Anda di halaman 1dari 9

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang

menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang

menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan Gawat Darurat (UU No

44, 2009). Gawat Darurat adalah keadaan klinis pasien yang membutuhkan

tindakan medis segera guna penyelamatan nyawa dan pencegahan kecacatan

lebih lanjut. Unit Gawat Darurat (UGD) adalah salah satu bagian di rumah

sakit yang menyediakan penanganan awal bagi pasien yang menderita sakit

dan cidera, yang dapat mengancam kelangsungan hidupnya (UU No 36,

2014).

Salah satu kasus yang paling sering didapatkan di Unit Gawat Darurat

adalah kecelakaan. Kecelakaan adalah suatu kejadian dimana terjadi interaksi

berbagai faktor yang datangnya mendadak dan tidak dikehendaki, sehingga

menimbulkan cedera fisik, mental, dan sosial. Kecelakaan dan cedera dapat

diklasifikasikan menurut tempat kejadian, salah satunya adalah kecelakaan

lalu lintas, kecelakaan lalu lintas adalah suatu perisitiwa di jalan yang tidak

disangka-sangka dan tidak disengaja melibatkan kendaraan dengan atau tanpa

pemakai jalan lainnya, mengakibatkan korban manusia atau kerugian harta

benda (Menurut Peraturan Pemerintah RI No. 43 tahun 1993).

1
2

Dalam tiga tahun terakhir ini, kecelakaan lalu lintas di indonesia oleh

Badan Kesehatan Dunia (WHO) dinilai menjadi pembunuh terbesar ketiga, di

bawah penyakit jantung koroner dan tuberculosis/TBC. Menurut data WHO

tahun 2011, sebanyak 67 % korban kecelakaan lalu lintas berada pada usia

produktif, yakni 22-50 tahun. Terdapat sekitar 400.000 korban di bawah usia

25 tahun yang meninggal di jalan raya dengan rata-rata angka kematian 1.000

anak-anak dan remaja setiap harinya. Bahkan, kecelakaan lalu lintas menjadi

penyebab utama kematian anak-anak di dunia, dengan rentang usia 10-24

tahun.

Kecelakaan lalu lintas adalah penyebab utama kematian, yang telah

menyebabkan hampir 1,25 juta orang meninggal seluruh dunia. Di indonesia,

menurut laporan Koordinator Lalu Lintas Kepolisian RI, jumlah kecelakaan

lalu lintas pada tahun 2016 berjumlah 106.591 kejadian, pada tahun 2017

berjumlah 104.327 dan pada tahun 2018 berjumlah 107.968 kejadian

(Kemenkes, 2018).

Sumatera Utara merupakan salah satu provinsi dengan tingkat

kecelakaan lalu lintas yang cukup tinggi. Kepolisian Daerah Sumatera Utara

mencatat sebanyak 1.659 warga yang tewas akibat kecelakaan lalu lintas

sejak Januari hingga pertengahan Desember 2015. Kapolda Sumut Irjen Pol

Ngadio mengatakan, jumlah korban tewas tersebut ditemukan dalam 5.832

kecelakaan lalu lintas yang terjadi di Sumut sepanjang 2015. Selain korban

tewas, jumlah kecelakaan lalu lintas itu juga menyebabkan 2.521 pengguna

jalan mengalami luka berat, sedangkan 6.035 orang lainnya mengalami luka
3

ringan. Adapun kerugian materi yang ditimbulkan dalam 5.832 kecelakaan

lalu lintas tersebut mencapai Rp13,5 miliar.

Berdasarkan data yang dihimpun, di Tahun 2016 korban kecelakaan

lalu lintas yang menyebabkan meninggal dunia mencapai 110 kasus, luka

berat 230 kasus dan luka ringan 289 kasus. Di tahun 2017 tepatnya di

pertengahan bulan Desember, korban meninggal dunia hanya 75 kasus, luka

berat 171 kasus dan luka ringan 203 kasus. Dan diketahui, angka tersebut

terjadi penurunan sebanyak 100 kasus. Pada tahun 2016 menduduki angka

453 kasus, kini di 2017 hingga pertengahan Desember turun menjadi 350.

(Satlantas palembang, 2018).

Dari data rekam medis Rumah Sakit Bhayangkara tahun 2018 tercatat

pasien IGD untuk pengunjung keseluruhan berjumlah 4.503 dan kunjungan

berjumlah 8.817, dimana tecatat angka kecelakaan lalu lintas berjumlah 825

orang dari jumlah keseluruhan pengunjung dan kunjungan 13.380 di IGD

pada tahun 2018. Data lain dari IGD Rumah Sakit Bhayangkara dari tiga

bulan terakhir (januari – maret 2019), tercatat jumlah keseluruhan

pengunjung 1.464 dan jumlah keseluruhan kunjungan 1.991, dimana tecatat

angka kecelakaan lalu lintas berjumlah 8 orang dari 3.455 pengunjung dan

kunjungan IGD (Medikal Record Rumah Sakit Bhayangkara Palembang).

Korban kecelakaan lalu lintas yang mengalami luka ringan biasanya

langsung ditangani secara medis sesuai dengan perlukaan yang diderita.

Sedangkan korban meninggal dapat langsung diselesaikan berkas perkaranya

dan dapat langsung diserahkan kepada keluarga. Tidak jarang korban


4

kecelakaan lalu lintas yang jatuh ke dalam kondisi gawat darurat, dimana

korban gawat darurat adalah korban yang terancam jiwanya dan harus segera

ditangani dan dibawa ke pelayanan gawat darurat.

Pelayanan pasien gawat darurat adalah pelayanan yang memerlukan

pertolongan segera yaitu cepat, tepat dan cermat untuk mencegah kematian

dan kecacatan, atau pelayanan pasien gawat darurat memegang peranan yang

sangat penting bahwa waktu adalah nyawa (time saving is life saving). Salah

satu indikator mutu pelayanan berupa respon time atau waktu tanggap yang

merupakan indikator proses untuk mencapai indikator hasil, yaitu

kelangsungan hidup (Depkes, 2016)

Respone time (Waktu tanggap) adalah kecepatan penanganan pasien,

dihitung sejak pasien datang sampai dilakukan penanganan. Respone time

(waktu tanggap) perawat merupakan indikator proses untuk mencapai

indicator hasil yaitu kelangsungan hidup. Respone time adalah waktu yang

dibutuhkan pasien untuk mendapatkan pertolongan yang sesuai dengan

kegawatdaruratan penyakitnya sejak memasuki pintu IGD. Waktu tanggap

dapat dihitung dengan hitungan menit dan sangat dipukunengaruhi oleh

berbagai hal baik mengenai jumlah tenaga maupun komponen-komponen lain

yang mendukung seperti pelayanan laboratorium, radiologi, farmasi dan

administrasi. Waktu tanggap dikatakan tepat waktu atau tidak terlambat

apabila waktu yang diperlukan tidak melebihi waktu rata-rata yang ada

(Depkes, 2016)
5

Penelitian terdahulu yang pernah dilakukan oleh Fadhilah, dkk (2013)

dengan judul Faktor-faktor yang berhubungan dengan waktu tanggap pada

pelayanan kasus kecelakaan lalu lintas di instalasi gawat darurat rumah sakit

umum Pusat DR. M. Djamil Padang Tahun 2013 dengan hasil menunjukan

70% memiliki waktu tanggap yang tepat, dimana rata-rata waktu tanggap

adalah 6 menit 15 detik.

Penelitian lainnya yang di lakukan oleh Vitrise Maatilu, dkk( 2014)

dengan judul faktor-faktor yang berhubungan dengan respone time perawat

pada penanganan pasien gawat darurat di IGD RSUP PROF. DR. R. Kandou

manado, dengan hasil penelitian didapatkan sebagian besar perawat memiliki

respone time (waktu tanggap) >5 menit sebanyak 17 (56.7%).

Dari studi pendahuluan yang dilakukan peneliti di IGD pada tanggal 10

mei 2019 didapatkan 8 orang pasien dengan kecelakaan lalu lintas, dari 8

pasien tersebut terdapat 2 pasien (25%) dengan waktu tanggap pelayanan

perawat yang lambat (> dari 5 menit) sedangkan 5 pasien (62,5%) dengan

waktu tanggap tepat (< 5 menit).

Berdasarkan hal-hal tersebut diatas maka peneliti tertarik untuk

melakukan penelitian yang berjudul faktor-faktor yang berhubungan dengan

waktu tanggap pada pelayanan kasus kecelakaan lalu lintas di Instalasi Gawat

Darurat Rumah Sakit Bhayangkara Palembang Tahun 2019.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis dapat menyampaikan

bahwa waktu tanggap 80% (waktu tanggap cepat) dan 20% (waktu tanggap
6

lama), maka dengan demikian penulis tertarik untuk meneliti Faktor-faktor

yang berhubungan dengan waktu tanggap pada pasien kecelakaan lalu lintas di

instalasi gawat darurat rumah sakit bhayangkara palembang tahun 2019.

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan waktu

tanggap pada pelayanan kasus kecelakaan lalu lintas di Instalasi Gawat

Darurat Rumah Sakit Bhayangkara Tahun 2019.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui distribusi frekuensi usia, jenis kelamin, lama

kerja, pendidikan dan pengetahuan petugas kesehatan terhadap

waktu tanggap dalam penanganan kecelakaan lalu lintas tahun 2019.

2. Untuk mengetahui hubungan antara usia petugas kesehatan terhadap

waktu tanggap dalam penanganan kecelakaan lalu lintas di Instalasi

Gawat Darurat Rumah Sakit Bhayangkara Palembang Tahun 2019.

3. Untuk mengetahui hubungan antara jenis kelamin petugas kesehatan

terhadap waktu tanggap dalam penanganan kecelakaan lalu lintas di

Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit Bhayangkara Palembang

Tahun 2019.

4. Untuk mengetahui hubungan antara lama kerja petugas kesehatan

terhadap waktu tanggap dalam penanganan kecelakaan lalu lintas di

Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit Bhayangkara Palembang

Tahun 2019.
7

5. Untuk mengetahui hubungan antara pendidikan petugas kesehatan

terhadap waktu tanggap dalam penanganan kecelakaan lalu lintas di

Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit Bhayangkara Palembang

Tahun 2019.

6. Untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan petugas kesehatan

terhadap waktu tanggap dalam penanganan kecelakaan lalu lintas di

Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit Bhayangkara Palembang

Tahun 2019.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Bagi Rumah Sakit Bhayangkara Palembang

Diharapkan hasil penelitian ini dapat bermanfaat sebagai bahan

tambahan ilmu pengetahuan tentang waktu tanggap pada pasien dengan

kecelakaan lalu lintas serta pelayanan terhadap lalu lintas.

1.4.2 Bagi STIK Siti Khadijah Palembang

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi tambahan informasi

dan bahan bacaan bagi mahasiswa tentang pelayanan dan waktu

tanggap pada pasien gawat darurat dengan kecelakaan lalu lintas.

1.4.3 Bagi Petugas Kesehatan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi tambahan informasi

agar dapat menambah pengetahuan petugas kesehatan terhadap waktu

tanggap pada pasien pelayanan kegawat darurat pada pasien dengan

kasus kecelakaan lalu lintas.


8

1.5 Keaslian Penelitian

Tabel 1.1 Keaslian Penelitian

No Nama Judul Jenis Hasil Peneliti Perbedaan


Peneliti Peneliti Peneliti
1 Fadhilah, Faktor- Cross Hasil penelitian Perbedaan
dkk (2013) faktor yang sectional menunjukkan pada jenis
berhubungan 70% memiliki penelitian,
dengan waktu tanggap metodelogi,
waktu yang tepat, populasi,
tanggap dimana waktu sampel,
pada tanggap adalah serta
pelayanan 6 menit 15 kriteria
kasus detik. insklusi
kecelakaan dan
lalu lintas eksklusi.
2 Maatilu, dkk Faktor- Cross Hasil penelitian Perbedaan
(2014) faktor yang sectional. didapatkan pada jenis
berhubungan sebagian besar penelitian,
dengan perawat metodelogi,
response memiliki populasi,
time perawat response time sampel,
pada >5 menit serta
penanganan sebanyak 17 kriteria
pasien gawat (56.7%) insklusi
darurat di dan
igd eksklusi.
3. Kambuaya, Hubungan Cross Hasil penelitian Perbedaan
dkk (2016) beban kerja Sectional menunjukkan pada jenis
perawat nilai p = 0.00 penelitian,
dengna dengan tingkat metodelogi,
waktu kemaknaan α = populasi,
tanggap 0.05 hal ini sampel,
pelayanan menunjukkan serta
keperawatan bahwa p < α ada kriteria
gawat hubungan antara insklusi
darurat beban kerja dan
menurut perawat dengan eksklusi.
persepsi waktu tanggap
pasien di pelayanan
igd. keperawatan
gawat darurat
menurut
persepsi pasien
di igd
9

Anda mungkin juga menyukai