Anda di halaman 1dari 4

A.

PENGERTIAN GIZI BURUK PADA BAYI

Menurut Depkes RI (2006) masalah kurang gizi masih menjadi masalah kesehatan
masyarakat dan dapat menjadi penyebab kematian terutama pada kelompok resiko tinggi yaitu
bayi. Gizi kurang pada balita tidak terjadi secara tiba – tiba, tetapi diawali dengan keterbatasan
kenaikan berat badan yang tidak cukup. Perubahan berat badan balita dari waktu kewaktu
merupakan petunjuk awal perubahan status gizi balita. Dalam periode 6 bulan, bayi yang berat
badannya tidak naik dua kali berisiko mengalami gizi kurang 12,6 kali di bandingkan pada balita
yang berat badannya naik terus.

Pengertian gizi buruk merupakan suatu keadaan kekurangan konsumsi zat gizi yang
disebabkan oleh rendahnya konsumsi energi protein dalam makanan sehari–hari, sehingga
secara klinis terdapat tiga tipe, marasmus , kwashiorkor, dan marasmus kwashiorkor.
Sedangkan pendekatan masalah kurang gizi meliputi tiga klasifikasi, antara lain keadaan biologi
(yang mencakup umur, jenis kelamin, keadaan fisiologis, gangguan penyakit infeksi, keadaan
kesehatan), keadaan fisik (yang meliputi pedesaan atau perkotaan dan ekologi daerah seperti
hutan, rawa-rawa, pegunungan, dataran, sumber makanan, petani dan pasar), serta keadaan
sosial ekonomi dan kebudayaan meliputi suku dan budaya, status sosial ekonomi, pendapatan,
luas tanah (Depkes,2006).

Menurut WHO salah satu masalah gizi buruk terjadi akibat konsumsi makanan yang tidak
cukup mengandung energi dan protein serta karena adanya gangguan kesehatan. Anak disebut
gizi buruk apabila berat badannya kurang dari berat badan normal. Sedangkan menurut Depkes
RI (2005), gizi buruk adalah status gizi menurut berat badan (BB) dan tinggi badan (TB) dengan
Z-score <-3 dan atau dengan tanda-tanda klinis (marasmus, kwasiorkor dan marasmus-
kwasiorkor).
B. MASALAH GIZI PADA BAYI

Gizi kurang adalah kondisi berat badan bayi tidak sesuai dengan umurnya, pada kms berat
badan anak berada di lajur kuning bawah. gizi buruk adalah kondisi kurang gizi tingkat berat
yang ditandai dengan berat badan di bawah garis merah dan sangat kurus.

Tanda dan gejala :

1. tampak kurus
2. biasanya sering nangis atau rewel
3. Pada umumnya sering menderita diare.
4. berat badannya pada kms berada pada lajur kuning bawah atau berada di bawah garis
merah.
5. berat badan tidak naik atau menurun tiap bulan.

C. PENYEBAB KEKURANGAN GIZI


1. konsumsi makanan tidak sesuai kebutuhan dan ketidakseimbangan konsumsi energi
dan protein.
2. menderita penyakit infeksi karena imunisasi tidak lengkap sehingga daya tahan
menurun.
3. bayi tidak mendapat asi eksklusif dan atau asi tidak dilanjutkan sampai usia 2 tahun.

D. CARA PENCEGAHAN GIZI BURUK


1. ibu saat hamil dalam kondisi sehat, tidak menderita kek dan kurang darah.
2. Pemantauan berat badan anak secara teratur di Posyandu.
3. menerapkan pesan yang diterima saat konseling asi eksklusif dan mP asi.
4. menambahkan zat gizi berupa tabur gizi yang dibubuhkan pada makanannya.
5. mendapat kapsul vitamin a setiap 6 bulan.
6. mendapat imunisasi dasar lengkap.
E. STATUS GIZI BERDASARKAN ANTROMETRI
WHO 2005 dengan gejala-gejala klinis yaitu :
1.MarasmusMarasmus
memiliki ciri-ciri:
1. Badan nampak sangat kurus seolah-olah tulang hanya terbungkus kulit,
2. otot lemah, lunak.
3. wajah tampak tua (monkey face), sering pada bayi < 12 bulan.
4. mudah menangis/cengeng dan rewel.
5. kulit menjadi keriput, jaringan lemak subkutis sangat sedikit sampai tidak ada
(baggy pant/pakai celana longgar).
6. perut cekung, dan iga gambang, sering disertai penyakit infeksi (umumnya
kronis berulang).
7. diare kronik atau konstipasi (susah buang air), tidak ada edema, warna rambut
tidak berubah.

2.Kwashiorkhor Kwasiorkor memiliki


ciri-ciri:
1. wajah bulat (moon face), biasa terjadi pada anak usia 1-3 bulan.
2. edema (pembengkakan), umumnya seluruh tubuh (terutama punggung kaki
dan wajah) membulat dan lembab.
3. pandangan mata sayu.
4. rambut tipis kemerahan seperti warna rambut jagung dan mudah dicabut tanpa
rasa sakit dan mudah rontok.
5. perubahan status mental menjadi apatis dan rewel.
6. terjadi pembesaran hati, otot mengecil (hipotrofi), lebih nyata bila diperiksa
pada posisi berdiri atau duduk, terdapat kelainan kulit berupa bercak merah
muda yang meluas dan berubah warna menjadi coklat kehitaman lalu
terkelupas (crazy pavement dermatosis), sering disertai penyakit infeksi yang
umumnya akut, anemia dan diare.
3.Marasmic-Kwashiorkor

ciri gabungan dari beberapa gejala klinis kwashiorkor dan marasmus disertai edema yang
tidak mencolok.

F. FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB GIZI BURUK

Faktor-Faktor Penyebab Gizi Buruk. mengemukan bahwa faktor-faktor penyebab kurang gizi
dapat di lihat dari penyebab langsung, tidak langsung, pokok permasalahan dan akar masalah.

Faktor-faktor yang mempengaruhi status gizi yaitu :

a) Faktor Langsung

1.Kurangnya asupan gizi dari makanan. Hal ini disebabkan terbatasnya jumlah makanan
yang dikonsumsi atau makanannya tidak memenuhi unsur gizi yang dibutuhkan karena
alasan sosial dan ekonomi yaitu kemiskinan.

2.Penyakit infeksi. Hal ini disebabkan oleh rusaknya beberapa fungsi organ tubuh
sehingga tidak bisa menyerap zat-zat makanan secara baik.

b) Faktor tidak Langsung

1.Faktor ketersediaan pangan yang bergizi dan terjangkau oleh masyarakat

2.Perilaku dan budaya dalam pengolahan pangan dan pengasuhan asuh anak

3.Pengelolaan yang buruk dan perawatan kesehatan yang tidak memadai.

Anda mungkin juga menyukai