Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

Tentang

“ WUJUDKAN ANAK INDONESIA YANG SEHAT, CERDAS, CERIA,


BERAKHLAK MULIA DAN CINTA TANAH AIR MELALUI KELUARGA
DAN LINGKUNGAN YANG RAMAH ANAK”

Disusun untuk memenuhi salah satu tugas dari mata pelajaran Biologi .

Disusun oleh :

Sabrina Christianingrum XI IPA 1

SMA NEGERI 1 TARUMAJAYA


KAB. BEKASI
Tahun Ajaran 2016 / 2017
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum wr.wb

Pertama, puji syukur mari kita panjatkan kehadirat Allah swt. Yang dengan izin dan
rahmat darinya makalah ini bisa selesai di tulis oleh saya, tidak lupa shalawat serta salam kami
curahkan kepada baginda besar Nabi Muhammad saw, kepada keluarga serta sahabatnya.
Semoga kita termasuk umat terkasih beliau.

Ucapan terimakasih kepada guru Biologi saya Ibu Diliana Susilowati. Yang dengan
senantiasa memberikan pembahasan dan arahan kepada penulis dalam pembuatan makalah ini.
Dan juga kepada semua siswa-siswi XI MIA 1 yang senantiasa mendukung saya dalam
penyusunan makalah ini.

Pada kesempatan kali ini saya menyajikan materi makalah mengenai

“WUJUDKAN ANAK INDONESIA YANG SEHAT, CERDAS, CERIA, BERAKHLAK


MULIA DAN CINTA TANAH AIR MELALUI KELUARGA DAN LINGKUNGAN YANG
RAMAH ANAK”.

Dan saya berharap dengan adanya makalah ini dapat mempermudah para pembaca dalam
memahami materi dengan cara menggunakannya mungkin dalam kehidupan sehari-hari nantinya.

Terimakasih atas perhatiannya dan mohon maaf bila masih banyak kesalahan yang
mungkin luput dari pengawasan saat penulisan makalah.

Bekasi, 18 Juli 2017

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN ………………………………………………………………. i

KATA PENGANTAR……………………………………………………. ii

DAFTAR ISI……………………………………………………………… iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Belakang………………………………………………............. 1
B. Rumusan Masalah……………………………………………... 1
C. Tujuan Penulisan………………………………………………. 1

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian
B. Tujuan mewujudkan anak Indonesia yang sehat, cerdas, ceria, berakhlak mulia dan cinta
tanah air melalui keluarga dan lingkungan ramah anak
C. Hal negative yang sering dilakukan remaja masa kini
D. Penyebab anak melakukan pergaulan bebas
E. Dampak penyalahgunaan narkoba
F. Cara pencegahan
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Menciptakan lingkungan yang kondusif untuk mewujudkan peningkatan perlindungan
dan tumbuh kembang anak. Lingkungan yang kondusif harus dimulai dari dalam keluarga
karena keluarga adalah lembaga pertama yang dapat menciptakan anak yang sehat, cerdas,
ceria, berakhlak mulia dan cinta tanah air, melalui pengasuhan yang berkualitas. Pengasuhan
yang berkualitas juga dapat membangun karakter anak serta memperkuat nilai-nilai
kebangsaan dari sejak usia dini.

Pendidikan dan pembinaan karakter bangsa memiliki andil yang besar untuk memajukan
peradaban bangsa agar menjadi bangsa yang semakin terdepan dengan Sumber Daya
Manusia yang berilmu, berwawasan dan berkarakter. Pembentukan, pendidikan dan
pembinaan karakter bangsa sangat luas karena terkait dengan pengembangan multiaspek
potensi – potensi keunggulan bangsa dan bersifat. Dalam hal ini dapat juga disebutkan
bahwa:

1. Karakter merupakan hal sangat esensial dalam berbangsa dan bernegara, hilangnya
karakter akan menyebabkan hilangnya generasi penerus bangsa.
2. karakter berperan sebagai “kemudi” dan kekuatan sehingga bangsa ini tidak
terombang-ambing
3. karakter tidak datang dengan sendirinya, tetapi harus dibangun dan dibentuk untuk
menjadi bangsa yang bermartabat.
Dalam hal pembinaan karakter bangsa akan mengerucut pada tiga tujuan besar, yaitu :

1. Untuk menumbuhkan dan memperkuat jati diri bangsa.


2. Untuk menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan
3. Untuk membentuk manusia dan masyarakat Indonesia yang berakhlak mulia dan
bangsa yang bermartabat.

B. Rumusan Masalah

1. Apa tujuan dari mewujudkan anak Indonesia yang sehat, cerdas, ceria, berakhlak baik
dan cinta tanah air melalui keluarga dan lingkungan yang ramah anak ?
2. Apa yang dimaksud dengan lingkungan ramah anak ?
3. Apa yang menyebabkan seorang anak bisa terjerumus kedalam pergaulan bebas ?
4. Seperti apa dampak penyalahgunaan salah satu bentuk dari pergaulan bebas ?
khusunya narkoba.
5. Bagaimana cara pencegahan atau solusi untuk seorang anak yang telah tercandu
pergulan bebas terutama pada narkoba?
6. Apakah yang di maksud dengan karakter, karakter bangsa, pendidikan karakter dan
pembinaan karakter bangsa serta apa tujuannya?
7. Apa saja yang menjadi nilai-nilai dari karakter ?
8. Strategi apa saja yang dilakukan untuk mengembangkan karakter bangsa?
9. Apa saja yang mempengaruhi karakter bangsa?
10. Bagaimana hasil karakter yang diharapkan ?

C. Tujuan Penulisan

1. Mensosialisasikan dan memberikan berbagai informasi kepada keluarga dan


masyarakat tentang pemenuhan hak dan perlindungan anak.
2. Memberikan informasi kepada masyarakat dan keluarga tentang pentingnya
membangun karakter anak melalui peningkatan pengasuhan keluarga guna
mempercepat penanaman nilai-nilai kebangsaan.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian
Ada dua faktor untuk mewujudkan anak Indonesia yang sehat, cerdas, ceria, berakhlak
mulia dan cinta tanah air melalui keluarga dan lingkungan ramah anak yaitu yang pertama
faktor keluarga dan yang kedua faktor lingkungan ramah anak. Faktor keluarga dibutuhkan
untuk membentuk suatu pendidikan dan pembinaan karakter suatu anak, ada beberapa peran
keluarga yang sangat penting dalam pembentukan kepribadian suatu anak, yaitu diantanya :

1. Keluarga sebagai pondasi pendidikan agama


2. Keluarga sebagai pondasi pendidikan sosial budaya
3. Keluarga sebagai tempat menumbuhkembangkan rasa kasih sayang
4. Keluarga sebagai tempat berlindung
5. Motivator utama bagi seorang anak

Ada juga faktor lingkungan ramah anak, mungkin ada beberapa orang yang belum
mengetahui apa itu lingkungan ramah anak ? lingkungan ramah anak adalah lingkungan
yang memberi akses bagi anak untuk tumbuh dan berkembang sesuai umurnya termasuk
kebutuhan anak dalam bermain maupun belajar. Konsep lingkungan ramah anak
merupakan sebuah gerakan pencerahan budaya yang sangat tepat, terutama dalam
mendesign penciptaan lingkungan yang mencirikan dinamisasi yang sesuai karakter
seorang anak.

Mengapa lingkungan ramah anak ? karena sebuah lingkungan yang peduli dengan
kepentingan anak, tentu saja telah pula mengakses kepentingan sebuah keluarga sehingga
secara lebih luas lagi dapat memberikan suasana kondusif bagi interaksi masyarakat
sebagai sebuah kelompok terbesar dalam sebuah wilayah. Lingkungan yang ramah anak
artinya lingkungan yang menghadirkan suasana yang aman, nyaman, ramah, dan
berbudaya.

Konsep lingkungan ramah anak, sudah sejak lama ada. Karena isu ini telah menjadi
isu sentral di kota – kota besar lainnya di Indonesia,bahkan di dunia sejak beberapa tahun
terakhir.Jika dihubungkan dengan konsep kota yang ideal Kevin Lynch, salah seorang
ahli perkotaan menyatakan : Kota yang baik adalah kota yang bisa memberikan akses
kemudahan, kenyamanan, keamanan dan adil bagi seluruh warganya serta dapat
meningkatkan vitalitas, sumber daya serta potensi yang ada di masyarakat dan wilayah.
Dalam pengertian yang lebih rinci dapat dinyatakan bahwa apa yang dinyatakan oleh
Kevin Lynch yakni termasuk kebutuhan anak dalam bermain dan belajar.

B. Tujuan mewujudkan anak Indonesia yang sehat, cerdas, ceria,


berakhlak mulia dan cinta tanah air melalui keluarga dan lingkungan
ramah anak

1. Membangun karakter anak Indonesia yang berkualitas dan berakhlak mulia.


2. Mewujudkan ketahanan keluarga untuk mendorong tumbuh kembang anak Indonesia
yang sehat dan berprestasi.
3. Mewujudkan rekonstruksi sosial dalam menciptakan lingkungan yang melindungi hak
anak.
C. Hal negative yang sering dilakukan remaja masa kini
1. Balapan liar
2. Merokok
3. Tawuran
4. Sex bebas
5. Bolos sekolah
6. Narkoba

D. Penyebab anak melakukan pergaulan bebas

1. Rendahnya taraf pendidikan keluarga


2. Keadaan keluarga yang tidak stabil ( broken home )
3. Orang tua yang kurang memperhatikan anaknya
4. Lingkungan setempat kurang baik
5. Kurang berhati – hati dalam berteman
6. Penyalahgunaan bahan terlarang seperti narkoba

Hal tersebut bisa saja terjadi karena kurangnya pengawasan dari orang tua. Kita bisa
mengambil contoh dari penyalahgunaan bahan terlarang yaitu narkoba. Mengapa anak
bisa menggunakan narkoba? Ada beberapa faktor yang menyebabkan anak bisa
menggunakan bahan terlarang tersebut, seperti :

1. Memuaskan rasa ingin tahu atau coba – coba


2. Ikut – ikutan teman
3. Merasa sudah dewasa
4. Supaya dianggap terlihat gaya ( mengikuti trend )

E. Dampak penyalahgunaan narkoba yaitu :


1. Bahaya terhadap fisik

a). Akan menimbulkan ketagihan atau ketergantungan

b). Mengganggu mental

c). Mengganggu kesehatan

d). Menyebabkan kematian

2. Kerusakan fungsi system saraf pusat ( otak )


3. Terjadi infeksi akut otot jantung, gangguan peredaran darah
4. Gangguan pada paru – paru, sulit bernafas, dan penyakit paru – paru lainnya
5. Mudah terinfeksi TBC, HIV atau AIDS, Hepatitis, infeksi ginjal atau saluran kencing,
peradangan pada otot, dan kinerja jantung terganggu
6. Daya tahan tubuh lemah
F. Cara pencegahannya yaitu:
1. Cara pencegahan untuk anak yang pemakai narkoba yaitu:

a. Pererat diri dengan keimanan dan ketakwaan serta berbudi pekerti luhur
b. Membiasakan diri berpola hidup sehat
c. Menolak bujukan
d. Belajar dengan bersungguh – sungguh
e. Mengisi waktu luang dengan kegiatan yang lebih bermanfaat
f. Hindari dari tindakan yang tidak bermanfaat
2. Berikut ini cara yang sebaiknya dilakukan oleh orang tua bila sianak pecandu narkoba
a. Jangan berpura-pura tidak ada masalah, jangan panik dan tetaplah tenang. Amarah
dan sikap emosional tidak akan menolong, melainkan justru akan mengganggu dialog
yang pada saat itu sangat penting.
b. Hindari menimpahkan seluruh kesalahan pada anak atau menimpahkan kesalahan
pada istri/suami. Ini hanya akan memperburuk suasana di dalam keluarga dan tidak
mengatasi masalah
c. Bila anda tidak mampu mengendalikan diri, pertimbangkan untuk mencari pihak
ketiga untuk memperoleh nasehat atau penyuluhan yang dapat diterima oleh dua
pihak.
d. Bicaralah dengan mereka secara terbuka, dengarkanlah apa yang mereka
utarakan,hormatilah pendapat mereka. Pada waktu anda bertukar pikiran tentang
narkoba dengan anak tersebut, cobalah mengetahui apa sebabnya ia memakai narkoba
dan seberapa sering ia memakai.
e. Tingkatkan komunikasi keluarga secara terbuka (timbal balik). Hindari pemberian
nasehat dengan cara berkhotbah.
f. Ketahuilah apa yang diperbuat anak tersebut, siapa saja temannya, ke mana saja ia
pergi, dan apa saja yang ia lakukan untuk mengisi waktu luangnya.
g. Bersikaplah tegas menjalankan disiplin keluarga yang disepakati bersama.
h. Bimbinglah anak tersebut untuk memperoleh pemantapan nilai-nilai moral, agama,
dan kerohanian lainya.
i. Sediakanlah waktu agar dapat bersama dengan mereka walaupun orang tua sedang
sibuk. Bantulah anak tersebut menemukan kemungkinan lain untuk mencari
kegembiraan fisik, rekreasi, emosi dan spiritual.
j. Janganlah merasa bersalah ataupun malu, bila anak tersebut memakai
narkoba.Walaupun kasih sayang orang tua terhadap anak cukup serta orang tua telah
memberi teladan yang baik, tetapi masih ada kemungkinan seseorang anak akan
menyalahgunakan Narkoba. Tekanan kelompok sebaya sering cukup kuat untuk
mengalahkan pengaruh-pengaruh yang baik bagi orang tua.
k. Apabila anak tersebut sudah ketergantungan Narkoba, orang tua perlu rujuk ke tempat
pengobatan dan rehabilitasi.
l. Bila orang tua atau kita tahu bahwa temen anak kita memakai Narkoba dan kita
bermaksud menolongnya, mulailah dengan mengunjungi orang tua anak tersebut pada
waktu yang tepat. Pada waktu pertemuan dengan orang tua, hindarkanlah sikap
menuduh, mengolok-olok atau menyalahkan. Ingat bahwa pertemuan dengan orang
tua menpunyai maksud untuk bekerja sama dan saling bertukar pikiran dan
pengalaman.

G. Pengertian dari karakter, karakter bangsa, pendidikan karakter bangsa,


pembinaan karakter bangsa, dan tujuannya.
1. Karakter

a). Ditjen Mandikdasmen (Kementerian Pendidikan Nasional)

Karakter adalah cara berpikir dan berperilaku yang menjadi ciri khas tiap individu untuk
hidup dan bekerjasama, baik dalam lingkup keluarga, masyarakat, bangsa dan negara. Individu
yang berkarakter baik adalah individu yang bisa membuat keputusan dan siap
mempertanggungjawabkan tiap akibat dari keputusan yang ia buat

b). Wyne

Mengungkapkan bahwa kata karakter berasal dari bahasa Yunani “karasso” yang berarti “to
mark” yaitu menandai atau mengukir, yang memfokuskan bagaimana mengaplikasikan nilai
kebaikan dalam bentuk tindakan atau tingkah laku. Oleh sebab itu seseorang yang berperilaku
tidak jujur, kejam atau rakus dikatakan sebagai orang yang berkarakter jelek, sementara orang
yang berprilaku jujur, suka menolong dikatakan sebagai orang yang berkarakter mulia. Jadi
istilah karakter erat kaitannya dengan personality (kepribadian) seseorang.

Karakter adalah nilai-nilai yang menjadi ciri khas tiap individu dan diaplikasikan dalam
nilai-nilai kebaikan yang tercermin baik dalam bentuk tindakan maupun tingkah laku. Karakter
merupakan ciri khas seseorang atau sekelompok orang yang mengandung nilai, kemampuan,
kapasitas moral, dan ketegaran dalam menghadapi kesulitan dan tantangan.

2. Karakter Bangsa

Karakter bangsa adalah kualitas perilaku kolektif kebangsaan yang khas baik yang
tecermin dalam kesadaran, pemahaman, rasa, karsa, dan perilaku berbangsa dan bernegara
sebagai hasil olah pikir, olah hati, olah rasa dan karsa, serta olah dari raga seseorang atau
sekelompok orang. Karakter bangsa Indonesia haruslah berdasarkan nilai-nilai Pancasila, norma
UUD 1945, keberagaman dengan prinsip Bhinneka Tunggal Ika, dan komitmen terhadap Negara
Kesatuan Republik Indonesia.

3. Pedidikan Karakter Bangsa

Pendidikan adalah usaha sadar, terencana dan terstruktur untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak
mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Sedangkan karakter merupakan sifat khusus atau moral dari perorangan maupun individu.
Pendidikan karakter bangsa adalah usaha sadar dan terencana dalam menanamkan nilai-nilai
yang menjadi pedoman dan jati diri bangsa sehingga terinternalisasi didalam diri peserta didik
yang mendorong dan mewujud dalam sikap dan perilaku yang baik.

4. Pembinaan Karakter Bangsa

Pembinaan Karakter Bangsa adalah upaya sistematik suatu negara berkebangsaan untuk
mewujudkan kehidupan berbangsa dan bernegara yang sesuai dengan dasar dan ideologi,
konstitusi, haluan negara, serta potensi kolektifnya dalam konteks kehidupan nasional, regional,
dan global yang berkeadaban untuk membentuk bangsa yang tangguh, kompetitif, berakhlak
mulia, bermoral, bertoleran, bergotong royong, patriotik, dinamis, berbudaya, dan berorientasi
Ipteks berdasarkan Pancasila dan dijiwai oleh iman dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Pembinaan karakter bangsa dilakukan melalui proses sosialisasi, pendidikan dan pembelajaran,
pemberdayaan, pembudayaan, dan kerja sama seluruh komponen bangsa dan negara.

5. Tujuan

A. Pendidikan Karakter Bangsa

Tujuan dari Pendidikan Karakter Bangsa yaitu :


1. Untuk menanamkan dan membentuk sifat atau karakter yang diperoleh dari cobaan,
pengorbanan, pengalaman hidup, serta nilai yang ditanamkan sehingga dapat membentuk
nilai intrinsik yang akan menjadi sikap dan perilaku peserta didik.
2. Nilai-nilai yang ditanamkan berupa sikap dan tingkah laku tersebut diberikan secara terus-
menerus sehingga membentuk sebuah kebiasaan. Dan dari kebiasaan tersebut akan
menjadi karakter khusus bagi individu atau kelompok.
3. Pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam perjalanan perilaku seseorang.
Pendidikan yang menekankan pada karakter lah yang mampu menjadikan seseorang
mempunyai karakter yang baik.
4. Pendidikan tidak hanya sekedar menghasilkan manusia-manusia yang cerdas, namun juga
manusia-manusia yang berkarakter baik.
5. Pendidikan karakter sangatlah penting untuk menjawab permasalahan bangsa saat ini.
Karena pendidikan karakter mampu memajukan peradaban bangsa agar bisa menjadi
bangsa yang semakin terdepan dengan SDM yang berilmu dan berkarakter.

B. Pembinan Karakter Bangsa

Tujuan yang hendak dicapai oleh bangsa Indonesia dalam malaksanakan pembinaan
karakter bangsa adalah:

1. Meningkatkan dan mengokohkan semangat religiositas bangsa.


2. Menambah kokohnya Negara Kesatuan Republik Indonesia.
3. Menjamin terlaksananya pluralitas dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
4. Memantapkan wawasan, rasa dan semangat kebangsaan.
5. Menjunjung tinggi hak asasi manusia dan hukum.
6. Mengembangkan musyawarah untuk mencapai mufakat.
7. Mengembangkan nilai dan kompetensi karakter pribadi dan bangsa.
8. Meningkatkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Sedangkan hasil yang hendak dicapai dalam pembinaan karakter bangsa adalah terciptanya
masyarakat yang bersikap dan bertingkah laku secara santun berdasar Pancasila. Diharapkan agar
perilaku warga negara baik dalam aspek politik, ekonomi, maupun sosial budaya mengacu pada
konsep, prinsip dan nilai yang terkandung dalam Pancasila.

G. Nilai – Nilai Karakter


1. Religius

Sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang dianutnya, toleran
terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, dan hidup rukun dengan pemeluk agama lain.

2. Jujur
Perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat
dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan.

3. Toleransi

Sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama, suku, etnis, pendapat, sikap, dan
tindakan orang lain yang berbeda dari dirinya.

4. Disiplin

Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan
peraturan.

5. Kerja Keras

Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan
peraturan.

6. Kreatif

Berpikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara atau hasil baru dari sesuatu
yang telah dimiliki.

7. Mandiri

Sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada orang lain dalam menyelesaikan
tugas-tugas.

8. Demokratis

Cara berfikir, bersikap, dan bertindak yang menilai sama hak dan kewajiban dirinya dan
orang lain.

9. Rasa Ingin Tahu

Sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih mendalam dan meluas
dari sesuatu yang dipelajarinya, dilihat, dan didengar.

10. Semangat Kebangsaan

Cara berpikir, bertindak, dan berwawasan yang menempatkan kepentingan bangsa dan
negara di atas kepentingan diri dan kelompoknya.

11. Cinta Tanah Air

Cara berpikir, bertindak, dan berwawasan yang menempatkan kepentingan bangsa dan
negara di atas kepentingan diri dan kelompoknya.
12. Menghargai Prestasi

Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna
bagi masyarakat, dan mengakui, serta menghormati keberhasilan orang lain.

13. Bersahabat atau Komunikatif

Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna
bagi masyarakat, dan mengakui, serta menghormati keberhasilan orang lain.

14. Cinta Damai

Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna
bagi masyarakat, dan mengakui, serta menghormati keberhasilan orang lain.

15. Gemar Membaca

Kebiasaan menyediakan waktu untuk membaca berbagai bacaan yang memberikan


kebajikan bagi dirinya.

16. Peduli Lingkungan

Sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah kerusakan pada lingkungan alam di
sekitarnya, dan mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki kerusakan alam yang
sudah terjadi.

17. Peduli Sosial

Sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan pada orang lain dan masyarakat
yang membutuhkan.

18. Tanggung Jawab

Sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya, yang
seharusnya dia lakukan, terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial dan
budaya), negara dan Tuhan Yang Maha Esa.

H. Strategi Pengembangan Karakter Bangsa


Ada 3 pilar utama untuk mewujudkan Karakter Bangsa, yaitu:

1. Aspek pada Tataran Individu


Nilai kehidupan diwujudkan dalam perilaku, diinternalisasikan dalam kehidupan
sehari-hari secara konsisten. Pendidikan karakter bangsa dimulai dengan pendidikan
karakter individu.
2. Aspek pada Tataran Masyarakat
Masyarakat adalah komunitas yang secara integral memiliki nilai yang sama, dan
akan committed menerapkan nilai yang mereka anggap baik. Komunitas bisa terbentuk
karena kepentingan, profesi atau tujuan bersama contohnya PGRI, PMR atau Partai
Politik.
3. Aspek pada Tataran Bangsa
Bangsa teridiri dari sekumpulan bangsa, masyarakat. Pada komunitas, baik orang
atau bangsa, terjadi kontrak sosial atau perasaan kebersamaan untuk mendukung nilai-
nilai luhur yang ada. Pada tataran bangsa, nilai-nilai luhur tersebut telah berhasil
dirumuskan menjadi dasar negara Bangsa Indonesia, yaitu Pancasila. Nilai-nilai luhur
tersebut adalah:
a. Iman dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
b. Martabat Kemanusiaan
c. Persatuan
d. Musyawarah
e. Adil

(1) Pengembangan Karakter Bangsa dengan Pendidikan

Pendidikan karakter bukan terletak pada materi pembelajaran melainkan pada aktivitas yang
melekat, mengiringi, dan menyertainya (suasana yang mewarnai, tercermin dan melingkupi
proses pembelajaran pembiasaan sikap & perilaku yang baik).

* Proses Terbentuknya Pendidikan Karakter

i. Melalui pendidikan, pengalaman, cobaan hidup, pengorbanan dan pengaruh


lingkungan,kemudian terinternalisasi nilai-nilai sehingga menjadi nilai intrinsik yang melandasi
sikap dan perilaku.

ii. Sikap dan perilaku tersebut dilakukan berulang-ulang sehingga menjadi kebiasaan.

iii. Kebiasaan tersebut dijaga dan dipelihara maka jadilah karakter.

* Strategi yang diperlukan dalam penerapan dan tahap pelaksanaan dari metode-metode yang
diperlukan selama proses pengintegrasian Pendidikan Karakter :

i. Pendekatan Pendidikan Karakter

Diperlukan beberapa pendekatan agar pendidikan karakter dapat berjalan dengan baik nantinya
yang diantaranya adalah:
(1) Keteladanan

(2) Kegiatan

(3) Penugasan (pendampingan)

(4) Pembiasaan

(5) Ko-kreasi (keterlibatan aktif siswa)

Ciri-cirinya :

(1) Melibatkan secara aktif kepala sekolah, guru, siswa, dan orang tua.

(2) Hubungan subyek-subyek.

(3) Belajar bersama.

(4) Proses yang baik untuk menjamin hasil yang baik.

ii. Strategi Implementasi Pendidikan Karakter

Berikut ini beberapa strategi yang diperlukan:

(1) Kegembiraan baru, bukan beban baru.

(2) Mulai dengan yang mudah, murah dan mengembirakan.

(3) Mulai dari diri sendiri.

(4) Berbagi dan berbagi.

(5) Apresiasi dan apresiasi.

iii. Tahap Pelaksanaan dilapangan

(1) Mencerahkan dan menguatkan keyakinan.

(2) Mengembangkan gagasan bersama-sama.

(3) Menyusun rencana tindakan.

(4) Implementasi rencana tindakan.

(5) Mengamati perubahan .

iv. Metode-Metode yang Mungkin Diperlukan:


Multi metode, terutama yang menyentuh hati. Karena sesungguhnya pendidikan karakter adalah
mengelola hati.

v. Prinsip-Prinsip Pelaksanaan :

(1) Berkelanjutan.

(2) Melalui semua mata pelajaran, pengembangan diri (ekstra kurikuler), dan budaya sekolah.

(3) Nilai tidak diajarkan tapi dikembangkan.

(4) Proses pendidikan melibatkan peserta didik secara aktif dan menyenangkan.

(2) Pengembangan Karakter Bangsa dengan Pembinaan

a) Sosialisasi

Penyadaran semua pemangku kepentingan akan pentingnya karakter bangsa. Media cetak dan
elektronik perlu berperanserta dalam sosialisasi.

b) Pendidikan

Formal (satuan pendidikan), nonformal (kegiatan keagamaan,kursus, pramuka dll.), informal


(keluarga, masyarakat, dan tempat kerja), forum pertemuan (kepemudaan).

c) Pemberdayaan

Memberdayakan semua pemangku kepentingan (orang tua, satuan pendidikan, ormas, dsb.) Agar
dapat berperan aktif dalam pendidikan karakter.

d) Pembudayaan

Perilaku berkarakter dibina dan dikuatkan dengan penanaman nilai-nilai kehidupan agar menjadi
budaya.

e) Kerjasama

Membangun kerjasama sinergis antara semua pemangku kepentingan

I. Faktor yang Mempengaruhi Karakter Bangsa


1. Lingkungan Global
Globalisasi dalam banyak hal memiliki kesamaan dengan internasionalisasi yang
dikaitkan dengan berkurangnya peran dan batas-batas suatu negara yang disebabkan
adanya peningkatan keterkaitan dan ketergantungan antarbangsa dan antarmanusia di
seluruh dunia melalui berbagai bentuk interaksi. Globalisasi juga dapat memacu
pertukaran arus manusia, barang, dan informasi tanpa batas. Hal itu dapat menimbulkan
dampak terhadap penyebarluasan pengaruh budaya dan nilai-nilai termasuk ideologi dan
agama dalam suatu bangsa yang sulit dikendalikan. Pada gilirannya hal ini akan dapat
mengancam jatidiri bangsa.

Berdasarkan indikasi tersebut, globalisasi dapat membawa perubahan terhadap


pola berpikir dan bertindak masyarakat dan bangsa Indonesia, terutama masyarakat
kalangan generasi muda yang cenderung mudah terpengaruh oleh nilai-nilai dan budaya
luar yang tidak sesuai dengan kepribadian dan karakter bangsa Indonesia. Untuk itu,
diperlukan upaya dan strategi yang tepat dan sesuai agar masyarakat Indonesia dapat tetap
menjaga nilai-nilai budaya dan jati diri bangsa serta generasi muda tidak kehilangan
kepribadian sebagai bangsa Indonesia.

2. Lingkungan Regional

Pada lingkungan regional, pengaruh globalisasi juga membawa dampak terhadap


terkikisnya budaya lokal di zona negara-negara Asia Tenggara. Dampak tersebut berwujud
adanya ekspansi budaya dari negara-negara maju yang menguasai teknologi informasi.
Meskipun telah dilaksanakan upaya pencegahan melalui program kerja sama kebudayaan,
namun melalui teknologi infomasi yang dikembangkan, pengaruh negara lain dapat saja
masuk.

Perkembangan regional Asia atau lebih khusus ASEAN dapat membawa


perubahan terhadap pola berpikir dan bertindak masyarakat dan bangsa Indonesia. Untuk
itu, diperlukan strategi yang tepat dan sesuai agar masyarakat Indonesia dapat tetap
menjaga nilai-nilai budaya dan jati diri bangsa serta generasi muda tetap memiliki
kepribadian sebagai bangsa Indonesia.

3. Lingkungan Nasional

Perkembangan politik di dalam negeri dalam era reformasi telah menunjukkan


arah terbentuknya demokrasi yang baik. Selain itu telah direalisasikan adanya kebijakan
desentralisasi kewenangan melalui kebijakan otonomi daerah. Namun, sampai saat ini,
pemahaman dan implementasi konsep demokrasi dan otonomi serta pentingnya peran
pemimpin nasional masih belum memadai. Sifat kedaerahan yang kental dapat
mengganggu proses demokrasi dan bahkan mengganggu persatuan nasional.

Harus diakui bahwa banyak kemajuan yang telah dicapai bangsa Indonesia sejak
lebih dari enam puluh tahun merdeka. Pembangunan fisik dimulai dari zaman orde lama,
orde baru, orde reformasi hingga pasca reformasi terasa sangat pesat, termasuk
pembangunan infrastruktur pendukung pembangunan yang mencapai tingkat kemajuan
cukup berarti.

Kemajuan di bidang fisik harus diimbangi dengan pembangunan nonfisik,


termasuk membina karakter dan jati diri bangsa agar menjadi bangsa yang kukuh dan
memiliki pendirian yang teguh. Sejak zaman sebelum merdeka hingga zaman pasca
reformasi saat ini perhatian terhadap pendidikan dan pengembangan karakter terus
mendapat perhatian tinggi. Pada awal kemerdekaan pembangunan pendidikan
menekankan pentingnya jati diri bangsa sebagai salah satu tema pokok pembinaan
karakter dan pekerti bangsa. Pada zaman Orde Lama, Nation and Character Building
merupakan pembinaan karakter dan pekerti bangsa. Pada zaman Orde Baru, pembinaan
karakter bangsa dilakukan melalui mekanisme penataran Pedoman Penghayatan dan
Pengamalan Pancasila (P4). Pada zaman Reformasi, sejumlah elemen kemasyarakatan
menaruh perhatian terhadap pembinaan karakter bangsa yang diwujudkan dalam berbagai
bentuk kegiatan.

J. Karakter yang Diharapkan


Secara psikologis karakter individu dimaknai sebagai hasil keterpaduan empat bagian,
yakni olah hati, olah pikir, olah raga, olah rasa dan karsa. Olah hati berkenaan dengan perasaan
sikap dan keyakinan/keimanan. Olah pikir berkenaan dengan proses nalar guna mencari dan
menggunakan pengetahuan secara kritis, kreatif, dan inovatif. Olah raga berkenaan dengan
proses persepsi, kesiapan, peniruan, manipulasi, dan penciptaan aktivitas baru disertai
sportivitas. Olah rasa dan karsa berkenaan dengan kemauan dan kreativitas yang tecermin dalam
kepedulian, pencitraan, dan penciptaan kebaruan. Karakter individu yang dijiwai oleh sila-sila
Pancasila pada masing-masing bagian tersebut, dapat dikemukakan sebagai berikut.

1. Karakter yang bersumber dari olah hati, antara lain beriman dan bertakwa, jujur, amanah, adil,
tertib, taat aturan, bertanggung jawab, berempati, berani mengambil resiko, pantang menyerah,
rela berkorban, dan berjiwa patriotic.

2. Karakter yang bersumber dari olah pikir antara lain cerdas, kritis, kreatif, inovatif, ingin tahu,
produktif, berorientasi Ipteks, dan reflektif.

3. Karakter yang bersumber dari olah raga/kinestetika antara lain bersih, dan sehat, sportif,
tangguh, andal, berdaya tahan, bersahabat, kooperatif, determinatif, kompetitif, ceria, dan gigih.

4. Karakter yang bersumber dari olah rasa dan karsa antara lain kemanusiaan, saling menghargai,
gotong royong, kebersamaan, ramah, hormat, toleran, nasionalis, peduli, kosmopolit (mendunia),
mengutamakan kepentingan umum, cinta tanah air (patriotis), bangga menggunakan bahasa dan
produk Indonesia, dinamis, kerja keras, dan beretos kerja.
BAB III

PENUTUP

1. Kesimpulan

Negara Indonesia adalah negara yang terdiri dari berbagai dan beragam suku dan bangsa, agama,
budaya dan bahasa. Jika kita sebagai warga negara dan generasi penerus bangsa ingin
mempertahankan Indonesia tetap sebagai NKRI yang utuh kita harus menjaga persatuan dan
kesatuan serta membudayakan dan menjaga kredibilitas karakter bangsa dari arus globalisasi
yang mendunia dan tanpa kenal batas. Mempertahankan jati diri dan karakter bangsa merupakan
cerminan sikap yang menjadi identitas bangsa yang dapat melahirkan manusia-manusia yang
berkarakter baik, memajukan peradaban bangsa kita semakin terdepan dengan SDM yang
berilmu dan berkarakter.

Mengingat penting dan luasnya cakupan pembinaan karakter bangsa dalam rangka menjaga
identitas bangsa dari kegoyahan arus globalisasi, serta menjadikan masyarakat berketuhanan
yang Maha Esa, berkemanusiaan yang adil dan beradab, berjiwa persatuan Indonesia, berjiwa
kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan, serta
berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, maka diperlukan komitmen dan dukungan dari
lembaga penyelenggara negara, dunia usaha dan industri, masyarakat, media massa dan
pemangku kepentingan lainnya untuk menyusun program kerja dan mengkoordinasikan dengan
pihak terkait agar terjadi sinergi yang kokoh untuk mewujudkan Indonesia yang lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA

http://bangka.tribunnews.com/2013/02/07/memajukan-peradaban-bangsa-dengan-pendidikan-
karakter

http://makalahcyber.blogspot.com/2013/01/contoh-makalah-kewarganegaraan.html

http://sosbud.kompasiana.com/2012/11/13/pemuda-dan-pembinaan-karakter-bangsa-
502921.html#

http://www.pengertiandefinisi.com/2012/04/pengertian-karakter.html

http://juprimalino.blogspot.com/2012/04/definisi-pengertian-pendidikan-karakter.html

Anda mungkin juga menyukai