaratan dan Kualifikasi :
a. Pendidikan Formal : berijazah D3 dari unit terkait
b. Pendidikan Non Formal : -
c. Pengalaman Kerja : memiliki pengalaman sebagai staf sarana dan prasarana
kegiatan di rumah sakit .
d. Ketrampilan : memiliki bakat dan minat serta dedikasi tinggi, berkepribadian
mantap dan emosional yang stabil
e. Berbadan sehat jasmani dan rohani.

E. Bagian Penyuluhan
1. Nama Jabatan : Koordinator penyuluhan anggota PKRS
2. Pengertian : seseorang yang diberi tugas oleh Ketua PKRS dalam mengidentifikasi
kebutuhan promisi kesehatan yang terkait dan memfollow up pelaksanaan dan
penerapaan program kerja PKRS dalam masing – masing bagian atau unit kerja
3. Persyaratan dan Kualifikasi :
a. Pendidikan Formal : berijasah D3 atau persamaannya dalam bidangnya
masing masing dan memiliki minat dan bakat dalam penyuluhan kesehatan
kesehatan
b. Pendidikan Non Formal : memiliki sertifikat kursus sesuai unit kerja masing -
masing
c. Pengalaman Kerja : pengalaman kerja di rumah sakit dalam unit masing-
masing.
d. Ketrampilan : memiliki bakat dan minat serta dedikasi tinggi, berkepribadian
mantap dan emosional yang stabil
e. Berbadan sehat jasmani dan rohani.
4. Tanggung Jawab : secara administratif dan fungsional bertanggung jawab kepada
Ketua dan Wakil Ketua PKRS dalam pelaksanaan program kerja PKRS di setiap
unitnya masing-masing.
5. Tugas Pokok : membantu pelaksanaan semua kegiatan PKRS di unit masing-
masing.
6. Uraian Tugas :
a. Mengidentifikasi kebutuhan penyuluhan kesehatan yang ada di
unit kerja masing – masing.
b. Melaporkan kebutuhan penyuluhan kesehatan yang ada di unit
kerja masing – masing.
c. Melakukan survey pelaksanaan program kerja di unit kerja
masing – masing.
7. Uraian Wewenang : berdiri secara mandiri dan aktif untuk memberikan saran dan
masukan mengenai penyuluhan kesehatan yang dibutuhkan per unit masing-masing.
8. Hasil Kerja:
a. Identifikasi kebutuhan penyuluhan kesehatan per unit kerja
b. Pelaksanaan program kerja PKRS di masing-masing unit
c. Penerapan pedoman PKRS kebutuhan penyuluhan kesehatan
d. Penerapan SPO PKRS kebutuhan penyuluhan kesehatan
e. Laporan evaluasi kerja
BAB VIII
TATA HUBUNGAN KERJA TIM PKRS

Wakil Direktur
Pelayanan

Ketua Panitia PKRS Wakil Ketua Panitia


PKRS

Sekretaris

Customer Keperawatan Medical Rekam Medis Gizi


Service (Perawat & Information
Bidan)

Rehabilitas Farmasi
Medis

Keterangan :
 Tim PKRS langsung dibawahi oleh Wakil Direktur Pelayanan rumah sakit.
 Ketua PKRS bertanggung jawab langsung kepada Wakil Direktur pelayanan Rumah
sakit.
 Wakil ketua PKRS PKRS bertanggung jawab langsung kepada Ketua PKRS dan
berlaku sebagai mitra.
 Ketua dan wakil ketua PKRS bermitra untuk mengkoordinasikan setiap anggota
PKRS
 Sekretaris bertanggungjawab langsung kepada ketua PKRS dan diharuskan
menyusun rapat, membuat notulen rapat dan sidang PKRS
 Setiap anggota PKRS berdiri mandiri dan aktif untuk membuat, melaksanakan dan
menerapkan program kerja PKRS di bagian/unit masing – masing kerja.
 Setiap anggota PKRS berkewajiban membuat identifikasi kebutuhan promosi
kesehatan dan menyarankan program kerja yang sesuai serta bertanggungjawab
langsung kepada Ketua PKRS
 Hasil dari identifikasi kebutuhan promosi kesehatan dianalisa dan diolah di Tim
PKRS untuk selanjutnya ditindak lanjuti dan diterapkan oleh Tim PKRS, Customer
Service Keperawatan (perawat & bidan), Medical Information, Rekam Medis,
Rehabilitasi Medis, Farmasi, Gizi, Wakil ketua Tim PKRS, Ketua Tim PKRS,
Direktur Pelayanan, Sekretaris.
BAB IX
MONITORING DAN EVALUASI

Monitoring kinerja PKRS dilakukan dengan pemantauan setiap hari oleh setiap PJ
unit terkait, dokumentasi permintaan PKRS di status pasien, pencatatan pasien yang
teredukasi di LOGBOOK (unit dan edukasi kolaboratif) dan formulir pemberian informasi
dan formulir pemberian edukasi kolaboratif. Monitoring jumlah pamflet yang tersedia
dilakukan dengan penyediaan 50 lembar untuk setiap topik materi edukasi disetiap unit
terkait setiap bulannya dan dilakukan refill atau pengisian ulang setiap bulannya. Apabila
pamflet habis sebelum sebulan, maka permintaan pamflet dapat dilakukan ke panitia
PKRS (lihat lembar permintaan pamflet edukasi) Evaluasi kualitas sumberdaya manusia
dan fasilitas dilakukan dengan survey lapangan setiap bulan dan pelatihan mengnai materi
edukasi unit-unit PKRS setiap 6 bulan sekali. Evaluasi kinerja panitia PKRS dilakukan
dengan laporan bulan dari setiap unit PKRS, laporan bulanan panitia PKRS dan survery
kepuasan pelanggan setiap 3 bulan.
BAB X
DOKUMEN BUKTI

Dokumen bukti adalah segala bentuk informasi tertulis dalam rangka promosi kesehatan
yang dibuat oleh dan dari unit-unit PKRS yang meliputi:
1. Materi edukasi
2. Standard prosedur Operasional (SPO)
3. Formulir
4. Lembar permintaan
5. dan lain sebagainya
Semua dokumen ini disertakan dalam appendix dan digunakan untuk meningkatkan
kualitas pelayanan PKRS dan penerapan pelayanan PKRS bagi setiap pasien.
BAB XI
PENUTUP

Pedoman Promosi Kesehatan Rumah Sakit (PKRS) ini disusun agar menjadi acuan
dalam pengembangan kegiatan PKRS dan pengembangan Akreditasi Rumah Sakit yang
berhubungan dengan promosi kesehatan. Pedoman ini merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dengan upaya meningkatkan mutu dan kualitas pelayanan rumah sakit.
Sebagai penutup kiranya dapat diingatkan kembali bahwa PKRS bukanlah urusan mereka
yang bertugas di unit PKRS saja, PKRS adalah tanggung jawab dari Direksi RS, dan
menjadi urusan (tugas) bagi hampir sleuruh jajaran RS. Yang plaing penting dilaksanakan
dalam rangka PKRS adalah upaya-upaya pemberdayaan, baik pmeberdayaan terhadap
pasien (rawat jalan dan rawat inap) maupun terhadapa klien sehat.
Namun demikian, upaya-upaya pemberdayaan ini akan lebih berhasil, jika didukung
oleh upaya - upaya bina suasana dan advokasi. Bina suasana dilakukan terhadapa mereka
yang paling berpengaruh terhadap pasien/klien. Sedangkan advokasi dilakukan terhadap
mereka yang dapat mendukung.membantu RS dari segi kebijakan (peraturan perundang-
undangan) dan sumber daya, dalam rangka memberdayakan pasien/klien. Banyak sekali
peluang untuk melaksanakan PKRS, dan peluang-peluang tersebut harus dapat
dimanfaatkan dengan baik, sesuai dengan fungsi dari peluang yang bersangkutan.

Anda mungkin juga menyukai