Anda di halaman 1dari 11

Hambatan Perdagangan antar Negara

Adapun bentuk-bentuk hambatan yang selama ini terjadi di antaranya adalah:

Hambatan Tarif
Tarif adalah suatu nilai tertentu yang dibebankan kepada suatu komoditi luar
negeri tertentu yang akan memasuki suatu negara (komoditi impor ). Tarif sendiri
ditentukan dengan jumlah yang berbeda untuk masing- masing komoditi impor.
suatu kebijakan proteksionis terhadap barang-barang produksi dalam negeri dari ancaman
membanjirnya barang-barang sejenis yang diimpor dari luar negeri. Tarif adalah hambatan
perdagangan yang berupa penetapan pajak atas barang-barang impor atau barang-barang
dagangan yang melintasi daerah pabean (custom area). Sementara itu, barang-barang yang
masuk ke wilayah negara dikenakan bea masuk. Efek kebijakan ini terlihat langsung pada
kenaikan harga barang. Dengan pengenaan bea masuk yang besar, pendapatan negara akan
meningkat sekaligus membatasi permintaan konsumen terhadap produk impor dan mendorong
konsumen menggunakan produk domestik.

Tarif adalah hambatan perdagangan yang berupa penetapan pajak atas barang-barang impor atau
barang-barang yang masuk ke wilayah Negara dan dikenakan bea masuk

Hambatan Quota
Quota termasuk jenis hambatan perdagangan luar negeri yang lazim dan sering
diterapkan oleh suatu negara untuk membatasi masukkan komoditi impor ke
negaranya. Quota sendiri dapat diartikan sebagai tindakan pemerintahan suatu
negara dengan menentukan batas maksimal suatu komoditi impor yang boleh
masuk ke negara tersebut. Seperti halnya tariff, tindakan quota ini tertentu tidak
akan menyenangkan bgi negara pengekspornya. Andonesia sendiri pernah
menghadapi quota impor yang diterapkan oleh system perekonomian amerika.

Hambatan dumping
Meskipun karakteristiknya tidak seperti tariff dan quota, namun dumping sering
menjadi suatu masalah bagi suatu negara dalam proses perdagangan luar
negerinya, seperti yang dialami baru-baru ini dimana industry sepeda Indonesia di
tuduh melakukan politik dumping. Dumping sendiri diartikan sebagai suatu
tindakan dalam menetapkan harga yang lebih murah diluar negeri dibanding
harga didalam negeri untuk produk yang sama

Hambatan embargo / sangsi ekonomi

Sejarah membuktikan bahwa suatu negara yang karena tindakannya dianggap


melanggar hak asasi manusia, melanggar wilayah kekuasaan suatu negara, akan
menerima atau dikenakan sanksi ekonomi oleh negara yang lain (PBB). Akibat dari
hambatan yang terakhir ini biasanya lebih buruk dan meluas bagi masyarakat
yang terkene sanksi ekonomi dari pada akibat yang ditimbulkan oleh hambatan-
hambatan perdagangan lainnya.

1) Hambatan tariff
Tariff adalah suatu nilai tertentu yang dibebankan kepada suatu komoditi luar negeri
tertentu yang akan memasuki suatu negara (komoditi impor ). Tarif sendiri ditentukan
dengan jumlah yang berbeda untuk masing- masing komoditi impor.
2) Hambatan Quota
Quota termasuk jenis hambatan perdagangan luar negeri yang lazim dan sering diterapkan
oleh suatu negara untuk membatasi masukkan komoditi impor ke negaranya. Quota sendiri
dapat diartikan sebagai tindakan pemerintahan suatu negara dengan menentukan batas
maksimal suatu komoditi impor yang boleh masuk ke negara tersebut. Seperti halnya tariff,
tindakan quota ini tertentu tidak akan menyenangkan bgi negara pengekspornya. Andonesia
sendiri pernah menghadapi quota impor yang diterapkan oleh system perekonomian
amerika.
3) Hambatan dumping
Meskipun karakteristiknya tidak seperti tariff dan quota, namun dumping sering menjadi
suatu masalah bagi suatu negara dalam proses perdagangan luar negerinya, seperti yang
dialami baru-baru ini dimana industry sepeda Indonesia di tuduh melakukan politik
dumping. Dumping sendiri diartikan sebagai suatu tindakan dalam menetapkan harga yang
lebih murah diluar negeri dibanding harga didalam negeri untuk produk yang sama.
4) Hambatan embargo / sangsi ekonomi
Sejarah membuktikan bahwa suatu negara yang karena tindakannya dianggap melanggar hak
asasi manusia, melanggar wilayah kekuasaan suatu negara, akan menerima atau dikenakan
sanksi ekonomi oleh negara yang lain (PBB). Akibat dari hambatan yang terakhir ini biasanya
lebih buruk dan meluas bagi masyarakat yang terkene sanksi ekonomi dari pada akibat yang
ditimbulkan oleh hambatan-hambatan perdagangan lainnya.
Dengan demikian pemerintah menerapkan kebijaksanaan hambatan perdagangan
diantaranya adalah
-Tarif dan quota disamping untuk meningkatkan pendapatan negara dari sector luar negeri,
dipergunakan untuk lebih menyeimbangkan keadan neraca pembayaran yang masih deficit.
Tariff dan quota juga diterapkan untuk melindungi industry dalam negeri yang masih dalam
taraf berkembang, dari serangan komoditi-komoditi asing yang telah lebih dahulu. Selain itu
tariff dan quota juga diterapkan untuk mempertahankan tingkat kemakmuran yang telah
dirasakan dan dinikmati oleh masyarakat suatu negara.
-Dumping dipergunakan untuk memacu 0perkembangan ekspor lewat kena8ikan
permintaan dikarenakan harga yang murah tersebut.
-Sanksi ekonomi diterapkan lebih dikarenakan untuk menyelesaikan masalah-masalah yang
berkaitan dengan ham,politik,terorisme dan keamanan internasional.

Hambatan Perdagangan Internasional


Dalam kegiatan perdagangan internasional (antar negara) sering kali suatu negara mengalami
hambatan. Hambatan perdagangan internasional adalah regulasi atau peraturan pemerintah
yang membatasi perdagangan bebas. Berikut ini beberapa hambatan yang sering muncul dalam
perdagangan internasional, antara lain :

1.1. Perbedaan Mata Uang Antarnegara


Mata uang yang berlaku di setiap negara berbeda-beda. Negara yang melakukan kegiatan
ekspor, biasanya meminta kepada negara pengimpor untuk membayar dengan menggunakan
mata uang negara pengekspor. Pembayarannya tentunya akan berkaitan dengan nilai uang itu
sendiri. Padahal nilai uang setiap negara berbeda-beda. Apabila nilai mata uang negara
pengekspor lebih tinggi daripada nilai mata uang negara pengimpor, maka dapat menambah
pengeluaran bagi negara pengimpor. Dengan demikian, agar kedua negara diuntungkan dan
lebih mudah proses perdagangannya perlu adanya penetapan mata uang sebagai standar
internasional.

1.2. Kualitas Sumber Daya yang Rendah


Rendahnya kualitas tenaga kerja dapat menghambat perdagangan internasional, karena jika
sumber daya manusianya rendah, maka kualitas dari hasil produksi (produk) akan rendah pula.
Suatu negara yang memiliki kualitas produk rendah akan sulit bersaing dengan barang – barang
yang dihasilkan oleh negara lain yang kualitasnya lebih baik. Hal ini tentunya menjadi
penghambat bagi negara yang bersangkutan untuk melakukan perdagangan internasional.

1.3. Pembayaran Antarnegara Sulit dan Risikonya Besar


Pada saat melakukan kegiatan perdagangan internasional, negara pengimpor akan mengalami
kesulitan dalam hal pembayaran. Apabila pembayarnya dilakukan secara tunai maka negara
pengimpor akan mengalami kesulitan dan resiko yang tinggi, seperti perampokan. Oleh karena
itu, negara pengekspor tidak mau menerima pembayaran secara tunai tetapi melalui kliring
internasional atau telegraphic transfer atau menggunakan L/C.

1.4. Adanya Kebijaksanaan Impor dari Suatu Negara


Setiap negara tentunya akan selalu melindungi hasil produksinya sendiri. Mereka tidak ingin
hasil produksinya tersaingi oleh hasil produksi dari luar negeri. Oleh karena itu, setiap negara
akan memberlakukan kebijakan untuk melindungi barang-barang dalam negeri. Salah satunya
dengan menetapkan tarif impor.
Apabila tarif impor tinggi maka produk impor tersebut akan menjadi lebih mahal daripada
peoduk dalam negeri sehingga mengakibatkan masyarakat menjadi kurang tertarik untuk
membeli produk impor. Hal itu akan menjadi penghambat bagi negara lain untuk melakukan
perdagangan.
1.5. Terjadinya Perang
Terjadinya perang dapat menyebabkan hubungan antarnegara terputus. Selain itu, kondisi
perekonomian negara yang sedang berperang tersebut juga akan mengalami kelesuan. Hal ini
dapat menyebabkan perdagangan antarnegara akan terhambat.

1.6. Adanya Organisasi – Organisasi Ekonomi Regional


Biasanya dalam satu wilayah regional terdapat organisasi – organisasi ekonomi. Tujuan
organisasi – organisasi tersebut adalah untuk memajukan perekonomian negara – negara
anggotanya. Kebijakan serta peraturan yang dikeluarkannya pun hanya untuk kepentingan
negara – negara anggota saja. Sebuah organisasi ekonomi regional akan mengeluarkan
peraturan ekspor dan impor yang khusus untuk negara anggotanya. Akibatnya apabila ada
negara di luar anggota organisasi tersebut melakukan perdagangan dengan negara anggota
akan mengalami kesulitan.

§ Bentuk – bentuk hambatan perdagangan yang muncul akibat adanya kebijakan ekspor-impor,
antara lain:

1.1. Tarif atau bea cukai


Tarif adalah pembebanan pajak (custom duties) terhadap barang-barang yang melewati batas
kenegaraan. Tarif dapat digolongkan menjadi beberapa bagian, antara lain :
Tarif adalah
§ Bea ekspor : pajak atau bea yang dikenakan terhadap produk yang diangkut menuju negara
lain.
§ Bea transit : pajak yang dikenakan terhadap produk yang melalui wilayah negara lain dengan
ketentuan bahwa negara tersebut bukan merupakan tujuan akhir dari pengiriman.
§ Bea impor : pajak yang dikenakan terhadap produk yang masuk dalam suatu negara dengan
ketentuan negara tersebut adalah merupakan tujuan akhir dari pengiriman produk.
§ Uang jaminan impor : persyaratan bagi importir suatu produk untuk membayar kepada
pemerintah sejumlah uang tertentu pada saat kedatangan produk di pasar domestik sebelum
penjualan dilakukan.

Adapun pengaruh dari adanya pengenaan tarif terhadap komoditi import adalah sebagai
berikut :
o Tidak adanya tarif menjadikan komoditi impor yang masuk ke Indonesia menjadi bertambah
banyak sehingga harganya turun (menjadi lebih murah), akibatnya masyarakat lebih menyukai
produk tersebut. Hal ini berakibat pada komoditi dalam negeri di mana, sumbangan komoditi
menjadi turun.
o Kebijaksanaan tarif menjadikan keadaan pada kesimpulan pertama menjadi lebih baik, hal
ini dibuktikan dengan naiknya produksi nasional yang dipergunakan menjadi lebih besar.

1.2. Kuota Impor


Kuota membatasi banyaknya unit yang dapat diimpor. Tujuannya adalah untuk membatasi
jumlah barang tersebut di pasar dan menaikkan harga produknya. Quota termasuk jenis
hambatan perdagangan luar negeri yang lazim dan sering diterapkan oleh suatu negara untuk
membatasi masuknya komoditi impor ke negaranya. Quota sendiri dapat diartikan sebagai
tindakan pemerintah suatu negara dengan menentukan batas maksimal suatu komoditi impor
yang boleh masuk ke negara tersebut. Seperti halnya tarif, tindakan quota ini tertentu tidak
akan menyenangkan bagi negara pengekspornya. Indonesia sendiri pernah menghadapi quota
impor yang diterapkan oleh system perekonomian Amerika.

1.3. Subsidi
Subsidi adalah bantuan pemerintah untuk produsen lokal. Subsidi dihasilkan dari pajak yang
dipungut pemerintah dari rakyat.
1.4. Exchage Control
Biasanya negara – negara yang menggunakan control devisa adalah mereka yang ekonomi
lemah. Control ini memungkinkan negara – negara yang ekonominya lebih stabil membatasi
jumlah volatilitas nilai tukar mata uang yang masuk / keluar.

1.5. State Trading Operasion


State Trading Operasion adalah pemerintah dalam perdagangan melakukan kegiatan ekspor.

1.6. Peraturan anti-dumping


Politik Dumping adalah menjual suatu barang yang nilainya lebih tinggi dari harga beli, baik
dijual di luar negeri maupun dalam negeri tetap mendapat untung. Adapun beberapa motif dari
Politik Dumping, yaitu antara lain:
§ Barang-barang yang diminati oeh negara asal, supaya dapat terjual di luar negeri.
§ Memperkenalkan suatu produk dalam negeri ke negara lain.
§ Berebut pasar luar negeri.

1.7. Hambatan embargo/sanksi ekonomi


Sejarah membuktikan bahwa suatu negara yang karena tindakannya dianggap melanggar hak
asasi manusia, melanggar wilayah kekuasaan suatu negara, akan menerima/dikenakan sanksi
ekonomi oleh Negara yang lain (PBB). Akibat dari hambatan yang terakhir ini biasanya lebih
buruk dan meluas bagi masyarakat yang terkena sanksi ekonomi dari pada akibat yang
ditimbulkan oleh hambatan-hambatan perdagangan lainnya.
Hambatan – hambatan perdagangan tersebut diatas, dapat mengurangi efisiensi
ekonomi. Pihak yang diuntungkan dari adanya hambatan perdagangan internasional adalah
produsen dan pemerintah. Produsen mendapatkan proteksi dari hambatan perdagangan,
sementara pemerintah mendapatkan penghasilan dari bea – bea.
Argumen untuk hambatan perdagangan antara lain perlindungan terhadap industri dan tenaga
kerja lokal. Dengan tiadanya hambatan perdagangan, harga produk dan jasa dari luar negeri
akan menurun dan permintaan untuk produk dan jasa lokal akan berkurang. Hal ini akan
menyebabkan matinya industri lokal perlahan-lahan. Alasan lain yaitu untuk
melindungi konsumen dari produk-produk yang dirasa tidak patut dikonsumsi, contoh: produk –
produk yang telah diubah secara genetika. Di Indonesia, hambatan perdagangan banyak
digunakan untuk membatasi impor pertanian dari luar negeri untuk melindungi petani dari
anjloknya harga lokal.
Setiap Negara mengharuskan perdagangan negaranya dan Negara lain dapat terlaksana

dengan lancar dan juga saling menguntungkan, namun seringkali Negara-negara tersebut

memiliki suatu kebijakan dalam sektor perdagangan luar negeri, ini dapat menimbulkan

hambatan-hambatan dalam proses transaksi perdagangan luar negeri.

Adapun hambatan-hambatan sering terjadi dalam perdagangan internasional, antara lain :

1. Hambatan Tarif

Tarif adalah hambatan perdagangan yang berupa penetapan pajak atas barang-barang
impor atau barang-barang yang masuk ke wilayah Negara atau melewati batas
wilayah. Kenegaraan. Sementara itu, barang-barang yang masuk ke wilayah negara
dikenakan bea masuk. Efek dari kebijakan ini terlihat langsung pada kenaikan harga
barang. Dengan pengenaan bea masuk yang besar, pendapatan negara akan
meningkat sekaligus membatasi permintaan konsumen terhadap produk impor dan
mendorong konsumen menggunakan produk domestik. Hal itu akan menjadi
penghambat bagi negara lain untuk melakukan perdagangan.

2. Hambatan Kuota

Kuota adalah salah satu hambatan perdagangan luar negeri yang sering digunakan

oleh suatu Negara untuk membatasi masuknya jumlah unit barang yang diimpor ke

negaranya.ini merupakan tindakan pemerintah suatu Negara dengan menentukan

batas maksimal unit barang yang diimpor yang boleh masuk ke negara tersebut. Di

Indonesia pernah menghadapi kuota impor yang salah satu negaranya diterapkan oleh

system perekonomian Negara Amerika.


3. Hambatan Dumping

Dumping merupakan suatu kebijakan Negara atau perusahaan untuk menjual suatu

produk dan menetapkan harga yang lebih murah diluar negeri dibandingkan harga

jual produk didalam negeri itu sendiri untuk produk yang sama. Ini merupakan suatu

bentuk diskriminasi harga internasional yang dilakukan sebuah Negara pengekspor

atau perusahaan, yang menjual produknya dengan harga yang lebih rendah dipasar

luar negeri dibandingkan di pasar dalam negeri itu sendiri, yang tujuannya untuk

memperoleh keuntungan atas produk ekspor tersebut. Praktik dari dumping itu sendiri

dinilai tidak adil karena dapat merusak pasar dan merugikan pesaing dinegara

pengimport.

Hambatan dumping

Meskipun karakteristiknya tidak seperti tariff dan quota, namun

dumping sering menjadi suatu masalah bagi suatu negara dalam proses

perdagangan luar negerinya, seperti yang dialami baru-baru ini dimana

industry sepeda Indonesia di tuduh melakukan politik dumping.

Dumping sendiri diartikan sebagai suatu tindakan dalam menetapkan

harga yang lebih murah diluar negeri dibanding harga didalam negeri
untuk produk yang sama

Anda mungkin juga menyukai