Anda di halaman 1dari 16

KARYA MONUMENTAL UMAT ISLAM DALAM BIDANG ILMU

PENGETAHUAN TEKNOLOGI DAN SENI

Disusun Oleh:
KELOMPOK I
1. Reva Melani Arsad
2. Cicin S Kodu
3. Sindi Rafliani Harun
4. Nur Fitria I Nasir

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GORONTALO
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami sampaikan ke hadirat Tuhan Yang Maha Pemurah,


karena berkat kemurahanNya makalah ini dapat kami selesaikan sesuai yang
diharapkan. Dalam makalah ini kami membahas “KARYA MONUMENTAL
UMAT ISLAM DALAM IPTEK”, dalam menyelesaikan tugas mata kuliah Al-
Islam Kemuhammadiyahan (AIK) IV.

Kami tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu,
kami mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya
makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Demikian, dan
apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini kami mohon maaf yang
sebesar-besarnya.

Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

Gorontalo, 16 Mei 2019

Kelompok I
A. Pendahuluan
Sebagai umat Islam yang taat dalam memenuhi perintah-perintah
agama Islam sesuai dengan Al-quran dan hadist-hadist, maka wajib
hukumnya bagi umat Islam untuk mennutut ilmu setinggi-tingginya baik
itu ilmu pengetahuan dalam teknologi, sosial, dan agama. Sekarang ini
banyak masyarakat umum yang hanya mengerti bahwa selama ini yang
menemukan pengetahuan-pengetahuan tinggi adalah bangsa Eropa, tetapi
sebenarnya adalah tokoh-tokoh Islam pada masa itu.
Dalam bahasa Arab, pengetahuan digambarkan dengan istilah al-
ilm, diambil dari kata ‘alamah, yang berarti “tanda”, “simbol”, atau
”lambang”, yang dengannya sesuatu itu dapat dikenal. Tapi alamah juga
berarti pengetahuan, lencana, karakteristik, petunjuk dan gejala.
Karenanya ma’lam (ma’alim) berarti juga petunjuk jalan, Dapat dikatakan
bahwa ilmu pengetahuan dianggap dapat menunjukkan jalan menuju
kesejahteraan dan juga menerangi kehidupan umat manusia, yang jika
Berjaya ilmu pengetahuan maka sejahteralah kehidupan pada saat itu,
apabila ilmu pengetahuan tidak berkembang maka kehidupan akan
menjadi tertutup, primitif dan tidak berkembang pula.
Islam pernah mengalami kejayaan di dalam ilmu pengetahuan di
masa lalu, Tokoh-tokoh Islam pada masa itu sangat membawa agama
Islam pada masa kejayaan yang sangat tinggi. Pada masa Napoleon
Bonaparte ke Mesir agama Islam mulai jatuh, dan ilmu pengetahuan-
pengetahuan yang sebelumnya ditemukan oleh tokoh-tokoh Islam
dilanjutkan oleh bangsa-bangsa Eropa, sehingga yang terkenal sebagai
para penemu adalah bangsa Eropa. Dan hal ini menandai kemunduran
pengembangan ilmu pengetahuan dalam umat islam.

B. Zaman Kejayaan dan Sebab-sebab Kemajuan Umat Islam dalam


Pengembangan IPTEK
Kaum muslimin, pernah memiliki kejayaan di masa lalu. Masa di
mana Islam menjadi trendsenter sebuah peradaban modern. Peradaban
yang dibangun untuk kesejahteraan umat manusia di muka bumi ini. Masa
kejayaan itu bermula saat Rasulullah mendirikan pemerintahan Islam,
yakni Daulah Khilafah Islamiyah di Madinah. Di masa Khulafa as-
Rasyiddin ini Islam berkembang pesat. Sejarawan Barat beraliran
konservatif, W Montgomery Watt menganalisa tentang rahasia kemajuan
peradaban Islam, ia mengatakan bahwa Islam tidak mengenal pemisahan
yang kaku antara ilmu pengetahuan, etika, dan ajaran agama.
Fakta sejarah menjelaskan antara lain, bahwa Islam pada waktu
pertama kalinya memiliki kejayaan, bahwa ada masanya umat Islam
memiliki tokoh-tokoh seperti Ibnu Sina di bidang filsafat dan kedokteran,
Ibnu Khaldun di bidang Filsafat dan Sosiologi, Al-jabar dll. Islam telah
datang ke Spanyol memperkenalkan berbagai cabang ilmu pengetahuan
seperti ilmu ukur, aljabar, arsitektur, kesehatan, filsafat dan masih banyak
cabang ilmu yang lain lagi.

Kekhilafahan Abbasiyah tercatat dalam sejarah Islam dari tahun


750-1517 M/132-923 H. Diawali oleh khalifah Abu al-’Abbas as-Saffah
(750-754) dan diakhiri Khalifah al-Mutawakkil Alailah III (1508-1517).
Dengan rentang waku yang cukup panjang, sekitar 767 tahun,
kekhilafahan ini mampu menunjukkan pada dunia ketinggian peradaban
Islam dengan pesatnya perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi di
dunia Islam. Di era ini, telah lahir ilmuwan-ilmuwan Islam dengan
berbagai penemuannya yang mengguncang dunia. Sebut saja, al-
Khawarizmi (780-850) yang menemukan angka nol dan namanya
diabadikan dalam cabang ilmu matematika, Algoritma (logaritma). Ada
Ibnu Sina (980-1037) yang membuat termometer udara untuk mengukur
suhu udara. Bahkan namanya tekenal di Barat sebagai Avicena, pakar
Medis Islam legendaris dengan karya ilmiahnya Qanun (Canon) yang
menjadi referensi ilmu kedokteran para pelajar Barat. Tak ketinggalan al-
Biruni (973-1048) yang melakukan pengamatan terhadap tanaman
sehingga diperoleh kesimpulan kalau bunga memiliki 3, 4, 5, atau 18 daun
bunga dan tidak pernah 7 atau 9.
Pada abad ke-8 dan 9 M, negeri Irak dihuni oleh 30 juta penduduk
yang 80% nya merupakan petani. Hebatnya, mereka sudah pakai sistem
irigasi modern dari sungai Eufrat dan Tigris. Hasilnya, di negeri-negeri
Islam rasio hasil panen gandum dibandingkan dengan benih yang disebar
mencapai 10:1 sementara di Eropa pada waktu yang sama hanya dapat
2,5:1. Ini membuktikan bahwa ilmu pengetahuan dan pengembangannya
berdampak cukup besar bagi peradaban dan kesejahteraan umat pada masa
itu.

Kecanggihan teknologi masa ini juga terlihat dari peninggalan-


peninggalan sejarahnya. Seperti arsitektur mesjid Agung Cordoba; Blue
Mosque di Konstantinopel; atau menara spiral di Samara yang dibangun
oleh khalifah al-Mutawakkil, Istana al-Hamra (al-Hamra Qasr) yang
dibangun di Seville, Andalusia pada tahun 913 M. Sebuah Istana terindah
yang dibangun di atas bukit yang menghadap ke kota Granada. Masa
kejayaan Islam, terutama dalam bidang ilmu pengetahun dan teknologi,
terjadi pada masa pemerintahan Harun Al-Rasyid. Dia adalah khalifah
dinasti Abbasiyah yang berkuasa pada tahun 786. Banyak lahir tokoh
dunia yang kitabnya menjadi referensi ilmu pengetahuan modern. Salah
satunya adalah bapak kedokteran Ibnu Sina atau yang dikenal saat ini di
Barat dengan nama Avicenna.

Sebelum Islam datang, Eropa berada dalam Abad Kegelapan. Tak


satu pun bidang ilmu yang maju, bahkan lebih percaya tahayul. Dalam
bidang kedoteran, misalnya. Saat itu di Barat, jika ada orang gila, mereka
akan menangkapnya kemudian menyayat kepalanya dengan salib. Di atas
luka tersebut mereka akan menaburinya dengan garam. Jika orang tersebut
berteriak kesakitan, orang Barat percaya bahwa itu adalah momen
pertempuran orang gila itu dengan jin. Orang Barat percaya bahwa orang
itu menjadi gila karena kerasukan setan.
a. Kejayaan Islam Masa Dinasti Abbasiyah
Dinasti Abbasiyah adalah suatu dinasti (Bani Abbas) yang
menguasai daulat (negara) Islamiah pada masa klasik dan
pertengahan Islam. Daulat Islamiah ketika berada di bawah
kekuasaan dinasti ini disebut juga dengan Daulat Abbasiyah. Daulat
Abbasiyah adalah daulat (negara) yang melanjutkan kekuasaan
Daulat Umayyah. Dinamakan Dinasti Abbasiyah karena para
pendiri dan penguasa dinasti ini adalah keturunan Abbas (Bani
Abbas), paman Nabi Muhammad saw. Pendiri dinasti ini adalah
Abu Abbas as-Saffah, nama lengkapnya yaitu Abdullah as-Saffah
ibn Muhammad ibn Ali ibn Abdullah ibn al-Abbas.

Selama dinasti ini berkuasa, pola pemerintahan yang


diterapkan berbeda-beda sesuai dengan perubahan politik, sosial ,
dan budaya. Berdasarkan perubahan pola pemerintahan dan pola
politik itu, para sejarawan biasanya membagi masa pemerintahan
Bani Abbas menjadi lima periode:

1. Periode Pertama (132 H/750 M – 232 H/847 M), disebut


periode pengaruh Persia Pertama.
2. Periode Kedua (232 H/847 M – 234 H/945 M), disebut masa
pengaruh Turki Pertama.
3. Periode Ketiga (334 H/945 M – 447 H/1055 M, masa
kekuasaan Dinasti Buwaih dalam pemerintahan Khilafah
Abbasiyah. Periode ini disebut juga masa pengaruh Persia
Kedua.
4. Periode Keempat (447 H/1055 M/ - 590 H/1194 M), masa
kekuasaan Dinasti Saljuk dalam pemerintahan Khilafah
Abbasiyah; biasanya disebut juga dengan masa pengaruh
Turki Kedua.
5. Periode Kelima (590 H/1194 M – 656 H/1258 M), masa
Khalifah bebas dari pengaruh dinasti lain, tetapi kekuasaannya
hanya efektif di sekitar kota Bagdad.

Dalam zaman Daulah Abbasiyah, masa meranumlah


kesusasteraan dan ilmu pengetahuan, disalin ke dalam bahasa
Arab, ilmu-ilmu purbakala. Lahirlah pada masa itu sekian banyak
penyair, pujangga, ahli bahasa, ahli sejarah, ahli hukum, ahli tafsir,
ahli hadits, ahli filsafat, thib, ahli bangunan dan sebagainya.

Zaman ini adalah zaman keemasan Islam, demikian Jarji


Zaidan memulai lukisannya tentang Bani Abbasiyah. Dalam zaman
ini, kedaulatan kaum muslimin telah sampai ke puncak kemuliaan,
baik kekayaan, kemajuan, ataupun kekuasaan. Dalam zaman ini
telah lahir berbagai ilmu Islam, dan berbagai ilmu penting telah
diterjemahkan ke dalam bahasa Arab. Masa Daulah Abbasiyah
adalah masa di mana umat Islam mengembangkan ilmu
pengetahuan, suatu kehausan akan ilmu pengetahuan yang belum
pernah ada dalam sejarah. Kesadaran akan pentingnya ilmu
pengetahuan merefleksikan terciptanya beberapa karya ilmiah
seperti terlihat pada alam pemikiran Islam pada abad ke-8 M. yaitu
gerakan penerjemahan buku peninggalan kebudayaan Yunani dan
Persia.

C. Sebab-Sebab Kemunduran Umat Islam dalam IPTEKS


Pada dasarnya Umat muslimin saat ini, mengalami kemunduran
dikarenakan jauh dari dua sumber utama kemuliaan mereka, yakni
Kitabullah Al-Qur’an dan As-Sunnah. Padahal Nabi Muhammad secara
gambalang mewasiatkan agar kita senantiasa berpegang teguh kepada
kedua warisan suci tersebut. Hanya dengan bersikap demikianlah kita
tidak bakal menjadi tersesat dari jalan lurus yang Allah telah berikan bagi
orang-orang beriman.

‫سنَّةَ َنبِيِِّ ِه‬ َّ ‫َضلُّوا َما تَ َم‬


َ ‫س ْكت ُ ْم بِ ِه َما ِكت‬
َّ ‫َاب‬
ُ ‫َّللاِ َو‬ ِ ‫ت ََر ْكتُ فِي ُك ْم أ َ ْم َري ِْن لَ ْن ت‬

Rasulullah bersabda, "Telah aku tinggalkan untuk kalian, dua perkara


yang kalian tidak akan sesat selama kalian berpegang teguh dengan
keduanya; Kitabullah dan Sunnah Nabi-Nya." (HR. Malik 1395)
Semestinya kedua sumber ini menjadi rujukan utama kaum
muslimin, baik dalam urusan kecil maupun besar, baik urusan pribadi
maupun bermasyarakat. Kedua perkara ini merupakan sumber kemuliaan
dan kebanggaan kaum muslimin. Jika mereka akrab dengannya, niscaya
mereka menjadi mulia. Jika mereka jauh dari keduanya, niscaya mereka
akan dihinggapi kehinaan sebagaimana Allah Berfirmah:

ُ ‫اْل َ ْر‬
‫ض َو َم ن ْ ف ِ ي ِه َّن ۚ ب َ ْل‬ ْ ‫ت َو‬ ُ ‫او ا‬
َ ‫ت ال س َّ َم‬ِ َ ‫ق أ َ هْ َو ا َء ه ُ مْ ل َ ف َ سَ د‬ َ ْ ‫َو ل َ ِو ا ت َّ ب َ َع ال‬
ُّ ‫ح‬
‫أ َت َي ْ ن َا ه ُ ْم ب ِ ذِ كْ ِر هِ مْ ف َ هُ ْم ع َ ْن ذِ كْ ِر هِ ْم مُ ع ْ ِر ضُ و َن‬

“Andai kata kebenaran itu menuruti hawa nafsu mereka, pasti binasalah
langit dan bumi ini, dan semua yang ada di dalamnya. Sebenarnya Kami
telah mendatangkan kepada mereka kebanggaan mereka tetapi mereka
berpaling dari kebanggaan itu.” (QS. Al-Mukminun [23] : 71)

Realitasnya, hubungan kaum muslimin umumnya jauh dari kedua


sumber utama ajaran Islam tersebut. Kalaupun ada hubungan biasanya
hanya hubungan parsial. Ada yang hubungannya dengan Al-Qur’an hanya
sebatas tilawah (membacanya). Atau kalaupun ada yang lebih daripada itu
ialah hubungan tahfizh (menghafalkannya). Ini bukan berarti kita tidak
menganggap penting aktifitas tilawah dan tahfizh Al-Qur’an. Tetapi
masalahnya ini tidaklah cukup. Allah tidak menurunkan Al-Qur’an dengan
maksud sebatas itu. Allah menurunkan Al-Qur’an agar menjadi petunjuk,
pedoman hidup bagi ummat Islam, bahkan segenap umat manusia. Allah
menghendaki agar dengan berpedoman kepada Al-Qur’an ummat manusia
keluar dari kegelapan jahiliyah menuju terangnya hidayah cahaya Islam.
Maka sepatutnya kaum muslimin juga tadabbur (memahami)
dan tathbiq (mengamalkan) Al-Qur’anul Karim.

Tetapi hal di atas tidak terjadi. Malah banyak muslim yang lebih
bangga hidup berpedoman kepada berbagai sumber kebanggaan selain
daripada Al-Qur’an dan Sunnah Nabi. Mereka bangga dengan berbagai
kitab karya manusia. Ada yang lebih bangga dengan kitab warisan nenek
moyangnya yang bukan Islam. Ada yang membanggakan kitab produk
kaum kuffar Eropa. Ada yang membanggakan kitab lokal-tradisional suku
atau bangsanya yang bukan berpedoman kepada Kitabullah. Dan banyak
lagi lainnya. Padahal Allah sudah memperingatkan apa yang bakal terjadi
jika mereka meninggalkan sumber kebanggaan yang berasal dari Allah
dan Sunnah Nabi Muhammad. Berdasarkan penjelasan di atas, dapat
disimpulkan bahwa penyebab kemunduran kaum muslin saat ini terhadap
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, ada empat hal, yakni rasa
pesimis, rendah diri, cepat putus asa, dan jauh dari kitab suci Al-quran dan
As-sunah. Keempat hal ini alangkah baiknya untuk kita hindari bersama,
agar umat muslim dapat kembali meraih masa kejayaannya, dalam hal ini
kejayaan dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Dalam buku karya Wisnu Arya W. yang berjudul Melacak Teori


Einstein dalam Al Qur'an, disebutkan beberapa faktor yang menjadi
penyebab ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) Islam mengalami
kemunduran. Faktor - faktor tersebut, antara lain adalah :

1. Kesadaran orang barat akan arti penting penguasaan ilmu


pengetahuan dan teknologi bagi peningkatan kesejahteraan rakyat
sangat tinggi. Oleh karena itu, orang barat ingin mengambil alih
kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dari umat islam, karena
pada abad ke 9 - abad ke 13 M umat islam dengan menguasai iptek
bisa lebih baik kesejahteraannya dari pada oranga barat, sehingga
mereka berusaha untuk merebut kemajuan iptek dari umat islam.
2. Orang barat yang pada umumnya beragama Nasrani, ingin
menunjukan pula bahwa melalui agama Nasrani merekapun dapat
maju dalam bidang iptek sejajar dengan umat islam. Akan tetapi
dalam perkembangan selanjutnya setelah mereka mendapatkan
kemajuan dalam bidang iptek, mereka justru mulai menjauh dari
agama mereka. Mereka menjadi sekuler. Urusan agama berjalan
sendiri, begitu pula dengan iptek. Mereka mungkin menganggap
bahwa agama Nasrani dengan kitab Injil, justru menjadi penghalang
bagi kemajuan iptek. Mungkin hal ini disebabkan kerena banyak
penemuan-penemuan badu dalam bidang ilmu pengetahuan dan
teknologi yang tidak sesuai dengan ayat-ayat dalam Kitab Injil.
Misalkan tentang terbentuknya alam semesta ini, seperti yang
tertulis dalam Kitab Injil tidak sesuai dengan teori dan kenyataan
yang ada. Peredaran bumi dan planet-planet mengelilingi matahari,
bertentangan dengan teori yang ada dalam Kitab Injil. Ingat ketika
Galileo Galilei mengumumkan teori tentang peredaran bumi dan
planet-planet mengelilingi matahari ditentang oleh gereja, karena
tidak sesuai dengan Bibel. Begitu pula dengan Nicolas Copernicus
mengumumkan teori tentang “heliocentris”, yaitu bumi berputar
mengelilingi matahari dan matahari sebagai pusat peredaran, juga
ditentang oleh gereja. Kedua ilmuan tersebut akhirnya dihukum
mati oleh gereja. Alhamdulillah, hal ini tidak terjadi dalam agama
Islam, karena Al Qur’an selalu sesuai dengan kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi ! bahkan Al Qur’an bisa menjadi sumber
ilmu pengetahuan dan teknologi. Bukankah Al Qur’an diciptakan
oleh yang menciptakan alam semesta ini? jadi selalu akan sesuai !
3. Orang-orang barat yang berjiwa petualang berusaha menemukan
“benua” baru, sehinggga mereka berusaha berlayar denan route
yang tidak lazim, seperti yang dilakukan oleh Amerigo Vespuci dan
Columbus pada tahun 1492 ke benua Amerika. Vasco de Gama
pada tahun 1407 berlayar ke Tanjung Pengaharapan. James Cook
pada tahun 1770 pergi berlayar ke Australia dan New Zealand serta
kepulauan Pasifik. Penemuan-penemuan benua baru tersebut ikut
mempengaruhi route perdagangan yang berdampak terhadap
negara-negara Islam pada waktu itu. Route perdagangan yang
semula Syria dan Mesir ramai dikunjungi pedagang-pedagang dari
India dan dari Eropa, setelah penemuan route (benua) baru, Mesir
dan Syria jadi sepi yang mengakibatkan sumber pendapatan negeri-
negeri Islam jadi berkurang banyak.
4. Orang-orang barat sengaja menghancurkan observatorium Islam
yang didirikan oleh Taqi Al Din di Konstantinopel pada tahun 1580,
menjadikan Islam kehilangan sumber pengetahuan dan pengamatan
bintang (astronomi) yang sudah sangat maju pada masa itu.
Ironisnya, pada waktu yang sama sekitar tahun 1580 juga, orang
barat baru pertama kali membangun observatoriumnya oleh Tycho
Brace. Perlu dicatat bahwa Islam telah memiliki observatorium
pertama kali yang dibangun pada tahun 500-an M di Ulugh Beg
(Samarkand). Jadi orang islam sudah lebih dahulu maju 1000 tahun
dari orang barat dalam hal pengerahuan tentang astronomi.
5. Perjanjian perdagangan antara Sultan Sulaiman I (dinasti Utsmani)
dari Turki dan Inggris, yang pada mulanya untuk meringankan
Turki mengimport barang-barang dari Inggris dan negara-negara
Eropa lainnya, tapi lama-kelamaan ekonomi Turki banyak
tergantung pada ekonomi Eropa. Terlebih lagi dengan adanya
revolusi industri di Inggris dan di negara-negara Eropa lainnya,
produk barang jadi dari Eropa makin membanjiri negara-negara
islam dan keadaan ini juga makin mempengaruhi ekonomi negara-
negara islam lainnya.
6. Ketergantungan negara-negara islam terhadap ekonomi Eropa lama
kelamaan menjadi suatu bentuk ketergantungan dalam bidang
pemerintahan. Inilah awal mula pemerintahan kolonialisme barat
terhadap negara-negara islam. Akibat kolonialisme barat, maka
negara-negara islam yang pada mulanya bersatu dari Maroko
sampai ke Pakistan, kemudian terpecah belah menjadi negara-
negara kecil berdasarkan feodalisme, kesultanan , kerajaan dan
keemiratan yang antara satu dengan lainnya saling bersaing, bahkan
sampai bermusuhan. Politik pecah belah, devide et impera, telah
melumpuhkan kejayaan islam pada masa lalu.
7. Akibat kolonialisme negara-negara islam yang semula
menggunakan bahasa Arab sebagai bahasa nasionalnya, mulai
terdesak oleh bahasa penjajah. Keadaan ini sedikit banyak telah
menjauhkan mereka dari Al Qur’an, padahal Al Qur’an adalah juga
sumber ilmu pengetahuan dan teknologi.
8. Akibat kolonialisme stabilitas politik dan kemakmuran ekonomi
negara-negara islam mulai menurun, padahal stabilitas politik dan
kemakmuran merupakan akar bagi berkembangnya ilmu
pengetahuan dan teknologi. Hal ini lebih diperpapah lagi dengan
munculnya kapitalisme barat.

Faktor-faktor diatas menjadi penyebab utama islam mulai


tertinggal dari orang-orang barat dalam bidang ilmu pengetahuan dan
teknologi. Di samping itu, ada gejala umat islam mulai
mengenyampingkan ilmu kealaman yang justru sebenarnya banyak
tersurat dan tersirat di dalam Al Qur’an melalui ayat-ayat Kauniyyah.
Padahal orang-orang barat mulai bersemangat mempelajari dan meneliti
ilmu kealaman yang mendasari kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Oleh karena itu, dengan paparan di atas diharapkan dapat menggugah
semangat para intelektual muda islam untuk bisa bangkit untu merebut
kembali ilmu pengetahuan dan teknologi yang dulu pernah menjadi
kebanggan umat Islam.

D. Upaya-Upaya Kebangkitan Kembali Umat Islam dalam IPTEKS


Kebangkitan Islam pada dasarnya telah dijanjikan oleh Allah
dalam QS An-Nur ayat 55
‫ض‬ِ ‫اْل َ ْر‬ ِ ‫َو ع َ د َ َّللاَّ ُ ا ل َّ ذِ ي َن آ َم ن ُ وا ِم ن ْ ك ُ مْ َو ع َ ِم ل ُ وا ال صَّ ا ل ِ َح ا‬
ْ ‫ت ل َ ي َ سْ ت َ ْخ ل ِ ف َ ن َّ هُ مْ ف ِ ي‬
ْ ‫ف ا ل َّ ذِ ي َن ِم ْن ق َ ب ْ ل ِ ِه مْ َو ل َ ي ُ َم ك ِِّ ن َ َّن ل َ هُ مْ ِد ي ن َ هُ م ُ ا ل َّ ذِ ي‬
ْ‫ار ت َ ضَ ٰى ل َ هُ مْ َو ل َ ي ُ ب َ د ِ ِّ ل َ ن َّ هُ م‬ َ َ ‫ك َ َم ا ا سْ ت َ ْخ ل‬
َ ِ‫خ ْو ف ِ ِه ْم أ َ ْم ن ً ا ۚ ي َ ع ْ ب ُد ُو ن َ ن ِ ي ََل ي ُ شْ ِر ك ُ و َن ب ِ ي ش َ ي ْ ئ ً ا ۚ َو َم ْن ك َ ف َ َر ب َ ع ْ د َ ذ ٰ َ ل‬
‫ك‬ َ ‫ِم ْن ب َ ع ْ ِد‬
‫س ق ُ ون‬ َ ِ ‫ف َ أ ُو لٰ َ ئ‬
ِ ‫ك ه ُ م ُ ال ْ ف َ ا‬
“Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di
antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa Dia
sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa dimuka bumi,
sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka
berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang
telah diridhai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan menukar
(keadaan) mereka, sesudah mereka dalam ketakutan menjadi aman
sentausa. Mereka tetap menyembahku-Ku dengan tiada mempersekutukan
sesuatu apapun dengan Aku. Dan barangsiapa yang (tetap) kafir sesudah
(janji) itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik.”.

Juga sebagaimana sabda Rasulullah :

‫تَ ُكونُ النُّب َُّوة ُ فِي ُك ْم َما شَا َء هللاُ أ َ ْن ت َ ُكونَ ث ُ َّم َي ْرفَعُ َها ِإذَا شَا َء أ َ ْن َي ْرفَ َع َها ث ُ َّم تَ ُكونُ ِخالَفَةٌ َعلَى‬
‫ِم ْن َهاجِ ال ُّنب َُّوةِ فَتَ ُكونُ َما شَا َء هللاُ أ َ ْن ت َ ُكونَ ث ُ َّم يَ ْرفَعُ َها إِذَا شَا َء هللاُ أَ ْن يَ ْرفَعَ َها ث ُ َّم ت َ ُكونُ ُم ْل ًكا َعاضًّا‬
‫فَيَ ُكونُ َما شَا َء هللاُ أ َ ْن يَ ُكونَ ث ُ َّم يَ ْر َفعُ َها إِذَا شَا َء أ َ ْن يَ ْرفَعَ َها ث ُ َّم ت َ ُكونُ ُم ْل ًكا َجب ِْريَّةً فَت َ ُكونُ َما شَا َء هللاُ أَ ْن‬
َ ‫ت َ ُكونَ ث ُ َّم يَ ْرفَعُ َها إِذَا شَا َء أ َ ْن يَ ْرفَعَ َها ث ُ َّم ت َ ُكونُ ِخالَفَةً َعلَى ِم ْن َهاجِ النُّب َُّوةِ ث ُ َّم‬
َ‫س َكت‬

”Masa kenabian itu berada di tengah-tengah kalian, adanya atas


kehendak Allah, kemudian Allah mengangkatnya apabila Dia
menghendaki untuk mengangkatnya. Selanjutnya adalah masa Khilafah
yang mengikuti jejak kenabian (Khilafah ’ala minhaj an-nubuwwah),
adanya atas kehendak Allah, kemudian Allah mengangkatnya apabila Dia
menghendaki untuk mengangkatnya. Selanjutnya masa kerajaan yang
menggigit (Mulkan ’Adhan), adanya atas kehendak Allah, kemudian Allah
mengangkatnya apabila Dia menghendaki untuk mengangkatnya. Setelah
itu, masa kerajaan yang sombong (Mulkan Jabariyyan), adanya atas
kehendak Allah, kemudian Allah mengangkatnya apabila Dia
menghendaki untuk mengangkatnya. Selanjutnya adalah masa Khilafah
yang mengikuti jejak kenabian (Khilafah ’ala minhaj an-nubuwwah).
Kemudian beliau (Nabi) diam,”(H.R Ahmad). Hadis diatas diriwayatkan
Ahmad, 4/273, dishahihkan oleh Asy-Syaikh Al-Albani dalam Ash-
Shahihah no. 5)
KH Akhmad Kholil Ridwan menyatakan optimismenya bahwa
Islam akan kembali berjaya di muka bumi. Ridwan menyebut saat ini
merupakan momen kebangkitan Islam kembali. ”Seperti janji Allah, 700
tahun pertama Islam berjaya, 700 tahun berikutnya Islam jatuh dan
sekarang tengah mengalami periode 700 tahun ketiga menuju kembalinya
kebangkitan Islam,” ujarnya.
Meskipun saat ini umat Islam banyak ditekan, ujar Ridwan, semua
upaya ini justru semakin memperkuat eksistensi Islam. Ini sesuai janji
Allah yang menyatakan bahwa meskipun begitu hebatnya musuh
menindas Islam namun hal ini bukannya akan melemahkan umat Islam.
”Ibaratnya paku, semakin ditekan, Islam akan semakin menancap dengan
kuat,”ujarnya.

Sementara itu, Luthfi menyatakan sistem khilafah Islamiyah masih


relevan diterapkan pada zaman sekarang ini asal dimodifikasi. Ia
mencontohkan konsep pemerintahan yang dianut Iran yang menjadi
modifikasi antara teokrasi (kekuasaan yang berpusat pada Tuhan) dan
demokrasi (yang berpusat pada masyarakat).

Di Iran, kekuasaan tertinggi tidak dipegang parlemen atau


presiden, melainkan oleh Ayatullah atau Imam, yang juga memiliki
Dewan Ahli dan Dewan Pengawas. Sistem pemerintahan Iran ini, menurut
Luthfi, merupakan tandingan sistem pemerintahan Barat. ”Tak heran kalau
Amerika Serikat sangat takut dengan Iran karena mereka bisa menjadi
tonggak peradaban baru Islam.”

Konsep khilafah Islamiyah, kata Luthfi, mengharuskan hanya ada


satu pemerintahan Islami di dunia dan tidak terpecah-belah berdasarkan
negara atau etnis. ”Untuk mewujudkannya lagi saat ini, sangat sulit,” kata
dia.

Sementara Kholil Ridwan menjelaskan ada tiga upaya konkret


yang bisa dilakukan umat untuk mengembalikan kejayaan Islam di masa
lampau. Yang pertama adalah merapatkan barisan. Allah berfirman dalam
QS Ali Imran ayat 103 yang isinya “Dan berpeganglah kalian semuanya
dengan tali (agama) Allah, dan janganlah kalian bercerai berai.”

Upaya lainnya adalah kembali kepada tradisi keilmuan dalam


agama Islam. Dalam Islam, jelasnya, ada dua jenis ilmu, yaitu ilmu fardhu
‘ain dan fardhu kifayah. Yang masuk golongan ilmu fardhu ‘ain adalah Al-
Quran, hadis, fikih, tauhid, akhlaq, syariah, dan cabang-cabangnya.
Sedangkan yang masuk ilmu fardhu kifayah adalah kedokteran,
matematika, psikologi, dan cabang sains lainnya.

Sementara upaya ketiga adalah dengan mewujudkan sistem yang


berdasarkan syariah Islam.

E. Penutup
Kaum muslimin, pernah memiliki kejayaan di masa lalu. Masa di
mana Islam menjadi trendsenter sebuah peradaban. Peradaban yang
dibangun untuk kesejahteraan umat manusia di muka bumi ini. Masa
kejayaan itu bermula saat Rasulullah mendirikan pemerintahan Islam,
yakni Daulah Khilafah Islamiyah di Madinah. Di masa Khulafa as-
Rasyiddin ini Islam berkembang pesat.

Pada masa pemerintahan dinasti Usmaniyah — di Barat disebut


Ottoman — yang kekuatan militernya berhasil memperluas kekuasaan
hingga ke Eropa, yaitu Wina hingga ke selatan Spanyol dan Perancis.
Kekuatan militer laut Usmaniyah sangat ditakuti Barat saat itu, apalagi
mereka menguasai Laut Tengah.

Kejatuhan Islam ke tangan Barat dimulai pada awal abad ke-18.


Umat Islam mulai merasa tertinggal dalam bidang ilmu pengetahuan dan
teknologi setelah masuknya Napoleon Bonaparte ke Mesir. Saat itu
Napoleon masuk dengan membawa mesin-mesin dan peralatan cetak,
ditambah tenaga ahli.

Dinasti Abbasiyah jatuh setelah kota Baghdad yang menjadi pusat


pemerintahannya diserang oleh bangsa Mongol di bawah pimpinan Hulagu
Khan. Di sisi lain, tradisi keilmuan itu kurang berkembang pada
kekhalifahan Usmaniyah. Tanggal 3 Maret 1924, khilafah Islamiyah resmi
dihapus dari konstitusi Turki. Sejak saat itu tidak ada lagi negara yang
secara konsisten menganut khilafah Islamiyah. Terjadi gerakan
sekularisasi yang dipelopori oleh Kemal At-Taturk, seorang Zionis Turki.
DAFTAR PUSTAKA

Baiquni, A. 1996. Al Qur’an, Ilmu Pengetahuan, dan Teknologi. Yogyakarta : PT


Dana Bhakti Prima Yasa.
Farhana.2000. Peradaban Islam Masa Dinasti Abbasiyah; Kebangkitan dan
Kemajuan. Jakarta : Media ilmu.

Anda mungkin juga menyukai