Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH KINETIKA KIMIA

KINETIKA KIMIA DAN KECEPATAN REAKSI

Ditulis oleh:

Nama : Anggi Sawitri Vebriana ( 06101181722006)

Dosen : Dr. Effendi Nawawi, MSi

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2019
A. Latar Belakang
Kinetika kimia merupakan salah satu cabang ilmu kimia fisika yang mempelajari laju
reaksi. Laju reaksi berhubungan dengan pembahasan seberapa cepat atau lambar reaksi
berlagsung. Sebagai contoh seberapa cepat reaksi pemusnahan ozon di atmosfer bumi, seberapa
cepat reaksi suatu enzim dalam tubuh berlangsung dan sebagainya. Dalam makalah ini
menjelaskan mengenai konsep – konsep kinetika kimia tersebut.. Kinetika kimia juga membahas
tentang konsep – konsep kinetika seperti : hukum laju,orde reaksi,tetapan kelajuan, kemolekulan ,
dan faktor yang menyebabkan laju reaksi. Dalam makalah ini juga menjelaskan persamaan laju
reaksi,persamaan laju reaksi adalah persamaan matematika yang dipegunakan dalam kinetika
kimia yang menghubungkan antara laju reaksi dengan konsentrasi reaktan.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan kinetika kimia ?
2. Bagaimana penetapan hukum-hukum laju atau tetapan laju ?
3. Apa yang dimaksud dengan orde reaksi ?
4. Bagaimana menetukan orde reaksi ?
5. Apa saja macam-macam orde reaksi?
6. Apa saja faktor yang mempengaruhi laju reaksi ?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan kinetika kimia.
2. Untuk mengetahui bagaimana penetapan hukum-hukum laju atau tetapan laju.
3. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan orde reaksi.
4. Untuk mengetahui bagaimana menentukan orde reaksi.
5. Untuk mengetahui berbagai macam orde reaksi.
6. Untuk mengetahui apa saja yang mempengaruhi laju reaksi.
D. Pembahasan

1. Definisi Kinetika Kimia


Kinetika kimia adalah suatu ilmu yang membahas tentang laju (kecepatan) dan
mekanisme reaksi. Berdasarkan penelitian yang mula – mula dilakukan oleh Wilhelmy terhadap
kecepatan inversi sukrosa, ternyata kecepatan reaksi berbanding lurus dengan konsentrasi /
tekanan zat – zat yang bereaksi. Laju reaksi dinyatakan sebagai perubahan konsentrasi atau
tekanan dari produk atau reaktan terhadap waktu.
Berdasarkan jumlah molekul yang bereaksi, reaksi terdiri atas :

 Reaksi unimolekular : hanya 1 mol reaktan yang bereaksi.

Contoh : N2O5 → N2O4 + ½ O2

 Reaksi bimolekular : ada 2 mol reaktan yang bereaksi.

Contoh : 2HI → H2 + I2

 Reaksi termolekular : ada 3 mol reaktan yang bereaksi.

Contoh : 2NO + O2 → 2NO2

Berdasarkan banyaknya fasa yang terlibat, reaksi terbagi menjadi :

a. Reaksi homogen : hanya terdapat satu fasa dalam reaksi (gas atau larutan)

b. Reaksi heterogen : terdapat lebih dari satu fasa dalam reaksi

Secara kuantitatif, kecepatan reaksi kimia ditentukan oleh orde reaksi, yaitu jumlah dari eksponen
konsentrasi pada persamaan kecepatan reaksi.

2. Definisi Laju Reaksi


Laju reaksi didefinisikan sebagai perubahan konsentrasi reaktan atau produk per satuan
waktu. Satuan laju reaksi adalah M/s (Molar per detik). Sebagaimana yang kita ketahui, reaksi
kimia berlangsung dari arah reaktan menuju produk. Ini berarti, selama reaksi kimia berlangsung,
reaktan digunakan (dikonsumsi) bersamaan dengan pembentukan sejumlah produk. Dengan
demikian, laju reaksi dapat dikaji dari sisi pengurangan konsentrasi reaktan maupun peningkatan
konsentrasi produk.
Secara umum, laju reaksi dapat dinyatakan dalam persamaan sederhana berikut :

A  B

Laju reaksi = – ∆ [A] / ∆ t atau laju reaksi = + ∆ [B] / ∆ t

Keterangan :

 Tanda – (negatif) menunjukkan pengurangan konsentrasi reaktan


 Tanda + (positif) menunjukkan peningkatan konsentrasi produk

Laju reaksi berhubungan erat dengan koefisien reaksi. Untuk reaksi kimia dengan
koefisien reaksi yang bervariasi, laju reaksi harus disesuaikan dengan koefisien reaksi masing-
masing spesi. Sebagai contoh, dalam reaksi 2A  B, terlihat bahwa dua mol A dikonsumsi untuk
menghasilkan satu mol B. Hal ini menandakan bahwa laju konsumsi spesi A adalah dua kali laju
pembentukan spesi B. Dengan demikian, laju reaksi dapat dinyatakan dalam persamaan berikut :

laju reaksi = – 1 ∆ [A] / 2.∆ t atau laju reaksi = + ∆ [B] / ∆ t

Secara umum, untuk reaksi kimia dengan persamaan reaksi di bawah ini,

aA + bB  cC + dD

Laju reaksi masing-masing spesi adalah sebagai berikut :

Laju reaksi = – 1 ∆ [A] / a.∆ t

= – 1 ∆ [B] / b.∆ t

= + 1 ∆ [C] / c.∆ t

= + 1 ∆ [D] / d.∆ t

Laju suatu reaksi kimia sangat dipengaruhi oleh besarnya konsentrasi reaktan yang
digunakan dalam reaksi. Semakin besar konsentrasi reaktan yang digunakan, laju reaksi akan
meningkat. Di samping itu, laju reaksi juga dipengaruhi oleh nilai konstanta laju reaksi (k).
Konstanta laju reaksi (k) adalah perbandingan antara laju reaksi dengan konsentrasi reaktan. Nilai
k akan semakin besar jika reaksi berlangsung cepat, walaupun dengan konsentrasi reaktan dalam
jumlah kecil. Nilai k hanya dapat diperoleh melalui analisis data eksperimen, tidak berdasarkan
stoikiometri maupun koefisien reaksi. (Ngatin, A., dkk.1996.)

3 Penetapan Hukum-Hukum Laju Atau Tetapan Laju


Suatu persamaan yang memberikan hubungan antara laju reaksi dengan konsentrasi
pereaksi disebut persaman laju atau hukum laju. Tetapan kesebandingan k dirujuk sebagai tetapan
laju untuk suatu reaksi tertentu. Karena konsentrasi pereaksi berkurang dengan berlangsungnya
reaksi. Tetapi tetapan laju k tetap tak berubah sepanjang perjalanan reaksi. Jadi laju reaksi
memberikan suatu ukuran yang memudahkan bagi kecepatan reaksi. Makin cepat reaksi makin
besar harga k, makin lambat reaksi, makin kecil harga k itu.
Laju atau kecepatan reaksi adalah perubahan konsentrasi pereaksi atupun produk dalam
satuan waktu. Laju suatu reaksi dapat dinyatakan sebagai laju berkurangnya konsentrasi suatu
pereaksi atau laju bertambahnya konsentrasi suatu produk. Konsentrasi biasanya dinyatakan
dalam mol per liter, tetapi untuk reaksi fase gas, satuan tekanan atmosfer, millimeter merkurium,
atau pascal, dapat digunakan sebagai ganti konsentrasi.

4 Orde Reaksi
Orde suatu reaksi ialah jumlah semua eksponen (dari konsentrasi dalam persamaan laju.
Orde reaksi juga menyatakan besarnya pengaruh konsentrasi reaktan (pereaksi) terhadap laju
reaksi. Jika laju suatu reaksi berbanding lurus dengan pangkat satu konsentrasi dari hanya satu
pereaksi.
Laju = k [A]

Maka reaksi itu dikatakan sebagai reaksi orde pertama. Penguraian N2O5 merupakan
suatu contoh reaksi orde pertama. Jika laju reaksi itu berbanding lurus dengan pangkat dua suatu
pereaksi, atau berbanding lurus dengan pangkat satu konsentrasi dari dua pereaksi.

Laju = k[A]2

Laju = k [A][B]

Maka reaksi itu disebut reaksi orde kedua. Dapat juga disebut orde terhadap masing-
masing pereaksi. Misalnya dalam persamaan terakhir itu adalah orde pertama dalam A dan orde
dalam B, atau orde kedua secara keseluruhan. Suatu reaksi dapat berorde ketiga atau mungkin
lebih tinggi lagi, tetapi hal-hal semacam itu sangat jarang. Dalam reaksi yang rumit, laju itu
mungkin berorde pecahan, misalnya orde pertama dalam A dan orde 0,5 dalam B atau berorde
1,5 secara keseluruhan.

Suatu reaksi dapat tak tergantung pada konsentrasi suatu pereaksi. Perhatikan reaksi
umum, yang ternyata berorde pertama dalam A. Jika kenaikan konsentrasi B tidak menaikkan
laju reaksi, maka reaksi itu disebut orde nol terhadap B. Ini bisa diungkapkan sebagai :

Laju = k[A][B]0 = k[A]

Orde suatu reaksi tak dapat diperoleh dari koefisien pereaksi dalam persamaan
berimbangnya. Dalam penguraian N2O5 dan NO2, koefisien untuk pereaksi dalam masing-masing
persamaan berimbang adalah 2 tetapi reaksi pertama bersifat orde pertama dalam N2O5 dan yang
kedua berorde kedua dalam NO2. Seperti dilukiskan oleh contoh.

5 Menentukan Orde Reaksi


Jika tahap reaksi dapat diamati, orde adalah koefisien pada tahap reaksi yang berjalan
lambat. Contoh : reaksi 4HBr + O2  2H2O + 2Br2
Berlangsung dalam tahapan sebagai berikut :

HBr + O2  HBr2O (lambat)

HBr + HBr2O  2HBrO (cepat)

2HBr + 2HBrO  2H2O + 2Br2 (cepat)

Maka orde reaksi ditentukan oleh reaksi (1). Persamaan laju reaksi, V = [HBr] [O2]. Orde
reaksi total (lihat koefisien reaksi) = 1 + 1 = 2.

Jika tahap reaksi tidak bisa diamati, orde reaksi ditentukan melalu eksperimen,
konsentrasi salah satu zat tetap dan kosentrasi zat lain berubah.
6 Berbagai Orde Reaksi

1. Reaksi Orde Nol

Gambar 3.9: Grafik yang menyatakan pengaruh perubahan konsentrasi terhadap laju reaksi

Reaksi dikatakan berorde nol terhadap salah satu pereaksinya apabila perubahan
konsentrasi pereaksi tersebut tidak mempengaruhi laju reaksi. Artinya, asalkan terdapat dalam
jumlah tertentu, perubahan konsentrasi pereaksi itu tidak mempengaruhi laju reaksi.

2. Reaksi Orde Satu

Gambar 3.10: Grafik yang menyatakan pengaruh perubahan konsentrasi terhadap laju reaksi

Suatu reaksi dikatakan berorde satu terhadap salah satu pereaksinya jika laju reaksi
berbanding lurus dengan konsentrasi pereaksi itu. Jika konsentrasi pereaksi itu dilipat-tigakan
maka laju reaksi akan menjadi 31 atau 3 kali lebih besar.
3. Reaksi Orde Dua

Gambar 3.11: Grafik yang menyatakan pengaruh perubahan konsentrasi terhadap laju reaksi

Suatu reaksi dikatakan berorde dua terhadap salah satu pereaksi jika laju reaksi
merupakan pangkat dua dari konsentrasi pereaksi itu. Apabila konsentrasi zat itu dilipat-
tigakan, maka laju pereaksi akan menjadi 32 atau 9 kali lebih besar

7 Faktor Yang Mempengaruhi Laju Reaksi


a. Sifat dasar pereaksi
Zat-zat berbeda dalam mengalami perubahan kimia. Molekul hidrogen dan flour
bereaksi secara meledak, bahkan dalam temperatur kamar menghasilkan molekul
hidrogen fluorida.
H2(g) + F2(g)  2HF(g) (sangat cepat pada temperatur kamar)

Pada kondisi serupa. Molekul hydrogen dan oksigen bereaksi begitu lambat
sehingga tak nampak sesuatu perubahan kimia.

2H2(g) + O2(g)  2H2O (sangat lambat pada temperatur kamar)

b. Temperatur
Laju suatu reaksi kimia bertambah dengan naiknya temperatur. Biasanya kenaikan
sebesar 1000C akan melipatkan dua atau tiga laju reaksi antara molekul-molekul. Molekul
harus bertumbukan dengan energi yang cukup untuk bereaksi. Makin tinggi suhu, maka
energi kinetik molekul makin tinggi sehingga tumbukan makin sering, laju reaksi makin
tinggi.
Pada beberapa reaksi yang umum, laju reaksi makin besar (waktu reaksi makin
singkat) 2 kali setiap kenaikan suhu 100C, sehingga didapatkan rumus:

Keterangan :
V = laju reaksi pada suhu t
Vo = laju reaksi pada suhu awal
ta = suhu akhir
to = suhu awal
DV = perubahan laju reaksi

c. Penambahan katalis
Katalis adalah zat yang dapat menurunkan energi aktivasi (energi minimum yang
diperlukan agar suatu reaksi kimia dapat berlangsung. Penambahan katalis akan
mempercepat reaksi. Alasan mengapa katalis dapat mempermudah dan mempercepat
reaksi disajikan dalam grafik antara energi potensial terhadap koordinat reaksi dari
persamaan reaksi: A + B→ C

Jika ada reaksi : A + B → C ; pada keadaan awal, yang terdapat pada sistem
reaksi hanyalah pereaksi A dan B. Setelah reaksi berjalan, pereaksi A dan B makin
berkurang dan hasil reaksi C makin bertambah. Laju reaksi dapat diukur dengan
mengukur penambahan konsentrasi C (produk), atau pengurangan konsentrasi A/B
(pereaksi) tiap satuan waktu.
Katalisator adalah zat yang ditambahkan ke dalam suatu reaksi dengan maksud
memperbesar kecepatan reaksi. Katalis terkadang ikut terlibat dalam reaksi tetapi tidak
mengalami perubahan kimiawi yang permanen, dengan kata lain pada akhir reaksi katalis
akan dijumpai kembali dalam bentuk dan jumlah yang sama seperti sebelum reaksi.

Fungsi katalis adalah memperbesar kecepatan reaksinya (mempercepat reaksi)


dengan jalan memperkecil energi pengaktifan suatu reaksi dan dibentuknya tahap-tahap
reaksi yang baru. Dengan menurunnya energi pengaktifan maka pada suhu yang sama
reaksi dapat berlangsung lebih cepat.

Suatu katalis diduga mempengaruhi kecepatan reaksi dengan salah satu jalan:

1. Dengan pembentukan senyawa antara (katalisis homogen)

2. Dengan adsorpsi (katalisis heterogen)

Pembentukan senyawa antara (katalisis homogen). Terdapat banyak contoh reaksi


homogen dalam larutan yang laju reaksinnya ditingkatkan dengan adannya zat katalitik.
Tanpa hadirnya katalis, diperlukan waktu berminggu – minggu untuk menghasilkan etil
asetat dengan rendaman maksimal. Dengan hadirnya katalis asam, rendaman maksimal
dicapai dalam beberapa zat. Sekali lagi, katalis tidak menambah banyaknya etil asetat
yang dapat diperoleh pada kesetimbangan, karena laju reaksi maju dan reaksi balik
ditingkatkan dengan sama banyak.

Adsorpsi. Banyak zat padat yang bertindak sebagai katalis, dapat mengikat cukup
banyak kuantitas gas dan cairan pada permukaan mereka berdasarkan adsorpsi. Dalam
beberapa hal naiknya kereaktifan ini dapat disebabkan oleh naiknya konsentrasi molekul
yang teradsorpsi, mereka berjejalan pada permukaan zat padat sedangkan dalam keadaan
gas, mereka terpisah jauh satu sama lain. Dalam hal – hal lain, gaya tarik antar molekul
zat padat dan molekul zat cair atau gas yang teradsorpsi mengakibatkan molekul yang
teradsorpsi menjadi aktif secara kimia.

Tidak perlunya dalam suatu campuran reaksi yang teradsorpsi dengan kuat dalam
katalis dapat berlaku sebagai penghambat dengan mengurangi luas permukaan yang
tersedia.
d. Pelarut
Banyak reaksi yang terjadi dalam larutan dan melibatkan pelarut. Sifat pelarut
baik terhadap reaktan, hasil intermediate, dan produknya mempengaruhi laju reaksi.
Seperti sifat solvasi pelarut terhadap ion dalam pelarut dan kekuatan interaksi ion dan
pelarut dalam pembentukan counter ion.

e. Konsentrasi
Laju suatu reaksi dapat dinyatakan sebagai laju berkurangnya konsentrasi suatu
pereaksi, atau sebagai laju bertambahnya konsentrasi suatu produk. Konsentrasi
mempengaruhi laju reaksi, karena banyaknya partikel memungkinkan lebih banyak
tumbukan, dan itu membuka peluang semakin banyak tumbukan efektif yang
menghasilkan perubahan.

f. Radiasi elektromagnetik dan Intensitas Cahaya


Radiasi elektromagnetik dan cahaya merupakan salah satu bentuk energi.
Molekul-molekul reaktan dapat menyerap kedua bentuk energi ini sehingga mereka
terpenuhi atau meningkatkan energinya sehingga meningkatkan terjadinya tumbukan
antar molekul.

g. Pengadukan.
Proses pengadukan mempengaruhi kecepatan reaksi yang melibatkan sistem
heterogen. Seperti reaksi yang melibatkan dua fasa yaitu fasa padatan dan fasa cair seperti
melarutkan serbuk besi dalam larutan HCl, dengan pengadukan maka reaksi akan cepat
berjalan. (Alnansyah, M. L., 2018)

E. Kesimpulan

1. Kinetika kimia adalah suatu ilmu yang membahas tentang laju (kecepatan) dan
mekanisme reaksi.
2. Laju reaksi memberikan suatu ukuran yang memudahkan bagi kecepatan reaksi.
Makin cepat reaksi makin besar harga k, makin lambat reaksi, makin kecil harga k itu
3. Orde suatu reaksi ialah jumlah semua eksponen (dari konsentrasi dalam persamaan
laju.
4. Jika tahap reaksi dapat diamati, orde adalah koefisien pada tahap reaksi yang berjalan
lambat. Jika tahap reaksi tidak bisa diamati, orde reaksi ditentukan melalu
eksperimen, kosentrasi salah satu zat tetap dan kosentrasi zat lain berubah.
5. Berbagai orde reaksi adalah orde reaksi nol, satu dan dua.
6. Faktor yang mempengaruhi laju reaksi adalah sifat dasar pereaksi, temperatur,
penambahan katalis, pelarut, konsentrasi, radiasi elektromagnetik dan intensitas
cahaya, dan pengadukan.
7. Aplikasi kinetika reaksi dalam bidang pangan adalah untuk mengukur mutu pada
suatu produk pangan.

.
DAFTAR PUSTAKA

Alnansyah, M. L. 2018. Makalah Kinetika Reaksi kimia. (online).


https://www.scribd.com/document/372538842/Makalah-Kinetika-Reaksi-Kimia. Diakses :
20 Mei 2019
Ngatin, A., dkk.1996. Kimia Fisika. Bandung: Pusat

Anda mungkin juga menyukai