Anda di halaman 1dari 8

PEMBELAJARAN MENULIS TEKS EKSPOSISI

DENGAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DI SMP

Sri Wahyuni
Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan Puangrimaggalatung Sengkang
Jalan Sultan Hasanuddin No. 27 Sengkang, Wajo
e-mail: yuni_core@yahoo.com

Abstract: Learning Writing Text exposition with Problem Based Learning Model in SMP.
This study aims to describe the processes and outcomes of learning to write text exposition using
problem-based learning model. The research was designed to study the class action. The data used
in this research is data such as the implementation process of observation, field notes, and
documentation, as well as data evaluation results include the results of the test write text
exposition using problem-based learning model. Data sourced from seventh grade students of SMP
Negeri 2 Sabbangparu Wajo. The results showed that the exposition text writing skills has
increased significantly.

Abstrak: Pembelajaran Menulis Teks Eksposisi dengan Model Pembelajaran Berbasis


Masalah di SMP. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan proses dan hasil pembelajaran menulis
teks eksposisi dengan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah. Penelitian didesain
dengan penelitian tindakan kelas. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data proses
pelaksanaan berupa pengamatan, catatan lapangan, dan dokumentasi, serta data hasil evaluasi yang
mencakup hasil tes menulis teks eksposisi dengan menggunakan model pembelajaran berbasis
masalah. Data bersumber dari siswa kelas VII SMP Negeri 2 Sabbangparu Kabupaten Wajo. Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa keterampilan menulis teks eksposisi mengalami peningkatan
yang signifikan.

Kata kunci: pembelajaran berbasis masalah, keterampilan menulis, teks eksposisi

Pembelajaran bahasa Indonesia pada da- Keterampilan siswa berkomunikasi secara


sarnya bertujuan meningkatkan keterampilan tertulis yang dimaksudkan adalah keterampilan
siswa menggunakan bahasa sebagai alat komu- menulis. Dalam kegiatan menulis, dituntut untuk
nikasi, baik secara lisan maupun tertulis. Kete- menuangkan pikiran, gagasan, ide, pendapat,
rampilan merupakan aspek baru dalam kuriku- persetujuan, keinginan atau pengalaman yang
lum di Indonesia. Keterampilan merupakan pe- disampaikan dalam aspek kebahasaan, baik
nekanan pada skill atau kemampuan. Misalnya berupa kata, kalimat, paragraf dan wacana dalam
adalah kemampuan untuk mengemukakan pen- bentuk tulisan. Akan tetapi, hal itu tidak semudah
dapat, berdiksusi atau bermusyawarah, membuat yang diucapkan. Salah satu hal yang
laporan, serta berpresentasi. Aspek keterampilan menyebabkannya ialah minimnya kualitas
merupakan salah satu aspek penting karena jika pembelajaran menulis di sekolah.
hanya dengan pengetahuan tanpa dibarengi oleh Menurut Alfianto (2006) kegiatan belajar
keterampilan, siswa akan sulit menyalurkan mengajar belum sepenuhnya menekankan pada
pengetahuan tersebut sehingga hanya menjadi kemampuan berbahasa namun lebih pada
teori semata. Keterampilan berkomunikasi secara pengusaan materi. Hal ini terlihat dari porsi
lisan mencakup aktivitas menyimak dan materi yang tercantum dalam buku paket yang
berbicara, sedangkan secara tertulis mencakup lebih banyak diberikan dan bahan yang diu-
kegiatan membaca dan menulis. tamakan oleh para guru bahasa Indonesia,
sedangkan pelatihan berbahasa yang sifatnya
58
Sri Wahyuni, Pembelajaran Menulis Teks Eksposisi 59

lisan ataupun praktik hanya memiliki porsi yang karangan persuasi melalui penggunaan media
jauh lebih sedikit. iklan layanan masyarakat mengalami
Berdasarkan hasil observasi awal yang peningkatan yang signifikan, peningkatan
dilakukan peneliti di SMP Negeri 2 Sabbang- kemampuan yang signifikan yang dimaksud
paru masalah pembelajaran menulis juga terjadi adalah peningkatan kemampuan dari segi proses
pada siswa SMP Negeri 2 Sabbangparu, meliputi tahap perencanaan yang baik dan
khususnya siswa kelas VII-1, siswa kesulitan maksimal,tahap pelaksanaan pembelajaran yangn
dalam pembelajaran menulis teks eksposisi. mampu dilakukan dengan baik,dan hasil
Masalah yang dihadapi oleh siswa dalam pem- pembelajaran yang mengalami peningkatan.
belajaran menulis, diantaranya minat menulis Selain itu, Darwis (2004) dalam tesisnya yang
siswa yang amat kurang, kesulitan menuangkan berjudul Penerapan Model STAD Dalam
gagasan, kesulitan memilih kata dan penerapan Meningkatkan Pembelajaran Menulis Paragraf
kaidah ejaan. Eksposisi di Kelas II ‘SLTP Negeri 2 Dolo
Selain di atas, menurut peneliti, materi Sulawesi Tengah menemukan hal-hal sebagai
dalam menulis teks eksposisi masih sulit untuk berikut, pendekatan proses dalam menulis dengan
dipahami oleh siswa. Hal ini disebabkan oleh menerapkan model Inquiry dalam pembelajaran
berbagai faktor antara lain: (1) pada pokok menulis paragraf eksposisi di kelas II SLTP
bahasan menulis tidak memperoleh perhatian Negeri 2 Dolo Sulawesi Tengah dapat
lebih serius dari guru dan motivasi dalam me- meningkatkan keterampilan menulis eksposisi.
nulis yang sangat minim, (2) sarana dan strategi Keterkaitan peneliti menggunakan mo-del
pembelajaran menulis teks eksposisi belum pembelajaran berbasis masalah (Problem Based
efektif. Hal tersebut mengisyaratkan bahwa Learning) ini untuk mengetahui keberhasilan
dibutuhkan pembenahan dan pengajaran menulis penggunaan model pembelajaran ini dalam
yang lebih intens. peningkatan kualitas pembelajaran menulis teks
Masalah yang mendasar pada siswa ada- eksposisi siswa Kelas VII-1 SMP Negeri 2
lah siswa sulit menuangkan ide atau gagasan ke Sabbangparu Kabupaten Wajo. Karena model
dalam sebuah teks. Sehingga pada saat diminta pembelajaran berbasis masalah merupakan salah
membuat teks eksposisi, teks yang dibuat siswa satu model yang dianjurkan dalam kurikulum
hampir semua sama, selain itu adanya kesulitan 2013 sesuai dengan kuri-kulum yang dipakai di
dalam membedakan teks eksposisi dengan teks SMP Negeri 2 Sabbang-paru.
lainnya seperti teks deskripsi, juga menjadi
masalah bagi siswa dalam menulis teks eksposisi. METODE
Oleh karena itu, kondisi itulah yang menggugah
peneliti untuk membe-rikan sumbangsih, solusi Penelitian ini berbentuk Penelitian Tin-
pemecahan masalah pembelajaran menulis dakan Kelas (PTK) yang bertujuan untuk me-
tersebut dengan mela-kukan penelitian tindakan. mecahkan permasalahan pembelajaran di ke-las,
Untuk mengatasi masalah pembelajaran menulis, yakni kompetensi dasar menulis teks eksposisi.
guru dan peneliti mengadakan kesepakatan untuk PTK menurut Kemmis (dalam Komaidi, 2011:1)
memanfaatkan model Pembelajaran Berbasis adalah sebuah bentuk kajian yang bersifat rekletif
Masalah (Problem Based Learning). Salah satu oleh pelaku tindakan. Tindakan tersebut
bukti nyata yang relevan dengan penelitian ini dilakukan untuk mening-katkan kemantapan
adalah penelitian Muhsyanur (2012) yang rasional dari tindakan-tindakan mereka dalam
meneliti peningkatan kualitas pembelajaran melaksanakan tugas seharihari, memperdalam
menulis karangan persuasi yang menggunakan pemahaman terhadap tindakan-tindakan yang
media iklan layanan masyarakat, hasil penelitian dilakukan, serta memperbaiki kondisi praktik-
ini menunjukkan bahwa pembelajaran menulis praktik pembelajaran. Untuk mewujudkan tujuan-
60 Jurnal Penelitian Pendidikan INSANI, Volume 18, Nomor 1, Juni 2015, hlm. 58—65

tujuan tersebut, PTK dilaksanakan dalam proses penelitian tindakan melakukan sendiri pengelo-
berdaur (cylical) yang terdiri dari empat tahapan, laan, penelitian dan sekaligus pengembangan.
plan-ning, action, observation/evalu-ation dan
reflection. HASIL DAN PEMBAHASAN
Penelitian Tindakan Kelas memiliki ciri
khusus yang membedakan dengan jenis pene- Hasil Penelitian
litian lain. Berkaitan dengan ciri khusus tersebut,
Arikunto, dkk, (2007: 62) menjelaskam ada Penggambaran pada siklus I dalam pem-
beberapa karakteristik PTK tersebut, antara lain belajaran menulis teks eksposisi dengan meng-
(1) adanya tindakan nyata dilakukan dalam gunakan model pembelajaran berbasis masalah
situasi yang dialami dan ditujukan untuk me- siswa kelas VII-1 SMP Negeri 2 Sabbangparu
nyelesaikan masalah, (2) menambah wawasan Kabupaten Wajo.Langkah-langkah pengambil-an
keilmiahan dan keilmuan, (3) sumber perma- data dengan melalui beberapa tahap sesuai
salahan berasal dari masalah yang dialami guru dengan prosedur pelaksanaan penelitian tinda-
dalam pembelajaran (4) permasalahan yang kan kelas yang terdiri dari beberapa tahap yaitu
diangkat bersifat sederhana, nyata, jelas dan (a) tahap perencanaan, (b) tahap tindakan, (c)
penting (5) adanya kolaborasi antara praktikan tahap observasi, (d) tahap refleksi.
dan peneliti, (6) ada tujuan penting dalam Berdasarkan hasil penelitian, siklus I
pelaksanaan PTK, yaitu meningkatkan pro- menunjukkan bahwa nilai siswa kelas VII-1 SMP
fesionalisme guru, ada keputusan kelompok, Negeri 2 Sabbangparu belum mencapai kriteria
bertujuan untuk meningkatkan dan menambah ketuntasan mimimal, yaitu 70 dalam menulis teks
pengetahuan. eksposisi hal ini dililihat dari rata-rata nilai siswa
Selain itu, PTK juga memiliki fungsi se- kelas VII-I dalam menulis teks eksposisi hanya
bagai alat untuk meningkatkan kualitas pelak- mencapai nilai 62,20 . Gambaran mengenai nilai
sanaan pembelajaran kelas. Di ruang kelas, PTK 20 siswa pada siklus pertama yang mencapai
dapat berfungsi sebagai: (a) alat untuk mengatasi kriteria ketuntasan minimal hanya 3 siswa (15%),
masalah-masalah yang didiagnosis dalam situasi yaitu 1 siswa (5%) mendapat nilai 86, 1 siswa
pembelajaran di kelas; (b) alat pelatihan dalam (5%) men-dapat nilai 83, dan 1 siswa (5%)
jabatan, membekali guru dengan keterampilan mendapat nilai 72,6. Sedangkan siswa yang
dan metode baru dan mendorong timbulnya memperoleh nilai dibawah standar kriteria
kesadaran diri, khusus-nya melalui pengajaran ketuntasan mini-mal sebanyak 17 siswa (85%),
sejawat; (c) alat untuk memasukkan ke dalam yaitu 2 siswa (10%) mendapat nilai 69,6 , 1 siswa
sistem yang ada (secara alami) pendekatan (5%) mendapat nilai 67,6, 1 siswa (5%)
tambahan atau inovatif; (d) alat untuk mendapat nilai 63,6, 1 siswa (5%) yang
meningkatkan komunikasi yang biasanya buruk mendapat nilai 62,34, 1 siswa (5%) mendapat
antara guru dan peneliti; (e) alat untuk nilai 61, 1 siswa (5%) mendapat nilai 60,3, 1
menyediakan altefnatif bagi pendekatan yang siswa(5%) mendapat nilai 64, 1 siswa (5%)
subjektif, impresionistik terhadap pemecahan mendapat nilai57,34, 5 siswa (25%) mendapat
masalah kelas. Ada dua butir penting yang perlu nilai 55, 1 siswa (5%) mendapat nilai 53,34, 1
disebut di sini. Pertama, hasil penelitian tindakan siswa (5%) mendapat nilai 50,6 dan 1 siswa (5%)
dipakai sendiri oleh penelitinya, dan tentu saja mendapat nilai 48.
oleh orang lain yang menginginkannya. Kedua, Kegiatan refleksi dalam menulis karang-an
penelitiannya terjadi di dalam situasi nyata yang persuasi dengan menggunakan model pem-
pemecahan masalahnya segera diperlukan, dan belajaran berbasis masalah pada siklus I me-
hasil-hasilnya langsung diterapkan atau rupakan kegiatan menganalisis, memaknai,
dipraktikkan dalam situasi terkait. Ketiga, menjelaskan, menilai, dan menyimpulkan hasil
Sri Wahyuni, Pembelajaran Menulis Teks Eksposisi 61

temuan pada siklus I. Kegiatan refleksi men- dalam bentuk tulisan. Tetapi, hal ini dinilai
cakup 3 hal yang meliputi: (1) refleksi peren- bahwa guru dan siswa masih belum optimal
canaan pembelajaran, (2) refleksi pelaksanaan dalam pembelajaran. Guru tidak sistematis dan
pembelajaran. Ketiga kegiatan refleksi ini, akan belum konsisten dalam kegiatan pembelajaran.
diuraikan secara jelas sebagai berikut. Artinya,semua rencana pelaksanaan pembel-
Pada tahap refleksi perencaan pembel- ajaran (RPP) yang telah dirancang pada siklus I
ajaran di siklus I yang dipersiapkan oleh guru dan harus dilaksanakan dengan baik agar pembelajarn
peneliti merupakan hasil rencana dan pengamatan menjadi maksimal dan optimal. Guru kurang
pembelajaran yang dilakukan dalam kelas. fokus pada kegiatan siswa menulis teks eksposisi,
Rencana pembelajaran yang dipersiapkan oleh sehingga siswa yang masih kurang paham
guru meliputi: Rencana pelaksanaan pembelajar- menjadi sulit untuk menulis teks eksposisi. Guru
an (RPP), media, sumber pembelajaran siswa kurang memberikan penguatan terhadap hasil
kelas VII-I, serta kegiatan pembelajaran di kelas. menulis siswa dengan cara memberikan hadiah
Refleksi perencanaan pembelajaran teks atau apresiasi positif pada siswa agar lebih
eksposisi dengan menggunakan model pembel- bersemangat dan berminat dalam pembelajaran
ajaran berbasis masalah pada siklus I, sebagai menulis teks eksposisi. Pembelajaran yang
berikut. Untuk langkah awal,dalam menyusun dilaksanakan pada jam pelajaran terakhir
RPP guru belum mampu mengefisiensikan menyebabkan siswa merasa lapar, capek, dan
penggunaan alokasi waktu yang telah dite-tapkan mengantuk. Sehingga siswa kurang maksimal
yaitu 6 x 45 menit dalam proses pem-belajaran. membuat teks eksposisi. Selain itu, kondisi dan
Perencanaan yang dilakukan oleh guru dan suasana kelas yang ribut disebabkan guru kurang
peneliti dinilai masih kurang kompak untuk memantau kegiatan siswa menyebabkan siswa
melaksanakan pembelajaran pada siklus pertama. tidak terlalu fokus pada pembelajaran.
Kemudian guru kurang mengeksplorasi kemam- Tahap penilaian yang diperoleh berda-
puan. sarkan evaluasi siswa menulis teks eksposisi pada
Pelaksanaan tindakan pembelajaran pada siklus I, menggambarkan hasil temuan yang
siklus I yang meliputi : (1) tahap pramenulis, (2) diperoleh guru dan peneliti. Tahap penilaian yang
tahap menulis, (3) tahap pascamenulis. Adapun dimaksud adalah penilaian proses dan penilian
hasil refleksi pada tahap pelaksanaan tindakan hasil teks eksposisi. Temuan penilaian proses
pembelajaran sebagai berikut. Kegiatan pembel- yang dilaksanakan selama pembelajaran
ajaran pada siklus I, khususnya kegiatan diskusi berlangsung seperti: siswa melaksanakan diskusi
kelompok dalam membandingkan contoh teks kelompok,sebagian siswa kurang antusias dalam
eksposisi dan membedakan teks eksposisi dengan menulis teks eksposisi, dan siswa belajar dengan
teks jenis lain, belum dilaksanakan secara kurang tertib,artinya bahwa bentuk kegiatan yang
maksimal. Pembelajaran yang kurang maksimal diberikan oleh guru belum optimal dilaksanakan.
karena hanya sebagian kecil siswa– siswi yang Bentuk kegiatan yang dilaksanakan dalam proses
aktif. Tujuan pembelajaran menulis teks pelaksanaan pembelajaran pada siklus I, sangat
eksposisi dengan menggunakan model pembel- berpengaruh terhadap nilai siswa menulis teks
ajaran berbasis masalah dimaksudkan agar siswa eksposisi. Setelah pelaksanaan tindakan yang
mampu memecahkan permasalahan yang dilaksanakan berupa pengamatan (observasi)
dihadapi baik dilingkungan keluarga, sekolah, dilapangan, wawancara guru dan siswa akan
maupun linkungan sekitar. Mencari solusi dan memberikan gambaran menegnai hasil kegiatan
memecahkan permasalahan dengan yang baik siswa menulis teks eksposisi.
merupakan perencanaan guru dalam memberikan Evaluasi hasil siswa menulis teks eks-
motivasi pada siswa untuk mampu berfikir secara posisi dengan menggunakan model pembel-
rasional,menuangkan segala ide dan gagasan ke ajaran berbasis masalah pada siklus I, dinilai
62 Jurnal Penelitian Pendidikan INSANI, Volume 18, Nomor 1, Juni 2015, hlm. 58—65

masih belum mampu. Hanya beberapa orang pembelajaran siklus sebelumnya. Rencana yang
siswa saja yang mampu membuat teks eksposisi dibuat oleh guru dan peneliti merupakan hasil
sesuai dengan standar kriteria ketuntasan rancangan kedua untuk memperbaiki dan
minimal, yaitu 70 (B-). Aspek yang dinilai dalam mengoptimalkan rancangan sebelumnya.
pembelajaran mencakup: (1) kelogisan isi (2) Rencana pembelajaran yang dipersiapkan oleh
organisai (3) penggunaan bahasa, (4) kosakata, guru, yaitu RPP, media (laptop), sumber
(5) mekanik. Oleh karena itu,guru dan peneliti pembelajaran siswa kelas VII-I yang berupa buku
bersepakat untuk melakukan perbaikan-perbaikan teks dan buku referensi lainnya.
dalam pembelajaran dan melajutkan penelitian Tahap refleksi perencanaan pembelajaran
pada siklus kedua. menulis teks eksposisi dengan menggunakan
Hasil siklus II menunjukkan bahwa nilai model pembelajaran berbasis masalah pada siklus
siswa kelas VII-1 SMP Negeri 2 Sabbangparu II, sebagai berikut. 1) Perencanaan penggunaan
dalam menulis teks eksposisi pada siklus II sudah alokasi waktu yang telah ditetapkan 6 x 45 menit
mencapai kriteria ketuntasan mimimal, yaitu 70 dalam proses pembelajaran pada siklus II sudah
dengan rata-rata nilai mencapai nilai 75. Gam- sesuai dengan waktu perencanaan pembelajaran.
baran mengenai nilai 20 siswa pada siklus II yang Selain itu, pengefektifan dan mengoptimalkan
mencapai kriteria ketuntasan minimal mencapai waktu pada pertemuan–pertemuan di sikls II
17 siswa (85%), yaitu 1 siswa (5%) mendapat sangat menguntungkan guru dengan alasan bah-
nilai 91,6, 1 siswa (5%) mendapat nilai 89,6, 1 wa dengan menggunakan waktu yang tepat
siswa (5%) mendapat nilai 84,8, 1 siswa (5%) berarti guru telah menerapkan sikap disiplin sis-
mendapat nilai 80, 1 siswa (5%) mendapat nilai wa dalam pembelajaran. 2) Penyampaian tujuan
79,1, 1 siswa (5%) mendapat nilai 78,6, 1 siswa pempelajaran menulis teks eksposisi dengan
(5%) mendapat nilai 78,3, 1 siswa (5%) men- menggunakan model pembelajaran berbasis
dapat nilai75,5, 1 siswa (5%) mendpat nilai 75,1, masalah pada siklus II merupakan salah satu
1 siswa (5%) mendapat nilai 73,6, 1 siswa (5%) strategi yang mampu membangkitkan semangat,
mendapat nilai 72, 1 siswa (5%) mendapat nilai dan minat siswa dalam pembelajaran. 3) Ber-
71,5, 1 siswa (5%) mendapat nilai 71,3, 1 siswa dasarkan refleksi siklus II, kegiatan menulis teks
(5%) mendapat nilai 71,6, 1 siswa (5%) men- eksposisi dengan menggunakan model pem-
dapat nilai dan 71,1, 2 siswa (10%) mendapat belajaran berbasis masalah guru dapat mem-
nilai 70,5, sedangkan siswa yang memperoleh berikan pemahaman kepada siswa tentang tata
nilai dibawah standar kriteria ketuntasan minimal cara pelaksanaan pembelajran menulis teks
sebanyak 3 siswa (15%), yaitu 2 siswa (10%) eksposisi. Oleh karena itu, kegiatan pembelajaran
mendapat nilai 64,1, 1 siswa (5%) mendapat nilai yang dilakukan oleh guru pada siklus II telah
64,5. Dari penggambaran nilai yang diperoleh di mampu dan maksimal dilaksanakan. 4) Seluruh
atas, maka dapat dilihat bahwa nilai menulis teks rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh guru
eksposisi kelas VII-I SMP Negeri 2 Sabbangparu maupun siswa sudah berjalan dengan baik dan
mengalami peningkatan sebanyak 70 % dari maksimal. Selain itu, wawancara kepada guru
siklus sebelumnya. dan siswa yang dilakukan oleh peneliti dapat
Kegiatan menulis teks eksposisi dengan memberikan konstribusi yang baik bahwa guru
menggunakan model pembelajaran berbasis dan siswa memang senang dengan pembelajaran
masalah pada siklus II yang meliputi tiga refleksi menulis teks eksposisi dengan menggunakan
: (1) refleksi perencanaan pembelajaran, (2) model pembelajaran berbasis masalah yang
refleksi pelaksanaan pembelajaran, dan (3) diterapkan.
refleksi penilaian pembelajaran. Tahap refleksi Pelaksanaan pembelajaran pada siklus II
perencanan pembelajaran siklus II berbeda yang mencakup: (1) tahap pramenulis, (2) tahap
dengan yang ditemukan pada perencanaan menulis, (3) tahap pasca menulis. Tahap pelaksa-
Sri Wahyuni, Pembelajaran Menulis Teks Eksposisi 63

naan tindakan ini merupakan salah satu kegiatan dapat perubahan yang signifikan atau tidak pada
inti untuk meningkatkan kemampuan siswa siklus sebelumnya dan siklus II.
menulis teks eksposisi dengan menggunakan mo- Berdasarkan evaluasi hasil siswa menulis
del pembelajaran berbasis masalah. Hasil refleksi teks eksposisi dengan menggunakan model pem-
pada tahap pelaksanaan tindakan pembelajaran belajaran berbasis masalah pada siklus II, ter-
yang dilakukan sebagai berikut. 1) Kegiatan dapat peningkatan kegiatan yang maksimal dan
pelaksanaan pembelajran pada siklus II untuk mampu dilakukan oleh guru. Peningkatan yang
kegiatan diskusi kelompok dalam menggunakan dimaksud meliputi : penilaian proses ( kegiatan
model pembelajaran berbasis masalah dengan dalam kelas, wawancara, dan pengamatan),
memilih topik, dan kerangka teks eksposisi se- sedangkan penilaian hasil menulis siswa meli-
cara maksimal telah mampu dilaksanakan oleh puti: (1) unsur kelogisan isi,(2) penyusunan orga-
guru dan siswa. 2) Kegiatan pembelajaran yang nisasi, (3) penggunaan kosa kata, (4) penggunaan
tidak konsisten pada siklus sebelumnya, kini bahasa (5) ejaan dan tanda baca. Penilaian hasil
pada sikls II guru sudah mampu melaksanakan menulis teks eksposisi dengan menggunakan mo-
dengan maksimal. Artinya, rencana pelaksanaan del sudah mengalami peningkatan dalam mem-
pembelajaran yang disusun oleh guru telah buat teks eksposisi.
berjalan dengan sangat baik. 3) Dalam pembel-
ajaran, siswa tidak lagi mengalami kesulitan PEMBAHASAN
untuk menulis teks eksposisi dengan menggu-
nakan model pembelajaran berbasis masalah. 4) Penelitian ini dilakukan dalam rangka
Pada siklus II, siswa tidak lagi mengalami kesu- meningkatkan kualitas pembelajaran menulis teks
litan untuk memberikan komentar dan pendapat eksposisi dengan menggunakan model pembel-
di depan kelas serta menulis teks eksposisi. ajaran berbasis masalah yang disusun oleh pe-
Tahap penilaian yang dilakukan berdasar- neliti dan disosialisasikan oleh guru kepada siswa
kan evaluasi hasil siswa menulis teks eksposisi VII-I SMP 2 Sabbangparu Kabupaten Wajo.
dengan menggunakan model pembelajaran ber- Berdasarkan kegiatan pembelajaran menulis teks
basis masalah merupakan tolak ukur keberhasilan eksposisi dengan menggunakan model pembel-
pembelajaran pada siklus II. Penilaian yang ajaran berbasis masalah dapat dijadikan suatu
dilakukan oleh guru dan peneliti adalah seluruh alternatif untuk meningkatkan kualitas pembel-
kegiatan yang dilakukan dalam kelas. Penilaian ajaran dan kemampuan siswa dalam menulis teks
yang dimaksud adalah penilaian yang terfokus eksposisi. Peningkatan kemampuan menulis
dan menitiberatkan pada penilaian proses dan dalam pembelajaran menulis yang dimaksud pada
penilaian hasil siswa teks eksposisi dengan uraian berikut.
menggunakan strategi yaitu penggunaan model Pembelajaran menulis teks eksposisi de-
pembelajaran berbasis masalah. ngan menggunakan model pembelajaran berbasis
Penilaian proses dan penilaian hasil pelak- masalah merupakan salah satu strategi yang
sanaan pembelajaran yang mencakup : peren- digunakan dalam menulis. Dengan penggunaan
canaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, model pembelajaan berbasis masalah ini, siswa
evaluasi pembelajaran. Proses pelaksanaan diharapkan dapat dengan mudah untuk menyusun
pembelajaran pada siklus II, saling berkaitan satu gagasan dalam pembelajaran menulis guna
sama lainnya. Setiap aspek penulisan yang dinilai menigkatkan kemampuan siswa menulis teks
mendapat skor tersendiri untuk mengetahui eksposisi dengan baik.
tingkat keberhasilan siswa dalam pembelajaran Kegiatan pembelajaran yang dilakukan da-
menulis teks eksposisi. Misalnya, untuk menge- pat dilakukan dengan maksimal bila pelaksanaan
tahui apakah stelah menulis teks eksposisi ter- yang telah optimal dilakukan oleh guru dan pene-
liti dalam kolaborasi. Selain itu, kemampuan
64 Jurnal Penelitian Pendidikan INSANI, Volume 18, Nomor 1, Juni 2015, hlm. 58—65

guru dalam menggunakan waktu secara efektif puasan tersendiri terhadap pembelajaran menulis
dan efisien dapat memberikan manfaat yang be- teks eksposisi dengan menggunakan model pem-
sar dalam pembelajaran untuk mendisiplinkan belajaran berbasis masalah.
siswa ketika menulis teks eksposisi dengan Berdasarkan uraian mengenai respon siswa
menggunakan model pembelajaran berbasis terhadap tingkat keterpahaman isi materi pembel-
masalah. ajaran dengan menggunakan model pembelajaran
Pelaksanaan pembelajaran dengan meng- berbasis masalah dari 20 siswa diperoleh bahwa
gunakan model pembelajaran berbasis masalah belajar dengan saling berbagi dalam mengemu-
bertujuan memberikan pembelajaran yang me- kakan pendapat sendiri jauh lebih baik daripada
nyenangkan sehingga memupuk kepercayaan belajar sendiri untuk mengemukakan suatu alur
diri, besemangat, dan berminat untuk meng- pemikiran yang dihadapi. Dengan demikian da-
ungkapkan ide yang ada pada benak pikiran pat disimpulkan bahwa pelaksanaan pembel-
siswa dalam pembelajaran menulis. Keberhasilan ajaran dengan menggunakan model pembelajaran
dalam pengelolaan pembelajaran menulis teks berbasis masalah dapat menstimulasi minat bel-
eksposisi pada kelas VII-I SMP Negeri 2 ajar siswa dalam pembelajaran menulis.
Sabbangparu Kabupaten Wajo dengan meng- Hasil menulis siswa dalam pembelajaran
gunakan model pembelajaran berbasis masalah memberikan gambaran bahwa terdapat hasil
dikarenakan oleh masalah yang dibahas adalah perolehan nilai siswa pada siklus I dan siklus II
masalah yang terjadi dan berhubungan dengan yang sangat jauh. Nilai yang diperoleh pada
siswa. Selanjutnya, kegiatan pembelajaran akan siklus I sangat jauh dari perolehan siklus II.
berjalan lancar, bila respon siswa terhadap Merujuk pada beberapa unsur yang dinilai seperti
pembelajaran dengan model pembelajaran ber- (1) unsur isi, (2) penyusunan organisasi, (3)
basis masalah sangat positif secara otomatis hasil penggunaan kosa kata, (4) penggunaan bahasa (5)
yang diperoleh dari kegiatan pembelajaran akan ejaan dan tanda baca (mekanik). Hasil yang
baik. Untuk itu, peran guru dalam memberikan diperoleh pada siklus II sangat baik, dari 20 siswa
pembelajaran sangat berpengaruh terhadap kelas VII-1 SMP Negeri 2 Sabbangparu yang
rangkaian kegiatan yang dilaksanakan oleh guru. mencapai kriteria ketuntasan minimal yaitu 17
Siswa termotivasi disebabkan oleh adanya siswa (85%) dengan rata-rata nilai 75.
tuntutan rasa kebersamaan, memliki tanggung Pelaksanaan kegiatan pembelajaran dalam
jawab dalam belajar. Selain itu, minat siswa da- kelas dengan menerapkan penggunaan model
lam pembelajaran menulis teks dinilai sangat pembelajaran berbasis masalah dalam menulis
teks eksposisi dapat membuat siswa antusias dan
tinggi. Dalam pembelajaran guru harus mencip-
berminat dalam mengikuti pembelajaran,
takan suasana dan keadaan yang mendorong kemampuan guru dalam melaksanakan pembel-
siswa untuk belajar. Dalam artian bahwa guru ajaran dapat dikategorikan telah mampu dan
tidak sepenuhnya mengajarkan suatu bahan ajar kreatif dalam mengajar. Berdasarkan hasil me-
kepada siswa, tetapi guru dapat membangun dan nulis siswa dengan menggunakan model pem-
memberikan motivasi pada siswa untuk belajar belajaran berbasis masalah diperoleh hasil yang
aktif baik sendiri maupun dan berkelompok menujukkan bahwa unsur-unsur dalam kegiatan
menulis yang mencakup: (1) unsur isi, (2) pe-
dalam belajar.
nyusunan organisasi, (3) penggunaan bahasa, (4)
Minat positif yang diberikan oleh guru kosa kata, (5) ejaan dan tanda baca (mekanik),
membuat siswa bersemangat dan antusias untuk mengalami peningkatan kemampuan yang
belajar. Sesuai dengan strategi yang digunakan signifikan yakni mengalami peningkatan sebesar
siswa menjadi senang belajar dan mau bekerja 70% dari siklus I ke siklus II, dengan perincian
sama dalam mengemukakan pendapat yang sebagai berikut, dari 20 siswa pada siklus I yang
dihadapi. Siswa yang berminat dan senang terha- memenuhi kriteria ketuntasan minimal hanya 3
siswa (15%) dengan rata-rata nilai 62,20,
dap pembelajaran menulis memberikan rasa ke-
Sri Wahyuni, Pembelajaran Menulis Teks Eksposisi 65

sedangkan pada siklus II, dari 20 siswa, yang 75. Artinya guru telah melaksanakan pembel-
mencapai kriteria ketuntasan minimal mencapai ajaran dengan sangat baik, sehingga siswa mem-
17 siswa (85%) dengan rata–rata nilai mencapai peroleh nilai yang lebih baik pula.

DAFTAR PUSTAKA

Abbas, Saleh 2006. Pembelajaran Bahasa Indonesia Ghazali, Syukur. 2010. Pembelajaran Keterampilan
yang Efektif di Sekolah. Jakarta: Erlangga. Bebrahasa Dengan Pendekatan Komunikatif-
Alfianto, Achmad 2006. Pelajaran Bahasa Indonesia Interaktif. Bandung: Refika aditama.
di Sekolah, Metamorfosis ulat menjadi Gie, Liang. 2002. Terampil Mengarang. Yogyakarta:
kepompong (online), (http://rearchengines.com/ Andi.
0106achmad. Html-17k. Diakses pada tanggal Gino, H.J., dkk. 1998. Belajar Pembelajaran I.
07 Agustus 2014) Surakarta: FKIP UNS.
Ambo Enre, Fachruddin. 1994. Dasar-dasar Hamalik, Oemar. 2001. Kurikulum dan
Keterampilan Menulis. Ujung Pandang. Badan Pengembangan. Jakarta: Bumi Aksara.
Penerbit IKIP Ujung Pandang. Hamzah. 2007. Perencanaan Pembelajaran. (Edisi
Arikunto, Suhardjono, & Supardi. 2007. Penelitian Kedua) Jakarta: Bumi Aksara.
Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara Hastuti., Murdiwiyono. 2009. Seri Kuantum Cara
Arsyad, Azhar. 2000. Media Pembelajaran. Jakarta: baru Belajar Cerdas Bahasa Indonesia Untuk
Raja Grafindo Persada. SMA. Jakarta; Erlangga.
Cunningsworth, Alan. 1987. Evaluating and selecting Jufri. 2002. Prinsip-prinsip Strategi Pembelajaran
EFL, Teaching Materials. London: Heinemann Bahasa. Makassar: Universitas Negeri
Educational Books. Makassar.
Darwis, M. D. 2004. Penerapan Strategi Inkuiri Kemendikbud. 2013. Kurikulum 2013. Jakarta:
dalarn Meningkatkan Pembelajaran Menulis Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.
Paragraf Eksposisi di Kclas II SLTP Negeri 2 Keraf, Gorys. 1995. Eksposisi. Jakarta: Gramedia
Dolo Sulawesi Tengah. Tesis tidak diterbitkan. Widiasarana Indonesia.
Malang: Universitas Negeri Malang. Komaidi. Didik. 2007. Aku Bisa Menulis: Panduan
Depdiknas. 2003. Standar Kompetensi Mata Praktis Menulis Kreatif Lengkap. Yogyakarta:
Pelajaran Bahasa Indonesia SMP dan MTS. Sabda.
Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. Kunandar. 2008. Langkah mudah Penelitian Tindakan
Dwiloka., & Riana 2005. Teknik Menulis Karya Kelas (Sebagai Pengembangan Profesi Guru).
Ilmiah:Skripsi, Tesis, Disertasi, Artikel, Jakarta: Rajagrafindo Persada.
Makalah dan Laporan. Jakarta: Rineka Cipta.

Anda mungkin juga menyukai