Anda di halaman 1dari 8

Available online at AL-KAUNIYAH: Journal of Biology

Website: http://journal.uinjkt.ac.id/index.php/kauniyah
AL-KAUNIYAH; Journal of Biology, 11(1), 2018, 9-15

STUDI PAKAN KUKANG JAWA (Nycticebus javanicus Goeffroy, 1812)


DI TALUN DESA CIPAGANTI, GARUT, JAWA BARAT
STUDY ON FEEDING OF JAVAN SLOW LORIS (Nycticebus javanicus Goeffroy, 1812) IN
TALUN, CIPAGANTI VILLAGE, GARUT, WEST JAVA
Helmi Romdhoni1*, Ratna Komala1, Marie Sigaud2, K.A.I. Nekaris2,3, Agung Sedayu1
1
Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Jakarta. Jl. Pemuda no. 10
Rawamangun, Jakarta Timur 13220
2
Proyek Muka Geni (Little Fireface Project). Jl. Cipaganti 01/04, Cipaganti, Garut 44163
3
Nocturnal Primate Research Group, Oxford Brookes University, Oxford OX3 OBP, United Kingdom
*Corresponding author: romdhonihelmi@gmail.com

Naskah Diterima: 17 Februari 2017; Direvisi: 28 September 2017; Disetujui: 8 Januari 2018

Abstrak
Talun atau hutan kebun memiliki potensi sebagai habitat kukang jawa (Nycticebus javanicus) di luar
kawasan yang dilindungi. Salah satu karakter habitat adalah keberadaan pakan dalam habitat. Penelitian ini
dilakukan pada bulan Juli hingga September 2016, bertempat di kawasan talun Desa Cipaganti, Garut, Jawa
Barat. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif. Sampel penelitian adalah kukang dewasa yang
sudah dipasang radio-collar. Pengambilan data pakan berupa jenis pohon dan jenis pakan yang
digunakan.Data pakan dikumpulkan selama pengamatan perilaku. Metode yang digunakan dalam
pengamatan perilaku adalah instantaneous point sampling dengan interval waktu lima menit. Pengambilan
data vegetasi habitat dilakukan dengan mengamati struktur dan komposisi vegetasi. Jenis pakan yang
dimakan oleh kukang jawa jantan dan betina dianalisis dengan menggunakan Chi-square. Terdapat tiga jenis
pakan utama dari kukang jawa, yaitu getah (71,27%), nektar (16,09%), serangga (11,49%), dan bunga
(1,15%). Terdapat tiga suku tumbuhan yang digunakan oleh kukang jawa sebagai sumber pakan, yaitu
Fabaceae, Arecaceae, dan Moraceae.
Kata kunci: Primata; Konservasi; Radio-collar

Abstract
Talun or forest-garden has a potential role as habitat for javan slow loris (Nycticebus javanicus) outside its
protected area. One of the habitat characteristics is the presence of feeds in the habitat. The study was
conducted from July to September 2016, in a talun area of Cipaganti Village, Garut, West Java. The method
used in this study was descriptive. The samples of the study were adult individuals that had been installed
with a radio-collar. Data on tree species as feeds were collected during observations on behavior. The
method used in the behavior observation was instantaneous point sampling with five-minute intervals. Data
retrieval of the vegetation was conducted by observing the structure and composition of the vegetation.
Types of the feed consumed by the male and female animals were analyzed by using Chi-square test. There
were three types of main feeds for javan slow loris, those were gum (71.27%), nectar (16.09%), insect
(11.49%), and flower (1.15%). There were five families of plant that used by the javan slow loris as the
source of feeds.
Keywords: Conservation; Primates; Radio-collar
Permalink/DOI: http://dx.doi.org/10.15408/kauniyah.v11i1. 4914

Copyright © 2018, AL-KAUNIYAH: Journal of Biology,


P-ISSN: 1978-3736, E-ISSN: 2502-6720
AL-KAUNIYAH: Journal of Biology, 11(1), 2018

diselingi oleh barisan pohon dan patches dari


bambu, pohon, semak, dan lahan kosong
(Winarti, 2008; Rode-Margono et al., 2014).
Keberadaan kukang jawa di talun
menunjukkan potensi talun sebagai habitat
kukang jawa di luar kawasan yang dilindungi,
PENDAHULUAN dan dapat dijadikan sebagai bagian dari
Kukang jawa dikenal sebagai primata program reintroduksi kukang jawa (Winarti,
nokturnal, berukuran kecil, dan salah satu 2011; Rode-Margono et al., 2014).
primata endemik di Pulau Jawa (Lehtinen, Penggunaan habitat tidak terlepas dari
2013). Kukang jawa terancam keberadaanya keberadaan vegetasi yang digunakan untuk
karena hilangnya habitat dan perdagangan mendukung hidupnya suatu spesies (Winarti,
satwa liar di Asia Tenggara. Perdagangan 2011). Menurut Wirdateti (2012), karakteristik
kukang jawa diperkirakan membuat penurunan habitat kukang jawa adalah adanya keberadaan
polulasinya di alam yang sangat cepat, vegetasi yang mendukung kehidupan kukang
sehingga status konservasinya terus meningkat jawa, salah satunya keberadaan pakan.
hingga masuk kategori terancam punah
menurut International Union of Conservation MATERIAL DAN METODE
of Nature Resources (IUCN) (Nekaris et al., Penelitian ini dilaksanakan di talun desa
2013). Kukang jawa termasuk dalam Apendiks Cipaganti, Kecamatan Cisurupan, Garut, Jawa
I Conservation on International Trade in Barat, pada bulan September-Oktober 2016.
Endangered Species of Wild Fauna and Flora Alat penelitian yang digunakan diantaranya
(CITES) (Nekaris et al., 2008) serta masuk adalah BIO SIKA receiver dan antena,
dalam daftar 25 primata di dunia yang binokuler, GPS Garmin, penunjuk waktu,
terancam punah tahun 2012-2014 (Nekaris et kompas bidik, meteran gulung 50 meter, range
al., 2014). finder, tabulasi data, dan kamera Nikon
Kukang jawa merupakan primata D5200.
endemik Pulau Jawa. Memiliki Sebaran Lokasi individu ditentukan dengan
geografisnya lebih kecil jika dibandingkan metode jelajah bebas yang dikombinasikan
dengan spesies Nycticebus lainnya (Lehtinen, dengan penggunaan radio transmitter (Iqbal,
2013). Distribusi secara geografis dari kukang 2011). Keberadaan kukang jawa diketahui
jawa secara umum hanya diketahui terpusat di dengan mengikuti sinyal trasmitter yang
Pulau Jawa bagian Barat dan Tengah (Nekaris terkuat. Data diambil setelah posisi kukang
et al., 2013; Lehtinen, 2013). Di Jawa Barat, jawa ditemukan. Sampel dari penelitian ini
kukang jawa dapat ditemukan hidup di hutan adalah empat belas ekor kukang jawa dewasa
primer, hutan sekunder dan hutan bambu yang sudah dipasangi radio collar, yang terdiri
sebagai habitatnya (Pambudi, 2008). Menurut dari enam jantan dan delapan betina.
Wirdateti (2012), hanya 14% dari estimasi Pengamatan malam dilakukan selama 6
habitat kukang yang berada di kawasan yang jam setiap malam pengamatan. Setiap individu
dilindungi, selebihnya hidup di luar kawasan kukang jawa diamati minimal 12 jam, yang
yang dilindungi. terbagi atas dua shift di malam yang berbeda.
Kukang jawa dapat ditemui di luar Shift pertama dilakukan pada jam 18.00 hingga
kawasan yang dilindungi berupa talun atau 23.00 WIB, dan shift kedua dilakukan pada
hutan kebun di Sumedang, Jawa Barat pukul 23.00 hingga 05.00 WIB. Pengambilan
(Winarti, 2003). Di Ciamis dan Tasikmalaya, data dilakukan dengan teknik instantaneous
Jawa Barat, kukang jawa bertahan di lahan point sampling dengan interval pengambilan
perkebunan dengan tingginya gangguan dari data setiap 5 menit (Altman, 1974; Bernede et
aktivitas manusia. Kondisi ini juga ditemukan al., 2013; Rode-Margono et al., 2014).
di area perkebunan desa Cipaganti, Garut Identifikasi untuk vegetasi untuk makan
dengan ditemukannya kukang jawa di area terdiri dari spesies tumbuhan, bagian tumbuhan
tersebut. Di Cipaganti kukang jawa hidup di yang dijadikan pakan. Data vegetasi untuk
habitat yang terdiri dari lahan perkebunan yang

Copyright © 2018, AL-KAUNIYAH: Journal of Biology, P-ISSN: 1978-3736, E-ISSN: 2502-6720 |10
AL-KAUNIYAH: Journal of Biology, 11(1), 2018

makan diambil bersamaan dengan makan (33%), diikuti dengan berpindah tempat
pengambilan data perilaku (Winarti, 2011). (22%), istirahat (13%), dan makan (12%)
Pengambilan data vegetasi habitat (plot (Gambar 2). Tidak banyak aktivitas yang
vegetasi) dilakukan di siang hari dengan teramati karena kukang jawa merupakan
mengamati struktur dan komposisi vegetasi. primata soliter sehingga jarang ditemukan
Data vegetasi untuk penggunaan habitat bersama, kecuali saat memiliki anak, kawin
kukang jawa diambil dengan cara membuat 40 dan menelisik.
plot berukuran 10x10 m yang ditempatkan
secara acak dan hanya pohon dengan diameter Jenis Pakan
lebih dari 10 cm yang dihitung dan Berdasarkan pengamatan, kukang jawa
diidentifikasi. Pengambilan data vegetasi untuk (n= 14) dominan memakan getah (70,24%)
habitat termasuk nama spesies dan tinggi diikuti oleh nektar (16,67%), serangga (11,9%)
pohon (Winarti, 2011, Bernede et al., 2013). dan bunga (1,19%). Hasil uji statistik
Jenis pakan yang dimakan oleh kukang jawa menunjukkan bahwa terdapat perbedaan
jantan dan betina dianalisis dengan penggunaan jenis pakan pada kukang jantan
menggunakan Chi-square. dan betina (X2= 6,193; p= 0,045). Kukang
jantan lebih banyak memakan nektar dan
HASIL kukang betina lebih banyak memakan serangga
Proporsi Aktivitas Makan (Tabel 1).
Secara umum kukang jawa (n= 737)
paling banyak melakukan aktivitas mencari

Gambar 1. Kukang jawa (Nycticebus javanicus) (Sumber: Rode-Margono, et al., 2014)

11| Copyright © 2018. AL-KAUNIYAH: Journal of Biology, P-ISSN: 1978-3736, E-ISSN: 2502-6720
AL-KAUNIYAH: Journal of Biology, 11(1), 2018

Gambar 2. Persentase aktivitas harian kukang jawa

Jenis Pohon Pakan tumbuhan lainnya (masing-masing 1,19%).


Berdasarkan pengamatan, kukang jawa Hasil uji statistik menunjukkan bahwa tidak
secara umum menggunakan pohon sengon ada perbedaan penggunaan vegetasi untuk
sebagai pohon pakan (71,43%), diikuti oleh makan pada jenis kelamin yang berbeda (X2=
kaliandra merah (17,86%), bambu temen dan 3,019; p= 0,082).
suren (masing-masing 3,57%), dan empat jenis
Tabel 1. Jenis pakan pada kukang jantan dan betina
Jenis pakan Betina Jantan Rata-rata
Bunga 2,38% 0,00% 1,19%
Getah 69,05% 71,43% 70,24%
Nektar 9,52% 23,81% 16,67%
Serangga 19,05% 4,76% 11,90%
Jumlah 100%

Tabel 2. Pohon pakan kukang jawa


Jenis tumbuhan Nama ilmiah Betina Jantan Rata-rata
Alpukat Persea americana 0,00% 2,38% 1,19%
Bambu surat G. pseudoarundinaceae 2,38% 0,00% 1,19%
Bambu temen G. verticillata 7,14% 0,00% 3,57%
Jiengjen A. deccurens 71,43% 71,43% 71,43%
Kaliandra merah C. calaothyrsus 9,52% 26,19% 17,86%
Kayu putih M. leucadendra 2,38% 0,00% 1,19%
Suren Toona sureni 7,14% 0,00% 3,57%
Jumlah 100%

PEMBAHASAN dilakukan oleh Rode-Margono et al. (2014)


Aktivitas makan kukang jawa menempati dilakukan pada April-Juni 2012, sedangkan
urutan keempat (n= 88), hasil ini berbeda dari pengamatan yang dilakukan dalam studi ini
pengatan yang dilakukan Rode-Margono et al. dilakuan pada bulan September-Oktober 2016.
(2014). Menurut Rode-Margono et al. (2014), Diduga pengaruh adanya musim yang
aktivitas makan (dalam satu kategori bersama menyebebkan perbedaan aktivitas harian
aktivitas mencari makan) kukang jawa kukang jawa, termasuk dengan aktivitas makan
menempati urutan kedua setelah aktivitas (Cabana et al., 2016; Fauzi,2017) Selain itu
istirahat. Perbedaan hasil yang didapatkan kondisi habitat yang berubah misalnya, berupa
dapat disebabkan oleh perbedaan waktu keberadaan instalasi kebun labu yang dari
pengamatan dan kondisi habitat kukang jawa tahun ke tahun berubah-ubah, dapat saja
yang dapat berubah. Pengamatan yang

Copyright © 2018, AL-KAUNIYAH: Journal of Biology, P-ISSN: 1978-3736, E-ISSN: 2502-6720 |12
AL-KAUNIYAH: Journal of Biology, 11(1), 2018

mempengaruhi aktivitas dari kukang jawa Nektar yang menjadi pakan kukang adah
(Poindexter, tidak dipublikasikan). nektar dari bunga kaliandra merah (Calliandra
Seluruh keluarga loris merupakan hewan calothyrsus) (Rode-Margono et al., 2014).
omnivor, memakan nektar, bunga, serangga, Menurut Rode-Margono et al. (2014), nektar
getah, dan vertebrata (Wirdateti, 2012; Nekaris merupakan bagian dari pakan yang penting
& Starr, 2015). Seluruh anggota keluarga bagi kukang, dan kukang jawa yang sudah di
Lorisidae menjadikan getah sebagai pakan re-introduksi hampir 90% menghabiskan
utama, dan menjadikan keluarga Fabaceae, waktunya untuk mengkonsumsi nektar. Moore
Arecaceae, dan Moraceae sebagai sumber (2012) telah mendeskripsikan perilaku kukang
getah (Nekaris et al., 2010, Winarti, 2011, jawa saat memakan nektar C. calothyrsus.
Rode-Margono et al., 2014). Getah sebagai Kukang akan memanjat pada cabang terminal,
pakan kukang jawa pada penelitian ini berasal atau percabangan lainnya. Kemudian kukang
dari tumbuhan jengjen (Acacia decurrens). akan menggenggam tangkai perbunggan
Getah ini didapatkan kukang jawa dengan cara dengan salah satu atau kedua tangannya.
melukai (menggerogoti) batang atau Selanjutnya kukang akan menjilati nektar yang
percabangan dengan gigi. Setelah berlubang, terakumulasi diantara tangkai sari tanpa
kukang akan menjilati bagian dari yang sudah merusak struktur dari bunga.
dilubangi. Kukang jantan memakan lebih banyak
nektar dapat disebabkan karena kukang

Gambar 3. Talun desa Cipaganti (Sumber: dokumentasi pribadi)

Gambar 3. Bekas gigitan pada kulit kayu pohon jiengjen (Sumber: Fauzi, 2017)

13| Copyright © 2018. AL-KAUNIYAH: Journal of Biology, P-ISSN: 1978-3736, E-ISSN: 2502-6720
AL-KAUNIYAH: Journal of Biology, 11(1), 2018

membutuhkan lebih banyak sumber gula untuk 2015; Nekaris & Starr, 2015). Kukang betina
bergerak. Kukang adalah primata soliter, dapat saja memanfaatkan racun tersebut untuk
sehingga kukang jantan akan cenderung ber- membersihkan anaknya atau pasangannya
patroli untuk melindungi wilayahnya dan sebagai bentuk perilaku sosial. Sehingga akan
wilayah pasangannya dari keberadaan kukang membutuhkan lebih banyak serangga sebagai
lain (Winarti, 2011). Aktivitas berpindah pakan.
tempat saat berpatroli dapat membuat kukang Selain karena pembentukan senyawa
jantan membutuhkan asupan gula yang lebih racun, kukang betina dapat saja membutuhkan
banyak. Gula tersebut dapat didapatkan dari protein dari serangga untuk kebutuhan metabo-
nektar bunga kaliandra merah dengan lit yang lain. Seperti untuk pembentukan susu
kandungan karbohidrat sebanyak 98% (Cabana karena sedang masa menyusui dan juga
et al., 2016). menjaga kestabilan hormon.
Dalam penelitian ini, kukang dinyatakan Pada studi ini tercatat kukang mengkon-
memakan serangga apabila terdapat aktivitas sumsi bunga dari kayu putih (Melaleuca
seperti menangkap dengan satu atau kedua leucadendra), namun tidak diketahui bagian
tangan. Kemudian seolah-olah memasukkan bunga yang dikonsumsi oleh kukang. Selain
yang baru ditangkapnya ke dalam mulut. ukuran bunga yang kecil dan memiliki banyak
Ketika kukang memakan serangga, hal tersebut tangkai sari, letak dari bunga juga cukup tinggi
terjadi sangat cepat, sehingga tidak teramati sehingga sulit untuk diamati. Selain itu pene-
oleh pengamat atau kukang sedang berada di litian sebelumnya yang dilakukan oleh Winarti
posisi yang tidak dapat dilihat seperti di antara (2011), Wirdateti (2012), dan Rode-Margono
bambu atau percabangan pohon yang banyak et al. (2014) yang membahas pakan kukang di
(Rode-Margono et al., 2014). Sulit untuk kawasan perkebunan, tidak menemukan bunga
menentukan jenis serangga (atau Artropoda sebagai salah satu pakan dari kukang jawa.
lain) yang dimakan oleh kukang. Kukang
tercatat memakan serangga pada tumbuhan SIMPULAN
bambu temen (Gigantochloa verticulata), Terdapat empat jenis pakan dari kukang
bambu surat (G. pseudoarundinaceae), suren jawa, yaitu getah (71,27%), nektar (16,09%),
(Toona sureni), dan alpukat (Persea serangga (11,49%), dan bunga (1,15%). Dari
americana). Meskipun kukang tercatat berada keempat jenis pakan tersebut, tiga jenis pakan
di tanaman sayuran atau buah yang berasal dari tumbuhan spesifik (getah Acacia
dimanfaatkan oleh manusia untuk mencari decurrens, nektar bunga Calliandra
serangga, tapi kukang tidak berpotensi sebagai calothyrsus, dan bunga Melaleuca
hama. Sebaliknya, kukang menjadi pengendali leucadendra), dengan total lima keluarga
hama tanaman dengan cara menjaga habitat tumbuhan yang menjadi asal dan digunakan
dan keberadaan kukang jawa saat ini sebagai pakan.
(Wirdateti, 2012; Rode-Margono et al., 2014).
Kukang betina teramati lebih banyak REFERENSI
memakan serangga bila dibandingkan dengan Altmann, J. (1974). Observation study of
nektar. Diperkirakan kukang betina lebih behaviour: Sampling methods.
banyak membutuhkan asupan protein yang Behaviour, 49(4), 227-67.
didapatkan dari serangga. Serangga dan artro- Bernede, L., Simon K. B., & Asoka, G. (2013).
poda yang berpoensi menjadi pakan kukang Habitat use by red slender loris (Loris
adalah ulat, kumbang, kupu-kupu dan ngengat, tardigradus tardigradus) in masmullah
belalang, dan laba-laba (Wiens, 2002; Rode- proposed forest reserve in Sri Lanka.
Magono et al., 2015). Menurut Rode-Margono Leaping Ahead: Advances in Prosimian
et al. (2015), serangga dan artropoda diperkira- Biology. Springer: New York.
kan dapat menjadi sumber utama pembentukan Cabana, F., Ellen, D., Wirdateti, Giuseppe D.,
senyawa racun yang ada pada kukang. Racun & Nekaris, K.A.I. (2016). The seasonal
tersebut pada umumnya digunakan untuk feeding ecology of the javan slow loris
mempertahankan diri dari ancaman dan mem- (Nycticebus javanicus). American Jornal
bersihkan tubuh dari ektoparasit (Grow et al., of Phyicals Anthropology, 1-15. Wiley
Online.

Copyright © 2018, AL-KAUNIYAH: Journal of Biology, P-ISSN: 1978-3736, E-ISSN: 2502-6720 |14
AL-KAUNIYAH: Journal of Biology, 11(1), 2018

Fauzi, E. S. (2017). Preferensi posisi makan Retrieved from www.iucnredlist.org (8


dan pemetaan pohon pakan kukang jawa July 2015).
(Nycticebus javanicus E. Geoffroy, Nekaris, K. A. I., Rode, E. J., & Nijman, V.
1812) di Talun Desa Cipaganti, Garut, (2014). Javan slow loris Nycticebus
Jawa Barat. javanicus É. Geoffroy Saint- Hilaire,
Grow, N. B., Wirdateti, & Nekaris, K. A. I. 1812. In C. Schwitzer, R. A.
(2015). Does toxic defence in Nycticebus Mittermeier, A. B. Rylands, L. A.
spp. Relate to ectoparasites? The lethal Taylor, F. Chiozza, E. A. Williamson, J.
effect of slowloris venom on arthropods. Wallis and F. E. Clark (eds.), Primates in
Toxicon, 95,1-5. Peril: The world’s 25 most endangered
Iqbal, M. (2011). Pemilihan lokasi tidur primates 2012–2014 (pp. 20–21).
(sleeping sites) kukang jawa (Nycticebus Arlington, VA, USA: IUCN SSC
javanicus) yang dilepasliarkan di Primate Specialist Group (PSG),
kawasan hutan Gunung Salak Bogor, International Primatological Society
Jawa Barat [Skripsi]. Fakultas (IPS), Conservation International (CI),
Matematika dan Ilmu Pengetahuan and Bristol Zoological Society.
Alam. Universitas Indonesia. Nekaris, K. A. I. & Starr, C. R. (2015).
Lehtinen, J. (2013). Distribution of the javan Conservation and ecology of the
slow loris (Nycticebus javanicus): neglected slow loris: Priorities and
assesing the presence in East Java, prospects. Endangered Species Research.
Indonesia [Master’s thesis]. Oxford 28, 87-95.
Brookes Unversity, England. Pambudi, J. A. A. (2008). Studi populasi,
Moore, M. (2012). Ethics, ecology and perilaku, dan ekologi kukang jawa
evolution of Indonesian slow lorises (Nycticebus javanicus E. Geoffroy, 1812)
(Nycticebus spp.) rescued from the pet di Hutan Bodogol Taman Nasional
trade [Master’s thesis]. Oxford Brookes Gunung Gede Pangrango Jawa Barat
University, Oxford, England. [Master’s Tesis]. Universitas Indonesia,
Nekaris, K. A. I., Sanchez, K. L., Thorn, J. C., Depok.
Winarti, I., & Nijman, V. (2008). Rode-Margono, E. J., Nijman, V., Wirdateti, &
International Animal Rescue. Retrieved Nekaris, K. A. I. (2014). Ethology of the
from http://www.internationalanimalres critically endangered javan slow loris
cue.org/sites/default/files/client/Javan%2 Nycticebus javanicus E. Geoffroy Saint-
0Slow %20Loris.pdf [18 April 2016]. Hilaire in West Java. Asian Primates
Nekaris, K. A. I., Starr, C. R., Collins, R. L., Journal, 4(2), 27-41.
& Wilson, A. (2010). Comparative Rode-Margono, E. J., Rademaker, M.,
ecology of exudate feeding by lorises Wirdateti, Strijkstra, A., & Nekaris, K.
(Nycticebus, Loris) and pottos A. I. (2015). noxious arthropods as
(Perodicticus, Arctocebus). In: Burrows potential prey of venomous javan slow
A & Nash L. Edition The Evolution of loris (Nycticebus javanicus) in a West
Exudativory in Primates (pp. 155-168). Javan volcanic agricultural system.
Developments in Primatology: Progress Journal of Naural History, 49, 31-32.
and Prospects. New York, USA: Wiens, F. (2002). Behaviour and ecology of
Springer. wild slow lorises (Nycticebus coucang):
Nekaris, K. A. I., & Munds, R. (2010). Using social organization, infant care system,
facial markings to unmarks diversity: and diet [Doctoral dissertation].
The slow lories (Primates: Lorisidae: Bayreuth University, Germany.
Nycticebus spp.) of Indonesia. The Winarti, I. (2003). Distribusi dan Struktur
Primates of Indonesia (pp. 383-396). Vegetasi Habitat Kukang (Nycticebus
New York, USA: Springer. coucang Boddaert, 1785) di Desa Marga
Nekaris, K. A. I., Shekelle, M., Wirdateti, Mekar, Kecamatan Sumedang Selatan,
Rode, E. J., & Nijman, V. (2013). The Sumedang, Jawa Barat (Skripsi).
IUCN Red List of Threatened Species. Universitas Padjadjaran, Bandung.

15| Copyright © 2018. AL-KAUNIYAH: Journal of Biology, P-ISSN: 1978-3736, E-ISSN: 2502-6720
AL-KAUNIYAH: Journal of Biology, 11(1), 2018

Winarti, I. (2011). Habitat, populasi, dan Wirdateti. (2012). Sebaran dan habitat kukang
sebaran kukang jawa (Nycticebus jawa (Nycticebus javanicus) di area
javanicus Geoffroy, 1812) di Talun perkebunan sayur Gunung Papandayan,
Tasikmalaya dan Ciamis, Jawa Barat Kabupaten Garut. Berita Biologi, (11)1,
[Master’s thesis]. Institut Pertanian 111-118.
Bogor, Bogor.

Copyright © 2018, AL-KAUNIYAH: Journal of Biology, P-ISSN: 1978-3736, E-ISSN: 2502-6720 |16

Anda mungkin juga menyukai