Anda di halaman 1dari 13

TUGAS MATA KULIAH GERONTIK

“KONSEP LANSIA”

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Gerontik dengan Dosen Pengampu
Taat Sumedi, S.Kep., Ns., MH

Nama Anggota Kelompok 1 3A:


1. Nurhanifah P1337420217002
2. Praditya Kusuma P P1337420217004
3. Nailis Sangadah F P1337420217005
4. Annisa Nurul Safitri P1337420217008
5. Arianto Rizki R P1337420217011
6. Dimas Chandra W P1337420217014
7. Rizka Amalia P1337420217015
8. Widi Tri P P1337420217026
9. Firgi Agesia M P1337420217027
10. Tangkis Putra R P1337420217029
11. Frida Mahardini P1337420217040

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN SEMARANG
JURUSAN KEPERAWATAN
PRODI DIII KEPERAWATAN PURWOKERTO
TAHUN PELAJARAN 2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah


melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan tugas makalah Keperawatan Gerontik yang berjudul
“Konsep Lansia”. Makalah ini dibuat dengan tujuan untuk meningkatkan
pengetahuan mahasiswa tentang Konsep Lansia. Kami berterimakasih
kepada Bapak Taat Sumedi, S.kep., Ns, MH. selaku dosen mata kuliah
Keperawatan Gerontik yang telah membimbing kami dalam penyelesaian
makalah ini, tidak lupa kami juga berterimakasih kepada para pihak yang
telah terlibat dalam penyelesaian makalah ini. Penulis menyadari dalam
pembuatan makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu kami
mohon kritik dan saran dari pembaca agar dapat melakukan perbaikan untuk
pembuatan makalah-makalah yang akan datang. Kami berharap makalah ini
dapat bermanfaat bagi para pembaca.

Purwokerto, 22 Agustus 2019

Penulis
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Gerontology, studi ilmiah tentang efek penuaan dan penyakit yang
berhubungan dengan penuaan pada manusia, meliputi aspek biologis,
psikososial, dan aspek rohani dari penuaan. Masa tua merupakan masa
hidup manusia yang terakhir, dimana pada manusia seseorang mengalami
kemunduran fisik, mental dan social sedikit demi sedikit sehingga tidak
dapat melakukan tugasnya sehari-hari lagi. Lansia banyak menghadapi
berbagai masalah kesehatan yang perlu penangan segera dan terintegrasi.
Usia lanjut (lansia) menurut UU No. 13 tahun 1998 tentang
kesejahteraan lanjut usia, yang dimaksud dengan lanjut usia adalah
seseorang yang telah mencapai usia 60 tahun keatas. Sedangkan tahap
kehidupan lansia dibagi menjadi dua, yaitu lansia dini berkisar antara 60
tahun hingga 70 tahun sedangkan usia lanjut berada pada rentang 70 tahun
hingga akhir hidupnya (Hurlock, 2004 dalam Rizkya, 2017).
Sejak awal manusia telah berusaha menjelaskan bagaimana dan
mengapa terjadi penuaan, namun tidak ada teori tunggal yang dapat
menjelaskan proses penuaan. Walaupun

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian dari lanjut usia (lansia)?
2. Apa saja teori-teori dari lanjut usia (lansia)?
3. Berapa batasan umur lanjut usia (lansia)?
4. Bagaimanan mitos dan realita lanjut usia (lansia)?
5. Bagaimana tipologi dari lanjut usia (lansia)?
6. Apa saja terapi modalitas untuk lanjut usia (lansia)?

C. TUJUAN
1. Mahasiswa mengetahui pengertian dari lanjut usia (lansia)
2. Mahasiswa mengetahui teori-teori dari lanjut usia (lansia)
3. Mahasiswa mengetahui batasan umur lanjut usia (lansia)
4. Mahasiswa mengetahui mitos dan realita lanjut usia (lansia)
5. Mahasiswa mengetahui tipologi dari lanjut usia (lansia)
6. Mahasiswa mengetahui terapi modalitas untuk lanjut usia (lansia)
BAB II
PEMBAHASAN

A. DEFINISI LANSIA
Usia lanjut (lansia) menurut UU No. 13 tahun 1998 tentang
kesejahteraan lanjut usia, yang dimaksud dengan lanjut usia adalah
seseorang yang telah mencapai usia 60 tahun keatas. Sedangkan tahap
kehidupan lansia dibagi menjadi dua, yaitu lansia dini berkisar antara 60
tahun hingga 70 tahun sedangkan usia lanjut berada pada rentang 70 tahun
hingga akhir hidupnya (Hurlock, 2004 dalam Rizkya, 2017).

B. TEORI MENUA
Penuaan merupakan perubahan kumulatif pada makhluk hidup,
termasuk tubuh, jaringan dan sel, yang mengalami penurunan kapasitas
fungsional. Pada manusia, penuaan dihubungkan dengan perubahan
degeneratif pada kulit, tulang jantung, pembuluh darah, paru-paru, saraf dan
jaringan tubuh lainya. Kemampuan regeneratif pada lansia terbatas, mereka
lebih rentan terhadap berbagai penyakit. Beberapa teori menua:
1. Teori Biologis
a. Teori genetik dan mutasi (somatic mutatie theory)
Menurut teori ini menua akibat dari perubahan biokimia yang
diprogram oleh molekul–molekul/DNA dan setiap sel pada saatnya
akan mengalami mutasi. Sebagai contoh yang khas adalah mutasi
dari sel–sel kelamin (terjadi penurunan kemampuan fungsional sel).
b. Pemakaian dan rusak
Kelebihan usaha dan stres menyebabkan sel–sel tubuh lelah
(rusak).
c. Reaksi dari kekebalan sendiri (auto immune theory)
Di dalam proses metabolisme tubuh, ada jaringan tubuh tertentu
yang tidak tahan terhadap zat tertentu sehingga jaringan tubuh
menjadi lemah dan sakit.
d. Teori Immunology Slow Virus
Sistem immun menjadi efektif dengan bertambahnya usia dan
masuknya virus kedalam tubuh dapat menyebabkan kerusakan
organ tubuh.
e. Teori Stress
Regenerasi jaringan tidak dapat mempertahankan kestabilan
lingkungan internal, kelebihan usaha dan stres menyebabkan sel-sel
tubuh lelah terpakai.
f. Teori Radikal Bebas
Tidak stabilnya radikal bebas (kelompok atom) mengakibatkan
ossidasi oksigen bahan-bahan organik seperti karbohidrat dan
protein. Radikal bebas ini dapat menyebabkan sel-sel tidak dapat
regenerasi.
g. Teori Rantai Silang
Sel-sel yang tua, reaksi kimianya menyebabkan ikatan yang kuat,
khususnya jaringan kolagen. Ikatan ini menyebabkan kurangnya
elastis, kekacauan dan hilangnya fungsi.
h. Teori Program
Kemampuan organisme untuk menetapkan jumlah sel yang
membelah setelah sel-sel tersebut mati.
2. Teori Psikologis
a. Aktivitas atau Kegiatan (Activity Theory)
Teori ini menyatakan bahwa pada lanjut usia yang sukses
adalah meraka yang aktif dan ikut banyak dalam kegiatan sosial
(Azizah, 2011).
b. Kepribadian berlanjut (Continuity Theory)
Dasar kepribadian atau tingkah laku tidak berubah pada
lanjut usia (Azizah, 2011).
c. Teori Pembebasan (Disengagement Theory)
Teori ini menyatakan bahwa dengan bertambahnya usia,
seseorang secara pelan tetapi pasti mulai melepaskan diri dari
kehidupan sosialnya atau menarik diri dari pergaulan sekitarnya
(Azizah, 2011).
3. Teori Genetik
Teori ini menyatakan bahwa menua itu telah terprogram secara
genetik untuk spesies tertentu. Manusia mempunyai umur harapan
hidup nomor dua terpanjang setelah bulus. Secara teoritis,
memperpanjang umur mungkin terjadi, meskipun hanya beberapa waktu
dengan pengaruh dari luar, misalnya peningkatan kesehatan dan
pencegahan penyakit dengan pemberian obat-obatan atau tindakan
tertentu.
4. Teori Sistem Imun
Teori penurunan sistem imun tubuh (auto-immune theory), mutasi
yang berulang dapat menyebabkan berkurangnya kemampuan sistem
imun tubuh mengenali dirinya sendiri (selfrecognition). Mutasi yang
merusak membran sel, akan menyebabkan sistem imun tidak
mengenalinya sehingga merusaknya. Hal inilah yang mendasari
peningkatan penyakit auto-imun pada lanjut usia (Goldstein, 1989).

C. BATASAN UMUR LANSIA


Usia yang dijadikan patokan untuk lanjut usia berbeda-beda,
umumnya berkisar antara 60-65 tahun. Menurut WHO, ada 4 tahapan yaitu:
1. Usia pertengahan (Middle age) usia 45-59 tahun
2. Lanjut usia (elderly) usia 60-74 tahun
3. Lanjut usia tua (old) usia 75-90 tahun
4. Usia sangat tua (very old) usia >90 tahun

Menurut Hurlock (1979), perbedaan lanjut usia ada dua tahap, yaitu:

1. Early old age (usia 60-70 tahun)


2. Advanced old age (usia >70 tahun)
Menurut Burnsie (1979), ada empat tahap lanjut usia yaitu:
1. Young old (usia 60-69 tahun)
2. Middle age old (usia 70-79 tahun)
3. Old-old (usia 80-89 tahun)
4. Very old-old (usia >90 tahun)

D. TAHAPAN LANSIA
1. Menurut Hurlock (1979):
a. Early old age (60-70 tahun)
b. Advanced old age (>70 tahun)
2. Menurut Burnsie (1979):
a. Young old (usia 60-69 tahun)
b. Middle age old (usia 70-79 tahun)
c. Old-old (usia 80-89 tahun)
d. Very old-old (usia >90 tahun)

E. MITOS DAN REALITA LANJUT USIA


Menurut Sheira Saul (1974):
1. Mitos Kedamaian dan Ketenangan
Lanjut usia dapat santai menikmati hasil kerja dan jerih payahnya
dimasa muda dan dewasanya, badai dan berbagai goncangan kehidupan
seakan-akan sudah berhasil dilewati.
Kenyataan:
a. Sering ditemui stres karena kemiskinan dan berbagai keluhan serta
pemderitaan karena penyakit
b. Depresi
c. Kekhawatiran
d. Paranoid
e. Masalah psikotik
2. Mitos Konservatisme dan Kemunduran
Pandangan bahwa lanjut usia pada umumnya:
a. Konservatif
b. Tidak kreatif
c. Menolak inovasi
d. Berorientasi ke masa silam
e. Merindukan masa lalu
f. Kembali ke masa anak-anak
g. Susah berubah
h. Keras kepala
i. Cerewet
Kenyataan:
a. Tidak semua lanjut usia bersikap dan berpikiran demikian
3. Mitos Berpenyakitan
Lajut usia dipandang sebaga masa degenerasi biologis yang disertai
oleh berbagai penderitaan akibat bermacam penyakit yang menyertai
proses menua. (lanjut usia merupakan masa penyakitan dan
kemunduran)
Kenyataan:
a. Memang proses ketuaan disertai dengan menurunnya daya tahan
tubuh dan metabolisme sehingga rawan terhadap penyakit
b. Tetapi banyak penyakit yang masa sekarang dapat dikontrol dan
diobati.
4. Mitos Senilitas
Lanjut usia dipandang sebagai masa pikun yang disebabkan oleh
kerusakan bagian tertentu dari otak.
Kenyataan:
Tidak semua lanjut usia dalam proses ketuaanya diiringi dengan
kerusakan bagian otak (banyak yang masih tetap sehat dan segar).
5. Mitos Seksualitas
Ada pandangan bahwa pada lanjut usia, hubungan seks itu menurun.
Minat, dorongan, gairah, kebutuhan dan daya seks berkurang.
Kenyataan:
Menunjukkan bahwa kehidupan seks pada lanjut usia normal saja.
Memang frekuensi hubungan seksual menurun sejalan meningkatnya
usia, tetapi masih tetap tinggi.
6. Mitos Ketidak Produktifan
Lanjut usia dipandang sebagai usia tidak produktif.
Kenyataan:
Tidak demikian, banyak lanjut usia yang mencapai kematangan,
kemantapan dan produktifitas mental dan material pada lanjut usia.

F. TIPOLOGI LANJUT USIA


Orang lanjut usia dalam literatur lama dibagi menjadi 2 golongan:
1. Serat Werdatama (Mangkunegoro IV):
a. Widyapranata mengutip serat Werdatama yang
menyebutkan:
a. Wong Sepuh
Orang tua yang sepi hawa nafsu, menguasai ilmu
"Dwi Tunggal" yakni mampu membedakan antara baik
dan buruk, antara sejati dan palsu, antara Gusti (Tuhan)
dan kawulanya.
b. Tua Sepah
Orang tua yang gosong, tidak tahu rasa, bicaranya
muluk-muluk tanpa isi, tingkah lakunya dibuat-buat dan
berlebihan serta memalukan.
2. Serat Kalatida (Ronggowarsito)
Menyebutkan ada 2 kelompok yakni
a. Orang yang berbudi sentosa
Orang tua yang meskipun diridhoi Tuhan dengan rezeki,
namun tetap berusaha terus disertai ingat dan waspada
b. Orang yang lemah
Orang tua yang berputus asa, sudah tua mau apa ; sebaiknya
hanya menjauhkan diri dari keduniawian, supaya mendapat
kasih sayang Tuhan.

Adapun tipe-tipe lanjut usia yang menonjol yakni:

a. Tipe arif bijaksana


Kaya dengan hikmah pengalaman, menyesuaikan diri dengan
perubahan zaman, mempunyai kesibukan, bersikap ramah, rendah hati,
sederhana, dermawan, memenuhi undangan dan menjadi panutan.
b. Tipe mandiri
Mengganti kegiatan-kegiatan yang hilang dengan kegiatan-kegiatan
baru, selektif dalam mencari pekerjaan, teman pergaulan, undangan.
c. Tipe tidak puas
Konflik lahir batin menentang proses ketuaan yang menyebabkan
kehilangan kecantikan kehilangan daya tarik jasmaniah, kehilangan
kekuasaan, jabatan, status, teman yang disayangi, pemarah, tidak sabar,
mudah tersinggung, menuntut, sulit dilayani dan pengkritik.
d. Tipe pasrah
Menerima dan menunggu nasib baik, mempunyai konsep habis
gelap datang terang, mengikuti kegiatan beribadat, ringan kaki,
pekerjaan apa saja dilakukan.
e. Tipe bingung:
Kaget, kehilangan kepribadian, mengasingkan diri, merasa minder,
menyesal, pasif, acuh tak acuh.

Orang lanjut usia dapat pula dikelompokkan dalam beberapa tipe yang
bergantung pada karakter , pengalaman kehidupannya, lingkungan, kondisi
fisik, mental, sosial, dan ekonominya. Tipe ini antara lain:
a. Tipe optimis: santai dan riang = tipe kursi goyang
b. Tipe militan dan serius
c. Tipe marah frustasi
d. Tipe putus asa
G. TERAPI MODALITAS BAGI LANSIA

Anda mungkin juga menyukai