– D : Bukti identitas pasien pada semua berkas RM, identitas pasien tercetak
dengan minimal menggunakan tiga identitas : nama pasien sesuai eKTP, tanggal
lahir, nomor RM.
– O : Lihat identitas pasien pada labet obat, RM, resep, makanan, spesimen,
permintaan dan hasil laboratorium.
– W : Wawancara staf pendaftaran, staf klinis, pasien dan keluarga.
2. Ada bukti pelatihan komunikasi efektif antar profesional pemberi asuhan. (D,W).
3. Pesan secara verbal atau verbal lewat telpon ditulis lengkap, dibaca ulang oleh
penerima pesan, dan dikonfirmasi oleh pemberi pesan. (lihat juga AP 5.3.1 di
maksud dan tujuan). (D,W,S).
1. Rumah sakit menetapkan besaran nilai kritis hasil pemeriksaan diagnostik dan
hasil diagnostik kritis. (lihat juga AP 5.3.2). (R)
– R : Regulasi tentang penetapan besaran nilai kritis dan hasil diagnostik kritis.
2. Rumah sakit menetapkan siapa yang harus melaporkan dan siapa yang harus
menerima nilai kritis hasil pemeriksaan diagnostik dan dicatat di rekam medis (lihat
juga AP 5.3.2 EP 2). (W,S)
– D : Bukti penetapan siapa yang harus melaporkan dan siapa yang harus menerima
nilai kritis hasil pemeriksaan diagnostik.
– W : DPJP; Staf Klinis.
– S : Peragaan proses melaporkan nilai kritis.
2. Formulir, alat, dan metode ditetapkan untuk mendukung proses serah terima
pasien (hand over) bila mungkin melibatkan pasien. (D,W)
– D : Bukti form, alat, metode serah terima pasien (operan/hand over), bila mungkin
melibatkan pasien.
– W : Dokter, staf keperawatan.
3. Ada bukti dilakukan evaluasi tentang catatan komunikasi yang terjadi waktu serah
terima pasien (hand over) untuk memperbaiki proses. (D,W)
– D : Bukti evaluasi tentang catatan komunikasi yang terjadi saat operan untuk
memperbaiki proses.
– W : Dokter, Staf keperawatan, PPA.
3. Di rumah sakit tersedia daftar semua obat yang perlu diwaspadai yang disusun
berdasar atas data spesifik sesuai dengan regulasi. (D,O,W).
– D : Bukti daftar obat yang perlu diwaspadai.
– O : Lihat daftar di unit terkai.
– W : Apoteker / TTK / Asisten Apoteker; Staf Klinis.
1. Ada regulasi untuk melaksanakan penandaan lokasi operasi atau tindakan invasif
(site marking). (R)
– D : Bukti penandaan.
– O : Lihat form dan bukti penandaan.
3. Ada bukti bahwa penandaan lokasi operasi atau tindakan invasif (site marking)
dilakukan oleh staf medis yang melakukan operasi atau tindakan invasif dengan
melibatkan pasien. (D,O,W)
1. Ada regulasi untuk prosedur bedah aman dengan menggunakan “surgical check
list ”(Surgical Safety Checklist dari WHO Patient Safety 2009). (R)
1. Ada regulasi tentang pedoman kebersihan tangan (hand hygiene) yang mengacu
pada standar WHO terkini. (lihat juga PPI 9. EP 2, EP 6). (R)
3. Staf rumah sakit dapat melakukan cuci tangan sesuai dengan (lihat juga PPI 9 EP
6). (W,O,S)
– D : Ada bukti dokumen pelaksanaan program kebersihan tangan (hand hygiene) di
seluruh rumah sakit sesuai dengan PPI 9 EP 1.
4. Ada bukti staf melaksanakan lima saat cuci tangan. (W,O,S) ? lima apa ?
– W : Staf RS.
– O : Lihat fasilitas untuk cuci tangan ( 1 tempat tidur satu handrub), liat kepatuhan
staf pada lima saat cuci tangan.
– S : Peragaan Cuci Tangan.
5. Prosedur disinfeksi di rumah sakit dilakukan sesuai dengan regulasi. (lihat juga
PPI 9 EP 2, EP 5, dan EP 6) (W,O,S)
– W : Staf RS.
– O : Lihat fasilitas untuk disinfeksi dan pelaksanaan disinfeksi
– S : Peragaan disinfeksi, sesuai dengan PPI 7.2 EP 2.
6. Ada bukti rumah sakit melaksanakan evaluasi terhadap upaya menurunkan angka
infeksi terkait pelayanan kesehatan. (D,W) (lihat juga PPI 9 EP 6)
– D : Bukti pelaksanaan evaluasi upaya menurunkan infeksi sesuai dengan PPI 6.2
EP2.
– W : Komite / Tim PMKP ; Komite / Tim PPI.
1. Ada regulasi yang mengatur tentang mencegah pasien cedera karena jatuh. (lihat
juga AP 1.2.1 EP 2). (R)
2. Rumah sakit melaksanakan suatu proses asesmen terhadap semua pasien rawat
inap dan rawat jalan dengan kondisi, diagnosis, dan lokasi terindikasi berisiko tinggi
jatuh sesuai dengan regulasi. (D,O,W)
– R : Bukti dalam RM tentang pelaksanaan assesmen risiko jatuh.
– O : Lihat hasil assesmen risiko jatuh di rawat inap dan rawat jalan.
– W : PPJA; Staf Klinis.
4. Langkah-langkah diadakan untuk mengurangi risiko jatuh bagi pasien dari situasi
dan lokasi yang menyebabkan pasien jatuh. (lihat juga AP 1.2.1 EP 3). (D,O,W)