RAHMAD HAKIKI
1511051017
PS- D4 PJJ
JURUSAN TEKNIK SIPIL Laporan Praktek Kerja Lapangan
BAB I
PENDAHULUAN
RAHMAD HAKIKI
1511051017 1
PS- D4 PJJ
JURUSAN TEKNIK SIPIL Laporan Praktek Kerja Lapangan
BAB I Pendahuluan
RAHMAD HAKIKI
1511051017 2
PS- D4 PJJ
JURUSAN TEKNIK SIPIL Laporan Praktek Kerja Lapangan
BAB ini membahas mengenai latar belakang proyek dan tujuan proyek,
sistem pelelangan dan kontrak, lokasi proyek, data-data proyek baik data
umum maupun data teknis, serta menjelaskan mengenai sumber daya
proyek yaitu material, tenaga kerja, dan perlatan yang digunakan dalam
pelaksanaan proyek.
BAB ini membahas mengenai kasus yang terjadi pada proyek yang
dianalisa secara teoritis dan memberikan kesimpulan hasil analisa
tersebut.
BAB V Penutup
RAHMAD HAKIKI
1511051017 3
PS- D4 PJJ
JURUSAN TEKNIK SIPIL Laporan Praktek Kerja Lapangan
BAB II
TINJAUAN UMUM PROYEK
Jalur Pandaan-Malang merupakan jalur yang selalu sibuk dan padat baik
hari libur ataupun hari kerja yang makin harinya volume kendaraannya semakin
meningkat dan berkembang. Volume kendaraan yang besar dan kapasitas jalan
yang kecil menyebabkan jalan ini tidak bias lagi menampung volume kendaraan
yang besar ini dan terjadilah macet di beberapa titik setiap harinya. Maka dari itulah
pemerintah Jawa Timur atas arahan Presiden Jokowi membangun jalan tol
Pandaan-Malang.
RAHMAD HAKIKI
1511051017 1
PS- D4 PJJ
JURUSAN TEKNIK SIPIL Laporan Praktek Kerja Lapangan
2.3.2 Kontrak
Berdasarkan Pasal 1 UU No. 18/1999, disebutkan bahwa kontrak kerja
konstruksi adalah keseluruhan dokumen yang mengatur hubungan hokum antara
pengguna jasa dan penyedia jasa dalam penyelenggaraan pekerjaan konstruksi.
Kontrak kerja yang digunakan oleh PT.PP (persero) Tbk dalam proyek
pembangunan jalan tol Pandaan-Malang adalah harga satuan (Unit Price Contract).
RAHMAD HAKIKI
1511051017 2
PS- D4 PJJ
JURUSAN TEKNIK SIPIL Laporan Praktek Kerja Lapangan
Owner
PT. Jasamarga Pandaan
Malang
Konsultan Konsultan
2.3.5.2 Kontraktor
Kontraktor adalah perusahaan yang disewa oleh pemilik proyek untuk
melaksanakan pekerjaan sesuai dengan perjanjian (kontrak) yang telah disepakati
oleh kedua pihak, proyek dibatasi oleh item pekerjaan yang dilaksanakan, biaya,
serta waktu penyelesaian. Kontraktor haruslah penuh dengan ketelitian dan
ketekunan, merancang, melaksanakan, dan menyelesaikan pekerjaan dan
memperbaiki setiap kerusakannya sesuai dengan kontrak.
RAHMAD HAKIKI
1511051017 3
PS- D4 PJJ
JURUSAN TEKNIK SIPIL Laporan Praktek Kerja Lapangan
RAHMAD HAKIKI
1511051017 4
PS- D4 PJJ
JURUSAN TEKNIK SIPIL Laporan Praktek Kerja Lapangan
Gambar diatas adalah gambar detail proyek jalan tol Pandaan-Malang yang memiliki panjang 38,48
km yang dibagi menjadi 5 seksi dengan panjang seksi 1 (14,573 km), seksi 2 (7,743 km), seksi 3
(8,315 km), seksi 4(4,750 km), dan seksi 5 (3,107 km). Proyek ini merupakan pembangunan dari
PT.Jasamarga Pandaan Malang (Persero) Tbk.
Gambar 2. 3. Peta seksi proyek strategis nasional pembangunan
RAHMAD HAKIKI
1511051017 5
PS- D4 PJJ
JURUSAN TEKNIK SIPIL Laporan Praktek Kerja Lapangan
2.6.1 Material
Material merupakan elemen utama dalam suatu kegiatan konstruksi yang
sangat berpengaruh terhadap kekuatan dan keawetan konstruksi. Untuk
melaksanakan suatu proyek dibutuhkan suatu persyaratan teknis mengenai mutu
bahan yang mengacu pada spek proyek pembangunan tol Pandaan-Malang.
2.6.1.1 Semen
Pada proyek ini digunakan semen protland tipe I diproduksi oleh PT. Semen
Gresik. Semen tipe ini digunakan untuk pengerjaan pengecoran dilapangan. Semen
yang digunakan dalam proyek pembanguan jalan tol Pandaan-Malang ini harus
memenuhi syarat mutu dari
RAHMAD HAKIKI
1511051017 6
PS- D4 PJJ
JURUSAN TEKNIK SIPIL Laporan Praktek Kerja Lapangan
RAHMAD HAKIKI
1511051017 7
PS- D4 PJJ
JURUSAN TEKNIK SIPIL Laporan Praktek Kerja Lapangan
RAHMAD HAKIKI
1511051017 8
PS- D4 PJJ
JURUSAN TEKNIK SIPIL Laporan Praktek Kerja Lapangan
Agregat halus haruslah memenuhi syarat analisa saringan yang dapat dilihat
pada Tabel 2.4
Batu Pecah
Lubang Ayakan Tertinggal
(inc/mm)
Gram % % Komulatif
4.76 143.4 14.47 14.47
2.38 105.7 10.66 25.13
1.19 140.6 14.19 39.32
0.59 192.7 19.44 58.76
0.297 176.3 17.79 76.55
0.149 134.4 13.56 90.11
Pan 98 9.89
Jumlah 991.1 100.00 304.35
Fm Pasir = 3.04
Sumber : Pengujian Laboratorium PT. PP (Persero) Tbk.
2.6.1.4 Air
Air merupakan bahan untuk membuat adonan dan mencampur material
yang menjadi bahan utama untuk membuat beton, dimana air ini berfungsi sebagai
RAHMAD HAKIKI
1511051017 9
PS- D4 PJJ
JURUSAN TEKNIK SIPIL Laporan Praktek Kerja Lapangan
bahan pengikat hidrolis pada campuran beton (di luar beton ready mix). Air
haruslah bebas dari bahan kimia dan organik seperti minyak, garam, asam, basa,
dan gula. Air yang digunakan pada proyek pembangunan jalan tol Pandaan-Malang
ini berasal dari lokasi sekitar proyek.
a. Tulangan Polos
RAHMAD HAKIKI
1511051017 10
PS- D4 PJJ
JURUSAN TEKNIK SIPIL Laporan Praktek Kerja Lapangan
b. Tulangan Ulir
RAHMAD HAKIKI
1511051017 11
PS- D4 PJJ
JURUSAN TEKNIK SIPIL Laporan Praktek Kerja Lapangan
2.6.1.6 Multiplek
Multiplek merupakan kayu olahan yang relative lebih kuat dibangdingkan
dengan jenis kayu olahan lainnya seperti, triplek, hdf, mdf, blockboard, dll, yang
digunakan sebagai bekisiting untuk pengecoran beton. Multiplek yang digunakan
pada proyek ini adalah multiplek dengan ukuran 244 cm x 122 cm x 0,9 cm.
Gambar 2. 8 Multiplek
2.6.1.7 Paku
Paku merupakan bahan yang digunakan untuk menyambungkan multiplek
dengan multiplek supaya bisa membentuk bekisting sesuai dengan yang diinginkan.
RAHMAD HAKIKI
1511051017 12
PS- D4 PJJ
JURUSAN TEKNIK SIPIL Laporan Praktek Kerja Lapangan
Girder adalah sebuah balok diantara dua penyangga dapat berupa pier
ataupun abutment pada suatu jembatan ataupun fly over, gider yang digunakan pada
proyek ini adalah girder precast yaitu girder beton yang telah dicetak di pabrik
tempat memproduksi beton kemudian beton tersebut dibawa ke lokasi proyek pada
saat pemasangan (erection girder). Pemberian tegangan pada girder adalah dengan
cara post-tension dimana precast girder dimasukan baja strand (tendon) yang
nantinya akan ditarik (ttressing) menggunakan alat jacking post , dan setelah di
stressing akan di potong dan di grouting .
Berikut adalah spesifikasi PCI girder yang digunakan pada proyek pembangunan
jalan tol Pandaan-Malang.
RAHMAD HAKIKI
1511051017 13
PS- D4 PJJ
JURUSAN TEKNIK SIPIL Laporan Praktek Kerja Lapangan
Baja tendon terdiri dari kawat yang diputar spiral yang membentuk strand
yang nantinya akan digunakan untuk proses Stressing. Spesifikasi strand dapat
dilihat di tabel berikut :
RAHMAD HAKIKI
1511051017 14
PS- D4 PJJ
JURUSAN TEKNIK SIPIL Laporan Praktek Kerja Lapangan
2.6.2.3 Wedges
RAHMAD HAKIKI
1511051017 15
PS- D4 PJJ
JURUSAN TEKNIK SIPIL Laporan Praktek Kerja Lapangan
Wedges Plate merupakan plat baja yang dipakai pada saat pekerjaan
stressing girder yang nantinya akan dimasukan wedges kedalamnya.
2.6.3 Peralatan
2.6.3.1 Crane
a. Crawler Crane
Crawler Crane ini memiliki roda besi yang berigi-rigi yang memungkinkan
crane untuk bergerak di dalam lokasi proyek saat melakukan pekerjaannya.
RAHMAD HAKIKI
1511051017 16
PS- D4 PJJ
JURUSAN TEKNIK SIPIL Laporan Praktek Kerja Lapangan
b. Mobile Crane
Mobile crane jenis ini dapat berpindah ketempat dari satu proyek ke proyek
yang lainnya karena crane ini memiliki roda ban, crane ini dilengkapi dengan kaki
untuk menjaga keseimbangnnya saat pekerjaan berlangsung.
RAHMAD HAKIKI
1511051017 17
PS- D4 PJJ
JURUSAN TEKNIK SIPIL Laporan Praktek Kerja Lapangan
2.6.3.4 Ecavator
Excavator adalah alat berat yang tediri dari lengan (arm), bahu (boom), serta
bucket dan digerakan oleh tenaga hidrolis yang dimotori dengan mesin diesel dan
berada di atas roda rantai, excavator ini memiliki fungsi utama yaitu untuk
menggali.
RAHMAD HAKIKI
1511051017 18
PS- D4 PJJ
JURUSAN TEKNIK SIPIL Laporan Praktek Kerja Lapangan
Drilling Machine Bor Pile adalah alat yang digunakan untuk melubangi
tanah yang nantinya akan di isi dengan tulangan bor pile lalu di cor, alat ini
dilengkapi dengan mata bor yang dapat diganti-ganti sesuai dengan kondisi dan
jenis tanah dilapangan.
Adalah suatu alat yang digunakan untuk menggetarkan beton pada saat
pengecoran sedang berlangsung supaya beton memenuhi semua sisi dan tidak ada
rongga yang tertinggal.
RAHMAD HAKIKI
1511051017 19
PS- D4 PJJ
JURUSAN TEKNIK SIPIL Laporan Praktek Kerja Lapangan
Adalah alat yang digunakan pada saat proses stressing yang dimana alat ini
berfungsi sebagai penarik kabel tendon pada PCI girder.
Pipa tremie adalah pipa yang digunakan untuk mengatur tinggi jatuh beton
pada saat pengecoran, digunakan pada pengecoran bore pile.
RAHMAD HAKIKI
1511051017 20
PS- D4 PJJ
JURUSAN TEKNIK SIPIL Laporan Praktek Kerja Lapangan
Truck Bogie ini digunakan untuk mengangkat girder dari stock yard ke
lokasi erection girder.
Adalah tenaga kerja yang mendapatkan keahlian atau kemahiran pada suatu
bidang karena sekolah atau Pendidikan formal dan non formal. Pada proyek ini
terdapat orang-orang tersebut seperti:
a. Project Manager
b. Deputy Project Manager
c. Site Manager
d. Pelaksana
e. Quantity Surveyor
RAHMAD HAKIKI
1511051017 21
PS- D4 PJJ
JURUSAN TEKNIK SIPIL Laporan Praktek Kerja Lapangan
f. Surveyor
g. Logistik
h. Administrasi
i. dll
Adalah tenaga kerja kasar yang hanya mengandalkan tenga saja, contohnya
seperti tukang.
BAB III
METODA KONSTRUKSI DAN MANAJEMEN PROYEK
Manajemen proyek adalah usaha pada suatu kegiatan agar tujuan adanya
kegiatan tersebut dapat tercapai secara efisien, dan efektif. Efektif yaitu dimana
hasil penggunaan sumber daya dan kegiatan sesuai dengan sasarannya yang
meliputi kualitas, biaya, waktu dan lain-lainya, dan efisien yaitu dalam penggunaan
sumber daya dan pemilihan sub kegiatan secara tepat yang meliputi jumlah, jenis,
saat penggunaan sumber lain dan lain-lain.
RAHMAD HAKIKI
1511051017 22
PS- D4 PJJ
JURUSAN TEKNIK SIPIL Laporan Praktek Kerja Lapangan
Dalam ini akan membahas metoda konstruksi dan manajemen proyek, yaitu
manajemen mutu, dan manajemen waktu.
a. Tahap awal, pengukuran, marking dan cek koordinat titik bor dilapangan.
Setelah dilakukan pengukuran, pengeboran dimulai dengan alat diposisikan pada
titik yang sudah ditentukan.
c. Pekerjaan pengeboran dilakukan tahap demi tahap dan tanah di bor sampai
bucket penuh lalau diangkat dan dibuang di sebelah alat, alat bucket dimasukan lagi
untuk melakukan pengeboran kembali.
f. Proses selanjutnya yaitu memasukan besi beton yang sudah dirangkai ke dalam
lubang pengecoran.
RAHMAD HAKIKI
1511051017 2
PS- D4 PJJ
JURUSAN TEKNIK SIPIL Laporan Praktek Kerja Lapangan
h. Setelah pengecoran selesai sesuai level yang diinginkan, pipa tremi diangkat
dengan crane.
Adapun manajemen mutu proyek ini yang harus dilakukan dengan cara
mengontrol pekerjaan bore pile ini yaitu:
a. Nilai slump harus ditentukan menurut SNI 1972 : 2008 (AASHTO T119-09).
b. Uji kuat tekan beton harus ditentukan menurut SNI 03-1974-1990 (AASHTO
T22-07).
c. Persiapan fondasi harus sesuai dengan detail dalam gambar.
d. Pastikan galian dalam keadaan kering, bebas dari lumpur, runtuhan, atau
genangan air.
RAHMAD HAKIKI
1511051017 3
PS- D4 PJJ
JURUSAN TEKNIK SIPIL Laporan Praktek Kerja Lapangan
e. Pengecoran harus dilakukan tanpa berhenti (tidak boleh ada selang waktu yang
lama saat pengecoran ) sampai selesai.
f. Pada saat pengecoran suhu bahan harus tetap dijaga dibawah 30°C sepanjang
waktu pengecoran.
Pile Cap merupakan alas beton tebal yang terletak diatas fondasi yang
gunanya untuk menerima beban dari kolom yang kemudian akan disebarkan
fondasi, pile cap ini bertujuan agar lokasi kolom benar-benar berada pada titik pusat
fondasi. Adapun metoda konstruksi dari pile cap ini sendiri, yaitu:
d. Memulai memasang pembesian pile cap, pembesian pile cap haruslah sesuai
dengan gambar rencana untuk urutan dan posisi besi tulangan utama dan tulangan
tagi.
RAHMAD HAKIKI
1511051017 4
PS- D4 PJJ
JURUSAN TEKNIK SIPIL Laporan Praktek Kerja Lapangan
i. Setelah pengecoran selesai, cek elevasi pile cap tersebut, sesuai dengan tebal
rencana atau tidak.
Adapun manajemen mutu proyek ini yang harus dilakukan dengan cara
mengontrol pekerjaan pile cap ini yaitu:
a. Nilai slump harus ditentukan menurut SNI 1972 : 2008 (AASHTO T119-09).
RAHMAD HAKIKI
1511051017 5
PS- D4 PJJ
JURUSAN TEKNIK SIPIL Laporan Praktek Kerja Lapangan
b. Uji kuat tekan beton harus ditentukan menurut SNI 03-1974-1990 (AASHTO
T22-07).
c. Sebelum pengecoran konsultan pengawas harus memeriksa seluruh cetakan
(formwork) dan perancah, dan beton tidak boleh dicor sebelum konsultan pengawas
memeriksa dan menyetujui cetakan dan perancahnya.
d. Pengecoran harus dilakukan sekali pengecoran secara bersambung.
e. Pengecoran tidak boleh dicor lebih tinggi dari ketinggian melibihi 1,5 m.
f. Pada saat pengecoran suhu bahan harus tetap dijaga dibawah 30°C sepanjang
waktu pengecoran.
a. Pekerjaan pier baru bisa dilakukan setelah pekerjaan pile cap selesai, dimana hal
pertama yang harus dilakukan adalah memasang perancah untuk mempermudah
memasang tulangan pier.
b. Memasang tulangan dari kolom pier secara rapi dan diikat dengan menggunakan
kawat bendrat atau dengan las untuk kondisi tertentu, pemasangan haruslah sesuai
dengan gambar rencana.
RAHMAD HAKIKI
1511051017 6
PS- D4 PJJ
JURUSAN TEKNIK SIPIL Laporan Praktek Kerja Lapangan
Pier head adalah dudukan girder serta sebagai penyalur beban lalu lintas
dari girder ke pier yang bertujuan agar beban yang tersalur dari Pier Head dan
girder dapat diarahkan dengan baik. Adapun tahapan pekerjaan pier head yaitu
sebagai berikut :
a. Pekerjaan pier head dilakukan setelah pekerjaan pier, yaitu yang dilakukan
pertama sekali adalah pemasangan perancah sebagai tempat dudukan bekisting dan
tulangan pier head.
b. Pengukuran Lokasi dan Marking oleh team surveyor sesuai dengan elevasi dan
lokasi rencana.
RAHMAD HAKIKI
1511051017 7
PS- D4 PJJ
JURUSAN TEKNIK SIPIL Laporan Praktek Kerja Lapangan
e. Setelah check list sudah ok, maka dilanjutkan dengan pemasangan bekisting.
Adapun manajemen mutu proyek ini yang harus dilakukan dengan cara
mengontrol pekerjaan pier head ini yaitu:
g. Nilai slump harus ditentukan menurut SNI 1972 : 2008 (AASHTO T119-09).
h. Uji kuat tekan beton harus ditentukan menurut SNI 03-1974-1990 (AASHTO
T22-07).
RAHMAD HAKIKI
1511051017 8
PS- D4 PJJ
JURUSAN TEKNIK SIPIL Laporan Praktek Kerja Lapangan
k. Pengecoran tidak boleh dicor lebih tinggi dari ketinggian melebihi 1,5 m.
l. Pada saat pengecoran suhu bahan harus tetap dijaga dibawah 30°C sepanjang
waktu pengecoran.
Abutment adalah bangunan bawah jembatan yang terletak pada kedua ujung
pilar-pilar jembatan, berfungsi sebagai pemikul keseluruhan beban hidup (angin,
kendarran, dll) dan mati (berat sendiri geladar, dll) pada jembatan.
Pekerjaan Abutment memiliki tahapan-tahapan seperti berikut:
a. Pengukuran lokasi dan marking oleh team surveyor sesuai dengan elevasi dan
lokasi rencana.
e. Memulai pembesian abutment, pembesian haruslah rapi dan kuat sesuai dengan
gambar rencana, dan diikat dengan menggunakan kawat bendrat, juga bisa
menggunakan las untuk kondisi tertentu.
RAHMAD HAKIKI
1511051017 9
PS- D4 PJJ
JURUSAN TEKNIK SIPIL Laporan Praktek Kerja Lapangan
h. Pengecoran dilakukan dengan bantuan alat concrete pump dan vibrator beton.
Adapun manajemen mutu proyek ini yang harus dilakukan dengan cara
mengontrol pekerjaan pile cap ini yaitu:
a. Nilai slump harus ditentukan menurut SNI 1972 : 2008 (AASHTO T119-09).
b. Uji kuat tekan beton harus ditentukan menurut SNI 03-1974-1990 (AASHTO
T22-07).
RAHMAD HAKIKI
1511051017 10
PS- D4 PJJ
JURUSAN TEKNIK SIPIL Laporan Praktek Kerja Lapangan
e. Pengecoran tidak boleh dicor lebih tinggi dari ketinggian melebihi 1,5 m.
f. Pada saat pengecoran suhu bahan harus tetap dijaga dibawah 30°C sepanjang
waktu pengecoran.
RAHMAD HAKIKI
1511051017 11
PS- D4 PJJ
JURUSAN TEKNIK SIPIL Laporan Praktek Kerja Lapangan
RAHMAD HAKIKI
1511051017 12
PS- D4 PJJ
JURUSAN TEKNIK SIPIL Laporan Praktek Kerja Lapangan
g. Meletakan gider secara perlahan diatas bantalan dengan bantuan arahan dari
tukang yang menyesuaikan dengan benang acuan.
h. Setelah segmen pertama berhasil diletakan maka segmen selanjutnya sudah bisa
dikerjakan sampai panjang total gider terpenuhi.
a. Setelah pekerjaan setting gider selesai, selanjutnya hal yang harus dilakukan
pekerjaan instalasi strand terlebih dahulu,
RAHMAD HAKIKI
1511051017 13
PS- D4 PJJ
JURUSAN TEKNIK SIPIL Laporan Praktek Kerja Lapangan
d. Pasanglah wedges pada tiap strand yang telah dipasangi wedges plate dengan
cara dipukul supaya wedges memasuki wedges plate.
RAHMAD HAKIKI
1511051017 14
PS- D4 PJJ
JURUSAN TEKNIK SIPIL Laporan Praktek Kerja Lapangan
h. Setelah stressing tendon no.2 100% kemudian stressing tendon no.3 dari sisi B
25%.
RAHMAD HAKIKI
1511051017 15
PS- D4 PJJ
JURUSAN TEKNIK SIPIL Laporan Praktek Kerja Lapangan
i. Lalu stressing tendon no.4 50% dari sisi B, dan stressing tendon no.3 sampai
75% dari sisi B.
j. Stressing tendon no.3 sampai 100% dari sisi A, lalu tendon no.1 sampai 100%
dari sisi A, tendon no.4 sampai 100% dari sisi A, tendon no.3 sampai 100% dari
sisi A, tendon no.1 sampai 100% dari sisi B, dan tendon no.2 sampai 100% dari sisi
B.
a. Pengukuran lokasi dan marking oleh team surveyor, sesuai dengan elevasi
rencana.
b. Penyiapan alat Mobile Crane kapasitas 80 ton = 2 unit , Mobile Crane kapasitas
100 ton = 2 unit, dan Truk Boogie = 1 unit.
c. Crane kapasitas 80 ton 2 unit mengangkat gider dari stock yard ke atas truck
boogie, dengan titik angkat berada pada ujung penampang girder yang besar.
RAHMAD HAKIKI
1511051017 16
PS- D4 PJJ
JURUSAN TEKNIK SIPIL Laporan Praktek Kerja Lapangan
d. Girder diletakan ti truk boogie kemudian diberi perkuatan dengan sling baja.
e. Setelah girder berada di atas truk, maka girder di angkut kelokasi erection.
f. Setelah truck sampai di lokasi erection, maka langsung dipasang sling baja crane
kapasitas 100 ton yang stand by pada girder.
RAHMAD HAKIKI
1511051017 17
PS- D4 PJJ
JURUSAN TEKNIK SIPIL Laporan Praktek Kerja Lapangan
h. Girder yang diangkat diarahkan menuju tepat pada titik bearing pad dan jika
sudah pas, maka girder bisa diturunkan secara perlahan.
i. Setelah gider berada diatas bearing pad, segera dipasang bracing-bracing dengan
cara melakukan pengelasan besi tulangan D25.
RAHMAD HAKIKI
1511051017 18
PS- D4 PJJ
JURUSAN TEKNIK SIPIL Laporan Praktek Kerja Lapangan
k. Jika rantai dan bracing sudah selesai dipasang maka barulah sling crane bisa
dilepas.
a. Melakukan pengukuran lokasi dan marking oleh team surveyor sesuai dengan
elevasi rencana.
RAHMAD HAKIKI
1511051017 19
PS- D4 PJJ
JURUSAN TEKNIK SIPIL Laporan Praktek Kerja Lapangan
RAHMAD HAKIKI
1511051017 20
PS- D4 PJJ
JURUSAN TEKNIK SIPIL Laporan Praktek Kerja Lapangan
mengacu pada SNI 1972:2008 (AASHTO T119-09 atau JISA 1101). Untuk itu
pengujian ini dapat mengetahui apakah kadar air yang digunakan pada beton segar
tersebut sudah pas, kurang atau berlebihan. Adapun langakah-langakah melakukan
pengujian slump ini yaitu:
3.3.1.1 Peralatan
a. Kerucut Abraham
b. Sendok semen
c. Plat alas
d. Tongkat besi
3.3.1.2 Bahan
Bahan yang digunakan adalah beton Ready Mix.
3.3.1.3 Metode
a. Ketika truk mixer sampai di lokasi proyek, maka diambil tiga buah sampel unutk
pengujian.
b. Meletakan plat alas pada tanah yang datar dengan posisi lubang yang besar
berada di bawah.
d. Lalu isi beton sampai 2/3 kerucut dan lanjutkan menumbuk sebanyak 25 kali,
dan untuk yang terakhir isilah sampai penuh (3/3) kerucut kemudian ratakan
permukaan dengan besi penumbuk, lalu lakukan penumbukan sebanyak 25 kali
RAHMAD HAKIKI
1511051017 21
PS- D4 PJJ
JURUSAN TEKNIK SIPIL Laporan Praktek Kerja Lapangan
f. Kemudian balikan kerucut Abraham dan letakan di samping sampel, lalu lalukan
pengukuran terhadap keruntuhan yang terjadi.
g. Jika nilai slump sudah tepenuhi maka beton sudah bisa langsung digunakan
untuk pengecoran, jika beton tidak memenuhi syarat maka truk mixer harus
dikembalikan ke pabrik.
RAHMAD HAKIKI
1511051017 22
PS- D4 PJJ
JURUSAN TEKNIK SIPIL Laporan Praktek Kerja Lapangan
pengujian ini maka bisa mengakibatkan mutu beton berkurang. Standar yang
digunakan untuk pengujian kuat tekan beton pada proyek ini adalah SNI 03-1974-
1990 (AASHTO 122-07), SNI 03-6813-2002 (ASTM C943-80).
a. Peralatan
1. Kerucut Abraham
2. Tongkat pemadat
3. Plat alas
4. Silinder 15x30 cm
5. Ruskam
6. Sendok semen
7. Gerobak
b. Bahan
1. Beton ready mix
2. Oli
1. Memasukan beton segar dari truk mixer kedalam gerobak, lalu masukan beton
segar tersebut kedalam cetakan silinder yang sebelumnya telah dilumuri dengan oli
bagian dalamnya.
2. Masukan beton segar sebanyak 3 lapis dengan tiap lapis ditumbuk sebanyak 25
kali tumbukan.
4. Biarkan benda uji tersebut dilapangan selama ±24 jam, setelah beton mengeras
maka benda uji dibawa ke lab.
RAHMAD HAKIKI
1511051017 23
PS- D4 PJJ
JURUSAN TEKNIK SIPIL Laporan Praktek Kerja Lapangan
a. Peralatan
1. Kompor
2. Alat kuat tekan beton
3. Cetakan caping
b. Bahan
1. Benda uji silinder
2. Belerang
1. Benda uji yang telah di diamkan selama 24 jam diambil dan direndam selama
waktu yang ditentukan.
3. Selanjutnya adalah penimbangan berat benda uji yang telah ditambah dengan
caping.
4. Kemudian memasukan benda uji ke alat kuat tekan dengan beban konstan dasar
2 – 4 kg/cm2 per detik.
RAHMAD HAKIKI
1511051017 24
PS- D4 PJJ
JURUSAN TEKNIK SIPIL Laporan Praktek Kerja Lapangan
5. Lakukanlah pembacaan nilai pada dial kuat tekan beton pada saat mesin alat
berhenti dan beton mulai pecah.
6. Setelah didapatkan nilai pada dial, maka dilakukan perhitungan lalu dilihat
apakah kuat tekan sudah memenuhi syarat atau belum.
RAHMAD HAKIKI
1511051017 25
PS- D4 PJJ
JURUSAN TEKNIK SIPIL Laporan Praktek Kerja Lapangan
RAHMAD HAKIKI
1511051017 26
PS- D4 PJJ
JURUSAN TEKNIK SIPIL Laporan Praktek Kerja Lapangan
BAB IV
STUDI KASUS
PEMERIKSAAN TEGANGAN PADA GIRDER JEMBATAN STA 34+100
BENTANG 40,8 M DENGAN METODE KONSEP DASAR
b. Data Perhitungan
f’c = 600 kg/cm2 = 8534,006 psi = 58,84 MPa
f’ci = 0,8xf’c = 6827,205 psi = 47,072 MPa
fci = 0,6xf’ci = 4096,323 psi = 28,243 MPa
fti = 3√𝑓′𝑐𝑖 = 247,881 psi = 1,709 MPa
fc = 0,45 x f’c = 3840.303 psi = 26,478 MPa
ft = 6√𝑓′𝑐 = 554,278 psi = 3,822 MPa
RAHMAD HAKIKI
1511051017 1
PS- D4 PJJ
JURUSAN TEKNIK SIPIL Laporan Praktek Kerja Lapangan
Keterangan :
f’c = Mutu beton
fci = tegangan tekan izin maksimum di beton segera sesudah transfer
dan sebelum terjadi kehilangan.
fti = tegangan tarik izin maksimum di beton segera sesudah transfer
dan sebelum terjadi kehilangan.
fc = tegangan tekan izin maksimum di beton sesudah semua
kehilangan pada taraf beban kerja.
ft = tegangan tarik izin maksimum di beton sesudah semua
kehilangan pada taraf beban kerja.
c. Baja Prategang
Aps = 64 x 0,153 in2
= 9,792 in2
fpu = 270000 psi
= 1861,584 Mpa
fpy = 0,9 x fpu
= 1675,426 Mpa
fpi = 0,7 x fpu
= 1303,109 Mpa
fpe = 0,8 x fpi
= 1042,487 Mpa
Pi = Aps x fpi
= 8232,27 kN
Pe = Aps x fpe
= 6585,816 kN
𝑓𝑝𝑒
γ =
𝑓𝑝𝑖
= 0,8
RAHMAD HAKIKI
1511051017 2
PS- D4 PJJ
JURUSAN TEKNIK SIPIL Laporan Praktek Kerja Lapangan
Keterangan :
fpi = Tegangan prategang awal yang dialami elemen beton
fpe = Tegangan prategang efektif yang dialami elemen beton sesudah
kehilangan
Pi = Prategang awal
Pe = Prategang efektif sesudah kehilangan
Girder Precast
H = 2,1 m
L = 40,8 m
ct = 1,046 m
cb = 1,054 m
Ac = 0,704 m2
Ic = 0,378 m4
r2 = 0,537 m2
St = 0,361 m3
Sb = 0,358 m3
kt = 146 mm
kb = 754 mm
amax = 975 mm
amin = 200 mm
RAHMAD HAKIKI
1511051017 3
PS- D4 PJJ
JURUSAN TEKNIK SIPIL Laporan Praktek Kerja Lapangan
e. Pembebanan
Berat Sendiri WD, = Ac x Berat Jenis Beton
= 0,704 m2 x 2500 kg/m3
= 1758,75 kg/m
= 17,257 kN/m
Beban Mati lain
Plat lantai = tebal plat x lebar x b.jenis
= 0,32 m x 2 m x 2,4 t/m3
= 1,536 t/m’
Beban Aspal = tebal aspal x lebar x b.jenis
= 0,07 m x 2 m x 2,2 t/m3
= 0,308 t/m’
Beban Super Dead, WSD = beban plat lantai + beban aspal
= 1,536 + 0,308
= 1,844 t/m’
Beban Hidup, WL = 1,58 ton/m
f. Perhitungan Momen
1 1 𝑘𝑁
𝑀𝐷 = 𝑥𝑊𝐷 𝑥𝑙 2 = 𝑥17,247 𝑥40,8 𝑚2 = 3588,756 𝑘𝑁. 𝑚
8 8 𝑚
1 1 𝑡𝑜𝑛
𝑀𝐿 = 8 𝑥𝑊𝐿 𝑥𝑙 2 = 8 𝑥1,58 𝑥40,8 𝑚2 = 2924,852 𝑘𝑁. 𝑚
𝑚
1 1 𝑡𝑜𝑛
𝑀𝑆𝐷 = 𝑥𝑊𝑆𝐷 𝑥𝑙 2 = 𝑥1,844 𝑥40,8 𝑚2 = 3413,561 𝑘𝑁. 𝑚
8 8 𝑚
𝑀𝑇 = 𝑀𝐷 + 𝑀𝐿 + 𝑀𝑆𝐷 = 9927,168 𝑘𝑁. 𝑚
g. Perhitungan Tegangan
eb = kb + amin = 754 mm + 200 mm = 954 mm
et = amax – kt = 975 mm – 146 mm = 829 mm
dengan demikian gunakan eksentrisitas yang lebih kecil
ec = et = 829 mm
𝐾𝑡 +𝐾𝑏 146 𝑚𝑚+754 𝑚𝑚
ee = 2
= 2
= 450 𝑚𝑚
RAHMAD HAKIKI
1511051017 4
PS- D4 PJJ
JURUSAN TEKNIK SIPIL Laporan Praktek Kerja Lapangan
= -12194 kN/m2
= -12,194 MPa < fci = -26,478 Mpa(OK)
−𝑃𝑖 𝑒𝑐 .𝑐𝑏 𝑀𝐷+𝑀
fb = 𝑥 (1+ )+ 𝑆𝐷
𝐴𝑐 𝑟 2 𝑆𝑏
−8232,27𝑘𝑁 0,829𝑚 𝑥 1,054 𝑚 7002,317𝑘𝑁.𝑚
= 𝑥 (1 + )+
0,704𝑚2 0,537𝑚2 0,358𝑚3
= -11206 kN/m2
= -11,206 MPa < fci = -26,478 Mpa(OK)
2. Penampang pada tumpuan
−𝑃𝑖 𝑒 .𝑐
ft = 𝐴𝑐
𝑥 (1− 𝑒 2 𝑡 )
𝑟
−8232,27𝑘𝑁 0,450𝑚 𝑥 1,046 𝑚
= 𝑥 (1 − )
0,704𝑚2 0,537𝑚2
= -1441 kN/m2
= -1,441 MPa < fci = -26,478 Mpa(OK)
−𝑃𝑖 𝑒 .𝑐
fb = 𝐴𝑐
𝑥 (1+ 𝑒 2 𝑏 )
𝑟
−8232,27𝑘𝑁 0,450𝑚 𝑥 1,054 𝑚
= 𝑥 (1 + )
0,704𝑚2 0,537𝑚2
= -22041 kN/m2
= -22,041 MPa < fci = -26,478 Mpa(OK)
RAHMAD HAKIKI
1511051017 5
PS- D4 PJJ
JURUSAN TEKNIK SIPIL Laporan Praktek Kerja Lapangan
= -21735,295 kN/m2
= -21,735 MPa < fc = -26,478 Mpa(OK)
−𝑃𝑒 𝑒 .𝑐 𝑀
fb = 𝑥 (1+ 𝑐 2 𝑏 )+ 𝑇
𝐴𝑐 𝑟 𝑆𝑏
−6585,816𝑘𝑁 0,829𝑚 𝑥 1,054 𝑚 9924,85𝑘𝑁.𝑚
= 𝑥 (1 + )+
0,704𝑚2 0,537𝑚2 0,358𝑚3
= 3106,929 kN/m2
= 3,107 MPa < ft = 7,643 Mpa (OK)
= -1153 kN/m2
= -1,153 MPa < fc = -26,478 Mpa(OK)
−𝑃𝑒 𝑒 .𝑐
fb = 𝐴𝑐
𝑥 (1+ 𝑒 2 𝑏 )
𝑟
−6585,816𝑘𝑁 0,450𝑚 𝑥 1,054 𝑚
= 𝑥 (1 + )
0,704𝑚2 0,537𝑚2
= -17633 kN/m2
= -17,633 MPa < fc = -26,478 Mpa(OK)
RAHMAD HAKIKI
1511051017 6