Anda di halaman 1dari 17

TUGAS MATA KUKIAH KEPERAWATAN GERONTIK

“REGULASI KEPERAWATAN“

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Gerontik dengan


Dosen Pengampu Ulfah Agus Sukrillah, S.Kep., Ns., MH

Nama Anggota :Kelmpok 1 3A:

1. Nurhanifah P1337420217002
2. Praditya Kusuma P P1337420217004
3. Nailis Sangadah F P1337420217005
4. Annisa Nurul Safitri P1337420217008
5. Arianto Rizki R P1337420217011
6. Dimas Chandra W P1337420217014
7. Rizka Amalia P1337420217015
8. Widi Tri P P1337420217026
9. Firgi Agesia M P1337420217027
10. Tangkis Putra R P1337420217029
11. Frida Mahardini P1337420217040

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK.INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN SEMARANG
JURUSAN KEPERAWATAN
PRODI KEPERAWATAN.PURWOKERTO
TAHUN PELAJARAN 2019/2020
KATAPENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas
makalah Keperawatan Gerontik yang berjudul “Regulasi Keperawatan”.
Makalah ini dibuat dengan tujuan untuk meningkatkan pengetahuan
mahasiswa tentang Regulasi Keperawatan. Kami berterimakasih kepada Ibu
Ulfah Agus Sukrillah, S.kep., MH. selaku dosen mata kuliah Keperawatan
Gerontik yang telah membimbing kami dalam penyelesaian makalah ini, tidak
lupa kami juga berterimakasih kepada para pihak yang telah terlibat dalam
penyelesaian makalah ini. Penulis menyadari dalam pembuatan makalah ini
masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu kami mohon kritik dan saran
dari pembaca agar dapat melakukan perbaikan untuk pembuatan makalah-
makalah yang akan datang. Kami berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi
para pembaca.

Purwokerto, 21 Agustus 2019


Penulis

DAFTAR ISI

Halaman Judul ......................................................................................................... i


Kata Pengantar ........................................................................................................ ii
Dafta isi ................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 2
C. Tujuan Penulisan .......................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Definisi Regulasi ...........................................................................................
B. Klasifikasi Regulasi .......................................................................................
C. Tujuan Regulasi ..............................................................................................
D. Upaya yang Dapat Mendukung Terciptanya Sistem Regulasi Keperawatan
E. Situasi yang Mendasari Regulasi Keperawatan ............................................
F. Dasar Hukum Dalam Praktik Keperawatan ...................................................
G. Proses Regulasi Keperawatan ........................................................................
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan .....................................................................................................
B. Saran ...............................................................................................................
Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan dunia kesehatan semakin meningkat tajam, seiring dengan
perkembangan regulasi yang saat ini justru memposisikan tenaga kesehatan rentan
terhadap tindak kriminalisasi dalam melaksanakan tugas profesinya. Kondisi
kebijakan rumah sakit memicu diperlukannya sistem manajemen yang efektif guna
mewujudkan derajat kesehatan yang setinggi-tingginya bagi individu atau
masyarakat melalui sumber daya kesehatan. Undang-Undang Nomor 36 Tahun
2014 tentang kesehatan, menurut pasal 27 ayat (1) berbunyi bahwa tenaga
kesehatan berhak mendapatkan imbalan dan pelindungan hukum dalam
melaksanakan tugas sesuai dengan profesinya dan UU No. 38 Tahun 2014 (Siswati,
2013).
Keperawatan adalah salah satu profesi di rumah sakit yang berperan penting
dalam penyelenggaraan upaya menjaga mutu pelayanan kesehatan di rumah sakit.
Pelayanan keperawatan menjamin adanya asuhan keperawatan yang bermutu tinggi
(Aditama, 2010).

Menurut Kepmenkes RI mutu pelayanan kesehatan meliputi kinerja yang


menunjukkan tingkat kesempurnaan pelayanan kesehatan, kinerja adalah
penampilan hasil karya personel baik kuantitas maupun kualitas dalam suatu
organisasi, kinerja yang baik tidak saja yang dapat menimbulkan kepuasan bagi
pasien sesuai dengan kepuasan rata-rata penduduk tetapi juga sesuai dengan
standart dan kode etik profesi yang telah ditetapkan (Muninjaya, 2011). Untuk itu
diperlukan suatu regulasi keperawatan untuk mengatur sejauh mana hak dan
kewajiban yang harus dilaksanakan oleh perawat. Maka dari itu penulis memilih
topik regulasi keperawatan sebagai pembahasan.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan regulasi keperawatan?

2. Apa saja klasifikasi regulasi?

3. Apa tujuan dari regulasi keperawatan?

4. Apa saja upaya yang mendukung terciptanya sistem regulasi keperawatan?

5. Apa saja situasi yang mendasari regulasi?

6. Apa saja dasar hukum dalam praktik keperawatan?

7. Bagaimana proses regulasi keperawatan?

C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan regulasi keperawatan

2. Mengetahui klasifikasi regulasi

3. Mengetahui tujuan dari regulasi keperawatan

4. Mengetahui upaya yang mendukung terciptanya sistem regulasi keperawatan

5. Mengetahui apa saja situasi yang mendasari regulasi


6. Mengetahui apa saja dasar hukum dalam praktik keperawatan

7. Mengetahui bagaimana proses regulasi keperawatan

BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Regulasi Keperawatan


Menurut UU No.38 Th 2014 dalam ketentuan umum pasal 1,
keperawatan adalah kegiatan pemberian asuhan kepada individu, keluarga,
kelompok, atau masyarakat, baik dalam keadaan sakit maupun sehat.
Menurut KBBI (kamus besar bahasa indonesia) Regulasi adalah sebuah
pengaturan dan secara lebih lengkap regulasi merupakan cara untuk
mengendalikan manusia atau masyarakat dengan suatu aturan atau pembatasan
tertentu. Penerapan regulasi bisa dilaksanakan dengan berbagai macam bentuk,
yakni pembatasan hukum yang diberikan oleh pemerintah, regulasi oleh suatu
perusahaan dan sebagainya.

Regulasi keperawatan (regristrasi & praktik keperawatan) adalah


kebijakan atau ketentuan yang mengatur profesi keperawatan dalam
melaksanakan tugas profesinya dan terkait dengan kewajiban dan hak. Beberapa
regulator yang berhubungan dengan perawat dan keperawatan Indonesia.

Regulasi merupakan proses yang terdiri dari registrasi (administrasi dan


kompetensi), lisensi dan serifikasi. Hal ini diperlukan untuk mempertahankan
identitas dan status profesi, menopang, melaksanakan dan membina standar
pendidikan keperawatan dan praktik keperawatan.

Sementara itu, registrasi adalah pencatatan resmi terhadap Perawat yang


telah memiliki Sertifikat Kompetensi atau Sertifikat Profesi dan telah
mempunyai kualifikasi tertentu lainnya serta telah diakui secara hukum untuk
menjalankan Praktik Keperawatan (UU No. 38 Tahun 2014).

B. Klasifikasi Regulasi
Pada masa transisi professional keperawatan di Indonesia, sistem pemberian
izin praktik dan registrasi sudah saatnya segera diwujudkan untuk semua perawat
baik bagi lulusan SPK, akademi, sarjana keperawatan maupun program master
keperawatan dengan lingkup praktik sesuai dengan kompetensi masing-masing.

Pengaturan praktik perawat dilakukan melalui Kepmenkes nomor 1239


tahun 2001 tentang Registrasi dan Praktik Perawat, yaitu setiap perawat yang
melakukan praktik di unit pelayanan kesehatan milik pemerintah maupun swasta
diharuskan memiliki Surat Izin Praktik (SIP) dan Surat Izin Kerja (SIK).
Pengawasan dan pembinaan terhadap praktik pribadi perawat dilakukan secara
berjenjang, mulai dari tingkat Propinsi, Kabupaten sampai ke tingkat puskesmas.
Pengawasan yang telah dilakukan selama ini oleh pemerintah (Dinas Kesehatan
Kabupaten Tanjung Jabung Timur) belum sesuai dengan Keputusan Menteri
Kesehatan nomor 1239 tahun 2001. Berikut ini adalah klasifikasi regulasi :

1. SIP adalah suatu bukti tertulis pemberian kewenangan untuk menjalankan


pekerjaan keperawatan diseluruh wilayah indonesia oleh departemen
kesehatan.

2. SIK adalah bukti tertulis yang diberikan perawat untuk melakukan praktek
keperawatan disarana pelayanan kesehatan.
3. SIPP adalah bukti tertulis yang diberikan kepada perawat untuk menjalankan
praktik perwat perorangan atau bekelompok, Perawat yang memiliki SIPP
dapat melakukan asuhan dalam bentuk kunjungan rumah.

Standar profesi yaitu pedoman yang harus dipergunakan sebagai petunjuk dalam
menjalankan profesi secara baik.

C. Tujuan Regulasi
Menurut Brennan dan Berwick (1996) regulasi diperlukan dengan tujuan:
1. Mencegah biaya yang sangat tinggi
2. Keterbatasan informasi yang dimiliki oleh konsumen
3. Moral hazard
4. Kelangkaan
5. Mencegah monopoli
6. Mengutamakan kesejahteraan/keselamatan publik

Sedangkan tujuan regulasi keperawatan menurut Ros Endah (2013) yaitu:


1. Untuk menciptakan lingkungan pelayanan keperawatan yang berdasarkan
keinginan merawat (caring environment)
2. Pelayanan keperawatan yang diberikannya merupakan pelayanan keperawatan
yang manusiawi serta telah memenuhi standar dan etik profesi.
3. Menjamin bentuk pelayanan keperawatan yang benar, tepat, dan akurat serta
aman bagi pasien.
4. Meningkatkan hubungan kesejawatan (kolegialitas)
5. Mengembangkan jaringan kerja yang bermanfaat bagi pasien dan keluarga,
dalam suatu sistem pelayanan kesehatan.
6. Meningkatkan akuntabilitas profesional dan sosial, dalam satu sistem pelayanan
untuk bekerja sebaik-baiknya, secara benar, dan jujur, dengan rasa tanggung
jawab yang besar untuk setiap tindakan yang dilakukannya.
7. Meningkatkan advokasi terutama bagi pasien dan keluarga, melalui proses
legislasi yang teratur
8. Meningkatkan sistem pencatatan dan pelaporan keperawatan
9. Menjadi landasan untuk pengembangan karir tenaga keperawatan
10.
D. Upaya yang Dapat Mendukung Terciptanya Sistem Regulasi Keperawatan
1. Menetapkan dasar pendidikan terendah untuk mendapatkan pengakuan
sebagai perawat tercatat (SIP)
2. Memberikan berbagai pelatihan dasar tentang hukum dan perundang-
undangan bagi seluruh masyarakat keperawatan
3. Mempercepat diwujudkannya praktik keperawatan profesional diberbagai
jenjang tatanan pelayanan kesehatan

E. Situasi yang Mendasari Regulasi


Beberapa keadaan yang sering menuntut perlunya penerapan sistem
regulasi yang ketat adalah terjadinya hal-hal berikut. (Marquis &
Huston,1998;Rocchiccioli & Tilbury,1998)
1. Pelaksanaan tugas keperawatan diluar batas waktu yang ditentukan
2. Kegagalan memenuhi standar pelayanan keperawatan
3. Mengabaikan bahaya yang mungkin timbul
4. Hubungan langsung antara kegagalan memenuhi standar pelayanan
keperawatan dengan terjadinya bahaya
5. Terjadi kecelakaan/kerusakan yang dialami oleh klien

F. Dasar Hukum dalam Praktik Keperawatan


1. Undang-Undang No. 23 tahun 1992 tentang kesehatan
2. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
:1239/MENKES/SK/XI/2001 tentang Registrasi dan Praktek Perawat (sebagai
revisi dari SK No. 647/MENKES/SK/IV/2000)
3. Undang-Undang No. 38 Tahun 2014 tentang praktik keperawatan
4. BAB I Ketentuan Umum Pasal 1 :
5. BAB III perizinan, Pasal 8, ayat 1, 2, & 3 :
6. Pasal 9, ayat 1
7. Pasal 10
8. Pasal 12
9. Pasal 13
10. Pasal 15
11. Pasal 21
12. Pasal 31

G. Proses Regulasi Keperawatan


1. Registrasi
Registrasi keperawatan dimaksudkan sebagai pencatatan resmi
terhadap perawat yang telah mempunyai kualifikasi dan diakui secara hukum
untuk melakukan tindakan keperawatan. Ada dua macam registrasi yaitu
registrasi awal adalah dilakukan setelah yang bersangkutan selesai/lulus
pendidikan keperawatan, mengikuti uji kompetensi dan dinyatakan lulus uji
kompetensi. Setelah terregistrasi akan memperoleh surat tanda registrasi (STR)
yang dapat diperbaharui kembali setelah 5 tahun yaitu melalui registrasi ulang.
Registrasi ulang dilakukan dengan menggunakan 25 kredit yang diperoleh dari
berbagai kegiatan ilmiah. Keseluruhan proses pencapaian/penilaian kredit
tersebut merupakan kegiatan sertifikasi. STR dikeluarkan oleh Majelis Tenaga
Kesehatan Propinsi (MTKP).
Perizinan praktek perawat tidak lepas dari adanya profesionalisasi
keperawatan dan legislasi. Perawat yang professional bertanggung jawab
berwenang memberikan pelayanan keperawatan kepada masyarakat baik
secara mandiri ataupun berkolaborasi dengan tenaga kesehatan lain. Seorang
perawat tidaklah mudah menjalankan tugasnya tanpa memperoleh beberapa
registrasi, sertifikasi dan surat izin praktik. Setiap perawat yang akan
menjalankan pekerjaan keperawatan wajib memiliki SIP, SIK, dan SIPP.
Registrasi untuk mendapatkan SIP (Surat Izin Perawat)
Perawat wajib mendaftarkan diri pada Dinas Kesehatan Provinsi
untuk mendapatkan SIP sebagai persyaratan pekerjaan keperawatan dan
memperoleh nomor registrasi. Pejabat yang berwenang menerbitkan SIP
adalah Kepala Dinas Kesehatan Provinsi. Registrasi terbagi Dua yaitu
registrasi awal dan registrasi ulang. Registrasi awal dilakukan oleh setiap
perawat setelah yang bersangkutan lulus dari pendidikan keperawatan
sedangkan registrasi ulang diberikan kepada perawat yang sudah bekerja
dan dilakukan setiap 5 tahun.
Kelengkapan Registrasi Sebagai dimana yang dimaksud meliputi :
1) Surat permohonan
2) Foto kopi ijazah pendidikan keperawatan
3) Surat Keterangan sehat dari dokter
4) Pas foto 4x6 sebanyak 2 lembar
5) Biodata
6) Sertifikat Kompetensi
7) Sertifikat Registrasi
Pembuatan SIK (Surat Izin Kerja)
Setelah mendapatkan SIP, perawat baru dapat membuat SIK. Sasaran Izin
Kerja Perawat adalah semua perawat. SIK hanya berlaku pada satu tempat
sarana pelayanan kesehatan. Pejabat yang menerbitkan SIK adalah Kantor
Dinas Kesehatan Kota/Kabupaten.
Kelengkapan permohonan SIK Perawat sebagai berikut :
1) Surat permohonan dengan melampirkan :
2) Fotocopi yang masih berlaku
3) Surat rekomendasi dari Organisasi Profesi (PPNI Kabupaten/Kota)
4) Surat keterangan sehat dari dokter
5) Surat keterangan dari Pimpinan Sarana Pelayanan Kesehatan yang
menyatakan tanggal mulai bekerja.
6) Pas foto ukuran 4x6 sebanyak dua lembar
Penerbitan SIPP
Pembuatan SIPP dengan mengajukan permohonan kepada Kantor Dinas
Kesehatan Kota/Kabupaten setempat. SIPP diterbitkan kepada perawat
yang minimal memiliki pendidkan dasar DIII keperawatan atau memiliki
pendidikan keperawatan dengan kompetensi lebih tinggi. Permohonan
diajukan dengan melampirkan
1) Foto kopi Ijazah pendidikan keperawatan terakhir
2) Surat Pengalaman kerja minimal 3 tahun dari pimpinan sarana
kesehatan tempat bekerja, khusus untuk Ahli Madya Keperawatan
3) Foto kopi SIP yang masih berlaku
4) Rekomendasi dari organisasi profesi PPNI Kabupaten/Kota
5) Surat keterangan sehat dari dokter
6) Pas foto ukuran 4x6 sebanyak dua lembar

SIK dan SIPP berlaku sepanjang SIP belum habis masa berlakunya dan
selanjutnya dapat diperbarui kembali.

Prosedur Perizinan STR


Surat Tanda Registrasi yang disingkat STR adalah bukti tertulis yang
diberikan oleh pemerintah kepada tenaga kesehatan ang telah memiliki
sertifikat kompetensi. dengan STR, maka perawat dapat melakukan aktivitas
pelayanan kesehatanuntuk mendapatkan STR, perawat harus memiliki ijazah
dan sertifikat kompetensi. Dan Ijazah serta sertifikat kompetensi tersebut
diberikan kepada peserta didik setelah dinyatakan lulus ujian program
pendidikan dan uji kompetensi. Ijazah dikeluarkan oleh perguruan tinggi
bidang kesehatan sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan Sertifikat
kompetensi dikeluarkan oleh MTKI.
Sertifikat kompetensi berlaku selama 5 (lima) tahun dan dapat
diperpanjang setiap 5 (lima) tahun.Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 1796/Menkes/Per/Viii/2011 Tentang Registrasi Tenaga
Kesehatan, merupakan pengganti dari Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 161/Menkes/Per/I/2010 Tentang Registrasi Tenaga
Kesehatan. Permenkes tersebut menegaskan bahwa setiap tenaga kesehatan
wajib memiliki Surat Tanda Registrasi (STR) sebelum tenaga kesehatan
tersebut melaksanakan tugas keprofesiannya.
Alur pengurusan STR sesuai dengan kebijakan MTKI terbaru adalah
sebagai berikut :
a. Pengajuan berkas persyaratan STR ke PPNI Provinsi
b. PPNI Provinsi menyerahkan berkas persyaratan STR ke MTKP
c. MTKP menginput data dan menverfikasi
d. MTKP mengirim berupa softcopy data dan pas foto saja ke MTKI.
e. MTKI melakukan verifikasi data ulang (yang berupa softocopy) , setelah
data diverikasi softcopy data siap dicetak, ditempel foto, dan disahkan lalu
dibuat legalisirnya.
f. STR dan dikirim ke MTKP dan STR diambil di MTKP.
Syarat-syarat pengajuan STR :
a. Fotocopy ijazah yang dilegalisir cap basah : sekolah perawat kesehatan/
DIII Keperawatan/ DIV keperawatan/ S1 keperawatan + profesi ners / S2
Keperawatan + ners spesialis
b. Pas Foto 4x6 dengan background merah
c. Untuk Pengajuan STR mulai dari Juni 2013 terkena PNBP sesuai PP.21 .
Setiap orang yang mengurus membayar Rp. 100.000 dan ditransfer ke
rekening Pustanserdik.
d. Khusus untuk pengajuan STR Luar Negeri terbagi menjadi dua:
1) Apabila yang bersangkutan sedang bekerja di Luar negeri, maka
pengurusan STR sbb: Fotocopy ijazah yang dilegalisir cap basah :
sekolah perawat kesehatan/ DIII Keperawatan/ DIV keperawatan/ S1
keperawatan + profesi ners / S2 Keperawatan + ners spesialis.
2) Pas Foto 4x6 dengan background merah
3) Fotocopy passport
4) Surat yang menyatakan bahwa Bapak sedang bekerja di Luar negeri dr
instansi setempat
5) Surat rekomendasi dari Pusrengun BPPSDM Kesehatan Kemenkes RI
(mohon kirim berkas terlebih dahulu ke Pusrengun) dengan alamat:
Jalan. Hang Jebat III Blok F3 Kebayoran Baru Jakarta Selatan.
6) Apabila yang bersangkutan akan bekerja di luar negeri dan tidak butuh
segera STR mohon diajukan ke MTKP setempat. Jika STR
dibutuhkan mendesak maka diperbolehkan mengajukan ke MTKI
dengan persyaratan dan prosedur sesuai dengan nomer 1 di atas.
2. Lisensi
Lisensi keperawatan adalah suatu dokumen legal yang mengijinkan
seorang individu perawat untuk memberikan ketrampilan dan pengetahuan
keperawatan secara spesifik kepada masyarakat dalam suatu juridiksi. Lisensi
merupakan suatu kehormatan dan bukan suatu hak. Semua perawat
seyogyanya mengamankan dengan mengetahui standar yang dapat diterapkan
dalam suatu tatanan praktik keperawatan.
3. Sertifikasi
Sertifikasi keperawatan merupakan pengakuan dan keahlian dalam
area praktik spesialisasi keperawatan tertentu. Dalam legislasi keperawatan
(SK Menkes) yang dimaksud dengan sertifikasi adalah penilaian terhadap
dokumen yang menggambarkan kompetensi perawat yang diperoleh melalui
kegiatan pendidikan dan atau pelatihan maupun kegiatan ilmiah lainnya dalam
bidang keperawatan. Sertifikasi merupakan kegiatan kredensial bagi setiap
tenaga profesional untuk menjamin masyarakat tentang kualifikasi
keperawatan tenaga profesional ini untuk memberikan pelayanan spesifik bagi
konsumen (sistem pasien). ada 3 cara untuk mendapatkan sertifikasi ini yaitu
dilakukan oleh :
1. Organisasi keperawatan profesional, contoh : The American Nurses
Association (ANA)
2. Badan keperawatan di suatu negara bagian atau wilayah sebagai bagian dari
suatu negara. Hal ini merupakan suatu dukungan hukum dari suatu badan
keperawatan wilayah, dan biasanya hanya berlaku untuk melegitimasi praktik
keperawatan seseorang yang berdomisili di wilayah tertentu.
3. Institusi mandiri. Hanya merupakan surat keterangan yang dikeluarkan oleh
suatu agensi untuk mensertifikasikan kemampuan melakukan praktik
keperawatan kekhususan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Regulasi merupakan proses yang terdiri dari registrasi (administrasi dan
kompetensi), lisensi dan serifikasi. Hal ini diperlukan untuk mempertahankan
identitas dan status profesi, menopang, melaksanakan dan membina standar
pendidikan keperawatan dan praktik keperawatan.

Klasifikasi dari regulasi yaitu SIP, SIK, dan SIPP. Registrasi dilakukan
dua kali yaitu registrasi awal untuk memperoleh STR dan registrasi ulang untuk
memperpanjang STR. Untuk mengatur hal-hal tersebut telah ditetapkan dalam
dasar hukum antara lain Undang- Undang No. 38 Tahun 2014 tentang
Keperawatan.

B. Saran
Menurut kami, regulasi keperawatan sangat penting untuk kita
melaksanakan praktik keperawatan sehingga kita harus memahami bagaimana
regulasi keperawatan dan hukum yang mendasarinya.
DAFTAR PUSTAKA
Patriyani, R, E. 2013. Keperawatan Profesional Modul 2 Aspek Hukum Dalam
Praktik Keperawatan Professional Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi
Kesehatan. Pusdiklatnakes, Badan PPSDM Kesehatan Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia No Kode : Keperawatan/Wat 4.05/III/2013
Diakses pada 19 Agustus 2019

Rahajo J. Setiajadji. 2002. Aspek Hukum Pelayanan Kesehatan Edisi 1. Jakarta:EGC.


Diakses pada 19 Agustus 2019
Dermawan, Deden dan Sujono Riyadi .2010. Keperawatan Profesional Edisi 1.
Yogyakarta : Gosyen Publishing. Diakses pada 19 Agustus 2019
Kusnanto .2004. Pengantar Profesi dan Praktek Keperawatan Profesional.Jakarta :
EGC. Diakses pada 19 Agustus 2019

Anda mungkin juga menyukai