DAFTAR ISI
PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
BAB II ..................................................................................................................... 6
2.1 Umum.................................................................................................................... 6
BAB I
PENDAHULUAN
Pada semester VIII Jurusan Teknik Sipil, khususnya Program Studi DIV
Perancangan Jalan dan Jembatan Politeknik Negeri Padang mewajibkan kepada
mahasiswa/i nya untuk dapat membuat tugas akhir (selanjutnya disebut TA), yaitu
berupa desain ulang dan melakukakn pengujian laboratorium sebagai salah satu
persyaratan untuk dapat menyelesaikan pendidikan Diploma IV Perancangan Jalan
dan Jembatan, dan juga sebagai penerapan ilmu yang telah penulis dapat selama
delapan semester di Politeknik Negeri Padang.
untuk melancarkan proses distribusi dari Pasaman Timur ke Pasaman Barat atau
sebaliknya menjadi terlambat.
Tujuan Umum
Untuk menyelesaiakan TA sebagai salah satu persyaratan lulus pendidikan
di prodi DIV Perancangan Jalan dan Jembatan jurusan Teknik Sipil Politeknik
Negeri Padang.
Tujuan Khusus
1. Penulis mampu mempersiapkan data -data yang diperlukan baik data sekunder
maupun primer untuk desain ulang tebal perkerasan lentur
2. Penulis mampu melakukan survey LHR dilapangan dan melakukan pengujian
California Bearing Ratio (CBR) secara langsung.
3. Penulis mampu Merencanakan Tebal Perkerasan Lentur Jalan Raya
menggunakan Metode Manual Desain Perkerasan Jalan 2017 dan MAK 2002 .
4. Dapat Membandingkan hasil Tebal Perkerasan Lentur menggunakan Metode
Manual Desain Perkerasan Jalan 2017 dan Metode Analisa Komponen 2002
BAB I Pendahuluan
Dalam bab ini penulis akan menguraikan dasar teori seperti , klasifikasi
jalan, karakterisktik lalu lintas, menentukan CBR dan metode yang
digunakan yaitu Manual Desain Perkerasan 2017 dan Manual Analisa
Komponen 2002 dalam permasalahan yang diajukan dilengkapi dengan
sumber yang dipakai.
Mulai
Disetujui oleh
pembimbing 1 dan 2
Pengambilan data
primer dan sekunder
Pengolahan data
Pengajuan sidang
TA kepada
pembimbing 1 dan 2
Pengajuan sidang
TA kepada
pembimbing 1 dan 2
Sidang TA
Perbaikan
sidang TA
Lulus sidang
serjana terapan
Selesai
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Jalan raya adalah jalur-jalur tanah di atas permukaan bumi yang dibuat oleh
manusia dengan bentuk, ukuran-ukuran dan jenis konstruksinya sehingga dapat
digunakan untuk menyalurkan lalu lintas, orang, hewan dan kendaraan yang
mengangkut barang dari suatu tempat ke tempat yang lainya dengan mudah dan
cepat ( Clarakson H. Oglesby,1999)
Klasifikasi Jalan
Dan apabila mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor.34 Tahun 2006 yang
membahas mengenai jalan berdasarkan statusnya pada bagian keempat pasal 25,
adapun mengenai status jalan pada peraturan pemerintah Nomor.34 Tahun 2006
bagian keempat pada pasal 25 diklasifikasikan menjadi berikut:
1) Jalan Nasional
Adalah jalan di bawah pembinaan Menteri Pekerjaan Umum atau pejabat
yang ditunjuk. Yang termasuk kelompok jalan nasional adalah jalan arteri primer,
jalan kolektor primer yang menghubungkan antar ibukota provinsi, jalan tol, dan
jalan lain yang mempunyai nilai strategis terhadap kepentingan nasional.
2) Jalan Provinsi
Adalah jalan di bawah pembinaan Pemda Provinsi atau instansi yang
ditunjuk. Yang termasuk kelompok jalan Provinsi adalah :
Perkerasan Jalan
Perkerasan jalan adalah lapisan perkerasan yang terletak di antara lapisan
tanah dasar dan roda kendaraan, yang berfungsi memberikan pelayanan kepada
transportasi, dan selama pelayananya diharapkan tidak terjadi kerusakan yang
berarti (Sukirman, 2013).
Adapuzn fungsi dari tiap-tiap lapisan perkerasan jalan lentur itu adalah :
- Bagian perkerasan yang menahan gaya lintang dari beban roda dan
menyebarkannya ke lapisan bawahnya.
- Lapisan peresapan lapis pondasi bawah
- Sebagai bantalan terhadap lapisan permukaan.
Untuk lapis pondasi atas tanpa bahan pengikat umumnya menggunakan
material dengan CBR > 50% Plastisitas Index (PI) < 4%. Bahan-bahan alam seperti
batu pecah, kerikil pecah, stabilitas tanah dengan semen dan kapur dapat digunakan
sebagai base course.
Lapis perkerasan jalan yang baik, nyaman, dan tahan lama untuk melayani lalu
lintas kendaraan di atasnya harus memenuhi karakteristik tertentu yang tidak lepas
dari sifat bahan penyusun dari perilaku aspal pada campuran lapis perkerasan
(Suprapto TM. 2007).
Menurut Asphalt Institute MS-22 (1991), perancangan campuran aspal pada lapis
perkerasan harus memenuhi sifat–sifat seperti, stabilitas, durabilitas, workabilitas,
kekesatan, ketahanan terhadap kelelahan, fleksibilitas dan kedap air. Berikut ini
gambar tekanan kendaraan terhadap lapis perkerasan.
Kendaraan tak bermotor (sepeda, becak dan kereta dorong), parkir pada badan
jalan dan pejalan kaki anggap sebagai hambatan samping.
1. AADT (Annual Average Dilly Traffic) = LHR : adalah rata-rata dari jumlah
kendaraan 24 jam yang dikumpulkan selama 1 tahun. AADT = LHR = Total
Flow dalam 1 tahun / jumlah hari dalam 1 tahun ( 365 )
2. DHV (Design Hourly Volume) = VJP (Volume jam perencanaan) adalah
volume jam-an yang diambil sebagai dasar perencanaan jalan yaitu
berdasarkan pada jam sibuk . Untuk menghitung VJP (volume jam
perencanaan) dapat digunakan rumus :
Rumus :
LHR x k x D
VJP = .......................................................................... (2.2)
PHF
Dimana :
D = faktor directional
D1 ...%
...% D2
k = 15 % (jalan perdesaan)
Faktor k = faktor untuk mengatasi fluktuasi arus lalu lintas dalam 1 tahun
PHF (peak hour faktor)/ faktor F yaitu faktor yang digunakan untuk
menggambarkan fluktuasi arus lalin dalam 1 jam.
Rumus:
V 60'
PHF = ................................................................................. (2.3)
4 x V 15'
Dimana :
Untuk mendapatkan nilai LHR maka akan dilakukan survey lapangan, agar
tidak ada ketidak pastian data. Berikut ini adalah form untuk menghitung volume
lalu lintas pada jalan ruas Panti-Talu Kab. Pasaman.
Klasifikasi Jalan
Lalu lintas Rata2
(LHR)
Fungsi Kelas
Arteri I
> 20.000
Kolektor II.A
6.000 – 20.000
II.B
1.500 - 8000
II.C
< 2000
Lokal III
dengan :
Koefisien distribusi kendaraan (C) untuk kendaraan ringan dan berat yang
lewat pada jalur rencana ditentukan menurut daftar Tabel 2.5.
Tabel 2.5. Koefisien Distribusi Kendaraan (C) Untuk Kendaraan Ringan dan Berat yang
Lewat Pada Lajur Rencana
Sumber : Petunjuk Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur Jalan Raya Dengan Metoda
Analisa Komponen, Tahun 1987
* Berat total < 5 ton, misalnya: mobil penumpang, pick up, mobil hantaran
** Berat total 5 ton, misalnya: bus, truk, traktor, semi trailer, trailer
Nilai angka ekivalen beban sumbu kendaraan dapat dilihat pada Tabel 2.6 :
DCP adalah suatu alat yang dirancang khusus untuk mengukur secara tepat
dilapangan dari struktur yang sesuai. Pengukuran dilakukan secara terus menerus
sampai mencapai kedalaman 800 mm dan jika menggunakan batang tambahan,
kedalam bisa mencapai 1200 mm dimana tiap-tiap lapisan perkerasan mempunyai
perbedaan kekuatan.
Dari data didapatkan nilai DCP yang diambil adalah jumlah rata-rata dari
penetrasi per pukulan (mm/blow), dari nilai DCP yang sudah ada dapat dicari nilai
CBR yang ada. Semakin kecil nilai DCP (mm/blow), maka makin besar nilai CBR
yang terjadi dan sebaliknya makin besar nilai penetrasi DCP (mm/blow), maka
makin kecil nilai CBR yang terjadi. Nilai korelasi yang terjadi didapat dari beberapa
percobaan yang sudah dilakukan oleh beberapa peneliti. Berikut ini adalah contoh
formulir untuk melakukan pengujian DCP:
Pada tabel diatas terlihat kolom kedalaman yang masih belum terisi akan
disesuaikan dengan nilai penurunan pada alat DCP, pengujian akan dilakukan
sampai dengan kedalaman 800 mm. Apabila penurunan jarum pada alat DCP sudah
melewati batas 800mm maka penurunan jarum alat DCP dihentikan.
Pada grafik diatas pertama sekali dimasukkan nilai DCP dalam bentuk titik,
selanjutnya titik tersebut dihubungkan dengan sebuah garis lurus. Garis lurus
tersebut dibuat akan menentukan layer-layer pada tanah sesuai linear garis tersebut,
apabila garis tersebut sudah tidak linear maka layer tanah tersebut sudah berganti.
layer 1 - - -
-
- - -
-
layer 2 - - - -
-
- - -
Nilai yang didapatkan dari grafik diatas adalah nilai CBR untuk 1 titik
percobaan, selanjutnya nilai CBR yang didapatkan dari beberapa titik DCP
dimasukkan kedalam tabel sebagai berikut:
Dari tabel diatas dapat dilihat nilai CBR yang didapatkan dari titik-titik
pengujian DCP dilapangan. Selanjutnya nilai tersebut akan dikelompokan
berdasarkan angka CBR titik-titik pengujian untuk mendapatkan nilai CBR design,
pengelompokkan tersebut dimasukkan kedalam tabel sebagai berikut ini:
CBR CBR Nilai Sama atau lebih dari %sama atau lebih besar
90
80
70
60
50
40
30
20
10
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5 5 5.5 6 6.5 7
CBR
Dari grafik diatas dapat dilihat contoh nilai CBR design, pertama sekali yang
harus dilakukan adalah memplotkan data CBR yang telah dikelompokan pada
grafik CBR design, selanjutnya menghubungkan titik tersebut dengan garis lurus.
Untuk mendapatkan CBR design yaitu dengan cara menarik garis lurus dari 90%
sampai memotong garis CBR pertitik yang diplotkan, kemudian tarik garis lurus
kearah bawah. Dengan demikian CBR design akan bisa didapatkan untuk
perencanaan.
............(2.9)
Dimana :
W18 = Kumulatif beban sumbu standar ekivalen 18-kip
ZR = Deviasi normal standar
S0 = Deviasi standar keseluruhan
SN = Structural Number (cm)
ΔPSI = Perbedaan indeks pelayanan di awal dan akhir umur rencana
MR = Modulus resilien (1.500 x CBR) (psi)
Lalu Lintas
1. Angka Ekivalen
Angka ekivalen (E) masing-masing golongan beban gandar sumbu (setiap
kendaraan) ditentukan menurut tabel (lampiran D Bina Marga 2002). Tabel ini
hanya berlaku untuk roda ganda. Untuk roda tunggal karakteristik beban yang
berlaku agak berbeda dengan roda ganda. Untuk roda tunggal rumus berikut ini
harus dipergunakan.
........... (2.19)
2. Reabilitas
Konsep reliabilitas merupakan upaya untuk menyertakan derajat kepastian
(degree of certainty) ke dalam proses perencanaan untuk menjamin bermacam-
macam alternatif perencanaan akan bertahan selama selang waktu yang
direncanakan (umur rencana).
................................................................... (2.20)
Dimana :
............................................................................ (2.21)
Dimana :
Koefisien Drainase
Untuk memperlihatkan kategori kualitas drainase yang diamati, maka dapat
dilihat pada tabel berikut ini:
Indeks Permukaan
Indeks permukaan ini menyatakan nilai ketidakrataan dan kekuatan
perkerasan yang berhubungan dengan tingkat pelayanan bagi lalu-lintas yang lewat.
Adapun beberapa ini IP beserta artinya adalah seperti yang tersebut di bawah
ini :
IP = 2,0 : menyatakan tingkat pelayanan terendah bagi jalan yang masih mantap.
IP = 1,5 : menyatakan tingkat pelayanan terendah yang masih mungkin (jalan tidak
terputus).
IP = 1,0 : Menyatakan permukaan jalan dalam keadaan rusak berat sehingga sangat
mengganggu lalu-lintas kendaraan.
Dalam menentukan indeks permukaan (IP) pada akhir umur rencana, perlu
dipertimbangkan faktor-faktor klasifikasi fungsional jalan sebagai mana
diperlihatkan pada Tabel dibawah ini
Dalam menentukan indeks permukaan pada awal umur rencana (IP0) perlu
diperhatikan jenis lapis permukaan perkerasan pada awal umur rencana sesuai
dengan Tabel dibawah ini:
Gambar 2.11 Struktur perkerasan lentur pada permukaan tanah asli (Bina Marga 2017)
Gambar 2.12 Struktur perkerasan lentur pada tanah timbunan (Bina Marga 2017)
Gambar 2.13 Struktur perkerasan lentur pada galian (Bina Marga 2013)
Tabel 2.18 Faktor Pertumbuhan Lalu Lintas (i) Minimum untuk Desain
Untuk menghitung pertumbuhan lalu lintas selama umur rencana dihitung sebagai
berikut:
....................................................................... (2.24)
Dimana :
ESATH-1 : kumulatif lintasan sumbu standar ekivalen (equivalent standard
axle) pada tahun pertama
LHRJK : lintas harian rata – rata tiap jenis kendaraan niaga ( satuan
kendaraan per hari
CESA : Kumulatif beban sumbu standar ekivalen selama umur rencana
R : faktor pengali pertumbuhan lalu lintas
VDF : faktor ekivalen tiap-tiap kendaraan
7a1 9.1 Truk 3 sumbu – 1.22 Muatan umum 3 3,9 5,50 7,6 11,2
ringan
7a2 9.2 Truk 3 sumbu – 1.22 Tanah, pasir, 3 28,1 64,4
sedang besi, semen
7a3 9.3 Truk 3 sumbu – berat 1.1.2 4 0,1 0,10 28,9 62,2
7b 10 Truk 2 sumbu trailer 1.2-2.2 4 0,5 0,70 36,9 90,4
penarik 2 sumbu
7b1 11 Truk 4 sumbu – 1.2-22 5 0,3 0,50 13,6 24,0
trailer
7b2.1 12 Truk 5 sumbu – 1.22-22 5 0,7 1,00 19,0 33,2
trailer
7b2.2 13 Truk 5 sumbu – 1.2-222 5 30,3 69,7
trailer
7.3 14 Truk 6 sumbu – 1.22- 6 0,3 0,50 41,6 93,7
trailer 222
Dimana :
ESAaspal = jumlah pengulangan sumbu standar untuk desain lapisan aspal total
dengan tebal lebih besar dari 50 mm (tidak berlaku untuk lapisan yang
tipis).
Nilai CESA4 tertentu untuk desain perkerasan lentur harus dikalikan dengan
nilai TM untuk mendapatkan nilai
Tabel 2.23. Desain Perkerasan Lentur – Aspal dengan Lapis Pondasi Berbutir (Solusi
untuk Reliabilitas 80% Umur Rencana 20 Tahun).
1. Tugas akhir yang disusun oleh Ricky, Theo K. Sendow, Freddy Jansen dari
Universitas Sam Ratulangi yang berjudul “Analisa Tebal Perkerasan Lentur Jalan
Baru Menggunakan Manual Desain Perkerasan Jalan (MDP) 2017”
Pada penyusunan tugas akhir ini, perhitungan yang dilakukan adalah perhitungan
perencaan ulang tebal perkerasan lentur dengan pedoman yang digunakan adalah
Pt T-01-2002-B dan Pd T-05-2005 untuk kemudian dibandingkan ketebalanya.
Hasil yang didapat yaitu tebal perkerasan jalan dengan metoda Bina Marga 2013,
2006 dan metoda Bina Marga 2017.
Kesimpulan dari tugas akhir tersebut yaitu terdapat beberapa perbedaan dalam
pengerjaan contoh perhitungan. Pengerjaan dengan metoda Bina Marga 2006 lebih
sulit dibandingkan dengan Bina Marga 2017, karena pada pengerjaan dengan
metoda Bina Marga 2017 banyak menggunakan tabel dari pada Bina Marga 2006.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Mulai
Studi Literatur
Penentuan Lokasi
Data Data
Prngumpulan data langsung / lapangan Pengumpulan data dari instasi terkait
Survey Lalu Lintas Pertumbuhan Lalu
2. Pengujian DCP Lintas/Ekonomi
3. Kondisi Drainase Curah Hujan dari BMKG
Geometrik Jalan
Analisis Data
Analisis Lalu Lintas
Analisis kondisi tanah
Kesimpulan
Selesai
Mulai
Waktu Survey
Analisa Perhitungan
Selesai
1. Peralatan Survey
Peralatan yang digunakan dalam melakukan survey LHR yaitu:
- Formulir survey.
- Alat tulis (untuk pencatatan data).
- Jam tangan.
- Kamera.
2. Waktu Pelaksanaan Survey
Survey dilakukan dalam waktu hari rabu karena hari tersebut merupakan
hari pasar di Kec.Panti. Waktu pelaksanaan survey yaitu pagi-sore dan
ditinjau perdua jam, pagi mulai jam 08.00-10.00 WIB adalah kegiatan
berangkat sekolah, perdagangan dan perkebunan. Siang dimulai jam
12.00-14.00 WIB adalah waktu istirahat.
Pada waktu sore jam 15.30-17.30 WIB adalah kegiatan pulang kerja, dan
selesainya kegiatan perdagangan, dan perkebunan.
3. Penentuan Pos Survey
Penentuan pos survey di jalan Panti – Talu harus mempunyai jarak
pandang yang cukup untuk kedua arah (minimal 100m/arah) pada jalan
lurus dan tidak dipersimpangan. Pada saat survey memiliki 2 pos survey,
pos survey 1 di STA 2+000 dan pos survey 2 terletak di STA 7+000.
Mulai
Pengambilan data
dilapangan
Analisa Perhitungan
Perbandingan Dengan
Mengambil Nilai CBR
Terendah
Metoda Analitis
Selesai
Pada tahapan ini merupakan tahap awal dalam perancanaan ulang pada jalan
tersebut. Perlengkapan yang dibutuhkan untuk melakukan survey DCP adalah:
1. Seperangkat alat DCP
2. Denah / profil atau lembar layout utilitas dari rencana asli
3. Meteran
4. Formulir survey DCP
5. Pensil, kamera, kalkulator, dan kertas HVS
Langkah kerja dalam melakukan survey DCP sebagai berikut :
1. Melakukan persiapan untuk kebutuhan yang diperlukan disaat melakukan
survey
2. Sebelum melakukan survey pengukuran, titik acuan stasiun lebih dahulu di
tentukan. Titik tersebut ditandai dengan kertas HVS kemudian difoto dengan
menggunakan kamera supaya terlihat jelas acuan titik awalnya,
3. Survey dilakukan oleh paling sedikit 2 orang. Hal ini untuk keamanan saat
melakukan survey, serta kemudahan dalam melakukan pengukuran dalam
pengambilan data.
4. Memaasang peralatan DCP pada titik yang telah ditentukan dan atur agar
peralatan tegak lurus terhadap permukaan tanah.
5. Nolkan meteran dan lakukan percobaan DCP dengan menjatuhkan hammer
sebanyak 2 kali pukulan.
6. Baca penurunan pada meteran, lakukan sampai kedalaman 800 mm.
7. Memasukan hasil pengukuran pada formulir, disini didapatkan hasil nilai DCP
titik untuk mendapatkan nilai CBR desain.
Metode yang digunakan dalam pengumpulan data, guna penyusunan
laporan Tugas Akhir adalah :
a) Metode Observasi
Metode observasi adalah metode pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara melakukan pengamatan langsung di lapangan.
b) Metode Literatur
Metode literatur adalah metode pengumpulan data yang dilakukan dengan
cara mengambil data-data yang diperlukan dari literatur-literatur yang berkaitan.
3.5 Metode Penulisan TA
Berikut ini adalah metode yan digunakan untuk melakukan desain ulang
tebal perkerasan sebagai berikut :
Manual Desainn Perkerasan Jalan Lentur 2017
Untuk melakukan kegitatam penelitian, maka dibuatlah suatu bagan alir
penelitian sebagai berikut :
Mulai
CESA
Katalok/Bagan
Tabel Perkerasan
Desain
Grafik/Nomogram Desain
Perhitungan Tebal
Perkerasan
Selesai
Mulai
Mengumpulkan Data
Primer dan Sekunder
Menghitung Lintas
Ekivalen
Menghitung ITP
Selesai